Aku tidak akan mencintaimu terlalu dalam,aku takut terluka untuk yang ke dua kalinya.
(RESYA PUTRI BAGASKARA)
Jangan pernah mencintaiku karena aku mencintai orang lain.
(ADAM ADITYA GUNAWAN)
Bagaimana kelanjutan kisah cinta antara Resya dan Adam yang rumit dan penuh lika liku...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERTEMU
Dimas dan Dina pergi ke Rumah Sakit tempat dimana mereka akan bekerja, mereka dapat telepon dari Clara, katanya Direktur ingin bertemu.
Tibalah mereka di Rumah Sakit, Clara sudah menunggu di lobi.
"Apakabar Dim?" seru Clara.
"Baik.." sahut Dimas sembari cipika cipiki.
Clara pun berjabat tangan dengan Dina dan saling berpelukan.
"Wahh, suami istri bekerja di tempat yang sama pasti seru ya," canda Clara.
"Ah, biasa saja," sahut Dimas datar.
"Ya sudah yuk, Pak Direktur sudah menunggu," seru Clara.
Mereka pun akhirnya tiba di ruangan Direktur, mereka ngobrol kesana kemari hingga akhirnya kesepakatan terjadi semuanya saling berjabat tangan.
"Jadi Dr.Dimas dengan Dr.Dina sudah bisa mulai bekerja besok,"seru Dokter Handoko.
"Iya Pak, terima kasih," sahut Dimas.
Merekapun keluar dari ruangan Direktur.
"Dim, ini kan sudah waktunya makan siang gimana kalau kita makan siang dulu?" seru Clara.
"Boleh.." sahut Dimas.
"Gimana Din, itung-itung merayakan acara pertemuan kita kembali?" sambung Clara.
"Baiklah..." sahut Dina.
"Kita mau makan dimana nih?" tanya Dimas.
"Gimana kalau di restoran calon adik ipar aku?makanannya enak-enak loh," sahut Clara.
"Oke, kita ikut kamu saja. Iya kan sayang?" seru Dina.
Dimas pun menganggukan kepala.
Mereka pun pergi ke restoran Echa, tidak lama kemudian mereka sampai. Kebetulan suasana restoran saat ini sangat ramai karena memang jam makan siang.
"Wah, restorannya nyaman banget ya," seru Dina.
"Iya, calon adik ipar aku itu selain cantik dia juga pinter dan restoran ini juga dia yang mendesignnya sendiri," sahut Clara bangga.
"Jadi penasaran ingin bertemu," kata Dimas.
Keysa dan Mira sedang mengantarkan makan siang untuk Dirga dan kedua sahabatnya ke POLRES, memang Dirga yang memintanya jadi cuman tinggal Echa sendiri yang ada di restoran.
"Bentar ya aku telepon dulu."
"Dek, cepetan ke bawah Mbak sudah di bawah ini," seru Clara.
"................"
Clara pun menutup sambungan teleponnya, Echa langsung turun ke bawah, dia celingukkan mencari keberadaan Clara.
"Nah, itu dia tapi kok bertiga? Oh mungkin itu teman-temannya," gumam Echa.
Echa tidak tahu kalau yang sedang bersama Clara itu orang-orang yang paling Echa benci, kemudian Echa memanggil salah satu pelayan.
"Rani, pesenan buat meja 10 mana?" tanya Echa.
"Oh, ini Mbak baru saja saya mau anterin," jawab Rani.
"Sini Ran, biar saya yang anterin," pinta Echa.
"Tapi Mbak...."
"Sudah sini, ga apa-apa," sahut Echa.
Akhirnya Echa pun mengambil nampan yang berisi makanan pesanan Clara, lalu dia bawa ke meja no.10 yang tidak lain meja pesenan Clara, Dimas, dan Dina.
Echa berjalan mendekat...
"Hai Mbak, ini pesanannya," seru Echa.
Saat Echa sampai di depan meja, betapa terkejutnya Echa saat melihat siapa orang yang bersama Clara.
"Echa..." seru Dimas saat melihat wanita yang selama ini sangat dia rindukan berada di hadapannya.
Tangan Echa gemetar, akhirnya nampan yang berisi makanan jatuh semuanya.
Praaaannngggg....
Semuanya terkejut melihat ke arah Echa, airmata Echa mulai jatuh membasahi pipi mulusnya. Dimas berdiri hendak menyentuh Echa tapi Echa mundur satu langkah.
Echa segera berlari ke luar dan disusul oleh Dimas, Dina dan Clara hanya bisa diam terpaku.
Dimas berhasil menyentuh lengan Echa..
"Cha, please tunggu Cha," seru Dimas.
"lepas..."
"Enggak Cha, aku rindu sekali sama kamu Cha, selama ini aku tersiksa Cha jauh dari kamu," seru Dimas dengan bibir bergetar.
"Aku bilang lepaskan!" teriak Echa.
Dimas melepaskan tangan Echa dan Echa langsung masuk ke dalam mobilnya.
"Cha, aku mohon dengerin dulu penjelasan aku." Dimas terus saja menggedor kaca jendela mobil Echa.
Echa tidak memperdulikannya, Dia menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Setelah beberapa waktu Echa sampai di sebuah Pantai dia turun dengan langkah gontai disertai airmata yang terus mengalir.
Sampai Echa berada di pinggir pantai, dia menangis tersedu-sedu.
"Kenapa kamu kembali Kak, kenapa?"
"Aku benci sama kamu Kak, aku benciiiiiii!!" Teriak Echa.
Echa meluapkan semua Emosinya, akhirnya dia terduduk di pasir dengan memukul-mukul pasir.
"Aku benci sama kamu Kak, ku benciiiiiiii!!" Echa terus berteriak, untung saat ini keadaan pantai sepi.
