Gajendra Nareswara seorang Presdir perusahaan ternama di kotanya, akan pindah ke apartemen baru. Dia membutuhkan asisten rumah tangga, untuk membersihkan dan menyiapkan segala kebutuhannya di apartemen.
Zhafira Maheswari seorang mahasiswi semester akhir, yang di minta ibunya untuk menjadi asisten rumah tangga di apartemen Gajendra. Ibunya yang berkerja di rumah keluarga Nareswara, tidak punya pilihan selain meminta putrinya, karena dia belum mendapatkan asisten rumah tangga yang berkerja di apartemen anak majikannya.
Kesalahan yang di perbuat Zhafira atau yang biasa di panggil Fira, membuat dirinya di hukum menjadi pacar pura-pura Gajendra atau biasa di panggil Jeje. Tapi siapa sangka benih cinta memulai muncul, saat mereka mengakhiri sandiwara mereka.
Jeje yang mengatakan kepada mamanya, bahwa dia mencintai Fira meminta untuk melamar Fira untuknya. Tapi ternyata rencana licik, telah di siapkan sang mama, untuk memisahkan mereka berdua.
Bagaimana perjuangan beda status sosial antara mereka berdua.
update setiap hari.
ig: myafa16
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon myafa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Adhi memilih pergi
Adhi yang merasa sesak di dadanya akhirnya memilih untuk pergi, tanpa bicara sepatah kata pun. Dia juga tidak mengomentari hubungan antara Fira dan Jeje.
Daffa di buat bingung saat melihat Adhi memilih pergi dari teman-temannya. Daffa yang menyadari Adhi pergi, langsung mengejar Adhi.
Adhi langsung membuka ruangan Daffa, dan masuk ke ruangan Daffa, untuk mengindari Fira. Adhi tidak ingin Fira melihat dia serapuh ini, karena terluka.
"Dhi. ." panggil Daffa saat membuka pintu dan memasuki ke ruangannya.
"Kenapa harus aku juga yang menyiapkan acara semalam Bang?" Adhi merutuki dirinya sendiri, kesal saat mengingat dia yang menyiapkan acara untuk Fira.
Pikirannya benar-benar kacau, kekesalannya meluap begitu saja. Bagaimana dia tidak kesal saat mengetahui dia sendiri menyerahkan Fira pada orang lain.
"Kenapa aku terlambat bilang cinta Bang?kenapa?" Kesal Adhi memukul tembok.
Adhi pikir, dia akan mencari waktu yang tepat untuk mengatakan cinta, tapi kenyataan yang dia dapati adalah Fira yang sudah menjadi kekasih orang lain.
Rasa kecewa begitu melingkupi hati Adhi. Dia tidak bisa menerima kenyataan yang sedang dia hadapi.
Daffa baru tau ternyata wanita yang di cintai oleh adiknya selama ini adalah Fira. Dia benar-benar merasa sedih melihat adiknya patah hati seperti ini. Daffa juga menyesali, meminta Adhi membantu menyiapkan makan malam romantis untuk Jeje semalam.
"Kalau tahu Fira orang yang kamu suka, Abang nggak akan meminta kamu semalam dhi."
"Jangan seperti itu, jangan menyakiti dirimu sendiri," pinta Daffa yang melihat Adhi memukuli tembok melampiaskan kekesalannya.
"Jangan jadi lemah dong dhi." Daffa mencoba menenangkan Adhi lagi.
"Aku nggak tau Bang, rasanya sakit saat wanita yang aku cintai memilih laki-laki lain." Adhi mengeluh pada Daffa meluapkan kesedihannya
"Dan lebih sakit lagi saat aku juga yang menyiapkan semua," ucap Adhi sudah mengusap wajahnya kasar.
"Abang nggak tahu dhi, mau bantu kamu gimana, Fira sendiri udah menerima Jeje."
Daffa benar-benar tidak tahu harus berbuat apa selain menenangkan sang adik.
"Kamu tenang dulu, Jangan terbawa emosi."
Daffa terus saja masih sibuk menenangkan Adhi. Daffa tak mau adik melukai dirinya sendiri hanya karena cinta. Melihat Adhi yang masih kalut mengetahui wanita yang di cintainya sudah memiliki kekasih, Daffa dengan setia menemani adik satu-satunya yang dia miliki.
**
Fira dan Zara yang melihat Adhi pergi begitu saja, setelah Fira menjelaskan semua merasa binggung. Fira sebenarnya tau Adhi mencintainya, sebenarnya Fira berniat memberi tahu Adhi dan Zara dengan cara benar bukan dengan cara seperti ini.
"Adhi kayaknya cemburu deh fir," ucap Zara pelan pada Fira saat melihat Adhi yang pergi meninggalkan mereka di meja restoran.
