NovelToon NovelToon
Kukira Cinta Tak Butuh Kasta

Kukira Cinta Tak Butuh Kasta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Perjodohan
Popularitas:17k
Nilai: 5
Nama Author: Lailatus Sakinah

Ziyanada Umaira, biasa dipanggil Nada jatuh cinta untuk pertama kalinya saat dirinya berada di kelas dua belas SMA pada Abyan Elfathan, seorang mahasiswa dari Jakarta yang tengah menjalani KKN di Garut, tepatnya di kecamatan tempat Nada.
Biasanya Nada menolak dengan halus dan ramah setiap ada teman atau kakak kelas yang menyatakan cinta padanya, namun ketika Abyan datang menyatakan rasa sukanya, Nada tak mampu menolak.
Kisah mereka pun dimulai, namun saat KKN berakhir semua seolah dipaksa usai.
Dapatkan Nada dan Biyan mempertahankan cinta mereka?

Kisahnya ada di novel ''Kukira Cinta Tak Butuh Kasta"

Selamat membaca!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lailatus Sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sambutan Untuk Nada

Hari itu, Jakarta menyambut Nada dengan langit mendung. Setelah hampir dua minggu di Garut, tubuhnya masih terasa lemah, tapi tekadnya lebih besar dari sakit yang sempat meruntuhkannya. Ia hanya beristirahat sehari di rumah kontrakannya, lalu esok paginya sudah kembali mengenakan seragam kerja Hotel Nirwana.

Saat melangkah ke lobi hotel, aroma khas pendingin ruangan dan wangi karpet yang baru dibersihkan menyambutnya. Beberapa rekan kerja menoleh, lalu wajah mereka langsung berbinar.

"Nadaaa! Kamu balik juga akhirnya!” teriak Maya, rekan sesama admin yang pertama kali melihatnya masuk langsung menyambut antusias.

“Iya… kangen banget sama kalian.” balas Nada menyambut pelukan sang rekan dengan senyum yang masih terlihat lemah.

"Kami lebih kangen lagi. Rasanya kerjaan di sini jadi kaku tanpa kamu.” sambung Rudi, rekan sesama admin.

Nada tertawa kecil. Senyum itu belum sepenuhnya bertenaga, tapi sorot matanya berbinar. Bekerja membuatnya merasa hidup.

Menjelang siang, sebuah kejutan menantinya di ruang istirahat. Balon warna-warni sederhana menempel di dinding, sebuah kue bolu cokelat ada di meja, dan rekan-rekan cleaning service bersorak.

“Selamat datang kembali, Nadaaa!” semua kompak menyambut Nada, setelah Bela salah satu cleaning service senior sengaja menemui Nada ke ruangannya. Sementara Rosa berdiri paling depan dengan membawa buket bunga.

Nada menutup mulutnya, matanya langsung berkaca-kaca.

“Ya Allah… kalian repot-repot banget. Harusnya nggak usah…”

"Biarin! Kamu udah bikin semua orang kangen. Jadi wajar dong kalau kita rayain.” ucap Bu Ani, cleaning service senior di antara mereka.

Bahkan mbak Yati, cleaning service yang juga paling senior yang biasanya cerewet, menyalami Nada dengan mata berkaca.

“Kami tuh khawatir banget, Nak. Syukurlah kamu sehat lagi.” ucapnya penuh haru.

"Terima kasih, Mbak. Terima kasih semuanya.” balas Nada tak kalah terisak karena haru.

Suasana penuh tawa, obrolan ringan, dan rasa kekeluargaan yang hangat. Nada merasa seperti pulang ke rumah kedua.

Sepulang kerja, Nada langsung mengunjungi dapur kecil kontrakannya. Kompor menyala, aroma kencur dan cabai mulai memenuhi udara. Tangannya bergerak lincah, meski sesekali batuk kecil.

Rosa masuk sambil membawa ponsel.

“Nad, lihat nih. Grup pelanggan di Oyen rame banget. Mereka tanya-tanya kapan kamu live lagi.”

"Aku baru balik kerja aja udah kangen masak seblak. Kayaknya besok malam kita coba live, Ros.”

“Serius? Kamu kuat?”

"Kuat. Justru masak bikin aku semangat.” balas Nada kembali mengacungkan spatula di tangan kanannya.

Dua karyawan yang biasa membantu mereka sudah pulang sampai toko seblak mereka tutup di jam lima sore. Ba'da Isya setelah salat dan tilawah barulah Nada mulai meracik bumbu untuk berjualan esok hari.

Mereka saling pandang, lalu tertawa. Seblak itu bukan sekadar usaha sampingan, tapi simbol perjuangan mereka.

