NovelToon NovelToon
My Perfect Boss

My Perfect Boss

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:24.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ayuni

Olivia Wijaya, anak kedua Adam Wijaya Utama pemilik perusahaan Garda Utama, karena kesalahpahaman dengan sang Ayah, membuat dirinya harus meninggalkan rumah dan kemewahan yang ia miliki.

Ia harus tetap melanjutkan hidup dengan bekerja di Perusahaan yang Kevin Sanjaya pimpin sebagai bos nya.

Bagaiman selanjutnya kisah Oliv dan Kevin.. ??

Hanya di Novel " My Perfect Boss "


Follow Me :

IG : author.ayuni
TT : author.ayuni

🌹🌹🌹

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 32

Hari Senin kembali datang, kali ini kantor cukup ramai. Di antara keramaian itu, Olivia melangkah masuk dengan napas yang dalam. Kemeja putih longgar, tote bag cokelat di bahu, dan rambutnya yang diikat rapi membuatnya terlihat sederhana tapi mencolok di antara karyawan lain.

“Kenapa rasanya kayak pertama kali lagi datang ke sini?” gumamnya pelan.

Padahal ini sudah satu bulan lebih masa magangnya. Tapi sejak hari Sabtu kemarin, sejak ucapan itu, langkahnya terasa lebih berat setiap kali menjejak lantai Sanjaya Group.

Dira dan Rani berjalan di sampingnya, sesekali bercanda soal dosen pembimbing magang mereka yang suka typo di email. Tapi Olivia hanya tersenyum kecil, pikirannya entah di mana.

Begitu mereka sampai di depan lift, Rey muncul dari arah koridor sambil membawa map tebal.

“Pagi, girls. Udah siap kerja keras hari ini?” sapanya ramah.

Dira langsung menjawab riang.

"Siap, Pak Rey! Asal nggak disuruh lembur lagi.”

Rey terkekeh.

“Tenang aja. Minggu ini masih ringan, kok.. tapi.. Ada projek yang harus mulai kalian garap, oya Liv.. Nanti siang bantu saya untuk projek baru"

Olivia menatapnya cepat.

“Baik, Pak".

“Bagus. Ruangan Pak Kevin juga mau pakai data itu sore nanti" tambah Rey santai, lalu melangkah pergi.

Wajah Olivia terlihat tegang, Dira dan Rani sadar akan itu.

"Liv... Tegang banget" ucap Dira menyenggol lengannya.

Rani ikut menggoda.

“Iya, dari tadi Lo kayak orang yang lagi siapin mental buat wawancara kerja, bukan magang.”

Olivia memutar mata. “Gue cuma... deg-degan aja. Nanti siang harus bantu Pak Rey buat projek"

Mereka bertiga masuk ke lift yang kini cukup penuh. Musik lembut dari speaker terdengar samar, namun bagi Olivia, setiap detik terasa lebih lama.

Begitu sampai di lantai 8 lantai dimana divisi desain berada, suasana sudah ramai. Beberapa karyawan berdiskusi di depan komputer, dan aroma tinta printer memenuhi ruangan. Olivia duduk di mejanya, posisi yang tak jauh dari ruang kaca besar tempat meeting di ruang divisi desain.

Sedangkan, Dira dan Rani sudah duduk di mejanya dengan laptop masing-masing. Mereka tengah membaca brief project yang baru saja dikirim lewat email kantor.

"Liv! Lo.. udah lihat proyek baru kita?” seru Dira begitu melihat Olivia duduk di kursinya.

Olivia menaruh tasnya, ia lalu menghampiri Dira ke mejanya, menatap layar laptop Dira yang menampilkan logo besar bertuliskan “Project Atlantis"

“Belum. Ini proyek apa, sih?”

Rani menjawab cepat sambil menatap layar. “Kampanye produk baru dari salah satu klien besar. Katanya, ini bakal jadi kerja sama jangka panjang, dan tim desain magang juga bakal dilibatkan langsung, kayanya ini projek yang tadi di omongin Pak Rey di lobby deh"

“Serius?” Olivia sedikit terkejut. “Berarti kita bakal kerja bareng tim inti Sanjaya Group dong?”

