NovelToon NovelToon
Wanita Bayaran Dan CEO

Wanita Bayaran Dan CEO

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:9.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: Lunoxs

Di suatu hari paling terpuruk di hidup Dinda, dia bertemu dengan seorang wanita paruh baya. Wanita tua yang menawarkan banyak bantuan hanya dengan satu syarat.

"Jadilah wanita bayaran."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

WB&CEO Bab 23 - Aku Mohon

Sesaat Alden memang terhanyut oleh ucapan Liora. Sesaat dia nyaris saja ingin mengabaikan kemalangan Dinda. Namun tiap kali dia ingat ada rintihan tangis Dinda tadi malam, seketika hatinya kembali merasa sangat bersalah.

Alden tahu Dinda, wanita malang itu hanya ingin mengupayakan banyak hal untuk mendapatkan biaya pengobatan sang ibu, dia tahu juga bagaimana kelicikan Gaida.

Alden sangat yakin jika Dinda pun tidak tahu jika semalam semuanya akan jadi seperti ini. Bercak merah di atas ranjang yang sudah berantakan itu adalah bukti nyata bahwa Dinda bukanlah seorang pelacuur.

"Ayo kita pulang," ajak Alden kemudian, setelah cukup lama hanya ada hening di antara mereka dan hanya saling memeluk.

Pelan, Liora pun mengangguk. Melerai pelukan di antara mereka dan memperlihatkan wajahnya masih sendu, namun Alden tidak tahu jika di dalam hatinya Liora tersenyum kecil.

Melihat bagaimana sikap Aden saat ini dia yakin jika kekasihnya sudah kembali padanya. Tidak akan membahas lagi tentang wanita bayaran itu.

Lagi pula untuk apa dibahas? tentang semalam pun Wanita itu sudah mendapatkan bayaran dari sang nenek.

Pagi itu Alden mengantarkan Liora pulang dengan isi kepala yang berkecamuk. Di sela-sela mengemudikan mobil sang kekasih, Alden pun mengelus puncak kepala Liora dengan sayang.

Jika sudah seperti ini, Liora dan Dinda bukanlah pilihan. Alden tidak mungkin melepas tanggung jawab pada Dinda, namun tidak mungkin juga meninggalkan Liora.

"Al, bawa lah mobil ku, besok kita bertemu di kantor mu," ucap Liora saat mobil mereka sudah berhenti tepat di depan pintu gerbang rumah Liora.

"Tidak perlu Lio, motorku masih berada di hotel. Aku akan kesana menggunakan taksi."

"Baiklah," jawab Liora pasrah, Alden tak wanita keras kepala yang memancingnya untuk berdebat, karena itulah Liora selalu menuruti apapun keinginan Alden.

Setelah bersepakat mereka berdua sama-sama turun, Liora tetap menemani Alden di sana sampai taksi pesanan sang kekasih tiba.

"Aku pergi Lio."

"Berjanjilah padaku Al, lupakan tentang semalam. jangan membuatku ingat dengan kejadian itu, aku tidak sanggup," jawab Liora lirih, lengkap dengan kedua matanya yang kembali terlihat berkaca-kaca.

Dan Alden hanya mampu mengangguk sebagai jawaban.

Mereka berpisah, saat itu Alden benar-benar kembali menuju Five Season Hotel. Mengambil motornya dan segera menuju rumah Dinda.

Alamat wanita itu masih dia ingat dengan jelas, semua data dari Mark terekam di dalam otaknya.

Di antara semua kegamangan yang menyelimuti hati Alden, dia mengemudikan motornya dengan kecepatan tinggi dan tak butuh waktu lama dia sampai di depan pintu gerbang berwarna hitam itu. Gerbangnya tidak terlalu tinggi, hanya sebatas dadanya.

Alden dengan cepat memarkirkan motornya dan berusaha untuk membuka gerbang itu, namun karena terkunci dia pun putuskan untuk memanjatnya.

Dalam sekali percobaan dia berhasil melewatinya dengan mudah. Langkah kakinya pun bergerak cepat menuju pintu rumah itu.

Namun belum sempat mengetuknya, tiba-tiba pintu terbuka.

Deg!!

Dinda sangat terkejut ketika dia melihat Alden berdiri tepat di depan pintu rumahnya. Sesaat tatapan mereka berdua beradu, tatapan yang sama-sama satu. Alden bahkan melihat dengan jelas, banyak luka dari tatapan Dinda.

Dengan cepat Dinda kembali menutup pintu rumahnya, namun ternyata masih kalah cepat dengan Alden yang menahannya.

"Maafkan aku Din! dengarkan aku dulu!"

"Tidak Perlu!! pergilah! aku jijik melihat wajahmu!"

"Aku tahu aku salah! jadi biarkan aku bertanggung jawab!"

Dinda terus berusaha untuk menutup pintu rumahnya dengan kuat, namun selalu ada celah yang bisa dan ciptakan. Tenaga Dinda sangat lemah, jika Alden mau dia bisa mendobrak pintu itu dengan mudah.

Namun Alden tidak setega itu untuk melakukannya, biarlah mereka bicara tanpa saling melihat.

"Tidak perlu tanggung jawab! apa yang mau kamu pertanggung jawab kan? Liora dan nenek Gaida sudah mendatangi aku lebih dulu dan memaksaku meminum obat penggugur kandungan. Jadi pergilah! tidak ada sedikitpun bagian dirimu yang tertinggal dalam tubuhku!!" balas Dinda dengan memekik, dia harus berteriak agar suaranya jelas diantara isak tangis ini.

