ISTRI UNTUK TUAN MUDA PSYCHOPATH

Perut Zizi sudah membesar. Kejadian waktu itu hanya pendarahan biasa tidak berpengaruh pada janin Zizi. Ia sekarang ingin mengajak Kenzo untuk pergi tes DNA seperti kesepakaatan nya beberapa bulan yang lalu.

"Badan ku semakin gendut saja Jesi, kenapa aku jadi tidak percaya diri begini."

Jesi sedang mencari baju untuk Zizi. Karna Zizi sekarang jadi cerewet dan selalu milih-milih dalam menggunakan pakaian.

"Tidak ada yang cocok Jesi."

Zizi kembali rebahan ia uring-uringan,

jangan ditanya Jesi jadi kebingungan melihat Zizi.

"Nyonya, apa Anda ingin pergi berbelanja ke mall??"

Jesi sudah tidak sanggup membongkar isi lemari Zizi. Tidak ada satupun yang Zizi pilih.

"Ide bagus Jesi, tumben-tumbean kamu memberi solusi yang tepat."

"Anda bisa memilih salah satu kartu ini nyonya!"

Kenzo memang memberikan Zizi black card unlimited tapi Zizi tidak pernah menggunakannya. Baru sekarang ini Zizi melihatnya ternyata ada 10 kartu ajaib itu yang tersimpan rapi di atas meja rias nya.

"Bawa yang paling banyak saldo nya saja Jesi!"

Jesi yang tahu semua isi pada black card itu tidak ada yang sedikit saldonya jadi kebingungan.

"Nonya semua ini saldo nya banyak semua, saya tidak tahu harus memilih yang mana."

Zizi memiliki ide, yang membuat Jesi hampir tumbang karena kaget.

"Bawa semuanya Jesi, aku ingin membeli penthouse supaya anak-anak ku nanti tidak terlantar."

[Akan ku habiskan uang laki-laki arogan itu.]

Bukankah Kenzo terkenal kaya nomor dua di negara ini, jadi untuk apa Zizi takut anak-anak nya nanti akan terlantar? Jawabannya, Zizi sengaja ingin melihat Kenzo marah atau tidak.

"Nyonya apa Anda bercanda??"

"Aku sudah memesannya melalui online Jesi."

Jesi merasa Zizi memesan penthouse seperti memesan makanan di aplikasi, apakah ini yang dinamakan sultan mah bebas.

"Jangan menatapku begitu Jesi, bukankah aku hebat??"

Jesi takut Kenzo akan marah dan mencelakai Zizi lagi.

"Jadi kita harus kemana dulu nyonya??"

"Ke mall, terus melihat penthouse dan terakhir ke kantor Tuanmu yang angkuh itu."

"Nyonya Anda tidak takut Tuan Kenzo akan memarahi Anda jika tahu semua ini?"

"Jangan rusak mood ku, dengan menanyakan hal itu. Ayo berangkat!!"

Tapi baru saja Zizi masuk kedalam mobil,

ia sudah berubah pikiran.

"Kita ke kantor saja Jesi."

"Baik nyonya."

Jesi tidak mau banyak tanya nanti Zizi bisa berubah menjadi reong.

...****************...

Kenzo baru keluar dari ruang meating bersama Niko.

"Apa ada serius ingin menerima tawaran Tuan Bram??"

"Tentu saja Niko, aku ingin menghancurkannya mulai dari atas hingga akar-akarnya."

Kenzo sudah menunggu ini sejak lama, maka dia tidak akan membuang-buang waktu lagi.

"Apa saya yang akan pergi ke perusahaan itu Tuan?"

"Saya sendiri yang akan pergi Niko."

Mereka sampai tidak menyadari Zizi sekarang berdiri di depan ruangan Kenzo.

"Tuan nyonya Zizi…."

"Mau apa lagi dia!"

Entah kenapa Zizi yang telat menyadarinya, bahwa Kenzo benar-benar memiliki kharisma yang luar biasa.

[Ternyata dia sangat tampan, apa selama ini aku buta tidak bisa melihat wajah nya yang begitu mempesona.]

