Mengisahkan tentang seorang gadis muda yang bernama Mutiara Sanjaya atau biasa di sapa Ara, Ara adalah anak pertama dari seorang pengusaha yang cukup ternama bernama Surya Sanjaya
Ara juga mempunyai seorang adik perempuan yang bernama Berliana Sanjaya atau biasa di sapa Nana, Nana terlahir dari pernikahan papanya yang kedua. Hal tersebut bisa terjadi karena mama kandung Ara meninggal dunia saat melahirkan dirinya
Suatu malam Ara di jebak oleh mama Tania dan Nana menyebabkan dia harus kehilangan kehormatan nya dengan laki-laki yang sama sekali tidak dia kenal
Pria tersebut adalah Raditya Mahardika seorang CEO muda yang paling di segani di kota tersebut
Hasil hubungan satu malam tersebut membuat Ara mengandung seorang anak yang menjadi kekuatan bagi dirinya, di awal kehamilannya Ara pun merasa sangat terpuruk tetapi orang di sekitarnya membuat dia bangkit kembali
Apakah takdir akan mempertemukan kembali dirinya dengan sang pria pada malam itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triana mutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Untuk Kembali
Setelah melewati beberapa hari akhirnya malam itu pertemuan dua keluarga besar pun terjadi untuk ke dua kalinya, hanya bedanya dahulu kala pertemeuan terjadi untuk membahas Dion yang akan bertunangan dengan Ara. Tetapi saat ini Dion akan bertunangan dengan Nana
Malam itu semua pun berbahagia hanya Dion yang tampak lebih banyak diam dari pada ikut berbincang dengan yang lainnya, Dion sendiri seakan masih tak bisa percaya bahwa dia akan bertunangan dengan Nana. Wanita yang sangat di inginkan oleh Dion adalah orang lain
Nana sengaja menyebar luaskan berita tentang pertunangan dirinya dan Dion secara besar-besaran, tujuan Nana hanya lah satu di mana pun Ara berada dia berharap berita tersebut akan sampai ke telinga Ara. Dia seolah ingin menunjukkan kepada Ara bahwa dia telah berhasil mendapatkan Dion
Mungkin seluruh dunia mengetahui bahwa kini Nana adalah tunangan dari Dion, karena acara yang di selenggarakan oleh kedua keluarga besar tersebut terjadi dengan cukup mewah. Tetapi satu hal yang Nana tak pernah sangka karena hubungan mereka hanya terjalin hingga sejauh itu
Dion tak memiliki sedikit pun niat untuk menikahi Nana, dia hanya akan menikahi Nana saat kelak Nana terbukti mengandung anak hasil kesalahan yang telah dia perbuat. Selama acara tersebut berlangsung Dion hanya bisa memasang wajah datar, hingga membuat Adit dan yang lain sempat meledek dirinya
Keesokan harinya berita tentang acara mereka berdua pun tersebar kemana-mana, dan benar saja tujuan utama Nana tercapai karena Ara membaca artikel tentang acara mereka berdua
"Semoga kamu bisa bahagia dengan Nana kak, doa aku selalu menyertai kamu. Bagaimana pun juga kamu pernah menjadi sosok laki-laki terbaik di dalam hidup aku" tersenyum dengan tulus
Ara yang sedang mengingat semua kenangan indah antara dirinya dan Dion di kejutkan dengan suara ponselnya yang berdering dan panggilan tersebut ternyata dari Vira
"Ya Vir"
"Kamu baik-baik aja kan Ara?" dengan nada suara yang terdengar berhati-hati
"Aku baik kok, kenapa memang?"
"Syukur deh kalo Ara ga tau tentang berita itu"
"Ga kok ga ada masalah apa-apa, aku cuma mau dengar kabar kamu aja" tertawa canggung
"Pasti lagi ada yang kamu sembunyikan dari aku ya" tersenyum
"Emm... Itu... Apa namanya?"
Terdengar suara tawa Ara di seberang sana membuat Vira menjadi terdiam karena heran
"Apa kamu tanya keadaan aku karena berita tentang kak Dion dan Nana yang bertunangan?"
"Kamu udah tau ya?" merasa bersalah
"Ya pasti lah Vir, artikel tentang mereka ada di mana-mana"
"Apa kamu yakin kamu baik-baik aja? kalo kamu mau sekarang juga aku bakal labrak kak Dion"
"Kenapa? apa kamu mau gantiin Nana sebagai tunangan kak Dion?" tertawa lepas
"Ya buat kamu lah"
"Terima kasih Vira sayang, tapi itu ga perlu kok. Karena buat aku sekarang sudah ada Daffa sebagai pelengkap hidup aku"
"Kamu serius?"
