Gabriella Alexia Santoro. Seorang gadis cantik yang begitu dingin dan cuek. Kedatangan nya ke sekolah baru, membuat siapa saja terpesona. Termasuk dengan most wanted yang terkenal sangat cuek dan galak. Samudra Tri Alaska. Ketua geng motor Alaska yang berdarah dingin. Kebiasaan nya mengirim orang-orang ke rumah sakit sudah senter terdengar di seluruh penjuru kota. Namun aksinya itu tidak pernah sampai membuatnya di tangkap oleh polisi. Karena ayahnya yang seorang komandan militer. Namun, kedatangan Gabby si gadis super cuek dan dingin membuat nya berubah. Pesona Gabby mampu meluluhkan hati keras Samudra
Guys!! Ini novel pertama ku disini, bantu support yaaa🤗
Kalo ada kesalahan mohon koreksi, biar aku bisa belajar dari kesalahan dan memperbaiki nya😘
Happy reading guys....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nasella putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Larangan ketat dari sang kakek
“Ayah, kenapa kita menghentikan pencarian? Mereka bisa saja masih berada di luar sana” Sahut Novan.
“Iya ayah, apa yang di bilang Novan itu benar. Belum lagi, ayah sendiri yang mengatakan, jika salah satu dari istri mereka pastinya sudah melahirkan. Kasian anak itu ayah. Anak itu tidak bersalah” Timpal Nolan.
“Ayah tau. Tapi salah satu anak buah ayah mengatakan pada ayah, jika mereka telah kembali kesini. Dan untuk itu ayah menyuruh kalian untuk kembali. Keponakan kalian ada disini. Mereka membutuhkan kita. Untuk sepupu kalian, ayah sudah kerahkan semua anak buah ayah untuk terus mencari keberadaan mereka” Jelas Emir.
“Aku tidak habis pikir, bagaimana bisa paman selicik itu? Hanya karena harta, dia bahkan mengorbankan anak-anak nya sendiri” Ucap Novan.
“Itulah kenapa, ayah selalu menyuruh kalian untuk berusaha mendapatkan apa yang kalian inginkan dengan otak. Karena jika kalian tidak memiliki otak, hati nurani kalian bahkan tidak akan terpakai”
Novan dan Nolan mengangguk mengerti.
“Lalu bagaimana dengan para keponakan? Kami sudah lama tidak melihat mereka. Kami butuh gambar wajah mereka” Ujar Nolan.
“Ayah sudah menyuruh kaki tangan ayah untuk mencari tau tentang para cucu ku. Nanti dia akan mengantarnya jika sudah berhasil mendapatkan nya” Jawab Emir.
“Baiklah ayah. Kami juga akan ikut mencari. Meskipun kami tidak memiliki apa-apa, tapi ikatan darah tidak akan mungkin salah kan?” Ujar Nolan.
Novan dan Emir mengangguk mengiyakan.
.
.
.
“Baik tuan, sesuai dengan perintah anda”
Rosetta yang baru saja masuk ke dalam ruang kerja sang suami menyapa beberapa anak buah yang berjalan keluar.
“Sayang, ada apa? Kenapa mereka disini?” Tanya Rosetta dengan lembut.
“Aku hanya sedang memberikan mereka perintah sayang” Jawab Ebru sembari menarik sang istri ke dalam pelukannya.
“Sayang, semua nya telah berkumpul di meja makan. Mereka sudah menunggu mu sedari tadi” Ucap Rosetta.
“Ah.. Aku sampai lupa tentang sarapan. Ya sudah, ayo kita turun”
Ebru pun menggandeng tangan sang istri dan membawanya turun ke lantai bawah.
Di lantai bawah, keluarga Ebru pun sedang sibuk melakukan sarapan. Di hari libur, mereka semua tidak terlalu terburu-buru untuk melakukan sarapan.
“Zavier, kenapa terburu-buru seperti itu? Makan lah dengan benar” Tegur Zerga yang melihat sang anak begitu terburu-buru.
“Ayah, aku harus segera pergi. Aku ada janji dengan Ruby” Jawab Zavier dengan mulut yang penuh.
“Pergi? Kau akan pergi?” Tanya Ebru dengan suara yang berat.
“Iya kakek, aku akan pergi bersama Ruby. Zayn juga akan pergi dengan Roxy” Jawab Zavier dengan enteng.
“Siapa yang menginjinkan mu untuk pergi?” Tanya Ebru dengan nada yang begitu menyeramkan.
Seketika, meja makan yang tadinya hangat, kini berubah hening dan dingin.
“Kenapa aku harus meminta ijin untuk pergi dengan kekasihku?” Tanya Zavier dengan berani.
“Kakek sudah melarang kalian untuk tidak pergi kemana pun, kecuali sekolah dan kampus!” Geram Ebru.
“Itu tidak adil kek! Lalu apa yang harus kita lakukan di hari libur seperti ini? Berdiam diri di rumah? Itu membosankan! Selama di Jerman, kami bebas pergi kemanapun kami mau. Lalu kenapa disini kami tidak boleh kemana-mana-”
BRAK!!
semua orang terperanjat saat Ebru tiba-tiba saja menggebrak meja makan.
“Ini rumah ku! Jadi patuhi aturan ku!” Geram Ebru.
Prang!!
Zavier yang marah pun membanting sendok serta garpu nya. Lalu ia pun berlari pergi menuju lantai atas.
Ebru yang melihat itu pun menghela nafasnya panjang.
“Lanjutkan makan kalian” Ucap Ebru.
Mereka pun kembali memakan sarapannya dalam diam.
.
.
.
“Gapapa sayang. Kita bisa pergi lain waktu. Atau besok sepulang kuliah, oke?”
