Terlahir Kembali Di Dunia Lain Dengan Sistem Belanja Online

Perjalanan menghabiskan waktu 7 hari, selama pemberhentian Adi yang mengambil keseluruhan dalam memasak. Menggunakan seluruh bahan yang dia dapat dari sistem miliknya membuat seluruh masakan yang dibuatnya terasa jauh lebih enak. Di Indonesia sendiri merupakan negara yang kaya akan rempah-rempah yang tidak terhitung jumlahnya, beberapa bahkan telah disajikan sebagai bumbu dalam kemasan yang penggunaannya sendiri sangatlah mudah.

Hanya menuangkannya itu bisa menciptakan masakan berkualitas tinggi.

"Aromanya harum sekali."

"Hari ini aku membuat daging bumbu kunyit."

"Begitu, aku tidak tahu seperti apa tempat asalmu Adi tapi aku merasa yakin itu pasti negara yang hebat."

"Kami memiliki pulau lebih banyak dari negara lain termasuk budaya serta bahasa yang beragam."

Riho yang selama ini berpindah-pindah dalam mencari pekerjaan tertarik akan hal itu. Di sisi lain selain Riho semua orang lebih bersemangat untuk mengumpulkan bahan makanan.

Mereka mencari jamur, ikan dan hal lainnya.

Ketika itu ditunjukkan pada Adi, ia menunjukkan wajah yang sulit.

"Adi aku dapat daging rusa, apa kau bisa mengolahnya juga?" tanya Brietta disusul yang lainnya juga menanyakan hal sama.

"Aku mengerti aku akan memasak semuanya."

Semuanya terlihat bahagia.

Ini pertama kalinya Adi memasak dengan jumlah yang sangat banyak. Ia juga menambahkan beberapa roti buaya sebagai pelengkap.

"Kalau begitu selamat makan."

"Uwaaah, ini sangat enak."

"Benar sekali, aku merasa ini seperti masakan berkelas yang dimakan bangsawan tingkat atas."

"Tidak begitu juga, aku yang seorang bangsawan pertama kalinya memakan ini."

Pengawal Alice memiliki penilaian mereka sendiri. Riho menatap Brietta dengan tatapan bersinar.

"Brietta bagaimana kalau kamu duduk di pangkuanku? Kemarilah, aku ingin mengelus kepalamu."

"Kau membuatku takut."

Melty menyela dengan berbisik di dekat Riho.

"Brietta hanya akan duduk di pangkuan Adi, Elsa pernah memaksanya namun dia dilemparkan ke langit dan baru bisa kembali ke kota tiga hari setelahnya, tolong menyerahlah."

"Sampai segitunya."

Setelah beristirahat mereka melanjutkan perjalanan kembali, seharusnya dua hari dari sekarang mereka akan tiba di tempat tujuan.

Disaksikan banyak orang Brietta tersenyum dengan bangga.

"Apa boleh buat, jika kalian ingin melihatku dalam bentuk naga maka aku akan menunjukannya."

Di bawah matahari senja Brietta merubah bentuknya menjadi seekor naga, ia memiliki empat sayap yang begitu lebar dengan tubuh yang melebihi gunung itu sendiri, ia menyemburkan api ke udara memberikan pertunjukan yang mengagumkan.

Alicia dan Riho memucat, dan keduanya berfikir untuk tidak membuatnya marah ataupun menjahilinya.

Dengan keberadaan Brietta satu negara pun akan hancur dengan mudah.

Melty dan Adi bertepuk tangan sementara untuk dua pengawal sudah pingsan dengan mulut berbusa.

"Mereka sangat lemah."

Tujuh hari berlalu dan menjadi perjalanan santai tanpa ada sesuatu yang terjadi, para monster lebih menjauhi sosok Brietta memungkinkan pekerjaan Alicia juga tidak terlalu keras.

Dia sedikit kecewa namun Adi mengatakan bahwa mengumpulkan bahan makanan juga merupakan tugas yang sulit.

"Terima kasih Alicia."

Alicia membalas dengan pipi memerah.

"Iya."

"Sebenarnya apa hubungan tuan dengan putri?"

"Naga kuat selalu bisa meniduri banyak wanita, apa yang disebut dengan teman wanita, aku rasa Adi juga seperti itu."

"Tuan tidak seperti itu.. dan juga sepertinya naga lebih tidak bermoral dari rubah."

"Ketika musim kawin beberapa naga wanita bahkan memohon hanya untuk ditiduri oleh para penjantan dominan."

"Aku tidak ingin mendengar siklus reproduksi reptil."

Melty segera menutup telinganya.

Malam berganti yang menandakan perjalanan mereka telah selesai, di depan mereka, mereka bisa melihat sebuah pemukiman yang hanya diisi beberapa rumah saja.

Ada bar, kedai makan dan penginapan terlepas seberapa kecil tempat ini, yang lebih mengejutkan bahwa di sini diisi oleh demi-human dan manusia.

