Alexius tiba-tiba melamar seorang artis bernama Lily hanya untuk memiliki keturunan. Lily terpaksa menerima lamarannya demi sejumlah uang yang dia tawarkan. Namun siapa sangka dia terjebak dalam perasaan cinta pada laki-laki dingin dan angkuh itu. Meskipun Alexius hanya memanfaatkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Andropist, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
“Ya, masuk.” Ucap Kai, ia tengah sibuk menandatanganni beberapa berkas.
“Bagaimana kantor barumu Tuan Kai?” Ternyata yang masuk adalah Pengacara Jo.
“Ah, Pengacara Jo. Ya, silahkan duduk.” Kai berdiri menyambut kedatangan Pengacara Jo.
“Terima kasih.” Pengacara Jo pun duduk.
“Jadi...ada gerangan apa anda datang kemari?” Tanya Kai.
“Huft...” Pengacara Jo langsung menghela napas panjang.
“Mengapa anda langsung menarik napas panjang begitu? Apa ada sesuatu yang salah?”
“Ini buruk Tuan. Buruk sekali.” Pengacara Jo melepaskan kacamatanya.
“Buruk kenapa?” Kai jadi cemas.
“Anda lihat saja sendiri.” Pengacara Jo menyodorkan koran kepada Kai.
Kai pun mengambil koran itu dan mulai membacanya.
“Pasien Rumah Sakit Jiwa sekaligus narapidana penjara kota telah kabur.” Kai mulai membaca koran itu.
“Jangan-jangan....”Kai mulai membaca lebih detail mengenai berita di koran itu.
“Ya, anda benar Tuan Kai.” Timpal Pengacara Jo.
“Nenek melarikan diri?” Ucap Kai dengan ekspesi tak percaya.
“Sayangnya, itu terbukti benar dan anda bisa tebak dalang dibalik aksi melarikan diri itu?” Ucap PengacaRA Jo dengan di dramatisir.
“Tidak mungkin....Paman Junghwan?” Mata Kai terbelalak.
“Dia membantu Nenek anda dalam melarikan diri.” Jelas Pengacara Jo.
“Dan itu artinya....”
“Kau dalam bahaya Tuan.” Ucap pengacara Jo.
“Tidak.....” Kai menaruh koran itu sambil mengelus keningnya.
“Aku rasa kita harus bersiap dari sekarang Tuan.” Pengacara Jo terlihat sangat serius
“Bersiap? Bagaimana? Aku bahkan baru menata kembali hidupku yang sempat hancur. Ekonomiku juga belum stabil.” Kai putus asa.
“Apa kau lupa...bahwa aku adalah tangan kanan dari kakek anda? Aku siap kapanpun kau butuh, dan aku telah bersumpah pada diriku sendiri bahwa aku akan mengabdikan diriku kepada keluarga Park. Dan saat ini, aku harus menepati janji itu.” Ucap Pengacara Jo sambil menepuk pundak Kai.
“Ya, tapi aku rasa kita butuh lebih banyak dari itu. Kita tidak tahu siasat apa yang akan digunakan oleh mereka untuk melenyapkan keturunan terakhir dari keluarga Park, yaitu aku.” Ujar Kai sambil mengerutkan keningnya.
“Sebentar...” Pengacara Jo kemudian mengambil beberapa dokumen yang ia bawa di kopernya. Sekarang Kai tahu alasan mengapa pengacara Jo selalu menenteng koper kecil kemanapun ia pergi.
“Aku menumpulkan beberapa bukti, rekam jejak dan beberapa dokumen penting terkait kasus ini. nah, ini dia.” Pengaca Jo pun membeberkan dokumen itu.
“Istri Tuan Park meninggal secara misterius, saat itu... nah(sambil mengeluarkan salah satu foto), Tuan Park sering mengalami konflik dengan isterinya. Aku dapat kesaksian dari tetangganya. Setelah itu Tuan Park jadi jarang pulang ke rumah. Hingga beberapa bulan kemudian Tuan Park mendatangi siterinya dengan membawa seorang wanita. Tak ada kesaksian yang menyatakan siapa wanita itu, tapi aku yakin bahwa wanita itu adalah nenek tiri anda.”
“Nah, setelah pertemuan itu beberapa hari kemudian nenek kandung anda meninggal. Lagi-lagi kasus yang tidak terpecahkan dan malah sengaja dikubur dalam-dalam. Kemudian kasus meninggalnya Kakek anda sendiri. Terpeleset di wc hingga gagar otak? Tidak mungkin, pasti dalangnya adalah nenek tiri anda. Sayangnya, pelaku mampu menutupi kasus itu dengan rapat ingga tak tercium oleh pihak yang berwenang.”
“Lalu kedua orang tua anda, aku juga yakin paman tiri andalah yang melakukannya. Nah, dari kesemua pola itu. Saya ambil kesimpulan, bahwa mereka akan membunuh semua keluaga Park hingga mereka benar-benar menguasai kekayaanya. Anda, mungkin adalah target mereka selanjutnya. Tapi setelah mendapat banyak pelajaran dari korban sebelumnya, saya rasa kita bisa menghindar.” Ucap Pengacara Jo.
