Ziora Tasya Olyne adalah anak yatim piatu, dan sekarang dia tinggal bersama neneknya di kontrakan...
"Nenek, Ziora sudah siap untuk men.... " ucapan Ziora terhenti saat melihat tangannya neneknya yang penuh dengan darah.
Ziora pun berlari mendekati neneknya dan dia sangat khawatir, Ziora juga menyayangi neneknya seperti orang tuanya yang sudah tiada.
"Nek, kenapa tangan nenek banyak darah?" tanya Ziora.
"Ini hanya pewarna makanan, Ziora." jawab nenek Maya.
Uhuk!
Tiba-tiba saja nenek Maya berbatuk, dan setetes darah segar menodai bibirnya yang keriput.
"Nek, kita pergi ke rumah sakit sekarang." ucap Ziora berkaca-kaca.
"Ziora, nenek tidak apa apa." jawab nenek Maya berusaha tidak membuat Ziora khawatir.
"Aku mohon nek, Ziora tidak mau kehilangan nenek... hiks." ucap Ziora di selak tangisnya.
Tok! Tok! Tok!
-------------------------------
SETIAP AUTHOR YANG MENULIS NOVEL PENYEMANGAT MEREKA HANYA DUKUNGAN KALIAN... JADI SEMOGA KALIAN MENYUKAI JUGA NOVEL INI...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Pintu pun terbuka dan terlihat Olivia yang sedang menggunakan baju piyama tidur berwarna merah, membuat lengkung tubuhnya terlihat. Tanpa banyak bicara, Raden pun mencekik Olivia.
"Dimana Ziora!" tegas Raden.
"Si-siapa wa-wanita ya-yang kamu maksud, Ra-Raden?" jawab Olivia.
"Jangan membodoh saya, katakan dimana dia!" gertak Raden.
Raden pun semakin mencekik Olivia dan membuat Olivia susah bernapas.
Dret! Dret! Dret!
Tiba tiba saja ponsel Raden berbunyi, dia pun merogoh ponselnya dan dia melihat. Jika asistennya menelponnya, Raden pun melampar Olivia ke sembarang arah.
Bruk!
"Aakhh" rintis Olivia.
"Ada apa?" tanya Raden.
"Pak Raden, saya sudah menemukan kurir yang mengantar map." jawab Leon di seberang telpon.
"Sekarang kamu dimana?" tanya Raden.
"Di jalan anggrek, pak." jawab Leon.
"Baiklah aku kesana sekarang." ucap Raden.
Tak!
Raden pun berlari keluar dari apartemen Olivia, sedangkan Olivia pun mendekati jendela dan terlihat raut wajahnya Raden sangat khawatir dan kesedihan.
"Jika kamu mandul bagaimana mungkin wanita jelek itu mengandung anakmu, jika kamu tidak mandul. Maka rencana saya akan berbeda lagi, jika saya berhasil mengandung anakmu. Pasti kamu akan memberikan warisamu kepada anak saya." batin Olivia.
Dret! Dret! Dret!
Tiba tiba saja ponsel Olivia berbunyi, dia pun melihat ponselnya dan dia pun tersenyum.
"Sekarang kamu merencanakan apa?" tanyanya di seberang telpon.
"Jika aku mengandung anak Raden, pastii warisannya akan di berikan kepada anak saya." jawab Olivia.
"Apa kamu yakin, jika rencanamu itu akan berhasil? bagaimana jika wanita itu kembali?" tanyanya di seberang telpon.
"Apa kamu kemarin tidak melihat berita, jika dia sudah mati. Dan mayatnya di temukan di jurang." jawab Olivia.
"Hem... Ingat jika kamu kembali di sisiku, aku akan menghukummu di atas ranjang." ucapnya di seberang telpon.
"Senang hati saya menerima hukumanmu." jawab Olivia dengan nada manja.
"Berhenti memakai nada seperti itu di saat kamu tidak ada di sisiku!" tegasnya di seberang telpon.
"Baiklah baiklah, aku berhenti." ucap Olivia.
Mereka pun terus menerus berbincang bincang, sedangkan di sisi lain. Raden baru saja keluar dari mobilnya dan dia melihat seorang pria yang sedang di tahan.
"Pak Raden, pria inilah yang mengantar map. ini ke perusahaan." ucap Leon dan memberikan map kepada Raden.
Raden pun berjongkok dan dia pun langsung memegang rahang pria tersebut, pria itu pun melihat Raden yang sedang menatapnya dengan aura membunuh.
"Apa kamu bisa menjelaskan, siapa yang menyuruhmu mengantar map ini ke perusahaan saya?" tanya Raden.
"Sa-saya tidak tau." jawabnya.
"Hei kawan, jika kamu tidak menjawab dengan jujur keluargamu ada di tangan kami." ucap Leon.
"Sa-saya akan menjawabnya." ucapnya.
"Hem... katakan secepatnya!" tegas Leon.
"Dulu ada seseorang menelpon saya dan menyuruh saya mengantar map ke perusahaan anda." ucapnya.
"Apa kamu masih mengingat ciri cirinya?" tanya Raden.
"Ciri cirinya di memakai topeng badut dan memakai kemeja berwarna hitam sangat rapih, saya di berikan uang sebesar 60juta." ucapnya.
"Seorang memakai topeng badut?" batin Raden, dia pun langsung mengingat di masa kecil saat bersama sahabatnya.
Flashback on 7 tahun yang lalu.
"Rendi, kamu di mana?" panggil Raden.
Bersambung....
...----------------...
Dukungan kalian adalah penyemangat untuk setiap author yang menulis novel....
Tinggalkan jejak kalian🙏
➩ LIKE
➩ KOMENTAR
➩ VOTE
➩ SUBSCRIBE
➩BANTU FOLLOW JUGA YAA
kalau di anime 😭🤣