BLUESTONE RIVER ROBERT tak menyangka jika akan bertemu seorang wanita asing yang cukup misterius baginya di sebuah bukit terpencil.
Wanita bernama Honey True Haven itu hanya tinggal bersama sang ibu di sebuah bukit yang jauh dari pemukiman penduduk.
Bagaimana kisah mereka? yuuuk ikutin..
ig ZARIN.VIOLETTA
fb ZARIN VIOLETTA
Seperti biasa ga banyak konflik yang bikin kepala pusing yak😆 cuma novel ringan yang bikin happy n senyum-senyum sendiri😁
Selamat membaca..🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#33
"Blue!! Hai, Bro!!" sapa Carlos.
Blue memeluk Carlos dan menepuk bahunya.
"She's mine," bisik Blue pada Carlos.
Carlos tertawa dan mengangkat tangannya seperti tanda menyerah.
"Maaf, tadi aku sempat ingin mengajaknya berkencan," sahut Carlon dengan berbisik di telinga Blue.
"Kau akan berhadapan denganku jika itu sampai terjadi," ucap Blue.
Carlos kembali tertawa begitu juga dengan Bernard yang mengerti arah pembicaraan dua pria tampan ini.
Leonardo melihat hal itu dari jauh.
"Dia kekasih cucumu, Leo?" tanya Tuan Blake -- salah satu teman bisnis Leonardo.
"Ya, aku masih mempertimbangkannya," jawab Leo.
"Tak perlu mempertimbangkannya. Dia klan Robert. Pemilik kerajaan bisnis Robert yang dipegang oleh Bernard," ucap Blake yang tentu saja mengetahui hal itu karena dirinya sudah terjun lama di dunia bisnis.
"Dia susah ditemui, Leo. Aku saja tak pernah lolos untuk bekerja sama dengan perusahaannya. Beruntung sekali cucumu menemukannya," lanjut Blake.
"Regan Robert?" tanya Leo pada Blake.
"Ya, dia cucunya," jawab Blake.
Kemudian Leo menyunggingkan senyumnya tipis dan hampir tak terlihat.
'Sepertinya kali ini keturunanku tak salah memilih,' batin Leo.
Tapi karena sikapnya yang terlalu angkuh membuatnya tak mau mendekati Blue terlebih dahulu karena dia tak ingin terkesan menjilat ludahnya sendiri.
Leo tetap berada di tempatnya hingga Blue menghampirinya.
"Halo, Kakek," sapa Blue sopan.
"Hmm," jawab Leo dengan ekspresi datar seperti biasanya.
Lalu Blue mengeluarkan sebuah kotak dan membukanya.
"Aku akan melamar Honey sekarang juga," ucap Blue dengan berani.
Honey melihat ke arah Blue. "Blue?"
Blue mengangguk. "Ya, aku ingin mengumumkan bahwa kau hanya milikku dan kakek tak akan bisa mengenalkanmu pada pria lain lagi," ucap Blue seakan menyindir Leo.
Marilyn tampak tertawa pelan mendengar ucapan Blue.
"Kakek ..." Panggil Honey dan memegang tangan sang kakek.
Lalu Leo menoleh ke arah Honey dan melihat matanya. Leo juga melihat mata Blue dan sangat terlihat bahwa Blue sangat mencintai Honey.
Di sisi lain Leo cukup lega mengetahui latar belakang Blue yang sangat baik, tapi Leo juga senang jika mereka pun saling mencintai.
"Kau sudah menjalani hidup terkurung selama bertahun-tahun dan kini kakek ingin membebaskanmu," ucap Leo akhirnya dan membuat Honey memeluk sang kakek.
"Thank you, Kakek. I love you," ucap Honey lirih.
"Terlepas dia siapa, tapi setidaknya dia pasti bisa membahagiakanmu. Hanya itu yang kakek pikirkan untuk masa depanmu," kata Leo lagi dan masih tanpa tersenyum karena masih begitu gengsi pada Blue.
Blue hanya tersenyum menanggapi kata-kata kakek Honey dan sikapnya yang masih enggan menyapa Blue.
Lalu Honey berbalik pada Blue dan Blue memakaikan cincin itu pada Honey di hadapan kakek, nenek dan mommy Honey.
Bernard memotret moment itu dan mengirimkan fotonya pada Bryce.
*
*
"Dia mencuri start tanpa menunggu kita. Dasar anak tengil," ucap Bryce melihat foto yang dikirimkan oleh Bernard.
Yara mengambil ponsel Bryce dan tak sabar melihat calon menantunya itu.
"Oh my God. Calon menantuku sangat cantik sekali," gumam Yara.
"Di mana bocah tengil ini menemukannya?" tanya Yara.
