Kubuat Kau Menyesal!

Killa dan kedua orang tua Raihan baru saja sampai di rumah Killa. Killa dan Bunda Bunga turun lebih dulu, karena Ayah Abimanyu harus memarkirkan mobilnya lebih dulu. Supir yang membawa mobil Killa pun sudah memarkirkan mobil Killa diparkiran mobil.

"Killa, pokoknya Bunda enggak mau kamu capek-capek! Biar Bunda sama Bi Sumi saja yang merapihkan barang-barang Raihan. Kamu cukup yang mengarahkan saja," ujar Bunda Bunga dan Killa menganggukkan kepalanya.

Meskipun dia belum terlalu mencinta Raihan, tetapi tetap saja dia merasakan sedih. Karena harus kehilangan sosok Raihan di hidupnya untuk selamanya.

"Sabar ya La! Bunda ngerti, pastinya tak akan mudah menjadi kamu melewati semua ini. Raihan memang sungguh keterlaluan," ucap Bunda Bunga. Raut wajah kesedihan, saat Killa menurunkan foto pernikahannya.

Masih dia ingat, saat foto pernikahan itu terjatuh dan kaca figura itu pecah berhamburan. Hingga akhirnya, Killa terpaksa mengganti kembali figura itu.

"Sini, Bunda bawa saja foto itu. Bunda enggak mau kamu terus mengingatnya," ujar Bunda Bunga. Bunda Bunga menyuruh Bi Sumi untuk menyingkirkan foto itu dari hadapan Killa.

Bunda Bunga dan Bi Sumi langsung memasukkan-masukkan barang-barang milik Raihan ke dalam koper dan juga kantong plastik besar.

"Coba La kamu cek! Ada lagi enggak barang dia yang ketinggalan? Biar dia enggak usah masuk kesini lagi, dan enggak ada alasan untuk balik kesini. Oh ya Bi, kalau besok-besok ada Pak Raihan kesini, kamu jangan biarkan dia masuk ya menemui Bu Killa. Nanti kalau dia marah, bilang saja kamu di suruh Bapak Abi dan Ibu Bunga ya," ujar Bunda Bunga, dan Bi Sumi mengiyakan.

Killa sudah memeriksa semua tempat, dan sudah tak ada lagi barang milik Raihan yang ketinggalan. Termasuk parfum milik Raihan. Wangi yang selalu dia rindukan. Terlebih saat ini dia sedang hamil anak Raihan, ingin sekali dia meminta parfum itu untuk melepas rindunya.

"Mungkin awalnya aku akan merasa berat kehilangan kamu. Bagaimanapun kita pernah hidup bersama. Aku akan berusaha untuk melupakan kamu, dengan aku mengingat semua yang telah kamu lakukan kepada aku. Aku pun sebenarnya merasa jijik tidur di ranjang tempat kamu bercinta dengan wanita murahan itu," ucap Killa dalam hati.

"Kamu sabar banget, La. Mengapa kamu tak bilang sejak dulu, kalau Raihan selalu menyakiti hati kamu? Bahkan, sejak awal kalian menikah, Raihan sudah memperlakukan kamu buruk. Kalau sejak awal kami tahu Raihan seperti itu, pasti kami akan langsung menyuruh kamu bercerai dengannya," ujar Bunda Bunga.

"Aku kira dia berubah Bun. Terlebih dia sempat bersikap manis padaku, makanya aku sempat shock saat melihat foto-foto kemesraan dirinya dengan wanita itu," sahut Killa lirih, dan Bunda Bunga menganggukkan kepalanya.

Raihan dan Syila sudah bersiap-siap untuk berangkat ke rumah Killa dengan menggunakan taksi online. Untuk sementara waktu, Raihan berniat untuk membeli motor yang akan dia gunakan untuk kendaraannya sehari-hari.

Awalnya Syila sempat protes, dia tak mau naik motor. Turun derajatnya. Terlebih Raihan yang sudah terbiasa hidup mewah. Dalam sekejap dia harus kehilangan segalanya. Raihan baru saja sampai di rumah dirinya dulu bersama Killa.

Dia merasa asing di rumahnya dulu, ada kesedihan dibenaknya saat harus merasakan kehilangan semuanya. Dia hanya bisa menatap mobilnya dulu terparkir di halaman parkir rumahnya dulu bersama Killa.

