Saat pernikahan sudah di ambang kehancuran, saat itu kita menyadari jika kita sudah gagal membinanya.
Ingin mempertahankan demi putri tercinta, tapi semua sia-sia saja.
Perceraian yang sangat menyakitkan, karena sebenarnya kita tidak ingin mengorbankan buah hati kita.
Dia, anak kecil yang tidak berdosa, yang akhirnya harus merasakan sakit hati karena perpisahan antara ayah dan ibunya.
Mampukah Shofia melewati semua ujian itu? di hianati oleh sang suami, yang sudah diam-diam mempunyai istri simpanan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syarifatul hidayah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22. Bertemu Hanif
Setelah satu persatu kebohongan terungkap, Shofia sangat marah sekali. Entah apa lagi yang yang aka terungkap. Shofia masih merasa ditipu oleh Hanif. Meski mereka sudah menjalani sidang perceraian dan akan resmi bercerai sebentar lagi, tapi Shofia merasa sangat terpukul sekali. Karena selama menjalani pernikahannya dengan Hanif dirinya telah lama di hianati.
Setelah pertemuan dengan Arumi di taman dua hari lalu. Shofia banyak diam, terus teringat apa yang di ceritakan oleh Arumi.
Saat istirahat, jam dua belas siang, Shofia memilih tetap di dalam ruangannya. Selera makannya sudah benar-benar hilang, entah kenapa Shofia sangat sakit hati dengan kebejatan Hanif.
sambil bekerja Shofia mendengarkan lagu favorit nya, lagu yang membuat dia sadar jika dirinya sering di sakiti.
AKU LELAH
Pelangi Band
Tanpa terasa Shofia menangis, dia yang sangat terpukul dengan semua pengkhianatan Hanif. Membuat Shofia menangis lagi.
"Aku harus kuat, aku tidak boleh bersedih. Apapun alasannya aku harus kuat." Shofia menghapus air matanya. Dia tidak ingin lemah, dan terus terpuruk.
Shofia matikan musiknya, setelah itu pergi ke toilet mencuci muka.
Jam menunjukkan pukul 16.00, Shofia segera pulang, karena ada acara makan bersama di rumah Karin.
Setelah sampai diparkiran, Tanpa sengaja Shofia bertamu Hanif, ada perasaan benci yang menguasai Shofia. Dia pun menghampiri Hanif.
plak,
Satu tamparan membuat Hanif terkejut, dan menatap tajam Shofia.
"Gila kamu ya, Aku itu sudah tidak cinta sama kamu, untuk apa kamu marah kepadaku." Teriak Hanif.
"Laki-laki bejat, ternyata bukan hanya ini wanita yang kamu selingkuhi. Kamu juga sudah membuat aib dalam kehidupan Arumi, brengsek kamu." Ujar Shofia marah.
Hanif terkejut mendengar nama Arumi. Dia tidak menyangka jika Shofia akhirnya tahu. Dari raut wajah Hanif terlihat kaku, mungkin dia malu.
"Kenapa? Bingung aku tahu dari siapa? Kamu takut aku mengatakan kebejatan kamu kepada Ibu dan Ayahmu. Kalau putranya sudah menutupi kebejatannya, menghamili anak sebatang kara," Ujar Shofia sinis, tapi dengan nada marah.
"Awas kalau kamu mengadu kepada Orang tuaku," Ancam Hanif.
"Aku tidak takut ancamanmu Hanif, sekarang kita sudah bukan lagi suami istri. Hanya menunggu berapa bulan lagi, ketuk palu akan membuktikan kalau kita akan resmi bercerai. Kamu sudah membuat hidupku hancur, kamu sudah membuat Naina meninggal. Aku tidak akan pernah memaafkanmu, Hanif. Detik ini, hari ini, jam ini, aku tidak akan lagi memanggil kamu dengan sebutan, Mas Hanif. Hubungan kita sudah tidak lagi suami istri." Balas Shofia kepada Hanif.
"Kamu sudah pintar sekarang, dulunya pendiam dan sopan. Tapi sekarang mulut kamu sudah tidak beraturan lagi. Siapa yang mengajari kamu pintar." Ujar Hanif setengah berteriak.
"Kamu," Jawab Shofia lalu pergi.
Hanif sangat marah, matanya menatap tajam kepergian Shofia. Setelah itu, Hanif juga pergi.
•~•~•~•~•~●●●●~•~•~•~•~•
Malamnya, Shofia dan Ibu Naflah pergi ke rumah Karin. Setelah sampai mereka langsung masuk, karena Karin sudah menunggu Shofia di terasnya.
"Kok ramai sekali? Sebenarnya acara apa ini."
"Ulang tahun Papa," Jawab Karin tersenyum.
"Apaaa, kenapa kamu tidak bilang? Bikin malu aja, aku tidak bawa kado,"
"Papa itu sengaja, biar tidak merepotkan kamu,"
"Tapi aku malu,"
"Alah baru sekarang bilang malu."
"Iya Nak Karin, seharusnya Nak Karin bilang kalau acara ulang tahun Bapak Aris."
"Sengaja Mbak, saya yang minta Karin untuk tidak mengatakan kalau Mas Aris ulang tahun." Ujar Ibu Elma yang tiba-tiba datang.