Alicia yang sudah pernah kemari memandu kelompok Adi dan pengawalnya ke sebuah rumah tertentu.

Melihat bahwa tuan putri datang semua orang terlihat terkejut dan berlutut. Salah satunya berlari dengan tergesa-gesa.

"Tuan putri tolong kabari saya jika Anda ingin datang kemari, aku tidak bisa menyambut Anda dengan benar."

Yang mengatakan itu adalah seorang wanita dengan rambut merah sepinggul yang mana poninya menutupi sebelah matanya. Ia mengenakan gaun terusan terbuka dan seolah dada besarnya bisa menyembul kapanpun ke luar.

Ada tahi lalat di bawah bibirnya yang membuatnya memiliki pesona berbeda.

Jika diibaratkan perawakannya mirip Riho.

Brietta menunjuk dengan penuh tekad.

"Kenapa kalian manusia selalu memiliki sebesar itu, dia juga musuhku."

"Tidak baik bilang musuh pada orang yang baru kamu temui Brietta," kata Melty.

Untuk dua pengawal mereka terlihat memerah dan hanya bilang "Oh, Oh dan Oh" dengan wajah bodoh mereka.

"Saya belum memperkenalkan diri, nama saya Daria, saya adalah pengawas di tempat ini senang bertemu dengan Anda."

"Daria merupakan putri dari keluarga Viscount, ia bilang ingin mengawasi wilayah ini sebagai latihan sebelum ia mengambil alih pekerjaan ayahnya."

Semua orang bergantian memperkenalkan diri.

"Jadi apa ada sesuatu yang penting hingga Anda datang kemari?"

"Soal itu mari aku jelaskan."

Hampir keseluruhan cerita telah diambil alih oleh Alicia, Adi sendiri tidak keberatan atau lebih tepatnya inilah yang dia inginkan.

"Heh begitu, saya tidak keberatan jika wilayah ini diberikan pada tuan Adi, hanya saja apa itu artinya aku akan dipindahkan?"

"Tentu saja tidak, kamu bisa tinggal seperti sebelumnya bahkan bisa membantunya juga."

Adi membungkuk rendah.

"Mohon bantuannya, yah walaupun aku pasti akan lebih banyak merepotkan."

Daria hanya membalas dengan senyuman masam.

"Sama-sama, tolong jaga aku."

"Tentu saja, jika Anda kesulitan tidur aku akan dengan senang menemani Anda."

Daria segera membawa Alicia kepojokan dan berbisik-bisik dengan wajah merah dan gelisah.

"Putri Anda membawa orang yang berbahaya, dia bahkan terang-terangan mengatakan itu dan menggodaku, apa Anda tidak salah pilih."

"Ini perintah ayah jadi terima saja, dan juga bukannya kamu di usia ingin melakukan itu juga."

"Eh tapi tuan putri?"

Mereka kembali duduk.

"Kalau begitu dari sekarang aku menyerahkan tanggung jawab ini padamu Adi."

"Aku akan menerimanya."

Adi membuat pose mengacungkan jempol dengan senyuman lebar, Melty dan Brietta tidak bisa menahan tawanya.

Masing-masing dari mereka hanya berfikir, jadi ini yang dinamakan berpura-pura bodoh.

Sudut pandang Daria.

Namaku Daria umur 18 tahun, sebagai anak bangsawan Viscount aku dituntut untuk berlatih menjadi pemimpin masa depan, namun alasan sesungguhnya aku datang kemari karena tidak lain aku tidak ingin bertemu para bangsawan lain.

Mereka selalu mengatakan soal perjodohan dan hal-hal sebagainya yang membuatku sedikit muak, apa salahnya tidak menikah di usia muda aku masih belum siap untuk menggendong bayi atau apapun di usia seperti itu karenanya hidup seperti ini tidak masalah.

Berkat tuan putri aku bisa menjadi pengawas di wilayah ini jauh dari siapapun namun itu mengejutkan bahwa ia datang menemuiku dengan tiba-tiba serta membawa banyak orang.

Salah satu dari mereka merupakan seekor naga dan Siren, ini pertama kalinya aku melihatnya juga.

Mereka memperkenalkan diri dan lalu tuan putri menjelaskan maksud kedatangannya yang membuatku cukup terkejut.

Wilayah ini akan diberikan pada pra di depanku yang jelas lebih muda dariku, apa aku akan diusir? Ketika aku bertanya Putri mengatakan aku masih bisa tinggal.

Itu melegakan sekaligus cukup mengerikan saat pria di depanku malah menggodaku dengan perkataan yang cukup cabul.

Aku bertanya pada putri tapi ia malah mendukungnya, sebenarnya apa hubungannya dengan pria ini.

Yang aku pikirkan sekarang, aku pasti akan jadi mainan pria ini.

Aku ingin pulang tapi sekaligus tidak ingin. Apa yang harus aku lakukan? Aku menjadi sedikit bingung dan gelisah.