NovelToon NovelToon
EMPRESS ELARA (Transmigrasi Kedalam Tubuh Permaisuri Lemah)

EMPRESS ELARA (Transmigrasi Kedalam Tubuh Permaisuri Lemah)

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno / Masuk ke dalam novel / Mengubah Takdir
Popularitas:19.3k
Nilai: 5
Nama Author: Senja Bulan

Seorang wanita modern Aira Jung, petinju profesional sekaligus pembunuh bayaran terbangun sebagai Permaisuri Lian, tokoh tragis dalam novel yang semalam ia baca hingga tamat. Dalam cerita aslinya, permaisuri itu hidup menderita dan mati tanpa pernah dianggap oleh kaisar. Tapi kini Aira bukan Lian yang lembek. Ia bersumpah akan membuat kaisar itu bertekuk lutut, bahkan jika harus menyalakan api di seluruh istana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja Bulan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24. Aira (ELARA) kok di lawan

Pagi itu, angin musim semi berhembus lembut di halaman dalam istana.

Burung-burung mulai bernyanyi, tapi suasana terasa menegangkan.

Para pelayan menunduk ketakutan ketika rombongan berpakaian hitam berjalan pelan menuju Paviliun Selatan tempat Selir Myra tinggal.

Elara berjalan di depan, langkahnya ringan tapi penuh wibawa.

Ia mengenakan jubah hitam dengan bordir emas di tepiannya, rambutnya disanggul tinggi, dan di tangannya tergenggam kipas lipat dari baja tipis senjata tersembunyi yang tak seorang pun sadar mematikan.

Di belakangnya, Kaen dan beberapa pengawal pribadi mengikuti dalam diam.

“Kau yakin ingin melakukannya sendiri?” tanya Kaen dengan nada datar tapi khawatir.

“Aku tidak membunuh orang tanpa alasan,” jawab Elara tenang. “Aku hanya ingin dia tahu aku tak mudah diinjak.”

Ketika mereka tiba, pintu Paviliun Selatan dibuka paksa.

Selir Myra sudah menunggu di ruang tengah, wajahnya pucat, namun masih berusaha tersenyum.

“Yang Mulia Permaisuri… apa maksud semua ini?” katanya dengan suara gemetar.

Elara duduk tanpa diundang, kipasnya terbuka perlahan.

“Kau mengirim surat palsu atas namaku. Karena itu benteng Lethra diserang sebelum waktunya.”

“A-Aku tidak tahu apa yang Anda maksud!” Myra berusaha menyangkal.

Elara menatapnya tajam, seolah menembus dinding batinnya.

“Kau pikir aku tidak tahu cara membaca kebohongan?” katanya pelan. “Aku dibesarkan di tempat yang lebih gelap dari istana ini. Kau tidak bisa menyembunyikan rasa takut di matamu.”

Myra mulai gemetar, mencoba berlutut.

“Aku hanya melakukan apa yang diperintahkan keluargaku! Mereka ingin posisi lebih baik di istana!”

Elara tersenyum tipis.

“Jadi kau menjual kehormatanmu demi ambisi keluarga. Menarik sekali.”

Ia berdiri, lalu melangkah mendekat. Suaranya nyaris berbisik tapi penuh ancaman:

“Dengar baik-baik, Myra. Aku bukan permaisuri yang akan menangis di depan suamiku karena dihina. Aku juga bukan wanita yang akan diam saat dikhianati. Kau mencobaku sekali, tapi kau tak akan punya kesempatan kedua.”

Ia mendekat hingga wajah mereka hampir bersentuhan.

“Mulai hari ini, kau dan keluargamu akan kehilangan semua izin perdagangan selatan. Dan jika satu kapalku saja disabotase… aku akan pastikan mereka menemukan jasadmu di dasar pelabuhan.”

Kipasnya menutup dengan bunyi klik tajam.

“Kau paham?”

Myra hanya bisa menunduk, menangis tanpa suara.

“S-Saya paham… Yang Mulia.”

Elara berbalik, melangkah keluar tanpa menoleh.

“Bagus. Karena aku bukan orang yang suka mengulangi peringatan.”

Setelah kejadian itu, kabar menyebar seperti api di antara selir dan pejabat istana.

