NovelToon NovelToon
Ning Azzahra Ganiyyah Al - Hasyimi

Ning Azzahra Ganiyyah Al - Hasyimi

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Diam-Diam Cinta / Persahabatan
Popularitas:227
Nilai: 5
Nama Author: blue_era

Di Surabaya, berdiri Sebuah pesantren megah pesantren Al - Ikhlas, sebuah lembaga pendidikan Islam yg dikenal dgn tradisi kuat dan menghasilkan santri" yg berprestasi. cerita ini mengikuti perjalanan 5.285 santriwan dan santriwati pesantren Al - ikhlas. ada banyak santri yg berjuang meraih keinginan orang tua dan menggapai mimpi mimpinya. namun terkadang menimbulkan pro dan kontra akibat persaingan di balik semua perjuangan para santri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon blue_era, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Kembali ke Rumah Sakit, Godaan di Asrama Putra dan Laporan Tengah Malam

Setelah memberikan instruksi tegas kepada tim keamanan pondok, Gus Hilman kembali ke rumah sakit. Ia merasa lega karena telah mengambil langkah-langkah preventif untuk menjaga ketertiban dan keamanan pesantren. Namun, hatinya tetap dipenuhi kekhawatiran terhadap kondisi Ning Azzahra.

Sesampainya di rumah sakit, Gus Hilman bergabung dengan anggota keluarga ndalem lainnya yang masih setia menunggu di ruang tunggu. Mereka saling berbagi informasi dan memberikan dukungan moral. Suasana haru dan tegang masih terasa kental di ruangan tersebut.

Sementara itu, di pondok pesantren, suasana malam semakin larut. Sebagian besar santri sudah terlelap dalam tidurnya. Namun, di asrama putra, beberapa santri masih terjaga, larut dalam doa dan harapan untuk kesembuhan Ning Azzahra.

Di tengah kesunyian malam, seorang santriwati dengan diam-diam menyelinap keluar dari asrama putri. Dengan langkah hati-hati, ia menuju ke asrama putra. Tujuannya adalah untuk menemui salah seorang santri putra yang sudah lama ia taksir.

Santriwati tersebut, sebut saja namanya Ghaida, sudah lama menyimpan perasaan kepada seorang santri putra bernama Kinan. Ia tahu bahwa tindakannya salah dan melanggar peraturan pesantren. Namun, dorongan hatinya terlalu kuat untuk diabaikan.

Ghaida berhasil memasuki asrama putra tanpa diketahui oleh siapapun. Ia mencari-cari kinan di antara para santri yang sedang tidur. Akhirnya, ia menemukan Kinan sedang terlelap di tempat tidurnya.

Ghaida mendekati kinan dan membangunkannya dengan lembut. Kinan terkejut melihat Ghaida berada di asrama putra pada tengah malam.

"Ghaida, kamu ngapain di sini?" tanya kinan dengan nada bingung dan khawatir.

"Aku kangen sama kamu, kinan," jawab Ghaida dengan suara lirih.

Kinan terdiam sejenak. Ia tahu bahwa Ghaida menyukainya, namun ia selalu berusaha menjaga jarak dan menghindari pertemuan yang tidak perlu. Ia tidak ingin melanggar peraturan pesantren dan mengecewakan orang tuanya. Dan ia juga sudah menaruh hati kpd Ning mereka yaitu Ning Azzahra.

"Ghaida, ini tidak benar," kata Kinan dengan nada tegas. "Kamu harus kembali ke asrama putri sekarang juga. Kalau ketahuan, kita bisa kena masalah besar."

Namun, Ghaida tidak menghiraukan perkataan Kinan. Ia justru semakin mendekat dan mencoba menggoda kinan.

"Ayolah, kinan," bisik Ghaida. "Aku cuma ingin sebentar saja bersamamu."

kinan semakin bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Ia berusaha menolak godaan Ghaida, namun ia juga tidak ingin menyakiti perasaannya.

Tanpa mereka sadari, tindakan mereka telah lama diintai oleh tim keamanan pondok yang sedang berpatroli. Kang Udin dan beberapa anggota keamanan lainnya sudah mencurigai gerak-gerik Ghaida sejak awal. Mereka sengaja membiarkan Ghaida masuk ke asrama putra untuk mengumpulkan bukti yang kuat.

Pada pukul 03.00 subuh, tim keamanan pondok menggerebek kamar kinan dan mendapati Ghaida sedang berada di sana. Mereka mengamankan Ghaida dan kinan, serta mengumpulkan bukti-bukti berupa percakapan, foto, dan video yang menunjukkan tindakan mereka yang melanggar peraturan pesantren.

Kang Udin segera menghubungi Gus Hilman dan Gus Salman untuk melaporkan kejadian tersebut. Ia mengirimkan semua bukti yang telah dikumpulkan melalui pesan singkat.

Di rumah sakit, Gus Hilman dan Gus Salman terkejut menerima laporan dari Kang Udin. Mereka tidak menyangka bahwa di tengah situasi yang sulit ini, masih ada santri yang berani melanggar peraturan pesantren.

"Ini tidak bisa dibiarkan," kata Gus Hilman dengan nada geram. "Kita harus mengambil tindakan tegas terhadap Ghaida dan kinan."

"Saya setuju, Gus," timpal Gus Salman. "Kita harus memberikan pelajaran.

Ghaida mulai berjalan menuju pintu. Saat itulah, pintu kamar tiba-tiba terbuka dan Kang Udin bersama beberapa anggota keamanan pondok masuk dengan wajah tegas.

"Ghaida binti…," Kang Udin menyebut nama lengkap Ghaida. "Anda telah melanggar peraturan pesantren dengan memasuki asrama putra tanpa izin dan melakukan tindakan yang tidak terpuji. Anda dan kinan akan kami bawa ke kantor pengurus untuk dimintai keterangan lebih lanjut."

ghaida dan kinan hanya bisa tertunduk malu dan pasrah saat digiring keluar dari kamar. Malam itu, mereka berdua harus mempertanggungjawabkan perbuatan mereka di hadapan pengurus pesantren.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!