Dira mengangguk semangat. “Iya! Dan katanya, yang bakal ngawasin langsung… ya, siapa lagi kalau bukan Pak Kevin sendiri.”

Olivia menelan ludah pelan.

"Langsung oleh Pak Kevin? Hati ini berdebar.. Bukannya tidak mau.. tapi… entah kenapa, setiap kali harus berada dalam satu ruangan dengannya, dunia terasa berjalan lebih lambat dari biasanya"

Tidak lama, Rey muncul dari arah koridor, membawa map tebal berisi dokumen.

“Oke semua, jadi mulai minggu ini, kalian bakal gabung dalam Project Atlantis.. Proyek ini penting banget buat perusahaan, jadi saya minta semua fokus dan serius, ya.”

“Siap, Pak Rey!” jawab Dira dan Rani hampir bersamaan.

Rey menatap ke arah Olivia dan tersenyum kecil.

"Oliv, kamu bagian tim desain utama, bantu saya langsung di presentasi klien nanti. Kamu yang buat konsep visual awalnya.”

Olivia sempat terdiam. “Saya, Pak?”

“Ya, kamu. Kamu yang paling cepat nangkep arahan desain kemarin, kan? Pak Kev juga setuju buat kamu ikut tim utama.”

Sekilas, jantung Olivia seperti berhenti berdetak.

Ia hanya bisa mengangguk pelan, berusaha terlihat tenang.

 “Baik, Pak. Saya siap.”

“Good" jawab Rey dengan senyum puas.

“Nanti jam sepuluh pagi, ada briefing langsung dari Pak Kev di ruang rapat utama. Jadi siapin ide kalian mulai dari sekarang.”

Begitu Rey pergi, Dira langsung menepuk bahu Olivia.

“Liiiv! Lo di tim utama?! Wah, wah, wah, pasti karena seseorang, nih.” Dira menggoda.

Rani tertawa kecil. “Bisa-bisanya baru hari Senin udah dapet spotlight. Tapi serius, Liv, selamat ya. Kamu pantas dapet itu.”

Olivia menatap layar laptopnya sambil pura-pura sibuk mengetik.

“Iya, makasih.. Tapi kayaknya ini bukan hal besar juga, cuma kebetulan aja.”

Namun dalam hatinya, ia tahu ini bukan sekadar kebetulan.

Sejak Kevin mengatakan bahwa mereka bisa memulai dari nol lagi, rasanya seperti semesta benar-benar membuka lembaran baru untuk mereka.

***

Beberapa jam kemudian, di ruang rapat utama.

Semua anggota tim sudah duduk rapi. Dinding kaca besar menampilkan pemandangan kota, dan di tengah meja panjang, proyektor menyala menampilkan judul besar Project Atlantis.

Pintu ruang rapat terbuka. Kevin masuk dengan jas abu-abu dan langkah tenang. Matanya menelusuri ruangan sebentar, lalu berhenti sejenak pada sosok Olivia yang duduk di ujung meja.

Tatapan mereka bertemu sekilas. Tidak lama, tapi cukup untuk membuat jantungnya berdegup kencang.

Kevin lalu berdiri di depan layar dan mulai berbicara.

“Proyek ini tentang keseimbangan antara modern dan klasik, antara keindahan dan kesederhanaan. Saya ingin tim desain fokus pada kesederhanaan namun tetap indah, bukan sekedar warna dan bentuk, tapi ada rasa.”

Suaranya tenang, penuh wibawa, tapi bagi Olivia.. setiap kata terasa mengalir langsung ke dadanya. Saat Kevin melanjutkan, matanya sempat kembali menatap Olivia dan berkata pelan, seolah hanya untuknya.

“Kita mulai dari dasar. Dari awal. Dari nol.”