Mereka bilang Permaisuri Elara kini menjadi sosok yang tak bisa disentuh.

Bahkan beberapa penjaga mengatakan aura dingin di sekitar Paviliun Timur terasa berbeda seperti ada sesuatu yang mengawasi setiap langkah mereka.

Kaen menemui Elara sore itu di taman kecil di belakang paviliun.

Ia membawa secangkir teh, meletakkannya di meja batu.

“Kau berhasil menakuti setengah istana,” katanya setengah bercanda.

“Bagus,” jawab Elara. “Itu berarti separuh lainnya akan berhati-hati.”

Kaen menghela napas.

“Kau sadar Kaisar menontonmu tadi pagi dari menara timur, bukan?”

Elara terdiam sejenak, lalu menatap permukaan teh yang bergoyang lembut.

“Aku tahu. Dia tidak pernah benar-benar jauh.”

“Dan kau masih tak percaya sepenuhnya padanya?”

“Percaya?” Elara tersenyum kecil. “Aku tidak percaya siapa pun. Tapi aku tahu kapan harus berpihak.”

“Dan sekarang kau berpihak pada siapa?” tanya Kaen pelan.

Elara menatap langit sore, mata keemasan itu berkilat.

“Pada diriku sendiri,” ucapnya. “Selalu begitu.”

Malam itu, Kaisar Kaelith datang tanpa pengawal.

Ia berdiri di balkon kamar Elara, menatap langit berbintang.

“Aku dengar kau membuat Myra berlutut di depan semua pelayannya,” katanya pelan.

“Kau seharusnya tahu, aku tidak suka orang yang mencoba membunuhku dua kali,” jawab Elara, meneguk anggur ringan.

Kaelith mendekat, menatapnya dengan campuran kagum dan waspada.

“Kau berubah banyak sejak pertama kali aku melihatmu.”

“Mungkin karena dulu aku terlalu lelah untuk menunjukkan diriku yang sebenarnya.”

Ia tertawa kecil.

“Kalau begitu, siapa kau sekarang?”

Elara mendekat, menatap lurus ke matanya.

“Wanita yang bisa membuat Kaisar berpikir dua kali sebelum mengkhianatinya.”

Sunyi. Hanya desiran angin dan detak jantung yang terasa di antara mereka.

Kaelith menunduk sedikit, menatap bibir Elara, tapi tak menyentuh.

“Kau tahu, kadang aku berpikir… kau lebih berbahaya dari semua musuhku di medan perang.”

“Mungkin karena aku tidak butuh pedang untuk membunuh,” balas Elara datar.

Kaelith tersenyum, menatapnya lama, lalu berkata pelan:

“Dan justru itu yang membuatku… tidak bisa melepaskanmu.”

Elara tidak menjawab. Ia hanya memalingkan wajah, tapi jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya.

Tiga hari setelah Myra dijatuhkan, aula utama istana dipenuhi oleh bangsawan dari seluruh wilayah.

Kaisar memanggil semua pejabat penting untuk membahas masalah besar: reformasi pajak perdagangan selatan urat nadi ekonomi kerajaan.

Bagi sebagian orang, ini hanya urusan angka dan koin.

Tapi Elara tahu, di balik perdagangan selatan tersembunyi kekuatan keluarga Myra, dan di balik keluarga itu berdiri Lord Renard, bangsawan licik yang menguasai pelabuhan barat dan mengalirkan emas ke kantong para selir istana.

Lord Renard adalah kepala keluarga pedagang terbesar di selatan pria yang berwajah ramah, tapi matanya selalu tampak seperti sedang menghitung keuntungan bahkan di tengah doa.

Dialah orang yang diam-diam membiayai kehidupan mewah Myra dan menutupi jejak surat palsu yang nyaris membunuh Elara di Lethra.

Kini, giliran Elara yang membalikkan permainan.

Biasanya, hanya para bangsawan pria yang boleh bicara di hadapan Kaisar.

Namun hari ini, untuk pertama kalinya dalam sejarah, Permaisuri Elara duduk sejajar dengan Kaisar Kaelith di singgasana utama.

Tatapan heran, waspada, dan tidak suka memenuhi ruangan.

Beberapa bangsawan berbisik, menahan amarah.

