SELINGKUH DI MALAM PERTAMA

Bintara tersenyum pada Nilam. Adiknya itu tidak banyak bicara sejak awal, sekalinya bicara langsung membuat Angga tidak berkutik. Salah sendiri sudah membuat janji dan melanggar janji itu.

Lalu Bintara tertawa dalam hati. Dia menertawakan Novia. Biar tahu rasa mantan istrinya itu. Tinggal sedikit lagi dia akan menjadi istri seorang pemimpin perusahaan. Karena nafsu sesaat, menghancurkan hidupnya sendiri.

Bintara tidak menyalahkan Angga yang menuduh Novia yang memulai. Karena itu benar adanya. Dan Novia sangat pintar dalam menjebak seorang pria. Dirinya pun menikahi Novia karena ulah perempuan itu yang tiba-tiba berada di kamar hotel tempat Bintara menginap.

Bintara dipaksa menikahi Novia, karena orang tuanya tiba-tiba datang. Padahal mereka tidak melakukan apa-apa. Itulah mengapa kakek Mahendra meminta Bintara menyembunyikan identitas keluarga mereka yang sebenarnya, untuk menguji Novia.

Meskipun menikah secara tiba-tiba, Bintara belajar untuk mencintai Novia. Karena sikap Novia yang santun dan baik sebagai seorang istri, akhirnya membuat Bintara luluh.

Sayang sikap santun dan baik itu tidak bertahan lama. Sekarang Novia menunjukkan wajah aslinya. Maka Bintara tidak heran saat Novia bicara, "Kalau kamu tidak mau mengakui anak ini tidak apa-apa Angga."

Jika Bintara sudah menduganya, maka tidak dengan ayah Novia. Sepertinya ayah Novia itu tidak memahami seperti apa putri kandungnya itu.

"Apa kamu ingin melahirkan anak itu tanpa suami?" Ayah Novia bertanya pada putrinya itu

Sedangkan Angga tersenyum senang. Dia tidak perlu bertanggung jawab pada bayi yang ada dalam kandungan Novia. Apalagi harus menikah dengan Novia. Pernyataan Novia itu berarti, dia tidak perlu berpisah dengan Nilam. Lebih baik dia membuat anak dengan istrinya itu.

Mimpi saja kamu Angga. Mana sudi Nilam bertahan dengan suami seperti kamu. Punya istri sah dia sia-siakan. Justru mencari kesenangan diluar. Karena sudah kenyang diluar, kamu jadi tidak selera pada istri kamu sendiri.

"Bagus kalau kamu sadar," ucap ibu Hanum ikut senang dengan keputusan Novia. Dengan begitu rencana dia untuk menikahkan Angga dengan Maira bisa berjalan dengan lancar.

Tapi, setelah itu ibu Hanum dan yang lainnya terdiam saat Novia memberikan alasan, mengapa dia tidak memaksa Angga bertanggung jawab pada bayi yang ada dalam kandungannya.

"Saya tidak ingin anak saya seperti anak Angga yang lain. Mengharapkan kehadiran ayahnya yang mengakui dia sebagai anak, karena terpaksa."

"Jangan bicara omong kosong Novia," sahut Angga.

"Novia tidak bicara omong kosong." Nilam membalas sahutan Angga.

"Masuklah Kak Kinar," ucap Nilam lagi, menghadirkan masa lalu Angga.

Seorang wanita muda yang usianya sama dengan Novia masuk bersama seorang anak laki-laki. Angga dan Novia terkejut karena Nilam mengenal Kinar, bahkan mendatangkan sahabat Novia itu ke kediaman Bintara.

"Ini kak Kinar, istri pertama mas Angga yang sebenarnya. Mereka menikah secara sirih, karena kak Kinar hamil. Dan ini putra kak Kinar dengan mas Angga." Nilam mengenalkan sekaligus memperkenalkan mantan istri Angga yang tak lain sahabat Novia itu.

"Apalagi ini Angga?" Ayah Angga tidak menyangka putranya sudah berbuat sejauh ini. Menikah diam-diam dan menelantarkan putranya sendiri.

