Takdir memang tak bisa diduga, Akila memilih kabur dihari pernikahan, meninggalkan orangtuanya demi pria yang dia cintai.
Kenyataan tak seindah hayalan, sang kekasih justru meninggalkannya setelah tahu dia sudah tak memiliki apapun, semua kartu ATM dan kartu kreditnya di blokir oleh keluarganya, dengan terpaksa dia harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Akila tak sengaja bertemu Rasya disebuah klub malam, saat berpesta dengan teman sesama model setelah pemotretan, Dan itulah awal kekacauan hidupnya, Rasya tak terima karena Akila menamparnya.
Gimana kelanjutannya?
Ikutin terus kisahnya ya,,
Follow akun saya Instagram: mamie_kembar
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mamie kembar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pemarah
Disepanjang jalan Rasya memilih diam, dia sungguh merasa kesal dengan ucapan Liliana. Lili juga enggan memulai pembicaraan, dia menatap keluar jendela. Lili memegang perutnya. Perutnya terasa lapar dan dia belum sempat memakan apapun karena Rasya sudah membawanya pulang.
"Bisa pelan nggak?" tanya lili karena Rasya melajukan mobilnya kencang.
Rasya tak mendengarkannya dan memilih terus melajukan mobilnya. "Aku bilang pelan, aku belum mau mati!" teriak Liliana di dekat Rasya.
Rasya mengerem mobilnya tiba tiba, hingga Liliana tak sengaja kejedut dasboard.
"Aduh" ucapnya mengusap kepalanya.
"Loe kenapa sih? Marah marah nggak jelas!" tanya lili masih mengusap kepalanya.
"Kalau loe masih mau gue antar pulang, sebaiknya loe diam aja. Kalau nggak, gue turunin loe disini." ucap Rasya tanpa menoleh kearah Liliana.
"Diam nggak?" ucapnya lagi kali ini dia menatap tajam kearah liliana.
Lili juga tersulut emosi, dia kesal karena Rasya marah tanpa sebab, "Dasar cowok sinting!"
Lili turun setelah memaki Rasya. Dia membanting pintu dengan keras. Rasya langsung melajukan mobilnya kencang Lili terdiam, sungguh diluar dugaan nya, dia pikir Rasya akan turun dan memaksanya untuk naik, tapi apa, dia meninggalkan ku?' ucapnya dalam hati.
Lili merutuki keputusannya yang turun begitu saja. "Mana disini sunyi lagi, Aku kok jadi merinding ya " bisik hatinya.
Lili merogoh tasnya, sial, ponselnya tertinggal karena dia terburu buru berangkat.
Seseorang masih terus mengamati Liliana dari jauh, tapi dia tidak menolongnya.
Sepuluh menit berlalu, Liliana masih berdiri mencari taksi atau tumpangan, namun karena berada dikawasan perumahan elit, tak ada taksi yang melintas.
Tin... tin....
sebuah motor berhenti di depannya. Lili menoleh dan melihat seseorang menatapnya.
"Lili?" panggil orang tersebut dengan ekspresi terkejut. Dia membuka helmnya.
"Doni?' ucap lili tersenyum lebar.
"Kok sendirian? mau aku antar?" tanya Doni
"Kalau nggak merepotkan" jawab lili, padahal dia sangat mengharapkan itu.
"Nggak kok, yuk naik" ucapnya.
Lili mengangkat sedikit gaunnya dan naik ke motor Doni. Dan mereka langsung meninggalkan tempat tersebut.
Rasya tersadar dengan apa yang dia lakukan, dia memutar kembali mobilnya ke tempat dia meninggalkan lili, tapi saat tiba lili sudah tidak ada. Rasya kembali melaju menuju apartemen nya.
Rasya menyesal dia begitu terprovokasi dengan kata kata lili yang mengatakan jika Dirga tampan dan kaya, aku juga tak kalah tampan darinya. Kaya, aku juga kaya. bathinnya.
Dan apa tadi dia mengatakan jika Dirga normal, lalu dia pikir aku apa? aku juga pria normal tapi aku playboy rendahan seperti Dirga. bathinnya.
Lili memilih pulang ke rumah kontrakan nya, dia malas bertemu dengan Rasya.
"Lili, kamu mau nggak nemenin aku makan? aku belum makan malam." ucap Doni sambil melajukan motornya
"Boleh" jawab lili singkat. Dia tak menolak karena sejujurnya dia juga sangat lapar.
Kini mereka berdua berada di sebuah kafe pinggir jalan, tak terlalu besar tapi tempatnya bersih dan nyaman.
Pesanan datang dan mereka menikmati makanannya. Lili tak malu malu dia menyantap makanannya dengan lahap.
"Boleh nanya nggak?" ucap Doni selesai keduanya menyantap hidangan mereka.
"Apa?"
"Kamu kok bisa ada disana? sendirian lagi?"
"Tadi aku kebetulan ingin kerumah temen aku, tapi orangnya nggak dirumah, aku mau pulang, tapi nggak ada taksi disana, aku memilih jalan kaki. Dan sialnya, ponsel ku ketinggalan dirumah." ucap Liliana berbohong
"Oh ya, untung kamu ketemu aku, kalau nggak! itukan daerah rawan, apalagi ini sudah malam."
"Benar juga sih, makasih ya"
"Lain kali hati hati, ya udah ini sudah malam, aku antar kamu pulang sampai rumah, tidak ada penolakan." ucap Doni
Akila tertawa dan mengangguk.
Doni mengantarnya hingga sampai dirumah.
Setelah mengucapkan terimakasih lili masuk dan mengunci pintu rumahnya. Lili takut jika nanti Dito datang kembali.
Sementara Rasya menunggu Liliana di dalam apartemen. Hingga pukul dua belas malam, dia menunggu lili tak kunjung pulang. Rasya semakin gelisah. Penyesalan dan ketakutan menghampiri dirinya.
Menyesal telah meninggalkan lili sendiri disana dan takut terjadi sesuatu padanya. Rasya memaki dirinya sendiri yang begitu bodoh, bisa bisanya dia bersikap seperti tadi. Padahal Lili tidak melakukan kesalahan apapun dia yang bodoh bisa dengan mudahnya terprovokasi dengan ucapan Dirga.
"Apa dia kembali ke rumahnya?"
Dengan cepat Rasya mengambil kunci mobilnya dan turun kebawah. Dia memasuki mobil dan menuju kerumah Liliana.
Tak butuh waktu lama, Rasya sudah berada di depan rumah lili, dia menatap rumah yang tertutup rapat. Ada cahaya dari arah kamar lili, dia yakin lili kembali ke rumah ini. Rasya tak berniat membangunkannya tapi dia juga tak berniat untuk pulang.Rasya memilih tidur di dalam mobilnya.
Lili tertidur setelah lama melamun, dia masih tidak habis pikir dengan sikap Rasya. Kemaren dia bersikap manis bak kesatria dengan menghajar Dito, dia juga memberikan bahunya sebagai sandaran, tapi tadi kenapa dia begitu marah. Dan menurunkan ku dijalan, untunh aku ketemu Doni jika tidak...!
" cowok Aneh" ucapnya pelan.
Masa lalu g di selesaikan dulu sok2an mo ngelamar anak orang