NovelToon NovelToon
Pesona Wanita Penggoda

Pesona Wanita Penggoda

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Cintamanis / Duda / Balas Dendam / Cinta Terlarang / Fantasi Wanita
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Danira16

Melisa terpaksa menjalani kehidupan yang penuh dosa, demi tujuannya untuk membalaskan dendam kematian orang tuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pelaku Sebenarnya

Dirumah sakit, tepatnya dikamar jenazah kini Lusi hanya bisa meratapi ke egosian-nya yang begitu ingin menghancurkan perusahaan ayah dari pria yang ia cintai, namun berujung pada kematian Ricky.

Tentu saja ada sesal dalam diri Lusi yang kini harus menelan kekecewaan atas buah dari kejahatannya.

Namun nasi telah berubah menjadi bubur, ia tak bisa memutar kembali. Lusi mendekap tubuh kaku yang kini telah dingin tanpa nyawa.

Dirinya hanya mengisi jasad itu, sembari tangannya terkepal penuh kemarahan.

"Edward, lihat saja kamu nanti...."

Setelah Lusi mengumpat dalam hati, akhirnya ia memutuskan untuk menelepon seseorang.

"Kerjakan sekarang juga."

Setelah memberi instruksi itu, barulah ia menghubungi Maura yang masih belum tahu kematian suaminya.

Karena saat Lusi mengikuti jasad Ricky di rumah sakit itulah ia mengatakan bahwa dirinya adalah keluarga dekat dari Ricky.

Sehingga tidak ada yang menghubungi isteri dari Ricky, itu karena mereka beranggapan bahwa keluarga dekatnya nanti yang akan mengabari isterinya.

Tak lama setelah melakukan panggilan telepon, dan memberitahukan bahwa Ricky kecelakaan jatuh dari lantai lima dikantornya. Lusi tersenyum menyeringai.

Sedangkan Maura yang tidak tahu suaminya telah meninggal langsung masuk ke dalam mobil sembari membawa Melisa kecil untuk memacu mobilnya ke sebuah rumah sakit yang tadi Lusi katakan alamatnya.

Melisa kecil diletakan Maura di belakang dengan perlindungan yang baik, sementara Maura menyetir sendiri dengan kecepatan penuh menuju rumah sakit.

Pikirannya hanya tertuju pada keselamatan suaminya, sehingga ia tidak konsen dalam mengemudikan mobilnya, hingga.......

Braaakkk

Dentuman keras terdengar begitu kuat ditelinga ketika mobilnya ditabrak dari depan oleh mobil yang tidak sejalur dengannya.

Kaca mobil berserakan, dan Maura pun terbentur dengan luka cukup parah pada area kepalanya.

Bagus beberapa detik setelah benturan itu mobil pun berhenti dan saat itu Lusi turun dari mobil yang berbeda dari yang menabraknya.

Lalu melangkah menuju tempat dimana maira tengah membutuhkan pertolongan, Lusi pun membuka pintu yang di kemudian oleh Maura.

Maura menatap lemah pintu yang terbuka, tangannya menggapai Lusi yang kian mendekat.

Wajahnya telah berlumuran darah karena terkena serpihan kaca mobil, mulutnya seakan ingin mengatakan sesuatu namun samar terdengar oleh Lusi.

Namun bukannya langsung menolong,usi malah santai sembari tangannya mengusap lelehan dar*h diwajahnya.

"Taukah kamu bahwa suami kamu selama ini menjalin cinta denganku, nyonya Maura?"

"Apa....?" Lirih Maura yang suaranya sangat samar.

"Ya kami dulu pasangan yang saling mencintai, sebelum ayahnya menjodohkan denganmu."

Maura sendiri cukup terkejut dengan pengakuan dari Lusi, hingga ia perlahan mengeleng lemah karena ia merasa tak percaya.

"Lihat apakah bukti ini tidak cukup? Bahkan kami kerap bermain di rumahmu, juga dikantor." Lusi pun menunjukan video dirinya yang sedang digarap lahannya oleh Ricky saat di kantor dan di ruang kerja rumah pasangan itu.

Hati Maura langsung sakit, ia sampai menitikan air matanya.

"Kamu tega Lusi....." Lirihnya kembali masih dengan nafas yang tercekat.

"Sudahlah aku kesini hanya untuk mengantarkan kematianmu, asal kamu tahu bahwa Ricky suami kamu telah m*ti jatuh dari lantai lima dikantor." Ungkap Lusi yang dengan kejam mengatakannya.