"Kamu cukup berdiri disini! Jangan kotori kursi ini dengan tubuhmu!" ucap Ayah Abimanyu, membuat Raihan mengepalkan tangan. Dia terbawa emosi.

Ayah Abimanyu tak sudi memanggil nama anaknya. Ayah Abimanyu sangat kecewa dengan sang anak. Ingin rasanya dia segera mengusir Raihan dari rumah, karena dia tak sudi melihat wanita tak tahu malu di sebelah anaknya.

"Bunda, Killa, orang ini sudah datang. Ada di depan," teriak Ayah Abimanyu dari bawah.

"Bi, bantu ibu Bunga turunkan barang-barang! Jangan biarkan Ibu Killa yang membawanya, saya tak mau terjadi sesuatu sama cucu saya," ujar Ayah Abimanyu penuh penekanan. Bi Sumi mengiyakan. Dia langsung naik ke atas untuk membantu Bunda Bunga menurunkan barang-barang milik Raihan.

Raihan tercengang melihat sikap dingin kedua orang tuanya terhadapnya. Kedua orang tuanya berubah menjadi orang asing untuknya.

"Sudah jelas! Semua ini karena wanita breng*sek itu, yang telah merebut segalanya. Lihat saja nanti! Aku akan buat kamu kehilangan bayimu dan di benci orang tua Raihan, biar kamu hidup menderita," ucap Syila dalam hati.

Bunda Bunga dan Killa menuruni anak tangga dan menghampiri Raihan dan Syila berdiri di depan.

"Kamu yang buat aku kehilangan segalanya! Aku tak akan pernah mau mengakui anak itu sebagai anakku," ucap Raihan. Diapun jadi membenci Killa. Padahal, dalam hal ini Killa tak salah. Justru dialah yang menjadi korban permainan Raihan dengan ayahnya.

"Ini sudah semua barang-barang kamu! Jangan pernah injak rumah ini lagi dan kamu hanya bisa bertemu Killa di pengadilan nanti saat sidang perceraian. Pak Ahmad tolong kamu keluarkan barang-barang dia yang ada di dalam mobil!" titah Bunda Bunga tegas.

Raihan benar-benar kehilangan semuanya. Padahal dulu, Bunda Bunga sangat menyayangi dirinya. Tetapi hari ini dia terlihat cuek, bahkan dia yang melarang Raihan untuk menginjakkan kakinya menemui Killa.

"Sudah sana pergi! Ini semua barang-barang kamu!" usir Bunda Bunga. Dia terlihat sangat kecewa. Anak yang selama ini dia sayangi, ternyata seorang yang tak bertanggung jawab.

Raihan pergi dengan perasaan kecewa. Dia memang memiliki Syila, tetapi dia kehilangan orang tua dan harta kekayaan orang tuanya.

Kini mereka sudah dalam perjalanan menuju pulang ke apartemen. Apa yang dilakukan Ayah Abimanyu saat ini belum seberapa. Kelak, Ayah Abimanyu akan mengambil apartemen dan uang yang saat ini ada di rekening Syila. Jika dirinya mengetahui kalau semua itu berasal dari uang perusahaan. Raihan dan Syila harus bersiap-siap hidup sehancur-hancurnya.

"Wanita itu benar-benar menghancurkan kamu ya? Orang tua kamu saja berada di kubunya. Apalagi nanti kalau anak itu lahir, pasti perusahaan itu untuk dia," Syila tampak memanas-manasi.

"Iya, pasti. Ayah dan Bunda sangat menginginkan cucu itu. Tapi mau gimana lagi? Aku harus terima semua ini. Sebenarnya aku sangat berat menjalani semua ini. Aku harus kehilangan fasilitas dari orang tuaku," ujar Raihan lesu.

"Kita buat anak dalam kandungan Killa mati saja, kalau seperti itu," Syila provokator.

"Jangan! Bagaimanapun, anak itu anak aku. Meskipun aku tak menginginkan anak itu," ujar Raihan.

Dia tak akan setega itu membunuh bayi dalam kandungan Killa. Meskipun anak itu kelak akan menjadi bumerang dalam hidupnya