***

Setelah rapat berakhir, tim magang dan tim utama berpindah ke Creative Room, ruangan dengan dinding kaca besar, rak penuh contoh warna, dan aroma kertas baru.

Di tengahnya, ada meja panjang dengan beberapa laptop terbuka, layar-layar menampilkan sketsa dan referensi desain.

Olivia duduk di sisi kiri meja, fokus menatap layar laptopnya. Di sebelahnya, Dira sedang menempelkan potongan gambar ke papan konsep, sementara Rani sibuk menggambar pola di tablet.

Namun, ketegangan kecil terasa saat Kevin dan Rey masuk ke ruangan itu.

Kevin terlihat berbeda hari ini, lengan kemejanya digulung, dasinya dilepas, wajahnya terlihat lebih santai tapi tetap penuh wibawa. Ia berjalan ke arah meja utama, menatap layar-layar dengan seksama.

“Baik, saya mau lihat ide awal dari kalian, kita mulai dari konsep utama dulu" ucapnya sambil mencondongkan badan.

Rey memberi isyarat pada Olivia. “Olivia, kamu duluan.”

Sedikit gugup, Olivia menatap layar laptopnya dan mulai menjelaskan.

"Konsep ini terinspirasi dari keseimbangan alam, bentuk yang sederhana. Saya ingin menonjolkan kesan calm but strong, seperti filosofi merek klien kita.”

Kevin memperhatikan tanpa menyela. Matanya tak lepas dari Olivia, tapi kali ini bukan tatapan seorang atasan kepada bawahan ada perhatian yang lebih halus, lebih pribadi. Setiap kata yang keluar dari mulut Olivia, Kevin dengarkan dengan serius, seolah takut melewatkan satu pun.

Setelah Olivia selesai, Kevin mengangguk pelan.

“Menarik… warna dan tone-nya pas. Tapi coba kamu ubah sedikit komposisinya. Fokus di tengah terlalu berat, geser sedikit ke kanan biar ada ruang untuk elemen utama.”

Olivia menatap layar, lalu membalas lembut.

“Baik, Pak.”

Tapi Kevin sempat menatapnya dengan ekspresi yang seolah ingin berkata ‘jangan panggil aku begitu’, meski akhirnya ia hanya tersenyum tipis.

Rey menambahkan.

“Oke, tim. Kalau gitu, kita kembangkan dua versi konsep, versi awal dari Olivia dan versi revisi sesuai arahan Pak Kevin. Kita bandingkan hasilnya nanti sore.”

Setelah Kevin beranjak melihat hasil kerja tim lain, Dira mencondongkan tubuh ke arah Olivia dan berbisik.

“Ya Tuhan, Liv… tatapan Pak Kevin barusan itu, bukan tatapan bos ke anak magang, deh.”

Olivia tersenyum kecil tanpa mengangkat kepala.

“Jangan aneh-aneh deh, Dir. Dia cuma profesional.”

“Profesional yang cara ngomongnya pelan banget tiap liat kamu" Rani menimpali sambil menahan tawa.

Olivia pura-pura kesal, tapi wajahnya sedikit memanas. Ia fokus ke layar, mencoba menutupi senyum yang muncul tanpa sadar.

Beberapa jam berlalu. Ruangan semakin sunyi. Hanya terdengar suara klik mouse dan gumaman pelan antar desainer.

Kevin kembali masuk, membawa secangkir kopi. Tapi kali ini, ia berhenti di dekat meja Olivia.

“Sudah sampai mana revisinya?” tanyanya lembut.

“Sudah hampir selesai, Pak…"

"Oke.. Baik"

Ia mencondongkan badan sedikit, memperhatikan layar laptop Olivia dari jarak dekat. Aroma parfumnya samar tercium, membuat Olivia semakin salah tingkah.

"Kamu nggak banyak berubah, Liv. Masih detail, masih serius banget tiap ngerjain sesuatu, kaya dulu kalo kamu minta dibantu buat ngerjain PR" ucap nya hampir berbisik.