"Mas Ricky....." Kembali Maura menangis dalam kondisi yang memprihatinkan.

"Ya suami kamu sudah tidak ada lagi didunia ini, untuk itu sudah seharusnya kamu ikut dengannya. Supaya Edward ikut merasakan kepedihan yang aku rasakan, sama-sama kehilangan orang yang dicintai." Bisik Lusi dengan tangan yang telah berada di puncak rambut Maura.

Maura cukup terkejut dengan ucapan Lusi namun ia sudah lama melupakan mantan kekasihnya itu karena perjodohan itu.

"Awww sakit " teriak Maura saat rambutnya ditarik oleh Lusi.

Namun tangan Maura menahan stir mobil, hingga akhirnya dengan kejamnya Lusi membenturkan kepala Maura pada stir mobil berulang kali hingga nafas Maura terhenti dan meninggal menyusul Ricky.

Saat melihat mangsanya tak bergerak, Lusi memeriksa kondisi tubuh Maura dan ternyata Maura telah meninggal dunia.

Dalam derai hujan Lusi tertawa kencang, namun setelahnya ia menangisi. Ya Lusi menangisi kehilangan Ricky.

Saat itu banyak orang yang mulai berdatangan untuk menolong kondisi Maura, yang sayangnya telah meninggal.

Lusi berpura-pura menangisi kem4tian Maura, lalu tak lama terdengar suara tangisan dari Melisa kecil yang tadi sempat pingsan.

Semua orang pun membantu Melisa kecil dan menggendongnya untuk dibawa ke rumah sakit. Saat itu kondisinya sangat lemah dan menyedihkan.

Maura menatap Melisa yang menangis tiada henti dalam gendongan seorang pria yang tadi menolongnya.

Hingga Lusi mendekat dan Melisa langsung meminta gendong oleh Lusi, karena ia tak tega pada gadis kecil yang tidak berdosa itu, Lusi pun menggendongnya.

Sesaat digendong dalam pelukan Lusi, bayi berusia 3 tahun itu berhenti menangis dan memeluk Lusi.

Hingga akhirnya Lusi membawanya ke rumah untuk ia rawat, saat itu ia sudah menikah dengan Rudy namun baru berjalan satu tahun.

Cerita pun selesai......

Dan akhirnya lagi Lusi menceritakan cerita yang sebenarnya, Melisa terkejut saat mengetahui fakta itu.

Dia tak mengira bahwa Lusi bukan hanya menjadi orang ketiga dalam hubungan orang tuanya saja. Namun Lusi juga yang juga berperan serta membuat perusahaan bangkrut.

Belum lagi fakta bahwa Lusi juga yang telah membuat ibu kandungnya meninggal kian buat hatinya seakan teriris.

"Jadi selama ini aku dibesarkan oleh seorang pembunuh ibu kandungku?" Tangis Melisa namun dengan raut penuh kemarahan.

"Maafkan ibu Melisa, saat itu ibu jahat dan khilaf."

Melisa mengangkat tangan kanannya dan menyuruh Lusi untuk berhenti berbicara.

"Cukup Bu, kamu wanita paling jahat yang pernah ku kenal."

Lusi hanya menunduk, ia sungguh merasa bersalah bahkan teramat sangat bersalah.

Waktu itu saat Lusi mengatakan dirinya bukan anak kandungnya dan Melisa mencari informasi pada detektif ternama untuk mencari tahu semuanya.

Dan ketika detektif mengatakan Lusi adalah orang ketiga dari hancurnya rumah tangga orang tuanya, saat itu ia berupaya untuk m3ng g0da Rudy, ayah angkatnya.

Melisa hanya ingin Lusi merasakan seperti yang ibunya rasakan, untuk itu ia sekuat tenaga merayu ayahnya dan membiarkan dirinya sering dipakai oleh Rudy.

Bahkan saat Lusi memergoki keduanya sedang nani-nu, itu pun Melisa sengaja buat, untuk membiarkan rasa p4 nas dan sakit hati pada Lusi yang melihatnya sedang bercumb* oleh Rudy.

Saat Rudy menarik ke dalam kamar disamping gudang itu pun Melisa sengaja tidak menutup rapat apalagi menguncinya.

Melisa ingin membiarkan Lusi melihat kegiatan kerjasama dirinya bersama ayahnya yang sedang bercocok tanam.

