Setelah 15 tahun menikah, Elma dan Danu merasa hidup mereka terenggut, mereka sama-sama lelah, sama-sama marah dengan keadaan yang memaksa untuk bertahan.
Hingga di suatu malam mereka memutuskan untuk berpisah dan mencari bahagia masing-masing.
Mampukah itu terwujud? saat hati masih saling bertaut ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
S15TMD BAB 23 - Siapa?
Elma menatap punggung Danu yang mulai menjauh dengan wajahnya yang masih setia ditekuk.
Untuk apa banyak bertanya jika akhirnya hanya seperti ini saja? batin Elma. Danu tidak melarangnya bekerja, tidak marah dia merias wajah, tidak melarang ini dan itu seperti yang ada dalam benaknya.
Mungkin Elma akan merasa kesal andai Danu melarangnya ini itu, tapi entah kenapa kini dia malah menginginkan akan hal itu.
Tapi Pria dingin itu seolah menyetujui semuanya, seolah tidak peduli dengan apapun yang akan dilakukan oleh Elma.
Membuat wanita cantik ini merasa kesal.
Dengan langkah kakinya yang keras dia segera berbalik kemudian pergi.
Saat jam 4 sore Elma mulai menuju CSM. Meski dari rumah ke CSM hanya butuh waktu 20 menit tapi Elma tetap pergi di jam 4 sore.
Dia tidak ingin datang terlambat di hari keduanya mulai bekerja.
Sampai di sana ternyata Puspa dan Lena belum datang. Saat ini toko masih dijaga oleh karyawan shift siang.
Elma juga memperkenalkan dirinya pada semua orang.
Dan Diaz yang melihat kedatangan Elma dengan tampilan barunya pun cukup terkejut. Merasa tidak salah memilih karyawan baru karena Elma sangat cantik. Meski diantara mereka semua Elma lah yang paling berumur.
Diaz lantas keluar dari ruangannya dan menghampiri Elma.
"El, sini aku ambil fotomu. Biar aku posting di Instagram toko kita," ucap Diaz, sebuah ucapan yang membuat Elma tercengang.
Foto? andai bisa sungguh Elma ingin menolak karena malu. Tapi dia tidak punya keberanian untuk melakukan itu.
Akhirnya Elma hanya bisa pasrah, tersenyum kaku menghadap kamera yang menyala.
Namun seperti itu saja sudah berhasil membuat Diaz bangga.
Waktu bergulir, jam semakin malam dan Elma terus bekerja dengan giat.
Berulang kali Puspa dan Lena menyalahkan namun Elma tak patah semangat.
Kata Risa tidak apa gagal yang penting masih mau belajar.
Elma terus menghapal semua harga, agar jika ada konsumen yang bertanya dia tidak perlu ke komputer dan memeriksanya.
Malam ini pelanggan yang datang lebih banyak dari malam kemarin. Membuat Elma jadi sedikit kualahan, kadang saat gugup dia melupakan semua yang sudah di hapal.
"Mbak Elma, ini salah. Meski pun sama-sama tree pot tapi kodenya beda, dan ini harus di input sesuai kode," kesal Lena, sudah lebih dari 2 kali dia memberi tahu Elma tentang hal ini, tapi tetap saja Elma melakukan kesalahan.
"Makanya kalau nggak bisa ingat itu dicatat mbak, aku dulu juga punya buku catatan waktu training." Puspa menimpali.
Sementara Elma hanya terdiam karena dia memang tidak punya buku catatan. Semuanya hanya mengandalkan ingatkan dan beberapa poin penting di note ponsel miliknya.
Perselisihan itu tak berlangsung lama karena semua harus kembali bekerja.
Di jam setengah 11, pelanggan yang datang mulai berkurang. Elma, Puspa dan Lena juga mulai merasa lelah. Tapi disaat Puspa dan Lena mulai duduk di kursi kasir, Elma masih berdiri di depan salah satu etalase dan merapikan beberapa barang yang berantakan.
"Mbak Elma," panggil Puspa dengan suaranya yang terdengar ketus.
Elma yang sedang berjongkok pun mendongak.
"Iya, ada apa?" tanya Elma seraya berdiri.
"Ada yang cari mbak Elma di depan."
"Siapa?"
"Ya mana aku tau!" Dengan wajah cemberut Puspa berlalu, meninggalkan Elma yang bertanya-tanya di dalam benaknya.
Tentang siapa yang mendatanginya hingga sampai di toko ini.
Apa Risa?