Aku tak menyangka pria tampan yang selalu muncul di waktu petang itu ternyata bukan manusia.Dia adalah Genderuwo yang telah dipilihkan oleh kakek buyut ku sebagai suami, melalui perjanjian gaib.
Berbagai peristiwa gaib dialami Nisa yang ternyata nenek moyang ayah dan ibunya juga
mengadakan ritual dan perjanjian dengan makhluk halus lainnya demi mendapatkan kekayaan.
Nisa yang polos ternyata mewarisi kekuatan supranatural dan mempunyai khodam penjaga di dalam tubuhnya.Dia juga kerap kali mengalami bahaya dari ulah makhluk gaib di sekitarnya.
Pertemuan dengan Dito diwarnai dengan kisah asmara keduanya.Mereka bekerja sama mengatasi teror dari makhluk halus yang ada di sekitarnya.
Akankah misteri alam gaib beserta penghuninya dapat dipecahkan oleh Nisa?.
Atau kah Nisa terbawa suasana dan malah
bersekutu dengan mereka?.
Bertetangga dengan Genderuwo dikemas dalam cerita menarik yang diwarnai dengan romansa cinta Nisa dan Dito.
. . . 🌼selamat membaca 🌼
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annasya Fayra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyesalan Nisa
Sudah hampir 1bulan tinggal di ibukota.Nisa sudah bisa menghilangkan trauma ketika beberapa kali diculik Genderuwo.Niat Nisa untuk mengubur dalam-dalam semua hal yang berbau mistis,nyatanya hanya angan belaka.
Di kota pun Nisa tidak bisa tenang,kenyataan dirinya seorang indigo kerap kali harus melihat hal-hal gaib di sekitarnya.
Namun Nisa tetap memberi batasan agar orang tidak tahu keadaannya yang sebenarnya.Sebab,bukan tidak mungkin orang akan memanfaatkan kemampuannya tersebut.Nisa lebih memilih menutup diri,berpura-pura tidak melihat apapun.
Sudah sebulan ini juga,,misteri Dewi belum terpecahkan.Nisa pun seperti menyerah.
Apapun yang terjadi Nisa seolah sudah tidak perduli lagi.
Pelan-pelan Nisa sudah terbiasa dengan gangguan dari arwah itu.Kesurupan yang kerap terjadi sudah tidak membuat Nisa khawatir lagi.
Nisa fokus bekerja.Biarlah.....sebatas tidak ada korban Nisa juga tidak akan bertindak.
Jauh dilubuk hatinya sebenarnya Nisa menginginkan hidup normal.Dia meninggalkan kampungnya pun untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkannya.
Dia tidak ingin punya kemampuan khusus ini.Kalaupun memang hal ini tidak bisa dihindari,sebatas itu untuk menolong orang,Nisa tak ragu menggunakan kemampuannya itu.
Pagi ini Nisa berbincang dengan Dito dan Mia .Mereka membahas tentang proyek yang sebentar lagi akan segera direalisasikan.Tidak seperti biasanya,hari ini Mia berwajah murung.
"Kau kenapa Mia,ada yang mengganggumu?".
"Aku tidak apa-apa Nis,lanjutkan saja pembahasan kita".
"Kau yakin??,sepertinya kau kurang sehat?".
"Aku memang tidak enak badan,tapi kerjaanku masih banyak".
"Kalau kau sakit lebih baik kau pulang".
"Pekerjaanmu biar aku yang selesaikan".
"Ah,,,tidak Nis,ini sudah tugasku, biar aku yang urus".
Nisa dan Dito kemudian melanjutkan pembahasan proyek mereka.Pabrik garmen ini sedang kebanjiran orderan.Wajar kalau karyawannya sangat sibuk belakangan ini.
Nisa senang dengan kesibukan ini karena itu bisa mengalihkan perhatiannya dari masalah hantu Dewi.
Akhir-akhir ini dia jarang menampakkan diri.
Karyawan pabrik juga sudah jarang kesurupan lagi.Rupanya ancaman nya waktu itu hanya gertakan saja.
Jam istirahat,aku dan Dito ke kantin berdua.Kami telat makan siang karena sedang mengecek orderan yang masuk.
"Kau lihat kan,,,akhir-akhir ini Mia berubah".
"Berubah bagaimana maksudmu?".
"Aneh........dan sering melamun".
"Mungkin dia kecapean kali,,,,pekerjaan kita belakangan ini banyak banget kan".
"Mungkin......".
"Aku jadi teringat Dewi".
"Apa hubungannya dengan Dewi".
"Dulu Dewi juga seperti ini,,,apa karena Mia sahabatnya ya???".
"Bisa jadi".
Dito banyak cerita tentang persahabatan dewi dan Mia.Dulu mereka kemana-mana selalu berdua.Waktu Dewi meninggal pun hanya Nisa yang mengurusi jenazahnya.
Mungkin karena hari ini adalah peringatan satu tahun meninggalnya Dewi.Mia jadi terbawa suasana.
Obrolan kami pun terhenti karena harus menyelesaikan pekerjaan kami.Saat harus kejar setoran seperti ini memang butuh tenaga ekstra.