Bagi mereka, melihat seorang wanita duduk sejajar dengan Kaisar adalah penghinaan terhadap tatanan lama.

Kaelith membuka rapat dengan suara tegas.

“Kita akan membahas kembali izin ekspor garam dan besi dari wilayah selatan. Permaisuri memiliki usulan baru yang perlu kalian dengarkan.”

Ruangan langsung sunyi.

Elara berdiri perlahan, anggun namun berwibawa.

Gaun abu keperakannya sederhana tapi memancarkan keanggunan yang tidak bisa disangkal.

Ia menatap satu per satu wajah yang menunduk bukan karena hormat, tapi takut.

“Selama bertahun-tahun,” ucap Elara pelan, “kerajaan ini kehilangan ribuan koin emas karena laporan pajak yang dimanipulasi.”

“Beberapa keluarga besar menyembunyikan pendapatan mereka dengan mengirimkan barang lewat pelabuhan ilegal di barat.”

Bisik-bisik langsung terdengar.

Salah satu bangsawan, Lord Renard berdiri dengan wajah merah padam.

“Yang Mulia! Tuduhan seperti itu tidak berdasar! Anda tidak punya hak memeriksa urusan perdagangan!”

Elara menatapnya dengan tenang.

“Tidak berdasar?” ujarnya lembut. “Anehnya, kapal keluargamu tercatat tiba di pelabuhan barat dua kali bulan lalu membawa muatan rempah penuh, tapi tidak satu pun tercatat di kas negara.”

Renard membeku.

Para pejabat saling pandang, tak berani bersuara.

Kaelith tetap diam, hanya menatap Elara dari singgasana, membiarkan istrinya berbicara.

“Kau ingin bukti?” lanjut Elara. “Kaen, berikan catatannya.”

Kaen maju membawa gulungan dokumen bersegel resmi.

Begitu dibuka, di dalamnya tercatat nama keluarga Renard dengan tanda tangan pejabat bea cukai yang sudah disumpah.

“Kalau aku tidak punya hak,” kata Elara datar, “bagaimana mungkin laporan-laporan ini sampai padaku melalui kementerian dagang yang kau pimpin?”

Ruangan seketika membeku.

Wajah Lord Renard memucat.

Kaisar akhirnya bersuara, nada suaranya tenang namun mengancam.

“Permaisuri hanya melakukan apa yang seharusnya dilakukan oleh pejabat jujur. Kau keberatan, Lord Renard?”

“T-tidak, Yang Mulia…” jawabnya gemetar.

“Bagus,” ucap Kaelith dingin. “Mulai hari ini, izin dagang keluargamu ditangguhkan. Semua asetmu akan diperiksa langsung oleh Permaisuri.”

Beberapa bangsawan lain menunduk cepat tidak berani mengangkat pandangan.

Elara menatap mereka satu per satu, senyum tipis terukir di bibirnya.

Ia tahu, mulai hari itu, istana tak lagi memandangnya sebagai permaisuri lemah.

Setelah rapat, Elara berjalan menyusuri taman istana.

Kaen mengikuti di belakang, membawa tumpukan dokumen.

“Kau baru saja membuat separuh dewan membencimu,” katanya ringan.

“Bagus,” jawab Elara datar. “Kalau mereka membenciku, mereka akan berhati-hati. Dan orang yang berhati-hati, cenderung bodoh saat panik.”

“Kau tahu mereka akan mencari cara untuk menjatuhkanmu?”

“Mereka boleh mencoba,” ucap Elara sambil menatap kolam air yang tenang. “Tapi kali ini aku tidak sendirian.”

“Maksudmu… Kaisar?” tanya Kaen.

Elara menatap pantulan dirinya di permukaan air.

“Aku belum tahu apakah dia benar-benar di pihakku,” katanya pelan. “Tapi setidaknya, dia tak lagi menentangku. Dan itu cukup.”

Kaen tersenyum samar.

“Itu sudah cukup untuk memulai revolusi, Elara.”

“Revolusi?” Elara menoleh.

“Ya,” jawab Kaen. “Revolusi yang dimulai oleh wanita yang dulu dianggap tak berguna.”

