NovelToon NovelToon
PERNIKAHAN KE DUA

PERNIKAHAN KE DUA

Status: tamat
Genre:Romantis / CEO / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika / Pernikahan kedua / Tamat
Popularitas:570.1k
Nilai: 5
Nama Author: Savana Alifa

Jalan kehidupan memang tak selamanya mudah dan mulus, ketika kaki sebelah tersandung maka kaki yang lain harus kuat menopang tubuh agar tak sampai terjatuh.
Berkisah tentang seorang perempuan yang harus menyandang status janda di usianya yang masih muda, berjuang mematahkan opini masyarakat jika 'janda' itu tak mempunyai hak dan keistimewaan yang sama dengan perempuan lainnya. Berbagai ujian, cercaan, fitnah dan gunjingan menjadi makanannya sehari-hari, namun senyumnya tak pernah surut, menyembunyikan luka yang semakin lama semakin menggunung.

Sampai seorang Presdir perusahaan besar tempatnya bekerja mengajaknya berkompromi dalam sebuah pernikahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Alifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KABAR PERNIKAHAN

"Kamu tuh gimana sih Fa? Saya suruh bikin kopi malah ngerumpi ria sama si kentut itu." Omel Arsya saat Wafa memasuki ruangannya.

"Kentos pak, namanya Kentos."

"Sama aja, cuma beda ujungnya doang."

"Tapi jadi beda arti pak, Kentos itu nama orang, kalau kentut itu bau pak."

"Kenapa kamu jawab aja sih kalau saya ngomong?? Iya-in aja bisa kan??"

"Baik pak." Jawab Wafa seraya mengangguk .

"Mana kopinya??"

Wafa menyodorkan secangkir kopi yang baru saja ia buat untuk Arsya.

"Gak pakai gula kan?"

"Iya pak."

"Bagus."

"Iya pak."

"Ya sudah sana ke ruangan kamu."

"Iya pak."

Arsya berdecak kesal. "Hei, kenapa jawab iya-iya aja sih??"

"Kan tadi bapak yang bilang, saya cukup iya-in apa yang bapak katakan. Jadi saya salah lagi pak??"

Arsya mengusap wajahnya dengan gusar, berdebat dengan Wafa lama-lama ia bisa sawan. Arsya menyuruh Wafa pergi dari ruangannya dengan isyarat tangan. Dan Wafa mengerti, karena itu ia segera meninggalkan sang bos sebelum bom kemarahan pria itu meledak.

***

Jam makan siang, Wafa dan Arsya harus menghadiri meeting di resto yang tak jauh dari kantornya. Siang itu cukup terik, membuat para penghuni bumi mengerutkan dahinya karena panas.

"Cepetan Fa, panas." Kata Arsya saat ia keluar dari mobil hendak memasuki resto.

"Iya pak." Jawab Wafa seraya melindungi wajahnya dengan berkas-berkas yang ia bawa.

Arsya kembali berdecak kesal. Biasanya ia akan senang mendapatkan jawaban itu dari bawahannya. Tapi kali ini ia mulai muak saat Wafa mengatakan kata 'iya pak' di setiap ia berbicara.

"Berhenti mengatakan 'iya pak' Wafa." Gerutunya.

Wafa menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Arsya. Ia jadi serba salah, lalu ia harus menjawab apa saat pria itu berbicara padanya nanti.

Sampai di dalam resto, ia di sambut salah satu pelayan yang mengatakan jika mereka telah di tunggu oleh klien mereka sejak sepuluh menit yang lalu. Arsya melangkah lebar, ia panik mendengar klien pentingnya sudah menunggunya sejak sepuluh menit lalu.

Wafa berusaha menyeimbangkan langkahnya dengan langkah lebar Arsya, perempuan itu bahkan harus sedikit berlari agar langkah Arsya bisa ia kejar.

Di dalam salah satu ruangan VVIP, seorang perempuan cantik tampak tengah menunggunya. Perempuan itu tersenyum manis saat Arsya memasuki ruangan itu.

"Selamat datang pak Arsya."

"Loh Nona Grace, tuan Antoni tidak kesini??" Tanya Arsya saat mendapati seseorang yang akan ditemuinya berbeda.

"Papi saya ada perjalanan bisnis mendadak ke Belanda, jadi saya yang menggantikannya. Silahkan duduk pak Arsya."

"Ah ya, terima kasih nona Grace. Kenalkan, ini Wafa, sekretaris saya."

Wafa mengulurkan tangannya seraya menganggukkan kepalanya. "Wafa..." Ucapnya memperkenalkan diri.

Grace menyambut uluran tangan Wafa dengan ramah. "Hai Wafa, saya Grace."

"Senang bertemu dengan anda Nona Grace."

"Saya juga, silahkan duduk nona Wafa."

"Terima kasih nona." Jawab Wafa seraya duduk tak jauh dari Arsya.

"Ok, apa kita bisa mulai meeting??" Tanya Grace.

"Tentu Nona Grace." Kata Arsya, ia mengambil berkas-berkas yang akan menjadi penunjang jalannya meeting itu dari Wafa, kemudian memerintahkan Wafa untuk menuliskan poin-poin penting dari meeting tersebut.