"Nisa,kau ada waktu?? aku ingin bicara sebentar denganmu". Mia tiba-tiba menghampiri Nisa.
"Maaf Mia, aku baru tanggung nih.....sebentar lagi aja ya....tunggu aku selesaikan ini".
"Eh.....iya,,santai aja,lagian nggak penting kok".
Nisa agak tidak enak hati sebenarnya karena sudah beberapa kali menolak permintaan Mia.Namun karena memang kerjaan belum beres,apalah daya,Nisa juga hanya karyawan.
Nisa baru tiba dirumah saat telepon dari Mia berbunyi.Beberapa hari ini mereka lembur kerja.Saat panggilan diangkat Mia malah mematikan teleponnya.
Selesai mandi, Nisa membuka pesan singkat di hp nya.
"Nisa,,beberapa hari ini Dewi menemui ku.
"Dia mengajakku untuk menemaninya.
"Sebagai teman baiknya,akupun setuju"
"Malam ini aku akan bersama Dewi lagi".
"Selamanya tak terpisahkan"
Mia
"Ah.........Sial".Umpat Nisa.
"Pak tolong antar Nisa ke kantor,ini penting sekali,,,,cepat pak!!!!".
"Baiklah,ayo kita berangkat".
"Ada apa Nis,kau kehilangan sesuatu???".
"Nanti Nisa ceritakan Bu, Nisa buru-buru".
"Pak Udin,,,tolong cepat sedikit ya".
"Baik mbak".
"Ada apa Nis,kau kelihatan panik??"
"Aku takut terjadi sesuatu pada mia pak".
"Memangnya Mia kenapa??".
"Dia bilang akan menyusul Dewi".
"Apa..........!!!".
Tiba di kantor Nisa langsung lari menuju ke lantai dua.Rupanya sudah banyak orang berkerumun di sana.Dito langsung menghampiri Nisa.
"Nis,untung kau datang,ayo bujuk Mia,,dia ingin menyusul Dewi".
"Anak itu benar-benar sudah gila".
"Nisa...............akhirnya kau datang juga".
"Aku dan Dewi sudah menunggumu".
"Aku ingin mengucapkan salam perpisahan padamu"
"Tunggu Mia, kau salah,dia bukan Dewi".
"Jangan turuti kata-katanya,aku mohon".
"Ayo kita bicara Mia,,aku akan menemanimu,kau boleh bercerita apapun padaku".
"Kau tak perlu repot-repot, hanya Dewi yang setia padaku selama ini".
"Aku akan bersamanya,,,sebentar lagi kami tak akan terpisahkan".
"Dewi janji akan selalu bersamaku".
"Aku tak akan menangis lagi".
"Tenanglah,,,,,kemarilah Mia,,,,menjauhlah dari sana,kumohon dengarkan suaraku ".
"Kami semua menyayangimu,,,ayo kita cari solusi masalahmu bersama".
Posisi Mia yang sudah di depan jendela sangat sulit untuk diraih.Sementara arwah Dewi berada di sampingnya dengan seringai yang mengejek.
"Selamat tinggal teman-teman,,,,,,".
"Mia..............!!!!!!!!!!!!!".
Terlambat,,,,,,Nisa gagal menolong Mia.
Mia lebih dulu melompat ke bawah untuk mengakhiri hidupnya.
Nisa menangis sejadi-jadinya.Dia menyesal tidak memperhatikan perubahan Mia.
Dewi benar-benar menjalankan ancamannya kepada Nisa. Satu lagi korban dari hasutan arwah Dewi.
Kalau saja Nisa lebih peka.Penyesalan pun tak ada gunanya sekarang.
Bapak memeluk Nisa dan menguatkan hatinya.
Di luar kantor orang sudah berkerumun.Polisi juga sudah datang untuk mengurus jenazah Mia.Satu lagi karyawan bunuh diri di tempat yang sama.
Suasana di dalam kantor diliputi kesedihan. Dito dan Reni tak henti-hentinya menangis.
Nisa tertunduk lesu,dia menyesali kejadian ini.Mengapa Mia yang harus jadi korban.
"Kau sudah berusaha sebisamu nak, jangan menyesali diri seperti ini".
"Seharusnya aku bisa mencegah ini pak,apa gunanya kemampuanku ini kalau ternyata tak bisa menolong ketika dibutuhkan".
Lengkingan tawa Dewi terdengar sayup-sayup mengiringi langkah kaki Nisa menuju rumah sakit.Penyesalan mendalam bagi Nisa.Dia harus kehilangan sahabatnya.
Sejurus kemudian,pandangan Nisa tertuju dibekas jatuhnya Mia,,disana ada arwah Dewi sedang tersenyum mengejek Nisa.
"Jangan coba-coba menantang ku Nisa".
"Kau sudah lihat buktinya kan".
"Satu-persatu teman-temanmu akan menyusul Mia".
Nisa hanya bisa menatap arwah Dewi tajam.
Di tempat ini banyak orang,akan beresiko kalau Nisa membalas kata-katanya.
Biarlah untuk kali ini Nisa mengalah.
Setelah ini kau akan tahu seperti apa Nisa sebenarnya.Kalau sudah menyangkut nyawa orang yang tidak bersalah,Nisa tentu tak akan tinggal diam.