Dan nyatanya itu berhasil, Melisa pun menarik senyumannya saat itu juga. Dan kini semua sudah terkuak bahkan Rudy pun yang tidak tahu apapun kini tanpa sengaja mendengar pembicaraan mereka berdua.

Rudy bahkan tidak menyangka menikahi Lusi yang bermuka dua, jadi selama baru menikah Lusi sudah mengkhianati dirinya.

"Ayah ...." Seru Melisa tat kala ia melihat Rudy berjalan ke arah mereka yang tengah berselisih.

Bukan hanya Melisa yang terkejut, kini Lusi pun ikut terkejut ditambah rasa ketakutannya. Takut akan Rudy yang telah mendengar semua tentang kejahatannya.

"Mas....." Lirih Lusi panik.

"Cukup Lusi, tega kamu pada aku dan Melisa....." Seru Rudy yang rasanya ingin sekali menyakiti Lusi, atau pun sekedar menamparnya.

Namun sengaja lelaki itu urungkan karena ia tidak tega untuk main tangan pada wanita. Terlebih saat ini kondisi Lusi sedang sakit-sakitan.

Lusi langsung berlutut dikaki suaminya, ia sungguh sangat ketakutan dan ia takut jika sampai Rudy akan meninggalkan dirinya. Apalagi Lusi saat ini begitu mencintai Rudy, dan ia telah lama melupakan Ricky cinta pertama nya.

"Maafkan aku mas, itu sudah lama terjadi dan aku memang bersalah."

"Lalu bagaimana dengan kematian ibuku yang kamu sengaja? Apakah pantas kamu dibiarkan saja? Kamu sudah menghilangkan nyawa wanita yang tidak bersalah, jika saja saat itu aku menyusul ibuku kamu sudah membunuh 2 orang sekaligus."

Bahkan kini Melisa begitu tenang mengucapkannya, bahkan ia meledakkan emosinya pada Lusi.

"Aku tahu bahwa aku banyak salah, tapi kamu juga bersalah karena sudah berani m3ng g0da suamiku." Kilah balik Lusi yang egois tak mau disalahkan sepihak.

"Jika saat aku menyelidiki kamu dan dinyatakan bersih, mungkin aku juga tidak akan berani mengganggu suamimu. Tapi buktinya kamu harus terima hukum karmanya dari orang yang telah kamu rawat. Bagaimana rasanya ibu.....sakit bukan?"

Lusi menatap tajam pada Melisa, ia merasakan nyeri pada ulu hatinya, belum lagi air matanya yang tidak berhenti menangis.

"Asal ibu juga tahu, aku memang sengaja membiarkanmu melihat kita yang selalu bermain p4 nas. Gimana rasanya juga ibu ketika barang yang sering kamu pakai itu memasuki milikku, anak yang kamu adopsi dan kamu rawat." Seru Melisa yang sengaja membuat hati Lusi makin teriris.

"Melisa, kamu kejam sekali....."

"Kamu yang kejam...." Balas Melisa.

Dan akhirnya Lusi pun ambruk tak sadarkan dirinya, hingga akhirnya Rudy panik.

"Lusi, Lusi .... bagaimana ini Mel?" Tanya Rudy panik.

"Melisa gak peduli, silahkan bawa saja isteri kamu kerumah sakit." Ucap Melisa yang kini memanggil Rudy dengan sebutan aku bukan ayah atau sayang lagi.

Rudy pun langsung mengangkat Lusi dan membawanya ke rumah sakit, sedangkan Melisa mulai berbenah dan membawa pakaian miliknya dan ia susun di koper.

Melisa merencanakan pergi dari kota itu dengan membawa serta samudera. Tidak mungkin ia akan meninggalkan puteranya.

Walau puteranya itu lahir dari hubungan yang tidak jelas, bukan berarti Melisa tak sayang darah dagingnya sendiri.

Melisa juga tidak mau anaknya dirawat oleh Lusi,karena takutnya Samudera akan dijadikan alat untuk menyakiti puteranya.

"Edward.....Budi tunggu saja balas dendam ku pada kalian. Akan aku buat kalian saling membunuh satu sama lain." Batin Melisa dan mulai menarik koper dan keluar dari rumah yang telah membesarkan dirinya.

Kini Melisa telah memantapkan dirinya untuk pergi, dan memulai hidup baru dengan rencana balas dendam yang harus ia susun secara rapi.

Melisa menghentikan taxi dan menyuruh supir untuk mengantarnya ke sebuah alamat yang dituju.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!