Hanya tiga puluh menit saja meeting itu selesai. Karena nona Grace sangat puas dengan konsep yang Arsya tawarkan, juga tak banyak keinginan dari pihak perusahaan Grace, maka meeting itu menjadi berjalan lebih singkat. Grace menyerahkan sepenuhnya proyek iklan produk perusahaannya pada perusahaan Arsya.

Kesepakan terjalin, hanya tinggal menunggu proses syuting iklan tersebut yang akan di garap oleh GALAMEDIA pekan depan.

"Kita makan dulu ya Fa." Kata Arsya saat mereka tinggal berdua saja di ruangan itu.

Wafa tak menjawab, ia hanya mengangguk saja.

Baru saja Arsya hendak memanggil pelayan, suara ponsel Wafa mengurungkan niatnya.

Wafa meraih ponselnya, nama sang adik tertera di layar ponsel bututnya. "Maaf pak, saya angkat telpon dulu." Ucapnya pada Arsya.

"Silahkan."

Wafa menekan tombol berwarna hijau agar telpon itu tersambung. Ia dekatkan benda itu ke telinganya.

"Assalamualaikum dek."

"Waalaikumsalam mbak, mbak apa kabar??"

"Kabar mbak baik Dek, ada apa? Apa ada sesuatu yang mendesak??"

"Tidak ada mbak, aku hanya ingin mengabari kalau aku dan mas Fahmi...."

"Akan menikah?? Mbak sudah tahu dari Lastri."

"Maafin aku mbak."

"Kenapa harus minta maaf dek? Mbak sama mas Fahmi sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi. Itu hak kalian jika kalian akan menikah."

Wafa menengadah, ia meremas dadanya yang terasa sesak. "Sudah dulu ya dek, mbak lagi meeting. Assalamualaikum."

Wafa menutup sambungan telponnya bahkan sebelum Arini sempat menjawab salamnya. Ia sudah tak kuat, ia juga tak mau kalau sampai Arini mendengarnya menangis.

Perempuan malang itu menangis tersedu-sedu seraya menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Ia tak perduli jika saat ini Arsya tengah menatapnya dengan tatapan, entahlah...

Dari perbincangan Wafa dengan seseorang di seberang telpon sana, Arsya dapat menyimpulkan jika Arini adalah adiknya sendiri, sedangkan Fahmi adalah mantan suaminya. "Mana mungkin mereka akan menikah??" Batin Arsya.

Arsya bingung, ia ingin menenangkan Wafa, tapi dari tangisannya saja sudah dapat terlihat jika Wafa sangat terluka. Dan Arsya tidak bisa sembarangan berbicara yang akan mengakibatkan Wafa semakin terluka lagi. Karena itu, ia memilih diam dan menemani Wafa sampai nanti tangis perempuan itu mereda.

"Pantas saja kamu merasa sangat ragu pada rencana pernikahan kita, ternyata kamu begitu terluka Wafa."

Pengkhianatan memang membuat Wafa ragu dalam berkomitmen, untuk membangun kepercayaan pada pria lain itu sangatlah sulit. Luka yang dalam membuat Wafa waspada dalam memilih pasangan, ia tak mau gagal untuk yang kedua kalinya. Ia tak mau jatuh ke dalam lubang yang sama yang akan menambah setiap lukanya.

Hay, boleh dong share cerita aku di akun sosmed kalian atau rekomendasiin cerita aku ini ke teman-teman kalian... TENGKYUHHHH ❤️❤️

1
Ray
karena sejatinya seorang hamba yang ingkar janji terhadap Tuhannya, emang mudah ingkar janji kepada sesama
Ray
tertekan bathin koe Fa.....lama lama lelah juga
Ray
emang begitulah nasib kaum bawahan
YuWie
Luar biasa
YuWie
akhirnya..kejwngkelanku terjawab jg. wafa tetwp membisu statusnya tapi ibuk nya arsya lebih pintar..hah
YuWie
ya makane ngomong wafa siapa kamu, jangan batin thok bikin salah sangka aemakin bertele3 tau
YuWie
bagus cara menyampaikan ceritanya..
YuWie
biasanya klo masalah cinta, adik yg gak mau ngalah sama kakak..ehhh ini kebalik, salah sankamu dik arin
YuWie
enakmen fahmi, ambil perawannya aja brati. Buat fahmi lebih menderita..aneh aja. Tadi di rmh bilangnya akan menggantung status wafa..ehh diundang ke rmh ternyata mencintai adik wafa..hlooo
syska
Luar biasa
Surati
bagus
Nesya Yanuar
arsya jg tdk benar, masa iya sdh nikah 7 bln gk di legalkan jg pernikahan nya, gk salah kl istrinya sll ragu akan hubungan pernikahan mereka.
Nesya Yanuar
wafa ini aneh, suaminya ingin mengakui keberadaannya kok dia tdk mau, nanti kl suaminya di dekati perempuan lain dia marah. perempuan otak nyeleneh.
Nesya Yanuar
harusnya mmg tdk secepat itu memutuskan utk menikah. kenal jg br beberapa hr.
Tan Wahyudi
Luar biasa
Erina Munir
kok ngegantung sih mak...ga enak banget
Erina Munir
nahh...akhirnya terucap juga tuh kata2
Erina Munir
karunyaeeuuun...😭
Erina Munir
emosii lgii..arsya...
Erina Munir
lanjuut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!