“Caranya?” Kai penasaran.
“Jika dilihat dari pola penyerangan mereka, mereka menyerang saat dalam situasi lengah. Jadi yang pertama yang harus kita lakukan adalah perkuat keamanan setiap anggota keluarga anda, isteri dan mertua anda. Kalian jangan tinggal terpisah. Kemudian ini..”Pengacara Jo menunjukkan Blue print-an rencananya pada Kai. Ia menjelaskan dengan detail kepada Kai.
“Ya, aku paham sekarang, tapi dengan begitu, kita akan membutuhkan waktu yang cukup lama dalam mengalahkan mereka.” Ucap Kai.
“Maka dari itu kita harus mengulur waktu sebanyak mungkin.” Jelas mengacara Jo.
“Mengulur waktu?” Kai tampak kurang yakin.
“Kita persempit gerak mereka sehingga mereka jadi kesulitan dalam melancarkan siasat busuk mereka. Dengan begitu rencana besar mereka, yakni mencelakaimu akan semakin mundur dari waktu yang ditentukan. Dan di situlah, kita sudah kumpulkan bukti untuk menjatuhkan mereka. Kemudian kita akan menjebloskan mereka ke penjara dengan hukuman seumur hidup atau mati.” Jelas Pengacara Jo.
“Ya...anda benar.” Kai tampak puas dengan rencana yang dijelaskan oleh Pengacara Jo.
“Aku harap mereka dihukum seberat-beratnya atas apa yang sudah mereka perbuat.” Gumam Pengacara Jo.
“Semoga saja.” Ujar Kai.
Setelah diskusi panjang itu, tibalah saat Pengacara Jo untuk pergi.
“Kalau begitu aku pamit sekarang Tuan.” Pengacara Jo menenteng kopernya.
“Ya, hati-hati di jalan Pengacara Jo. Aku ucapkan terima kasih atas segala bantuan yang telah kau berikan.” Ucap Kai.
“Akulah yang harus berterima kasih kepada Anda dan Tuan Park karena telah begitu berjasa dalam hidup saya. Saya tidak akan sampai di tempat ini tanpa bantuan dari kalian. Kalau begitu sampai jumpa di lain waktu Tuan.” Pengacara Jo pun beranjak pergi.
“Sampai jumpa lagi Pengacara Jo.” Jawab Kai.
Usai kepergian Pengacara Jo, Kai kembali disibukkan dengan tugas kantornya. Ia juga memiliki jadwal untuk menginterview calon sekertarinya. Sebetulnya Kai sudah menolak untuk mendapat sekertaris baru, ia berencana untuk mengangkat sekertaris lamanya di perusahaan lamanya, tetapi sekertaris sebelumya menolak tawaran dari Kai. Kai pun terpaksa harus mencari sekertaris baru.
“Permisi.” Terdengar seseorang mengetuk pintu dari luar.
“Ya, masuk.” Ucap Kai.
“....”Orang itu kemudian masuk.
“Oh, Kau pasti calon kandidat itu. Baiklah silahkan duduk.” Ucap Kai mempersilahkan duduk pada salah satu kandidat sekertarinya.
“Jadi namamu adalah....”Kai terbelalak saat membaca CV milik orang itu.
“Shin Dreeyana Geumira.” Ucap Kai dengan ekspresi tak percaya.
“Ya Pak.” Jawab orang itu.
“Apa benar ini namamu?” Tanya Kai memastikan.
“Betul Pak, ini nama saya.” Jawab orang itu dengan yakin.
“Namamu mirip dengan nama isteri saya.” Ucap Kai.
“Ah, suatu kebetulan yang unik.” Jawab orang itu dengan tersenyum ramah.
“Bahkan usiamu sama dengan usia isteri saya, dan nama ibu kandungmu, juga sama dengan nama ibu kandung isteri saya.” Kai mulai merasa heran.
“....”Wanita itu hanya tersenyum.
“Apa ini data diri aslimu?” Kai kembali bertanya.
“Oh, tentu saja Pak. Jika palsu mana mungkin saya bisa melamar ke sini.” Jawab orang itu sambil terkekeh.
“Ya...kau benar juga.” Kai masih tak yakin.
“Apa kau kenal dengan bocah yang bernama Bogeum?” Kai tiba-tiba berceletuk seperti itu.
“Maaf?” Orang itu tak menangkap dengan baik perkataan dari Kai.
“Ah, tidak. Aku hanya bergumam pada diriku sendiri. Lupakan saja. Sekarang kita fokus pada interviewnya.” Ucap Kai. Ia pun memulai proses interview itu.
maaf nih🙏🙏ini hanya pemikiran Q sj sbg pembaca😁😁😁🙏🙏
lajut rhor💪