"Lah, kita saja yang tidak bawa kado," Jawab Ibu Naflah tersenyum.
"Cukup satu lagu saja, Shofia kan jago nyanyi juga." Ujar Karin.
"Ah, malu. Itu waktu SMA, sekarang sudah tua "
"Tidak boleh menolak."
Shofia pun mengangguk, mereka masuk menghampiri Bapak Aris. setelah mengucapkan selamat ulang tahun, Shofia dan Ibu Naflah duduk.
Tamu mulai ramai, semua yang hadir banyak yang Shofia kenal. Dan tidak asing lagi, kehadiran Bapak Fakhri. Tamu kehormatan di acara itu.
"Aduh, harus kah aku bernyanyi di hadapan Bos besarku. Pasti ditertawakan apalagi aku tidak latihan." Batin Shofia.
Setelah acara sambutan dan acara pemotongan kue selesai. Kini giliran Shofia yang di panggil Naik ke pentas.
Shofia masih belum menyadari jika sudah di panggil. Karin datang menarik tangan Shofia, saat itu juga dia sadar, jika sudah waktunya bernyanyi.
"Sebuah lagu Aku Bukan Untukmu, yang di bawakan oleh Kak Rossa. Malam ini saya akan mencoba menyanyikannya. Semoga para undangan terhibur."
¤ Dahulu kau mencintaiku
Dahulu kau menginginkanku
Meskipun tak pernah ada jawabku
Tak berniat kau tinggalkan aku
Sekarang kau pergi menjauh
Sekarang kau tinggalkan aku
Di saat kumulai mengharapkanmu
Dan kumohon maafkan aku
Aku menyesal telah membuatmu menangis
Dan biarkan memilih yang lain
Tapi jangan pernah kau dustai takdirmu
Pasti itu terbaik untukmu
Janganlah lagi kau mengingatku kembali
Aku bukanlah untukmu
Meski 'ku memohon dan meminta hatimu
Jangan pernah tinggalkan dirinya
Untuk diriku
Sekarang kau pergi menjauh
Sekarang kau tinggalkan aku
Di saat kumulai mengharapkanmu
Dan kumohon maafkan aku
Aku menyesal telah membuatmu menangis
Dan biarkan memilih…¤
Tepuk tangan yang sangat meriah, karena Shofia membawakan penuh ekspresi yang menyentu, bahkan tanpa terasa Shofia menangis. Begitu juga Karin. lagu yang sekilas seperti kisah Shofia. Di tinggalkan saat masih mengharapkan.
Seharian Shofia dibuat sedih. Sejak dari kantor sampai di pesta Bapak Aris. Membuat Shofia benci dengan dirinya sendiri. Karena masih ingat pengkhianatan Hanif.
Shofia pamit keluar kepada Ibu Naflah dengan alasan ada telpon. Setelah sampai di taman, Shofia duduk di kursi yang tersedia di taman depan rumah Karin.
Entah apa yang membuat Shofia menangis, tapi dia merasa tidak kuasa, Shofia tumpahkan kesedihannya, dalam kegelapan.
"Untuk apa menangisi yang tidak penting. Jangan buktikan kalau kita sakit, tapi buktikan kalau kita kuat. Manusia itu harus bisa mengontrol diri sendiri. Kalau senang ikutah senang. Jangan jadi budak cinta sampai menangis terisak seperti itu." kata-kata yang membuat Shofia berhenti menangis. karena tanpa sadar, Bapak Fakhri berdiri di belakang Shofia. Hingga akhirnya pergi tanpa bicara apa-apa lagi. Karena Bapak Fakhri pulang lebih awal.
Benar apa yang di katakan Bapak Fakhri, semua harus terlihat tegar dan tidak bersedih. dan jangan buktikan kalau kita sedih.
Shofia menghapus air matanya lalu masuk kembali menuju taman belakang. Dimana pesta masih berlangsung.
"Aku Shofia, harus berubah tidak boleh larut dalam kesedihan, karena dengan aku mengikhlaskan apa yang terjadi aku akan bahagia," Batin Shofia sambil berjalan menuju Taman belakang.
Ibu Naflah masih mencari keberadaan shofia. hingga akhirnya bertemu shofia. Ibu Naflah tahu apa yang sedang di pikirkan putrinya. Dia pun paham jika Shofia sedang bersedih.
Bapak Fahri seharusnya cukup Fahri dan kalo untuk memanggil cukup Pak Fahri atau Bapak?!
Jadi setiap kata atau kalimat seharusnya di sesuaikan lagi,jadi yang baca itu gak terlalu kaku.
Sebenarnya buat aku sendiri gak masalah tapi lama2 agak ke ganggu juga,ngerasa gak bebas bacanya karena setiap kalimat yang dibaca terkesan kaku.
🙏🙏🙏
Semangat Thor, semoga sehat selalu dan terus berkarya.
cinta piyeeeee????
psyco stockholm maskosis karnivora rendom, cacat mental berbalut kesempurnaan fisik materi kekuasaan sok bijak moralis atas nama cinta akut
sukses
semangat
mksh
mantap