Kesalahan Satu Malam

Alena yang mendengar itu pun langsung menarik tengkuk sang suami dan langsung mencium bibir Alvaro sekilas.

🥕🥕🥕

Alvaro yang melihat aksi sang istri tadi pun di buat terkejut, dia tak menyangka bahwa Alena akan seliar itu.

Setelah ciuman singkat mereka berakhir, Alvaro pun langsung menarik kembali tengkuk sang istri dan mulai mencium sang istri dengan lembut.

Ciuman yang awalnya lembut menjadi lebih ganas, dengan Alvaro yang mulai memainkan tangannya di segala arah dan sisi.

(udah pasti tau dong arahnya kemana? Udah pikir sendiri ya readers karena ini cerita bukan cerita dewasa jadi gak terlalu author perjelas.)

Akhirnya malam yang di nanti nanti Alvaro sejak mereka menikah satu bulan lalu pun terjadi, sang istri yang terlihat sangat menggoda baginya, bahkan rasanya masih sama dan begitu nikmat karena dia melakukannya dengan sadar.

entah sudah berapa lama varo menggempur sang istri, yang pasti Alena sudah tepar di dalam kungkungan varo.

Hingga semburan terakhir pun dia muntah kan dan langsung menuju ke rahim Alena, varo berharap akan ada adik untuk Arsen nantinya.

"Terima kasih sayang, i love you." bisik varo saat Alena sudah terlelap saking lelahnya.

Alvaro pun menutupi tubuh polos istrinya dengan selimut agar Alena tidak kedinginan dan dia pun sama, setelah itu tidur sambil memeluk sang istri.

🥕🥕🥕

Pagi harinya Alena bangun terlebih dahulu, namun dia sangat merasa sakit sekali di bagian bawahnya karena bagaimana pun ini adalah baru kali kedua untuknya dan Alena belum terbiasa akan hal tersebut.

Dia teringat bagaimana beringasnya sang suami yang terus menggempurnya dan terus mengeluarkan nya di dalam, entah apa yang di pikirkan suaminya namun Alena berharap agar nantinya dia di kasih kepercayaan untuk kembali mendapatkan seorang anak.

"Awww," gumam Alena berusaha berjalan setelah tadi dia menutupi tubuhnya dengan bathrobe yang tergeletak di meja rias yang memang tak jauh dari tempat tidurnya, entah sejak kapan itu ada di sana.

Sedangkan Alvaro masih tidur menyentak dalam tidurnya.

setelah Alena bersih-bersih dia pun berjalan ke arah walk in closet dan menggenakan pakaian untuk dirinya.

Bertepatan dengan Alena keluar di sana juga Alvaro membuka matanya dan melihat ke arah sang istri, dengan tubuh bagian atas terbuka tanpa penghalang dan hanya ada selimut tebal yang menutupi area intinya membuat Alena merasa malu.

"Loh istri aku udah cantik aja," ucap Alvaro dengan senyuman.

Dia merasa pagi hari ini adalah salah satu lagi hari terindah yang dia rasakan, karena olahraga nya semalam membuat Alvaro bersinar.

"A... Aku mau ke kamar Arsen ngecek dia udah bangun atau belum, baju kamu udah aku siapin di dalam." ucap alena kemudian keluar dari kamar dengan terburu-buru karena Alena malu melihat sang suami.

"Ya tuhan gemes banget sih istri aku," gumam Alvaro saat Alena sudah tidak terlihat di sana.

Setelah itu Alvaro pun bersiap-siap karena dia harus kerja hari ini, sedangkan Alena menuju ke kamar sang anak yang ternyata Arsen sudah bangun dan sudah tampan dengan pakaian santainya di bantu oleh mbak ayu baby sitter nya.

"Bunda!" teriak bocah kecil itu saat melihat sang bunda masuk ke kamarnya.

"Sekarang turun yuk, pasti Oma sama opa udah nungguin kita." ucap Alena.

Sedangkan Arsen malah celingak-celinguk mencari seseorang membuat Alena tidak faham.

"Kenapa sayang?"