Seketika Alden terdiam, disaat lengah itu Dinda dengan segera mendorong pintunya kuat dan menguncinya rapat.

Tangis Dinda yang pilu masih mampu Alden dengar dengan jelas. Namun kini pikirannya kembali bercabang.

Tentang Liora dan nenek Gaida.

Semuanya jadi terlihat samar, membuatnya pusing dan tak bisa berpikir dengan jernih.

Cukup lama keduanya terus seperti itu, Dinda yang menangis di dalam rumah. Dan Alden yang terus berdiri di depan pintu rumah.

Sampai akhirnya tangis Dinda mereda, Dinda keringkan air mata itu menggunakan kedua tangannya. Sudah dia putuskan untuk tidak lagi menangis. Semuanya sudah terjadi, hidupnya sudah rusak, jadi untuk apa lagi ditangisi?

Dinda yang tadi terduduk karena tak mampu berdiri kini pun bangkit, dia pegang jaket dan kemeja putih milik Alden yang sudah dia gunting-gunting. Tadi Dinda ingin membuangnya ke tempat sampah namun urung karena ada pria badjingan itu.

Jadi kini Dinda akan membuangnya, dia pun yakin jika Alden sudah pergi dari rumahnya.

Dengan nafas yang masih terdengar kasar, Dinda kembali membuka pintunya. Namun ternyata dia masih melihat pria itu berdiri tegap.

Tapi kali ini Dinda tidak berusaha menghindar, dia tetep keluar dengan wajahnya yang nampak dingin, wajah datar yang seolah sudah tak punya semangat untuk hidup.

Tatapan Alden pun langsung tertuju pada kain yang dibawa oleh Dinda, itu adalah jaket dan kemejanya semalam. Tapi kini sudah tidak berbentuk. Langkah kaki Dinda yang tertatih pun langsung jadi pusat perhatiannya.

Tapi Dinda tidak peduli dengan tatapan Alden padanya, dia terus melangkah, membuka pintu gerbangnya dengan kunci yang dia bawa dan melempar kain-kain itu ke dalam kotak sampah, tak jauh dari motor Alden yang terparkir.

Saat masuk Dinda kembali mengunci pintu gerbangnya, tidak peduli bagaimana nanti Alden bisa keluar.

"Astaga!" ucap Dinda kaget, saat dia berbalik setelah mengunci gerbang dan melihat Alden berdiri tepat di hadapan.

"Ayo kita bicara."

"Tidak ada yang perlu dibicarakan."

"Kalau begitu ayo ke rumah sakit, kita periksa keadaan mu."

"Tidak perlu dan pergilah dari sini. Apa kamu tau? korban pemeerkosaan itu sangat JIJIK melihat pelakunya?!"

Alden terdiam.

Saat itu Dinda kembali melanjutkan langkah untuk masuk ke dalam rumah, namun langkahnya kembali terhenti saat salah satu tangannya di cekal oleh Alden.

"Ayo pergi ke rumah sakit."

"LEPAS!"

"Liora memberimu obat penggugur kandungan lagi kan? pasti efeknya lebih berat dari pada kemarin_"

"LEPAS!"

"Aku mohon Din, aku mohon, jangan buat aku seumur hidup merasa bersalah padamu."

"Pergilah, aku mohon, jangan buat aku semakin jijik dengan hidupku sendiri."

1
Rafi Farisi
klo ngk ada emaknya Dinda mngkin sdh nganu yg ke 3 😂😂😂
Rafi Farisi
apa iya mau memenjarakan kakak sndiri 🤭😂😂😂
Rafi Farisi
anak ksayangamu mom pelakunya 🤭
Rafi Farisi
lah ngk ngefek obatnya ya, apa kecebong nya lari marathon hingga lbih cepat smpe tjuan ,hingga ngk ke kejar sm obat penggugur kandungan 🤭🤭😂
Rafi Farisi
yee dikacangin 😂😂😂
Rafi Farisi
dasar nenek lampir 😏😏😏
Pipit Aprilianti
Luar biasa
Rafi Farisi
jd kasian sm nasip Dinda ☹️☹️
Rafi Farisi
hahahha puas bngt gua ketawa 😂😂😂😂,,nenek dan cucu yang 11 12 🤭🤭
Rafi Farisi
gak tau aja klo rayden itu sperti apa, klo bner2 menjalankan rencana nya itu yg ada bakal mempermalukan drinya sndiri wkwkwk😂😂😂
Rafi Farisi
kapokk,,, itulah klo punya niat gak baik pasti akan dihalangi oleh semesta 😂
Rafi Farisi
beuhh bner2 pelakon yg apik si Liora ini, tp skrng kyknya Alden yg bakal mundur deh😂
Rafi Farisi
ooo gtu, pantesan bilang dng bgtu mudahnya klo Liora mnerima Alden apa adanya 😂😂, dri sini sdh trbaca klo Liora jg tdk setulus itu wkwk
Rafi Farisi
memo pesan tp udah kyk cerpen pnjang bner😂😂
Rafi Farisi
iyo ya buat cadangan haha😂😂
Rafi Farisi
awal yg wow 😂😂 😂
◌ᷟ⑅⃝ͩ●⍣క🎸BuNdAιиɑ͜͡✦●⑅⃝ᷟ◌ͩ
karya yang bagus
Hadijah Nadia
Luar biasa
Hadijah Nadia
👍👍👍👍👍
Nicky Nick
alden gercep suka deh..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!