Olivia menelan ludah.

 “Saya hanya.. mencoba melakukan yang terbaik Pak"

Kevin tersenyum samar. " Masih panggil Bapak? Disini cuma ada kita, teman-teman kamu sudah kembali ke ruang divisi desain"

Seketika, jantung Olivia berdetak lebih cepat. Ia tidak sadar jika teman-temannya sudah kembali ke ruang divisi desain, karena hanya Olivia yang menjadi tim utama, Rey yang baru saja masuk ke ruangan langsung mengangkat alis melihat pemandangan itu.

“Eh, maaf, saya ganggu ya?” katanya menggoda dengan nada ringan.

Kevin berdiri tegak, menegakkan jasnya lagi.

“Nggak, Rey. Cuma membahas desain.”

Rey menatap Olivia sebentar, lalu berbisik pelan, “Membahas desain, atau membahas perasaan yang belum selesai?”

Kevin melirik tajam, tapi hanya menjawab dengan senyum tipis.

Rey terkekeh, lalu berjalan pergi sambil bergumam.

"Oke, bos... Semoga desainnya selesai… dan hatinya juga.”

🌹🌹🌹

Janga lupa untuk selalu dukung author dengan vote, like dan komennya ya ❤️

1
Rahma Inayah
biarlah anjing menggong kapilah berlalu
Rahma Inayah
maknya Liv klu mau kmn2 tu bilg Ama Ayang beb..🤭🤭 biar GK khwatir..
Rahma Inayah
tu denger Liv dunia kerja mmg keras .org diem aja di gosipin apalgi yg jls ceriwis.sdh dpt restu Liv tinggl km lncrkn aja hub mu dgn kev
Rahma Inayah
sekrng maakev SDH berani terang2 an DPN karyawan jln bareng Oliv Krn kev SDH mengultimatum bahwa Oliv calon istrinya
Rahma Inayah
good kev sekali kali hrs tegas pada bawahan mu bilg jg kalian di gaji utk bekerja bukan utk bergosip apalgi kepo dgn urusan bos
Bangun_2
Lega deh...
Rahma Inayah
akhirnya dua perusahaan yg dl berseteru akhirnya berakhir damai dan bahagia Krn ank2 mrk SDH mendptkn restu masing2 .bntrlg bakln JD besan 🤭🤭
Rahma Inayah
bnr Liv jdlh dr mu sendri tnp ada pndangan klu km kekasih Kevin .
Bangun_2
Aq pikir Kevin mau melamar Olive, ehhh kok malah mama Lusi🤭
Rahma Inayah
Oliv takut aja klu SDH di publikasikan mka karyawan or divisi lain nnt tkut mau nyuruh ni tu SM Oliv Krn merasa GK enk ati calon istri coe di suruh2 ..tu yg ada dipikrn Oliv saat ini.
Rahma Inayah
good ibu ratu SDH angkt bicara mau apa Klian
Grace Putri
baru ini liat novel lakinya kek banci, org ortunya juga uda dukung lho
Rahma Inayah
lnjut Thor .Jagan slah faham kev.
Rahma Inayah
knp kev GK klarifikasi aja klu sebrnya Oliv adlah cnt petma nya yg SDH km hialng dan kini kmbli lagu biar semua karyawan tau siap Oliv sbrnya
Rahma Inayah
biar sja anjing menggong kapila berlalu..Anggo aja angin lalu Liv selagi GK main fisik cue aja
Rahma Inayah
bisa2 byk karyawan yg ngiri liat kinerja ank magang yg kreatif dan inofatip dlm bekarja sungguh2 meski baru ank magang
Rahma Inayah
mkn hari mkn dekat aja kev dan Oliv semoga jalianan yg pernh puts BS tersambung LG seiring kebersamaan mrk
Rahma Inayah
lanjut Thor mkn seru
Rahma Inayah
semoga semakin dekat dan benih2 cnt diantar mrk tumbu bermekaran kembli
Rahma Inayah
👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!