Lalu ayah Angga menatap ibu Hanum dan kembali bertanya, "Kamu tahu masalah ini Hanum?"

Ibu Hanum tidak berani menjawab. Tentu saja dia tahu, dia juga yang menyarankan Angga meninggalkan Kinar dan putranya, agar bisa dia nikahkan dengan Nilam, yang menurut ibu Hanum lebih pantas masuk kedalam keluarga mereka dari pada Kinar.

Saat Bintara mencari tahu masa lalu Angga, dia menemukan nama Kinar, orang yang pernah menikah dengan Angga. Yang mengejutkan Bintara, Kinar ternyata teman baik Novia.

Maka dari itu, Bintara menyimpulkan bahwa, Novia sudah lama mengenal Angga. Pantas saja istrinya itu menjebak Angga di malam pertama pria itu bersama Nilam. Karena Novia memang menginginkan Angga sejak lama.

"Kamu tahu Angga punya anak dan tidak bertanggung jawab, Novia. Tapi kamu tetap saja berhubungan dengan dia. Bahkan kamu yang memulai pertama kali."

Ayah Novia yang bicara. Dia tidak mengerti dengan jalan pikiran putrinya. Sudah memiliki suami yang baik seperti Bintara, tapi justru mengacaukan hidupnya sendiri dengan Angga. Pria yang tidak bertanggung jawab.

Ibu sambung Novia mengusap punggung suaminya agar tenang. Dia tahu, kenyataan ini sangat menyakitkan bagi suaminya. Novia mengikuti jejak ibunya, yang lebih memilih hidup bersama laki-laki hidung belang. Dan sekarang hidupnya hancur, bahkan harus mendekam dibalik jeruji besi.

"Aku lakukan ini untuk Nilam," jawab Novia yang tentu saja berbohong.

Novia mengatakan bahwa dia tidak ingin Angga merusak Nilam. Sehingga dia menggoda Angga malam itu. Tentu saja orang tidak percaya dengan pengakuan Novia.

"Kalau kamu berniat ingin menyelamatkan Nilam, seharusnya kamu sampaikan saja siapa Angga itu sebenarnya pada Nilam dan abang Tara. Bukan justru selingkuh dengannya. Kamunya saja yang gatal. Kamu juga menggoda mas Darma, kan? Untungnya mas Darma bukan pria seperti Angga." Nurma yang bicara. Karena alasan Novia tidak masuk akal. Sekalian saja dia sampaikan apa yang pernah Novia lakukan pada suaminya.

"Kamu benar-benar keterlaluan Novia!"

Hampir saja Novia mendapatkan salam lima jari dari ayahnya. Tapi segera dihentikan oleh mereka yang ada di sana. Suara kakek Mahendra yang terdengar sangat lantang, agar ayah Novia menahan emosinya.

"Hukuman fisik hanya akan terasa sakit sesaat saja. Tapi orang seperti Novia ini harus diberikan sanksi sosial." Kakek Mahendra menjelaskan.

Awalnya dia ingin melindungi nama baik Bintara, sebagai pewaris Anderson. Tapi dia berubah pikiran, tidak ada salahnya berita ini diangkat ke media. Itu kalau keluarga Novia tidak keberatan.

"Sampaikan saja pada orang-orang di luar sana, bahwa ada seorang istri selingkuh dengan adik ipar suaminya." Ayah Novia menyampaikan kalimat tersebut karena terbawa emosi.

Namun segera diredam oleh kakek Angga. "Sabar pak Heri, kita selesaikan saja secara kekeluargaan. Aib keluarga jangan diumbar kemana-mana." Kakek Angga mengingatkan ayah Novia.

Lalu dia beralih pada Nilam. "Sekarang apa yang kamu inginkan Nilam?" Kakek Angga bertanya dengan lembut.

Tentang Angga dan semua kelakuan buruknya biar menjadi urusan keluarga mereka. Mau seperti apa hukuman untuk anak itu, biar mereka yang tentukan. Sekarang dia ingin tahu apa yang Nilam inginkan.

