NovelToon NovelToon
Bersaing Dengan Masa Lalu

Bersaing Dengan Masa Lalu

Status: tamat
Genre:Tamat / nikahmuda / duniahiburan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:1.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Clarissa icha

Susah payah Jasmine berjuang meluluhkan hati Juna, pria yang terkena kaku dan sangat sulit di dekati wanita mana pun. 2 Tahun berjuang hingga akhirnya dia dan Juna resmi menjalin hubungan. Jasmine pikir, dia telah berhasil mendapatkan hati Juna, menjadi satu-satunya wanita yang menempati hatinya.

Namun ternyata anggapannya salah besar, sebab ada seseorang di masa lalu yang mampu bertahta di hati Juna selama bertahun-tahun lama. Jauh sebelum Jasmine mengenal Juna.

Di saat Jasmine dan Juna sudah menikah, Tiba-tiba sosok wanita di masa lalu Juna muncul kembali dan mengalihkan semua perhatian Juna. Haruskah Jasmine meneruskan pernikahannya, atau melepaskan Juna begitu saja setelah melewati perjuangan yang sulit.?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Jika terus memikirkan masa lalu Juna, mungkin tidak akan ada habisnya. Bahkan hanya akan menggoreskan luka meski tak sebesar sebelumnya. Pada akhirnya, Jasmani berusaha menerima kenyataan. Menerima bahwa suaminya memiliki anak dari wanita lain dan akan selalu berhubungan dengan wanita itu karna masalah anak. Terlepas kehadiran anak itu di luar pernikahan, namun Jasmine tidak keberatan jika Juna bertanggungjawab pada Joshua.

Walau bagaimana pun, Joshua adalah darah daging Juna. Juna juga tidak sekejam itu untuk menutup mata akan keberadaan Joshua. Setidaknya Juna masih memiliki hati nurani karna mengakui Joshua sebagai anaknya dan mau membiayai hidup Joshua meski tidak sepenuhnya.

Tadi malam Juna sudah mengungkap semua masa lalunya dan meminta maaf karna sudah membohongi Jasmine. Dari sana, keduanya sepakat untuk terbuka dan saling terlibat dalam segala hal yang berhubungan dengan Joshua.

Bahkan Juna sendiri yang berjanji pada Jasmine jika dia akan selalu membawanya setiap kali akan menemui Joshua. Keputusan itu sudah sangat tepat, agar tidak ada kesalahan paham di kemudian hari. Lagipula Jasmine tidak keberatan jika harus menganggap Joshua sebagai anaknya. Jadi dia tidak menolak ketika akan dilibatkan dalam urusan Joshua kedepannya.

Pagi ini Juna bangun lebih awal. Tidak biasanya dia bangun lebih cepat dari Jasmine. Istrinya itu malah masih meringkuk di balik selimut. Hal itu membuat Juna merasa heran dan segera menyentuh wajah Jasmine.

Benar saja, rupanya suhu tubuh Jasmine cukup tinggi. Juna bisa merasakan tangannya sangat panas karna bersentuhan dengan kulit Jasmine.

"Sayang,, kamu demam." Juna menjadi panik dan berusaha membangunkan Jasmine. Di pikirannya saat ini, dia ingin segera membawa Jasmine ke rumah sakit agar langsung di obati.

"Eumm,, sepertinya begitu. Aku tidak enak badan." Gumam Jasmine lirih. Matanya masih terpejam dan dia tidak bergerak sama sekali.

"Kita ke rumah sakit sekarang." Juna melompat turun dari ranjang dan mengangkat tubuh Jasmine untuk di gendong.

Jasmine sempat membuka matanya, dia mungkin kaget karna merasakan tubuhnya melayang. Tapi setelah itu kedua tangannya melingkar di leher Juna untuk berpegangan, kemudian memejamkan matanya lagi. Kondisi Jasmine terlihat sangat lemah.

Juna meneriaki security agar mengantarnya ke rumah sakit. Dia membuka pintu belakang dan mendudukan Jasmine di sana, Juna ikut menyusul dengan duduk di sebelahnya sembari merangkul Jasmine dalam dekapannya.

"Ibu kenapa Pak.?" Tanya security yang baru tiba di sana.

"Nanti saja saya jawab, cepat antar ke rumah sakit.!" Titah Juna yang semakin panik.

Security itu tidak mendebat lagi, dia seger duduk di depan kemudi dan melajukan mobilnya ke rumah sakit.

...****...

Di kamar rawat inap VIP yang di dominasi warna serba putih, Jasmine terbaring lemah di atas ranjang dengan jarum infus yang menancap di punggung tangannya. Dia tertidur lagi dan terlihat lebih pulas dari sebelumnya. Tadi Jasmine sempat bangun saat dokter dan perawat akan memasangkan jarum infus.

Di samping ranjang, Juna duduk di kursi sembari menggenggam tangan Jasmine dan sibuk menatap lekat-lekat wajah pucat sang istri. Kata Dokter yang menangani Jasmine, sakitnya itu dipicu lantaran terlalu memikirkan sesuatu hingga membuatnya stress.

Kalau sudah seperti ini, pasti hanya ada penyesalan yang tersisa di benak Juna.

Setelah lebih dari 3 jam merasakan ketenangan, Jasmine mulai membuka matanya. Dia mendapati Juna sedang duduk di sofa sembari makan. Jasmine lantas melirik jam dingin yang sudah menunjukkan pukul 10 pagi.

Sesaat, Jasmine berusaha mengingat-ingat apa yang baru saja menimpanya sampai dia harus berbaring di ranjang rumah sakit. Setelah mengingat potongan demi potongan kejadian pagi tadi, Jasmine kemudian menyapa Juna yang belum melihatnya bangun.