Beberapa hari kemudian, saat jam makan siang di hotel, Nada menerima pesan dari Abyan.

“Assalamu'alaikum. Ada seseorang yang ingin ketemu kamu sore ini. Jangan kaget, ya. Aku mau kasih kejutan.”

Nada terdiam. Pikirannya langsung dipenuhi tanda tanya. Siapa yang dimaksud Abyan? Rasa resah perlahan merambati dadanya.

“Apa mungkin… keluarga Abyan?” monolognya dengan ponsel masih dia genggam tanpa niat membalas pesan yang baru dibacanya itu.

Tangannya bergetar halus. Ia mencoba menenangkan diri dengan meneguk air mineral.

Sore itu, Abyan menjemputnya dan membawanya ke sebuah resto semi-outdoor yang tidak jauh dari hotel. Nada masih mengenakan seragam karyawan hotel dengan jilbab waena senada. Jantungnya berdebar tak karuan ketika tiba-tiba Abyan datang ke ruang staf admin. Seketika hal itu menjadi pusat perhatian, apalagi dengan sengaja Abyan menjemput Nada ke ruangannya.

Saat mereka tiba, seorang wanita elegan dengan senyum ramah berdiri menyambut. Nada langsung tahu siapa dia.

"Assalamu'alaikum Mam, maaf lama menunggu. Kami baru selesai jam kantor."

“Nad… kenalin. Ini Mama.” sambung Abyan.

“Jadi ini, ya, Nada yang sering Mama dengar dari Abyan?”

"I-iya, Bu. Saya Nada.” balas Nada gugup.

“Panggil Mama saja. Kamu terlihat cantik sekali.” puji Mama Abyan sejujurnya, setelah bertemu langsung dengan gadis pujaan sang putra dia kini tahu apa yang membuat putranya tertarik.

Nada hampir tak percaya dengan keramahan itu. Ia menoleh ke Abyan, yang tersenyum menenangkan.

Mereka duduk bertiga. Suasana yang awalnya canggung perlahan mencair. Mama Abyan bercerita tentang masa kecil Abyan yang nakal, sering lari-lari di sawah kakeknya, atau memanjat pohon mangga sampai jatuh.

“Bayangin aja, dulu Abyan itu sering pulang dengan lutut berdarah. Bikin Mama panik setengah mati.”

“Pantesan sekarang tangguh, ya, Bu.” sahut Nada dengan tawa kecil.

“Mamaaa… jangan buka semua aib.” Abyan protes, namun sejujurnya momen saat ini menjadi sesuatu yang akan selamanya Abyan kenang, dia sangat bahagia melihat dua wanita beda generasi yang dicintainya itu tampak akrab dan berusaha saling mengenal.

“Justru biar Nada tahu sisi lain kamu.” kilah Mama Abyan.

Nada terkekeh, rasa canggungnya perlahan hilang. Ia merasa benar-benar diterima.

Saat pelayan menghidangkan makanan, Mama Abyan tiba-tiba menyinggung sesuatu.

“Abyan cerita kamu punya usaha seblak, ya? Mama jadi penasaran.”

"Iya, Bu. Itu usaha kecil-kecilan sama sahabat saya, Rosa. Kami biasanya jual online. Tapi sekarang sudah mulai offline di kontrakan Tempat tinggal kami. Nada berkata apa adanya tanpa kecanggungan sama sekali

“Wah… hebat sekali. Perempuan yang mandiri itu Mama suka. Suatu hari, Mama mau coba, ya.”

“Dengan senang hati, Bu. Nanti saya bawakan langsung.”

Hampir tiga jam berlalu tanpa terasa. Obrolan mereka melebar ke topik-topik ringan: hobi, film, bahkan tanaman hias. Nada terkejut betapa mudahnya ia nyambung dengan Mama Abyan.

Di tengah percakapan, Abyan menerima telepon penting.

"Ma, Nad… aku harus balik sebentar ke kantor. Ada dokumen mendesak. Tapi kalian lanjut aja, ya.”

"Pergi sana. Mama baik-baik aja sama Nada.”

" Kamu gak apa-apa kan?” Nada mengangguk.

"Iya. Pergi aja, Pak, silakan.”

Abyan pun pergi. Tinggal dua wanita itu, tapi suasana tetap hangat. Nada tak menyangka ia bisa berbicara leluasa, bahkan seperti sedang berbincang dengan ibunya sendiri.

Namun, dari luar resto, sepasang mata penuh amarah memperhatikan. Indira duduk di mobil mewahnya, tangan mengepal di setir.

Ia menyaksikan Mama Abyan dan Nada tertawa bersama.