Ia masih diam melihat Kenzo yang sekarang sedang menuju dirinya.

"Untuk apa kamu membeli penthouse dengan harga yang cukup fantastis??"

Senyum Zizi memudar, mendengar kalimat yang Kenzo lontarkan.

"Bukankah kamu yang menyuruhku untuk memakai kartu black card itu, lalu kenapa sekarang malah bertanya dan marah."

"Aku hanya menyuruhmu untuk mengganti penampilanmu yang terlihat norak ini, bukan malah membeli penthouse."

Zizi tersinggung mendengar Kenzo mengatakan dirinya berpenampilan norak.

[Menghina ku berpenampilan norak, tapi dia telah berhasil menanam benih di rahim ku.]

"Lantas untuk apa kamu mempertahan ku?? lebih baik ceraikan saja aku!!"

Kenzo tidak peduli para karyawan yang berlalu lalang melihat mereka berdebat.

Zizi sekarang lebih sensitif mudah tersinggung apa lagi mood nya mudah berubah-ubah.

"Apa setelah kamu bercerai dari ku, kamu akan kembali pada laki-laki itu??"

"Mungkin, karna bersama mu hanya membuat batin ku tertekan."

Kenzo menggendong Zizi masuk kedalam ruangan yang terdapat pada sebuah kamar pribadi untuk Kenzo sering istirahat. Niko yang kaget hanya bisa mengelus dada.

"Berani sekali kamu masih mengharapkan, bajingan itu."

"Karena dia tidak sepertimu."

Zizi tidak tahu saja Kenzo saat ini sedang cemburu.

[Mau apa si arongan ini, suami macam apa yang selalu membuat istrinya insecure.]

Kenzo menggeser buku di atas meja kerjanya lalu menekan tombol.

[Aku baru tahu disini ada kamar juga, kecil tapi terasa sangat nyaman.]

Gerakkan cepat Kenzo tidak bisa Zizi hindari. Zizi terbentur dada bidangnya, Zizi heran kenapa ia tidak bisa menolak setiap sentuhan yang Kenzo berikan.

Kenzo merebah kan tubuh Zizi dengan sangat hati-hati, ia takut Zizi akan mengalami pendarahan lagi.

Entah sejak kapan Zizi sudah tidak menggunakan sehelai benang pun.

Begitu juga dengan Kenzo.

******* Zizi membuat Kenzo semakin ingin melepaskan sesuatu yang sudah lama ia tahan. Tapi sebelum berhasil Kenzo menerobos Zizi menahan Kenzo.

"Kamu belum bisa membuka hatimu untukku, jadi hentikan ini sebelum aku semakin dalam mencintai orang yang salah."

Kenzo dengan nafas yang masih memburu berbisik di telinga Zizi.

"Aku mencintaimu sebelum kamu mengandung anak-anakku, tapi kenapa kamu selalu membuat darahku mendidih."

Zizi tidak tahu harus percaya atau tidak, karena baru kali ini Kenzo berbicara lembut pada dirinya.

"Kamu tidak sedang merayu ku kan?"

"Aku mencintaimu, mulai sekarang kita bina rumah tangga yang harmonis."

Zizi merasa sedang bermimpi.

"Kamu seri…."

"Sttt….Aku hanya ingin mendengar ******* dari mulut mu, tidak ingin mendengar selain dari itu.

Zizi tidak bisa menolak saat benda panjang kekar dan berotot memaksa masuk ke dalam goa nya.

"Katakan kalau sakit, aku bisa menghentikannya."

"Lakukan dengan pelan, supaya anak kita tidak terusik, dengan Deddy nya yang ingin menjenguk mereka."

Zizi menggigit bibirnya supaya ******* nya tidak keluar.

"Nikmat mana lagi yang kita dustakan, tetaplah bersama ku meski kau tahu sifat burukku."

Kenzo semakin mempercepat gerakannya bersama dengan kata-kata manis yang diucapkannya.

"Aku hanya mencintaimu Zifana Roselin tidak ada yang bisa menggantikanmu di hati ini."