"Mas,, Mas Juna baru sarapan ya.?" Tanya Jasmine lirih.

Juna sontak menoleh dan langsung berdiri menghampiri Jasmine. Tidak peduli meski perutnya masih lapar karna baru di isi beberapa sendok.

"Sudah bangun. Apa yang sakit.? Aku panggilkan dokter ya." Juna hendak menekan tombol di dekat ranjang untuk memanggil dokter, namun Jasmine menahannya.

"Aku baik-baik saja, tidak ada yang sakit. Hanya merasa lemas, tapi itu hal yang wajar. Jadi tidak perlu panggil dokter." Ujar Jasmine. Juna menurut, dia kemudian membantu Jasmine agar duduk bersandar. Setelah itu dia mengambilkan air minum di atas nakas dan menyodorkannya pada Jasmine tanpa melepaskan genggamannya pada gelas tersebut. Alhasil Jasmine meminum dari tangan Juna.

"Kata dokter, kamu boleh makan kalau sudah siuman. Aku suapi ya." Juna mengganti gelas di tangannya dengan nampan berisi makanan dari sakit, khusus untuk pasien.

Jasmine tidak membantah, dia menelan suap demi suap makanan yang di sodorkan oleh Juna padanya.

Dalam hati, Jasmine tersenyum miris. Kenapa disaat dia sudah merasakan sakit hati, kecewa, marah, bahkan sakit secara fisik, Juna baru menunjukkan perasaan cinta padanya. Selama 7 tahun ini, dia kemana saja.?

...*****...

Pukul 2 siang, Mama Dewi dan Jihan datang menjenguk ke rumah sakit. Mereka bukannya telat datang, tapi memang baru di kabari oleh Juna. Itupun karna Juna memaksa Jasmine agar diijinkan mengabari mereka. Sementara itu, Jasmine tetap melarang Juna mengabari kedua orang tuanya karna mereka sedang berada di luar negeri.

"Makan dulu buahnya, biar cepat sehat." Ucap Mama Dewi dengan memegang sepiring buah-buahan yang baru saja dia kupas dan potong. Buah-buahan itu juga baru di beli ketika dalam perjalanan ke rumah sakit.

Jasmine sangat baik dan pengertian padanya, jadi Mama Dewi juga berusaha memperlakukan menantunya sebaik mungkin dengan memberinya perhatian di kala sedang sakit seperti ini.

"Terimakasih Mah, Jasmine makan sendiri saja, tidak usah disuapi." Jasmine ingin mengambil garpu dari tangan Mama mertuanya, namun di larang.

"Kamu tidak pernah lupa menyuapi Mama ketika Mama sakit, mungkin Mama membiarkan kamu makan sendiri. Sudah kamu tinggal makan saja, biar Mama yang suapi kamu." Sahut Mama Dewi seraya menyodorkan potongan pear ke mulut Jasmine.

Senyum di bibir Jasmine sedikit merekah, ada binar haru di matanya.

Sementara itu, Juna tampak sedang serius berbicara dengan Jihan di sudut kamar. Hal itu membuat Mama Dewi sedikit penasaran dan beberapa melirik ke arah mereka meski sambil menyuapi Jasmine.

"Kamu sejak dulu hampir tidak pernah membuat masalah dengan orang lain, sampai-sampai Mama dan Mba berfikir hidup kamu baik-baik saja. Tapi hari ini, kamu hampir membuat Mba lupa caranya bernafas." Ujar Jihan sembari mengatur nafasnya yang tiba-tiba sesak.

"Kamu sangat tidak waras, terutama Vierra. Bagaimana bisa ada wanita yang tidak bisa menghargai dirinya sendiri sampai melakukan hal segila itu." Gerutu Jihan pelan. Dia berusaha bicara sepelan mungkin agar Mama Dewi tidak mendengarnya.

"Semuanya sudah terjadi." Sesal Juna tanpa bisa mengembalikan keadaan seperti dulu.

"Mba tidak mau membantu kamu menjelaskan pada Mama. Kamu sudah cukup dewasa untuk menyelesaikan masalahmu sendiri.!" Lirih Jihan penuh penekanan. Dia lantas memilih beranjak dan menghampiri Ibu serta adik iparnya.

1
momo2
ceritanya ringan tapi bikin nyesek dada
Awey
Kenapa Vie manggil mama sich,ke mama Dewi . kenapa tidak Tante aja.
Awey
Ich nyesek bnget di bab ini,😭😭😭
Rswt Slv
Biasa
Nissa Zafa
kasihan Jasmin. tpi kasihan Juna juga. 7 th terpisah dari anak dan wanita yg di cintai. walaupn itu juga bukan smua slh Juna.
Yani Mulyani
Biasa
Datu Zahra
malem pertama, pake pengaman. asli kalau gue ogah sih, enggak mau bikin bini hamil ada cara lain. penghinaan sumpah
Dee
Luar biasa
Dee
Ucapan adalah do'a kalau jadi berarti baby nya made in rumah sakit 🤭
Elicia Yeung
Luar biasa
Rina Rina
Alhamdulillah akhirnya
Shisiel Afwan
Kecewa
Shisiel Afwan
Buruk
Rina Rina
aduh Juna gk jentel bgt sih
Rina Rina
Thor tega bgt sih Ama Jasmine kasian Lo dia
berbaik hati la sama dia
Rina Rina
amin
Wahyu Ningsih Aiug
Kecewa
Wahyu Ningsih Aiug
Buruk
Akun Lima
samapi bab ini kesimpulannya gw doain athornya mati kecelakaan kelindes mobil amin
Supiah Susilawati
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!