Elara menatap jauh ke menara timur tempat Kaisar biasanya berdiri sendirian di malam hari.

Senyum dingin muncul di bibirnya.

“Kalau begitu,” bisiknya, “biarkan mereka tahu bahwa wanita yang mereka remehkan… akan menulis ulang sejarah mereka sendiri.”

Malamnya, Kaisar datang tanpa pengawal.

Ia berdiri di balkon kamar Elara, menatap langit yang diselimuti bintang.

“Kau menikmati hari ini?” tanyanya.

“Tidak juga,” jawab Elara, meneguk anggur ringan. “Tapi aku menikmati melihat wajah mereka yang pura-pura sopan tapi ketakutan.”

Kaelith mendekat, tangannya menyentuh pundak Elara dengan lembut.

“Mereka tidak tahu… betapa menakutkannya kau kalau sedang tenang.”

Elara menatapnya sekilas.

“Kau takut padaku?”

“Sedikit,” jawab Kaelith jujur. “Tapi mungkin itu sebabnya aku tak bisa menjauh darimu.”

Senyum tipis muncul di wajah Elara.

“Hati-hati, Kaelith. Api yang terlalu dekat bisa membakarmu.”

“Kalau apinya sehangat dirimu,” ucapnya pelan, “biarlah aku terbakar.”

Dan untuk pertama kalinya malam itu, Elara tak membalas dengan sarkasme hanya diam, membiarkan keheningan berbicara lebih dalam daripada kata-kata.

1
Evi Marena
rumit😴dan lambat....tapi aq tetap penasaran...💪 thorrr
Senja Bulan: terimakasih kk 🙏🤭🤭🤭😍
total 1 replies
saniamycloe
kerennn gt cerita nya❤️❤️❤️
Senja Bulan: arigato 😍😍
total 1 replies
Tya Yulianti
the best
Tya Yulianti
novel favorit, alur cerita yg aku suka bgt,, love author 😍
Senja Bulan: makasih kk😍🤭
total 1 replies
mummy_aling
puas hatii..silkan terus berkarya author 👍
Senja Bulan: makasih dukungannya 😍
total 1 replies
Karo Karo
jangan lama upnya
Senja Bulan: oke kk 😍🤭
makasih ya udh komen
total 1 replies
Karo Karo
🫰🏻🫰🏻🫰🏻🫰🏻🫰🏻🫰🏻
Karo Karo
nah kan
Karo Karo
maksud nya apa tuh
Senja Bulan: maksudnya Elara ini terlalu 'hidup' dan terlalu kuat untuk dunia yang penuh dengan sandiwara dan kebusukan. Bisa dibilang si kaelith mulai mengangumi si Elara karena dia tidak seperti dia yang lalu.
total 1 replies
Karo Karo
mampir
Dede Mila
agak gimana gitu 😐😐😐😐
Senja Bulan: maksudnya
total 1 replies
Dede Mila
jadi gak nyaman mau komen ini.🤔
Senja Bulan: knp kk🙏
total 1 replies
Dede Mila
apa itu yg komen kasar sekali 🫵🤣🤣
Qiqi Maryam
waw gila gila permaisuri hebattt sekaliii
Qiqi Maryam
Apa cerita ini bakal sad ending kah??!!!!
Qiqi Maryam: masih panjang kah baiklah
total 2 replies
Awkarin
ORANG HIDUP MINIMAL BISA BILANG MAKASIH TOLONG DAN MAAF!!! Loo gak punya semua nyaaa
Awkarin: Maaf ke siapa ? Kenapa gk bisa bilang maaf di grup ? Kmu kan bikin salah nya disana ?
total 4 replies
Awkarin
MINIMAL JANGAN KEK ANJING LUU ABIS COMOT KOTAK GAK BILANG MAKASIH MAIN PERGI AJA DR GC . ADAB LUUU DIMANEEE ?
Qiqi Maryam
up lg thor
Senja Bulan: setiap hari aku up kok😍
total 1 replies
Qiqi Maryam
Keren banget ceritanya , Tokoh utama tidak mudah ditindas
Senja Bulan: iya dong aku paling benci wanita lemah
total 1 replies
Qiqi Maryam
cerita nya keren thor aku suka
Senja Bulan: makasih 😍🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!