"Berpisah dengan mas Angga, seperti isi perjanjian yang dia buat. Karena perjanjian itu ditandatangani di atas materai, jika tidak dipenuhi, Saya bisa membawanya ke ranah hukum."

"Kamu benar-benar perempuan mata duitan Nilam. Mama tidak menyangka kamu sekejam ini pada Angga. Rumah dan tabungan Angga itu jerih paya dia selama ini." Ibu Hanum menuduh Nilam sengaja ingin merebut harta Angga.

Nilam hanya tersenyum mendengar dia disebut mata duitan. Uang yang Nilam miliki saat ini lebih besar dari nilai rumah dan tabungan Angga. Nilam tidak butuh rumah dan uang itu. Uang dari kakek Mahendra setiap bulannya lebih dari cukup. Ditambah penghasilan hotel dan lainnya yang dikelola paman Ilham, akan masuk ke rekeningnya setiap enam bulan sekali.

Orang-orang tidak tahu, Nilam akan menggunakan uang tersebut untuk biaya hidup dan sekolah putra Kinar. Anak itu tidak bersalah, dia berhak mendapatkan biaya hidup dari Angga. Tanggung jawab yang tidak pernah Angga lakukan selama ini.

"Diam Hanum! Nilam tidak bersalah. Angga sendiri yang punya inisiatif membuat surat perjanjian itu."

Ibu Hanum kembali diam. Dia tidak mungkin melawan suaminya saat ini. Lagi pula, apa yang suaminya katakan itu benar. Angga yang membuat janji, karena putranya saat itu sangat yakin tidak akan selingkuh apalagi main perempuan. Tidak ada yang menyangka akan hadir sosok Novia menganggu rumah tangga Nilam dan Angga.

Ibu Hanum harusnya tidak menyalakan Nilam. Seandainya Novia tidak menganggu rumah tangga Nilam dan Angga, dia sendiri sudah menyiapkan madu untuk Nilam hanya karena tidak bisa memberikan keturunan. Tapi keturunan yang sudah ada justru dia abaikan dan dia sembunyikan dari semua orang, termasuk pada suaminya sendiri.

Entah apa yang ada dalam pikiran ibu Hanum sebenarnya, hingga dia ingin merusak rumah tangga Nilam dan Angga. Padahal Nilam adalah istri yang dia pilihkan untuk Angga. Bahkan rela bekerja sama dengan bibi Hesti dan saudara bibi Hesti, untuk menutupi kebiasaan buruk Angga.

"Kamu dengar itu Angga. Nilam tidak ingin melanjutkan pernikahan kalian. Kamu harus menghormati keputusan Nilam." Kakek Angga kembali bicara.

Angga tetap tidak ingin menceraikan Nilam. Bukan masalah bagi Nilam. Dia punya bukti perselingkuhan Angga. Bukan hanya dengan Novia, tapi juga bersama Maira dan Rianti. Serta beberapa perempuan lainnya yang hanya sekedar mampir diatas ranjang Angga yang ada di kediaman ibu Hanum.

Sekarang jelas sekali mengapa ibu Hanum tidak mengizinkan Nilam masuk ke dalam rumahnya. Apalagi ke dalam kamar Angga. Karena banyak rahasia yang dia sembunyikan di rumahnya itu.

"Pilihan ada pada kamu Mas. Kita berpisah baik-baik atau berdebat di pengadilan dengan semua bukti yang Saya miliki. Ini salah satu contohnya, kamu sedang bermain dengan calon istri baru mu." Nilam menggunakan dinding kediaman Bintara untuk memperlihatkan foto yang dia miliki.

"Ternyata seperti ini wanita yang Ibu Hanum pilihkan untuk Angga." Nurma yang bicara.

"Cocok sekali untuk Angga yang suka celup-celup. Tidak bisa dibandingkan dengan Nilam yang jauh lebih berharga. Bahkan masih bersegel hingga saat ini." Nurma kembali bicara. Dia tidak tahan Nilam terus direndahkan.