“Tapi sayang, kalo hari biasa ga akan seru”
“Terus kamu mau maksa pergi? Kamu baru tinggal sama kakek kamu loh”
“Itu yang aku sesalin sekarang, kenapa juga aku harus tinggal disini. Kita pindah lagi yuk ke jerman”
“Jangan ngomong gitu dong sayang. Kamu harus inget, kamu kesini juga untuk adik-adik sepupu kamu. Kamu sendiri yang bilang, kalo kamu jagain adik-adik sepupu kamu dan ikut cari orang tua mereka”
“Ya tapi, ga harus sampe ngurung aku gini dong”
“Vier, sayang. Gapapa hari ini kita ga pergi. Kalo kamu mau, biar aku sama Roxy yang kesana”
“Engga engga, masa cewek yang datengin cowok sih. Ga gentle dong itu namanya”
“Ya terus, kamu mau nya gimana baby?”
“Yaudah, kita pergi nya besok. Tapi janji, besok pergi ya?”
“Iya, janji, besok kita pergi. Udah ya, jangan bete lagi. Mending kamu kerjain tugas kuliah”
“Iya iya, aku kerjain sekarang. Tapi temenin ya?”
“Oke, aku temenin”
“Yes! Makasih baby!”
Ceklek.
“Ck! Ketok dulu kek!”
“Ngapain harus ngetok? Lo aja kalo masuk kamar gue suka main masuk aja” Ujar Zayn.
Zavier mendelik mendengar jawaban dari sang kembaran.
“Itu Ruby? Sini, gue mau ngomong”
Zayn mengambil paksa handphone Zavier.
“By! Roxy mana? Kok chat gue ga dia bales sih?” Tanya Zayn pada layar handphone Zavier.
“Roxy lagi bantuin tante di dapur”
“Oh... Oke. Bilangin, bales dulu chat gue. Gue kangen!”
“Astaga! Sama aja ya lo berdua!”
“Sayang! Engga ya! Aku sama dia beda!” Sahut Zavier.
“Gaada bedanya. Sama-sama budak cinta!”
“Udah sini ah!”
Zavier mengambil kembali handphone nya.
Zayn terkekeh seraya berjalan menuju ranjang dan merebahkan tubuhnya.
“Sayang, nanti aku VC lagi. Sekarang lagi ada nyamuk”
“Oke!”
“Bay baby!”
“Baaayy!!”
Zavier yang sudah selesai melakukan video call pun memasang wajah masamnya pada Zayn.
“Ganggu tau lo!” Ucap Zavier dengan ketus.
“Dih! kek sendirinya ga pernah gangguin gue sama Roxy aja!” Sindir Zayn.
“Ga ya! Gue ga pernah gangguin lo sama Roxy!” Balas Zavier.
“Yakin loh?”
“Y!”
Zavier pun ikut merebahkan tubuhnya di samping Zayn.
“Huh!”
Zavier menghela nafas nya panjang.
“Panjang amat tuh nafas” Ucap Zayn.
Zavier pun mengubah posisinya menghadap pada Zayn.
“Gue bingung, kenapa kakek ngelarang ketat kita buat keluar selain ke sekolah dan kampus?” Tanya Zavier.
“Lo nanya ke gue, gue nanya ke siapa?” Balas Zayn.
“Ya lo coba pikir, aneh tau! Kakek tuh overprotektif banget!”
“Ya mungkin, kakek cuma khawatir, apa yang menimpa paman sama bibi, itu terjadi sama kita. Hilangnya mereka aja belum tau karena apa kan?”
“Ya iya sih. Tapi kok bisa ya, paman sama bibi tiba-tiba hilang dalam waktu yang bersamaan. Mana pas itu Gabby lagi seneng-senengnya menang olimpiade. Hadiahnya dateng, tapi yang beliin hadiahnya malah ga ada kabar”
“Udahlah, jangan bahas itu. Gue gamau inget lagi. Gue kasian sama adik-adik kita”
“Iya, gue juga kasian sama mereka. Apalagi Vanya sama Zora”
“Tapi, Zayn. Kalo kita ga boleh keluar, gimana caranya kita nyari paman sama bibi?” Lanjut Zavier.
Zayn terdiam beberapa saat.
“Kita bisa lakuin disaat kuliah nanti. Kakek kan gatau jadwal kuliah kita. Kita bisa cari kesempatan kalo jadwal kita ada yang kosong” Ucap Zayn.
“Ya emang itu satu-satunya cara. Cuma, yang gue pikirin, petunjuk nya. Kita ga punya apa-apa buat jadi bahan pencarian mereka”
Zayn menganggukkan kepalanya mengiyakan.
“Ada satu petunjuk” Ucap Zayn.
“Apa?” Tanya Zavier dengan kening yang mengkerut dalam.
.
.
.
“Sayang...”
“Maaf, sayang. Aku harus tegas pada cucu-cucu kita. Aku ingin menjaga mereka” Sanggah Ebru dengan lantang.
“Aku tau... Aku tau... Tapi, tidak kah berlebihan, jika kau sampai membentak Zavier seperti tadi? Pikirkan yang lainnya. Gabby, Vanya, Zora. Mereka perempuan. Aku bisa melihat keterkejutan di mata mereka tadi” Ujar Rosetta.
“Aku tau... Maaf... Tapi aku harus melakukan nya... Ini semua demi kebaikan mereka juga...”
“Aku janji, ini yang pertama dan terakhir....” Lanjut Ebru.
“Baiklah, berusahalah untuk tidak melakukan nya lagi”
Ebru menganggukkan kepalanya dengan perlahan.
.
.
.
.
TBC.