"Ya sayang, bagi aku kak Dion hanya masa lalu"
Vira pun dapat bernapas lega karena ternyata berita tersebut tidak membuat sahabat menjadi bersedih, setelah lewat beberapa minggu dari acara Dion dan Nana berita kurang baik menghampiri keluarga besar Gilang. Gilang mendapatkan kabar bahwa kini keadaan mamanya semakin memburuk
Malam itu setelah makan malam seperti biasa mereka semua akan berkumpul di ruang tamu dan berbincang ringan sebelum beristirahat, setelah melihat suasana yang baik Gilang dan Merry membulatkan tekad untuk menyampaikan niat mereka kepada Ara
"Ara kak Gilang dan aku berencana untuk kembali ke kota asal kita"
Dalam sekejap senyuman di bibir Ara pun langsung menghilang
"Maaf ya Ara kak Merry harus sampaikan berita ini ke kamu, sebenarnya belakangan ini mama keadaannya semakin drop"
"Tante sakit kak?"
"Iya, jadi kak Merry dan kak Gilang berencana untuk pulang bersama kalian berdua"
"Tapi kak aku...."
"Kak Gilang paham kok perasaan kamu, tapi sekarang kak Gilang harus jujur sama kamu. Alasan kenapa kami masih ada di sini? karena mama larang kami untuk pulang sebelum kamu siap untuk pulang, mama ga mau kamu di sini sendirian dan ga ada yang jaga kalian berdua"
"Dan sekarang keadaan mama sudah semakin drop, kak Gilang harus pulang Ara. Tapi sampai sekarang mama tetap larang kami untuk pulang kalau kamu masih belum bersedia ikut" dengan suara yang sedikit bergetar dan mendudukkan kepalanya
"Ya Tuhan tante sakit dan mereka tetap ada di sini cuma untuk jaga aku dan Daffa" berkaca-kaca
"Aduh Ara kamu jangan sedih dong, kalau kamu memang belum siap untuk pulang. Kita akan undur semuanya"
Merrya salah paham melihat ekspresi yang di tunjukkan Ara pada saat itu dan Gilang pun langsung menatap ke arah Ara dan merasa serba salah
"Kalian ngomong apa sih kak?" dengan suara yang bergetar
"Kamu jangan sedih lagi ya, kak Gilang sama kak Merry akan selalu temenin kalian berdua di sini"
"Terima kasih kak, tapi mungkin ini sudah saatnya kita pulang dan sudah saatnya aku berani melangkah. Lagian sekarang apa yang harus aku takuti lagi kan ada kalian semua, dan sekarang ada Daffa yang akan jadi penguat hati aku"
"Apa kamu serius?"
"Ya kak, kapan kita mau pulang?"
"Nanti kak Gilang atur semuanya, makasih ya Ara"
"Seharusnya aku yang ucapkan kata terima kasih ke kalian semua, aku cuma sedikit kesal aja kenapa kak Gilang baru cerita sekarang kalau tante sakit?"
"Maaf ya sebenarnya mama larang kita untuk bilang tentang kondisi mama, tapi kak Gilang semakin cemas dengan keadaan mama"
"Ayo kita pulang secepatnya kak" tersenyum
Ketika semua sedang merasa terharu Daffa sang penghibur hati mereka semua memberikan senyuman terbaiknya
"Berarti Fafa bisa ketemu mami dan nenek ya? Fafa kangen banget sama nenek" tersenyum dengan polos
Setelah selesai berbincang mereka pun masuk ke dalam kamar mereka masing-masing, Gilang dan Merry sangat bahagia karena Ara bersedia ikut pulang bersama mereka. Lain hal dengan Ara di sudah merebahkan tubuhnya di samping sang pangeran kecil sambil terus menatap ke arah Daffa
"Mama kenapa?"
"Ga kok sayang, mama cuma mau lihat wajah ganteng anak mama aja"
"Mama ga usah takut ya kan ada aku, jadi aku pasti bisa lindungi mama nanti di sana" dengan polosnya
Ara pun mencium pipi Daffa yang terlihat menggemaskan
"Mah aku sudah besar, jangan di cium terus"
"Sampai kapan pun kamu tetap bayi kecil mama"
Malam itu Ara pun tertidur dengan pulas sambil memeluk anaknya, seakan seluruh bayangan hitam tentang kota itu menghilang dengan memeluk tubuh mungil anak tersebut
smgt trs
tapi jgn terlalu baik.sb klau lemah dgn mudah nya kamu di tindas. jadi lah wanita yg kuat di mata mereka. aku sbgai wanita ibu tunggal akan mendukung mu. smgt thor
1 malam bersama dan berdekatan wajah pun gk tau. waktu berciuman psti kan ttp wajah nya. dunia novel mmg nyleneh. smgt ae thor