"Aku juga ngrasa gitu, walau bukan maksud aku ke ge'eran." Fira tau Adhi mencintainya, karena beberapa kali setiap berbicara dengan Fira, Adhi seperti terlihat ingin mengungkapkan isi hatinya. Fira juga merasa dari bagaimana Adhi yang menatapnya penuh cinta.
"Aku merasa nggak enak ra."
"Ya sudah nanti juga Adhi baik lagi, dah jangan dipikirin nanti biar aku bantu jelasin." Zara menenangkan Fira yang kepikiran Adhi.
"Apa Adhi bakal benci ya ra sama aku?"
"Nggak lah, Adhi nggak begitu kan orangnya. Kita tau dia seperti apakan."
Pertemanan mereka yang cukup lama, membuat mereka saling mengenal satu dengan yang lain.
"Bantu aku jelasin ya ra sama Adhi, aku nggak mau merusak pertemanan aku sama dia karena cinta." Fira memohon pada Zara agar mau membantunya.
"Iya nanti aku bantu buat jelasin ke dia." Zara yang melihat Fira memohon pun tidak tega. Zara juga berfikir, dia akan membantu memperbaiki keadaan, karena dia tidak mau pertemanan mereka renggang karena Fira sudah memilih Jeje dari pada Adhi.
"Coba gimana kamu jelasin kenapa bisa jadian?" Zara mengalihkan pembicaraan masalah Adhi. Zara benar-benar penasaran bagaimana Fira bisa menjadi kekasih majikannya.
"Apa yang gimana, kan tadi aku dah jelasin," elak Fira.
"Iya, tapi bukanya kamu dah nggak kerja di apartemen dia lagi, terus gimana bisa ketemu lagi malah sekarang pacaran," ucap Zara, karena seingat Zara, terakhir bertemu Fira, dia menceritakan kalau dia sudah tidak berkerja di apartemen Jeje.
"Waktu itu ibu minta aku buat balik lagi karena pembantunya nggak betah," jelas Fira. "Aku sadar pas udah nggak kerja disana kalau aku dah jatuh cinta sama Jeje, aku ngerasa kehilangan pas nggak ketemu dia, dan pas balik kerja lagi rasanya senang banget," lanjut Fira menjelaskan
"Tapi sebenarnya aku dah tahan rasa ini. Aku mencoba menepis rasa cinta aku ra, tapi pas lihat Jeje aku nggak bisa membohongi diri aku sendiri." Fira mengingat bagaimana susahnya dia menahan rasa yang ada di hatinya.
"Dan aku menerimanya saat dia menyatakan cinta."
"Namanya kalian jodoh fir, buktinya kamu sudah menjauh, tapi Tuhan membawa mu kembali padanya."
Fira mencerna ucapan Zara dan membenarkan, mungkin ini sudah takdir Fira.
"Tapi fir, kalau ibu kamu tahu gimana?, terus kalau majikan ibu kamu tahu gimana?"
Zara yang tahu keadaan pun ikut memikirkan bagaimana ke depan hubungan Fira dan Jeje, jika ibu dan majikannya tahu Fira menjalin hubungan dengan Jeje.
Raut wajah Fira langsung berubah sedih mengingat ibu dan majikannya.
"Aku nggak tahu ra, aku takut buat ibu sedih, dan kecewa karena aku hubungan sama Jeje."
Fira masih terus saja merasa takut dengan hubungannya.
"Aku ngerasa jahat banget menyalahartikan kebaikan keluarga Jeje"
"Jangan kecil hati dong fir, pasti bakal ada jalan nanti." Zara mencoba memberi dukungan pada Fira.
"Lalu apa yang Jeje lakukan untuk menghadapi semua nanti?"
"Dia bilang bakal ngomong sama orang tuanya, dia minta aku buat tetap dukung dia dan ada disamping dia ra." Fira mengingat bagaimana Jeje menyakinkan Fira untuk menjalani semuanya bersama-sama.
"Ya udah fir, Jeje udah siap mau ngomong. Kita lihat aja reaksinya ibu sama majikan kamu. Berdoa aja mereka semua menerima."
"Makasih ya ra, dah mau dengerin aku," ucap Fira yang senang saat temannya selalu ada untuknya dalam keadaan begini.
"Kamu kayak sama siapa aja"
Meraka berdua pun melanjutkan obrolan mereka sesaat. Cukup lama mereka bercerita banyak hal.
"Apa Adhi udah pulang ya ra?" t
anya Fira yang melihat ke sekeliling mencari sosok Adhi.
"Nggak tahu deh," ucap Zara. "Udah mungkin dia butuh waktu sendiri."
Fira mengangguk mengiyakan. Fira membenarkan yang di katakan oleh Zara. Mungkin saat ini Adhi butuh waktu untuk sendiri. Dan lebih baik Fira tidak menghubungi untuk sementara waktu.
.
.
.
.
.
Jangan lupa like🥰
nayla egois