Erangan kedua nya mengakhiri aktivitas panas mereka yang menghasil kan banyak keringat.

Kenzo sudah tahu bahwa janin di dalam perut Zizi adalah darah daging nya sendiri. Semenjak Zizi mengalami pendarahan dari situ ia tahu tapi ia sengaja menyembunyikan nya dari Zizi.

Mereka sama-sama kelelahan Kenzo menarik Zizi untuk tidur lebih dekat lagi dengan dirinya.

"Tidurlah, supaya badan mu kembali fit."

...****************...

Zizi sedang membersihkan diri di kamar mandi, ia terus saja senyum mengingat ucapan manis Kenzo.

"Kenapa sekarang dia bersikap manis kepada ku."

Zizi keluar sudah menemukan dres yang panjang lengkap dengan pakaian dalamnya.

"Dia juga sudah tahu ukuran punya ku."

Zizi merasa sangat malu sekarang, ternyata Kenzo laki-laki yang romantis juga.

Saat Zizi membuka pintu ingin keluar dari kamar pribadi Kenzo. Ia tidak menemukan siapa-siapa. Hanya ada deretan makan dan secarik kertas.

'Makanlah, aku ada jadwal meeting mungkin akan pulang larut malam.'

"Dia hanya manis waktu di ranjang saja, tapi tidak apa-apa sebentar lagi dia pasti akan menjadi bucin akut."

Zizi mengirim pesan kepada Jesi karna hari ini jadi gagal untuk memeriksa kandungannya.

.

.

Jesi yang saat itu masih di kantor dengan cepat memasuki ruangan Kenzo setelah mendapat pesan dari Zizi. Ia cemas karena sudah hampir sore Zizi belum keluar dari ruangan Kenzo.

Jesi mengetuk pintu ruangan Kenzo, Zizi tidak tahu kalau pintu itu otomatis. Jesi nyelonong masuk.

"Anda tidak apa-apa nyonya??"

Mulut Zizi yang penuh dengan makanan. Hanya menjawab Jesi dengan anggukan.

Mata Jesi tertuju pada leher Zizi yang begitu banyak tanda merah. Ia tidak yakin Kenzo bisa seganas itu.

"Mau makan bestie??"

"Saya sudah kenyang nyonya."

"Apa kamu sudah melihat penthouse itu?"

"Sudah nyonya, letaknya juga tidak terlalu jauh dari kantor ini."

"Benarkah??"

"Iya nyonya, apa lagi Tuan Kenzo menyetujui nya."

Mendengar nama Kenzo pipi Zizi bersemu merah, ia mengingat kejadian beberapa jam yang lalu. Jesi tahu pasti sekarang Zizi sedang membayangkan sesuatu.

...****************...

Jesi dan Niko sekarang seperti orang asing, mereka berdua seolah-olah tidak pernah saling mengenal satu sama lain.

Tapi siapa sangka Zizi ingin kembali menyatukan cinta mereka.

"Aku tahu kalian masih saling mencintai, cobalah untuk mengalah satu sama lain."

Zizi yang kebetulan lewat ingin mengambil air minum, melihat Jesi dan Niko terlihat sama-sama canggung.

"Jelaskan kejadian yang sebenarnya Niko jangan membuat Jesi menyimpulkannya sendiri."

Zizi masih berdiri ingin mendengar apa yang akan mereka berdua ucapkan.

"Dia…."

Mereka berdua serempak dan saling menunjuk.

"Kalian seperti anak kecil saja, kamu Niko jelaskan siapa wanita yang Jesi lihat waktu itu."

"Sudah nyonya, saya tidak butuh penjelasan laki-laki ini lagi."

"Aku juga tidak butuh wanita egois sepertimu."

"Niat kuingin membuat hubungan kalian membaik, bukan malah menjadi begini."

"Hubungan kami sudah berakhir."

Lagi-lagi mereka berdua menjawab serempak.

"Terserah kalian kalau begitu, ternyata niat baik tidak selamanya diterima baik juga."