Sementara itu di Restoran, Keysa dan Mira yang baru datang tampak heran terjadi keributan.
"Ada apa ini?" tanya Keysa ke salah satu pelayan.
"Itu Mbak tadi Mbak Echa menjatuhkan nampan pesanan," jawab salah satu pelayan.
"Itu kan Mbak Clara, Key," seru Mira.
Keysa dan Mira menghampiri Clara dan betapa terkejutnya saat mereka sampai disana ternyata ada Dimas dan Dina.
"Kak Dimas, Dina," Seru Keysa.
"Gawat dimana Echa?" tanya Mira.
"Tadi Echa pergi Mir, Mbak ga ngerti deh sebenarnya ada apa ini?" seru Clara bingung.
Keysa dan Mira tidak menjawab pertanyaan Clara dan langsung pergi ke lantai dua.
Dimas pun tanpa bicara sepatah katapun langsung pergi meninggalkan restoran itu di susul oleh Dina.
"Nih orang pada kenapa sih?" gumam Clara.
Keysa langsung menghubungi Echa, betapa terkejutnya Keysa karena ponsel dan tasnya masih berada di sana.
"Ya Alloh Cha, kamu ada dimana?" seru Keysa.
"Gimana ini Key? aku takut terjadi kenapa-napa sama Echa," seru Mira Khawatir.
"Sama, aku juga khawatir banget aku coba telepon Bang Dirga," seru Keysa.
Dirga yang sedang mengobrol dengan kedua sahabatnya nampak bingung melihat siapa yang menelepon.
"Siapa kok ga diangkat?" tanya Adam.
"Keysa, baru saja ketemu masa sudah nelepon lagi," sahut Dirga dengan senyumannya.
"Masih kangen kali," ledek Reno.
Dirga kemudian mengangkat telponnya...
"Hallo sayang ada apa? Baru juga ketemu sudah kangen lagi ya?" goda Dirga.
"............."
Raut wajah Dirga berubah saat Keysa memberi tahukan kalau Echa pergi tidak tahu kemana.
Dirga menutup telponnya...
"Ada apa Dir?" tanya Adam.
"Echa hilang," sahut Dirga.
"Apaa.." Adam dan Reno bersamaan.
"Gue harus cari Echa," seru Dirga dengan mengambil kunci mobilnya.
"Gue ikut Dir," Adam menyusul.
"Gue juga," sambung Reno.
"Ya sudah, pakai mobil gue saja," seru Dirga.
Akhirnya mereka bertiga mencari Echa, begitu pun dengan Keysa dan Mira mereka semua khawatir.
Sementara itu di rumah Dimas, Dimas membanting pintu kamarnya sampai Dina yang mengikutinya dari belakang merasa kaget.
Sampai di kamar, Dimas membanting semua barang yang ada.
"Kak, kenapa Kakak seperti ini? Kakak selalu tidak pernah menghargai aku!" Teriak Dina.
"Diam kamu, ini semua gara-gara kamu!" Bentak Dimas sembari membanting pas bunga ke arah cermin hingga cerminnya pecah berantakan.
Dina menutup telinganya dan menangis karena takut terjadi sesuatu Dina memilih pergi ke rumahnya.
Waktu berjalan cepat...
"Dir, sudah adzan maghrib sebaiknya kita pulang dulu kali aja Echa sudah berada di rumah," seru Adam.
"Bener Dir, kita sudah keliling mudah-mudahan Echa sudah di rumah," sambung Reno.
Dirga pun mengangguk dan mereka pun kembali ke rumah, sampai di rumah ternyata Keysa dan Mira sudah duluan datang.
"Gimana Bang? Echa sudah ketemu?" tanya Keysa.
Dirga menggelengkan kepalanya lemah, Angga Marah besar saat tahu Echa menghilang. Angga segera mengerahkan orang-orangnya untuk mencari Echa.
"Sebenarnya apa yang terjadi? kenapa bisa sampai seperti ini!" bentak Angga.
Semuanya diam seribu bahasa, melihat Angga yang marah besar membuat nyali mereka ciut seketika.
Clara yang melihat Tunangannya sedang emosi mencoba menenangkannya dengan mengusap-ngusap punggung Angga.
Tidak lama kemudian turun hujan sangat lebat mengagetkan semuanya.
"Ya Alloh Cha, kamu ada dimana?" Mira menangis dipelukan Keysa.
Angga berdiri dan mengambil kunci mobilnya tapi segera ditahan oleh Clara.
"Kamu mau kemana?" tanya Clara.
"Aku harus cari Echa sekarang," jawab Angga.
"Jangan Bang, bahaya di luar hujan lebat banget," seru Dirga.
"Terus gue harus diam saja sementara Echa sekarang tidak tahu ada dimana!" bentak Angga.
"Tenang dulu Bang, kita tunggu sampai hujannya reda baru kita cari lagi sama-sama," bujuk Adam.
"Enggak, gue harus cari Echa sekarang," seru Angga.
Saat Angga melangkah, pintu rumah terbuka menampilkan sosok yang mereka cari. Echa pulang dengan keadaan basah kuyup, badannya menggigil, wajahnya pucat, dan bibirnya kelihatan kebiruan saking lamanya Echa kehujanan.
"Ya ampun Dek, kamu darimana saja?" tanya Angga yang begitu khawatir.
Tapi Echa tidak menjawab, Echa lemah dan akhirnya pingsan.
"Cepat siapkan mobil, kita bawa Echa ke rumah sakit!" teriak Angga.
Angga mengendong Echa dan membawa Echa ke rumah sakit.
Masih setia nungguin kelanjutannya kan??
jangan bosen-bosen ya...
jangan lupa tinggalkan jejak like,vote n komen
LOVE YOU💞💞💞