“Kurang ajar… bahkan Tante Mitha pun bisa akrab dengannya? Tidak! Aku nggak bisa biarkan dia mencuri segalanya dariku.”

Ia menyalakan mesin mobil, melaju pergi, sambil merencanakan langkah selanjutnya. Setelah rencananya untuk mencelakai Nada saat di Gatut tidak jadi dieksekusi karena Nada yang selalu berada di rumahnya.

Beberapa hari setelah pertemuan itu, Nada menerima sebuah pesan tak dikenal di ponselnya. Tulisan itu singkat, tapi membuat darahnya dingin.

“Jangan coba-coba dekati Mama Abyan lagi. Kalau tidak, bersiaplah menyesal.”

Nada menelan ludah, tangannya gemetar. Ia menatap layar lama sekali, sebelum akhirnya memutuskan untuk tidak membalas.

Namun malamnya, suara kaca dilempar batu terdengar dari arah kontrakannya. Nada dan Rosa berlari ke luar, menemukan jendela depan retak dengan sebuah batu berbungkus kertas.

Di dalam kertas itu tertulis:

“Ini baru peringatan kecil.”

Rosa memeluk Nada yang pucat pasi.

“Ya Allah, Nad… ini pasti ulah orang itu lagi. Kamu harus cerita ke Abyan.”

“Aku takut, Ros. Takut bikin semua orang repot. Sudahlah kita biarkan saja, sampahnya kita bereskan besok.”

“Justru karena itu kamu harus bicara. Kamu nggak bisa hadapi ini sendirian.”

Nada mengangguk pelan. Dalam hati ia tahu benar siapa di balik semua ini. Tapi melawan Indira berarti menantang badai besar.

1
nurjen
lambat yg buat kesel ....tapi gua maklum ..😍
Sri Wahyuni Abuzar
nad...kamu juga harus kuat dan sabar nungguin abyan...seperti kata abyan jangan goyah nad meski banyak teror yang datang mengancam.
🥰🥰🥰
Yhanie Shalue
ikut sedih baca part ini😭semangat abyan smg semua cita2mu bisa kamu raih dan cintamu sama nada bisa direstui🥰
Sri Wahyuni Abuzar
hati si kakek terbuat dari apa sih..udah tua juga masih aja kepo urusan anak muda 🤨
adelina rossa
lanjut kak
Yhanie Shalue
Indira udah bener2 keterlaluan karena obsesinya sm abyan jd stres dia,, nada hrs cerita am abyan biar ad perlindungan,, ga boleh dianggap remeh tindakan Indira itu😡
dyah EkaPratiwi
ya Allah sabar nada
Yhanie Shalue
sabar ya abyan suatu hari nanti kakekmu akan menyetujui hubungan kalian,, tunjukkan pd kakek kl nada yg terbaik buatmu,, terutama tunjukkan kpd kak author agar kamu direstui sama nada, soalnya jodohmu tergantung kak Laila😅🥰
Rahmawati
sudah tua masih aja ngatur ngatur
Sri Wahyuni Abuzar
boleh g kakek akbar di bikin strok aja 🤣🤣
Priyatin
semangat kang Abyan .
nyesek memang KLO di suruh pilih keluarga atw orang yg di cinta . maju terus yg penting papah sama mamah merestui biarpun kamu akan kehilangan segalanya💪💪💪
Yhanie Shalue
ayo semangat nad,, kalian pasti bisa meluluhkan hati kakek akbar,, raih kebahagiaan kalian🥰
Kuntar Retno Rukmini
Ceritanya bagus. Ada nilai2 kehidupan yg bisa jadi teladan. Ada pemikiran2 gadis muda yg bersikap dewasa. Tetapi penyebutan nama kadang2 keliru.
Rahmawati
abyan terlalu lemah, tuh Indira lagi mantau kalian, entah apa lagi yg dia rencanakan
Rahmawati
Indira sampai nyari nada ke garut hanya utk nyelakain nada
Yhanie Shalue
semoga Indira gagal nyakitin nada,, dan abyan segera tahu rencana liciknya,, nada segera sembuh dan bs kerja lg
terimakasih double up nya kak🥰
Nurhartiningsih
lama update nya
Yhanie Shalue
kak Laila,, ditunggu up nya ya kak🥰
Yhanie Shalue
nada mulai goyah ni,, jangan ya nada ya, abyan sudah rela jd garda terdepan buatmu,, hargai usaha dia untuk memilikimu😌
Rahmawati
aduh gimana sih nada, cintamu jgn bercabang ke arfan ya.
kira kira apa lagi rencana indira
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!