"Blue bilang menemukannya di hutan," jawab Bryce.
Yara menoleh pada Bryce.
"Dia mengatakannya padamu? Blue belum menceritakan apa pun padaku," ucap Yara.
"Ya, dia hanya membahasnya sebentar saja. Besok dia akan menceritakannya pada kita," jawab Bryce.
"Ocean dan Joy jadi datang ke London juga?" tanya Yara.
"Ya, mungkin besok ketika acara pernikahan Blue akan diadakan," jawab Bryce.
Yara kemudian memeluk tubuh Bryce dan mengecup bibirnya.
"Good night, Sayang," ucap Yara.
"Hmm, i love you, My Love," sahut Bryce dan mereka pun tidur bersama.
(Yang belum baca ceritanya mommy Yara dan daddy Bryce silahken ke judul CRAZY TRIP CRAZY ADVENTURE yaakk )
*
*
Acara pesta itu berlangsung cukup meriah, apalagi ketika Blue mengajak Honey berdansa.
Dan Marilyn lah yang berjasa dalam hal ini karena Honey cukup mahir berdansa berkat sang mommy yang selalu mengajarinya.
Sebelum acara selesai, Blue dan Honey pamit pulang terlebih dahulu karena Honey merasa sedikit lelah.
"Mom, bolehkah aku menginap di rumah Blue malam ini?" tanya Honey pada Marilyn.
Blue melihat ke arah Honey karena tadi Honey belum mengatakan hal ini padanya.
"Kalian belum menikah, Sayang. Sebaiknya kau tidur di rumah kakek saja. Oke?" ucap Marilyn.
"Ya, kau harus ke rumah kakek dulu karena sebentar lagi kita akan menikah, Honey. Dan biarkan kakek nenekmu menghabiskan lebih banyak waktu denganmu," timpal Blue.
Honey melihat Blue. "Kau tak ingin bersamaku?" tanya Honey.
"Bukan begitu. Aku hanya ingin kau menghabiskan waktumu dengan keluargamu sebelum aku membawamu pergi," ucap Blue pelan dan penuh pengertian.
Marilyn cukup kagum dengan sikap Blue yang sangat dewasa dan bisa menghadapi Honey yang lugu serta polos itu.
Honey akhirnya mengangguk dan cukup mengerti apa yang disampaikan oleh Blue.
"Aku akan mengantarkanmu pulang terlebih dulu," ucap Blue.
Honey kembali mengangguk.
"Aku pulang terlebih dulu, Mom," pamit Honey.
"Sampaikan pada kakek nenek karena mereka masih berdansa," lanjut Honey.
"Ya, Sayang. Pulanglah. Hati-hati di jalan," ucap Marilyn.
Blue mengangguk dan mereka berdua pergi dari pesta itu.
Blue menggandeng tangan Honey dan menciumnya. Di dalam mobil, Honey tak banyak bicara dan Blue berpikir mungkin Honey sudah mengantuk dan lelah karena seharian ini kegiatannya sama sekali tak berhenti.
*
*
Sesampainya di rumah, Blue melihat Honey sudah bersandar di jendela mobil dan tertidur pulas.
Blue menggendong Honey dan membawanya masuk ke dalam rumah. Honey terbangun karena hal itu.
"Kita sudah sampai?" tanya Honey sembari melingkarkan tangannya ke leher Blue.
"Hmm, aku akan membawamu ke kamar," jawab Blue dan berjalan menuju kamar Honey.
Honey menyandarkan kepalanya di bahu lebar Blue. Sesampainya di kamar, Blue menurunkan Honey di tepi ranjang.
"Tidurlah di sini," ucap Honey.
"Orang tuaku akan datang besok pagi," jawab Blue dan mencubit pelan hidung mancung Honey.
Honey masih memegang tangan Blue dan seakan enggan melepasnya.
Lalu Honey mendongak dan Blue duduk berlutut di depan Honey.
"Kapan kita menikah?" tanya Honey.
"Minggu depan," jawab Blue.
"Kupikir besok," ucap Honey.
Blue tertawa pelan.
"Kita harus mengurus surat-surat dan prosedur lainnya," kata Blue.
Honey mengangguk mengerti.
"Kau belum membelikanku ponsel," kata Honey pindah ke topik lain.
"Besok akan kubelikan," jawab Blue dan mengecupi punggung tangan Honey.
Lalu Honey memeluk Blue dan pria tampan itu mencium bahu Honey yang terbuka.
"Naiklah ke ranjangku. Jika aku sudah tertidur, kau boleh pulang," ucap Honey lirih di telinga Blue.
'Kau harus menolaknya, Blue. Ingat!! Honey terlalu menarik untuk diabaikan,' batin Blue.