"Papa mana bunda?" tanya bocah kecil itu.

"Papa lagi di kamar siap-siap sayang, nanti pasti turun kok." ucap Alena.

"Pagi semuanya," sapa Alvaro yang sudah turun ke bawah dengan setelan jas rapi yang tadi Alena siapkan.

"Pagi papa!" teriak bocah itu yang dari tadi mencari keberadaan Alvaro.

Alvaro yang melihat sang anak langsung mencium pipi gembul yang membuatnya gemas, setelah itu dia duduk di kursinya.

"Anak papa udah tampan aja deh." ucap Alvaro.

Setelah itu mereka pun sarapan dengan santai, dengan Arsen yang membuat keluarga tersebut semakin ceria.

Papa Dion terus mengajak sang cucu untuk bermain begitu pun dengan mama Ratna setelah mereka sarapan, memang di sekolah Arsen tidak setiap hari masuk dan hanya tiga hari selama satu minggu saja.

Alvaro sudah berangkat ke kantor, sedangkan Alena sedang di ruang keluarga bersama dengan mikaila yang kebetulan libur juga.

"Kak mau jalan jalan ke mall gak berdua?" ajak mikaila yang terlihat bosan di rumah terus, maklum ya kan anak muda apa lagi dia anak perempuan satu-satunya.

"Kakak gak berani dek kalau mas varo belum izinin, terus Arsen juga gimana coba." ucap Alena jujur.

"Biar aku izin deh sama kak varo, dan buat Arsen biar sama mama sama papa mereka berdua pasti pingin sama cucunya." ucap mikaila, dia ingin menikmati waktu dengan Kaka iparnya itu.

"Kakak ngikut aja kalau gitu dek." ucap Alena.

Mikaila pun menghubungi sang kakak dan meminta izin untuk membawa kakak iparnya jalan jalan ke mall.

^^^[Halo kak.]^^^

[Ada apa?]

^^^[Kak aku mau bawa kak Alena jalan-jalan berdua sama aku aja boleh gak?] izin Mikaila.^^^

[Kemana?] tanya Alvaro karena dia ingat bahwa sang istri sedang sakit, dalam artian bukankah tadi Alena mengeluh sakit di daerah sensitifnya karena ulahnya, dia takut Alena akan susah untuk berjalan.

^^^[Mau ke mall kak, kasihan kak alena di rumah terus. Buat Arsen biar sama mama sama papa.]^^^

[Ok, tapi kamu harus segera kabarin kakak kalau ada apa-apa.] tegas Alvaro.

^^^[Siap kak.]^^^

Setelah panggilan selesai mikaila pun izin ke orang tuanya dan di perbolehkan dong, malah hal itu membuat mama Ratna dan papa Dion senang karena bisa me time dengan cucu kesayangannya itu.

Alena dan mikaila pun pergi setelah bersiap-siap tadi, sekarang mereka dalam perjalanan menuju ke mall dengan mikaila yang menyetirnya sendiri mobilnya karena dia ingin bebas dengan kakak iparnya.

Sampai di mall besar tersebut, mikaila pun mengajak kakak iparnya untuk berkeliling sebentar mencari baju baju yang sekiranya bagus dan baru tersedia.

Ini adalah salah satu keinginan nya dari kecil, yaitu bisa jalan jalan santai dan shopping dengan kakaknya, berhubung kakaknya cowok maka dia berharap mempunyai kakak ipar yang baik dan bisa berteman baik dengannya.

"Kak lihat tuh bagus banget gak sih bajunya!" seru mikaila melihat sebuah dress se lutut yang sangat cantik yang terpajang di etalase sebuah toko brand terkenal.

"Iya bagus dek," jawab Alena seadanya, memang bajunya sangat bagus namun dia tak berniat untuk beli apa lagi dia melihat harga yang tertera bisa buat beli sepeda motor dua itu.

"Kayak nya buat kakak cocok deh, gimana kalau kita masuk?" ajak mikaila, bahkan sebelum alena menolaknya mikaila sudah menarik tangan Alena terlebih dahulu.

.

.

Bersambung.....