Reinkarnasi Dewi Kematian

"Ayah ibu.. Lihatlah wanita buruk rupa itu!" marah Mei kepada orangtuanya karena sejak kedatangan lenyi di aula dia tidak sama sekali di lirik oleh nya dan sedari tadi lenyi terus memperhatikan Zhu yang sedang mengobrol dengan Xinyu.

"Tenanglah sayang, bukankah kau calon permaisuri yang sah? meskipun dia akan menjadi selir nya tetapi tetap saja kau yang berada di atasnya" jelas Ning rong.

"Tetap saja aku tidak suka ibu" rengek Mei.

Raja wey hanya menggeleng mendengarkan pembicaraan ibu dan anak itu dan tidak berniat ikut dalam pembicaraan nya.

Zhu tersenyum smirk saat melihat Mei tengah memandang nya dengan benci, Zhu sengaja mengeluarkan aura nya sedikit untuk menarik perhatian lenyi. Ternyata rencananya berhasil untuk membuat Mei uring uringan.

Mereka sangat antusias menampilkan bakat mereka, Zhu bisa melihat Mei tengah menari dengan erotis nya untuk menarik perhatian para lelaki di tambah pakaian nya yang terbuka dengan memperlihatkan kedua buah persik nya itu meskipun tidak semuanya terlihat.

Banyak yang menampilkan menari, puisi, menyanyi, menjahit,memasak, menyulam melukis dan masih banyak yang lain nya.

Sekarang tinggal Zhu saja seorang yang belum menampilkan bakatnya, Zhu kira setelah Xinyu menampilkan bakat melukis nya masih ada orang yang akan menampilkan bakatnya.

"Nona, silahkan tunjukkan bakat anda sekarang" ucap seorang Kasim.

Zhu melirik ke arah Xinyu yang sedang mengangguk kan kepalanya sambil tersenyum, Zhu hanya bisa menghela nafas berat.

Zhu melangkah ke tengah aula, banyak dari mereka yang melihatnya dengan tatapan merendahkan.

"Yang mulia maaf kan atas kelancangan hamba, bukankah dia tidak sopan saat berada di hadapan yang mulia masih mengenakan cadar?" ucap Mei dengan lembut, dia ingin mempermalukan wanita itu dengan wajahnya yang buruk rupa.

"Benar yang mulia, bukankah aturan nya seperti itu?" timpal seorang bangsawan yang sangat membencinya karena Zhu berada di dekat xienyi sekarang.

"Baiklah, apakah anda tidak keberatan jika anda melepaskan cadar nya terlebih dahulu saat menampilkan bakat anda?" tanya lenyi yang sangat penasaran dengan wajah Zhu.

"Maafkan saya yang mulia, saya rasa itu tidak perlu" ucap Zhu datar.

Raja xi dan permaisuri xixi beserta kedua putra putrinya melotot mendengar permintaan pangeran lenyi, mereka teringat dengan kejadian yang lalu saat Zhu menampilkan wajah nya.

Mereka meneguk ludah kasar karena merinding dengan perkataan pengawal nya itu.

Flashback

"*LANCANG! SIAPA DIRIMU YANG INGIN MELIHAT KECANTIKAN JUNJUNGAN KAMI?" bentak Albert dengan marah.

"cihh manusia kotor seperti kalian tak akan sanggup melihat wajah Dewi kami" sindir Maxi dengan tajam.

"jika kau ingin melihat wajah Dewi kami, suci kan lah dirimu dari dosa! hanya orang orang suci lah yang mampu melihatnya" ucap Momo

Xienyi xinyu dan raja Xi yang mendengar itu teringat kejadian tadi, bahwa mereka tidak pantas untuk menyentuh bahkan mengganggu pun mereka sangat berdosa*.

flashback off

"Apakah kau ingin melanggar peraturan kerajaan ini? ataukah wajah mu begitu buruk sehingga kau malu menunjukkan nya?" tanya Mei dengan nada yang mencemooh.

"Atas dasar apa kau berbicara seperti itu kepada nya putri mahkota Mei?" tanya lenyi dengan dingin, dia tidak suka jika Zhu menjadi ejekan tunangan nya itu.

Mei terkejut saat lenyi berbicara seperti itu kepadanya, selama ini dia selalu bersikap lembut dan selalu memanjakan nya tapi karena gadis itu lenyi berubah kepadanya.

"Sudah lah hentikan omong kosong kalian ini! Apakah kau benar-benar tidak bisa menunjukkan wajah mu nona?" tanya permaisuri Hua kepada Zhu.

"Ya" jawab Zhu singkat.

"Kenapa? apa wajahmu bermasalah?"

"ya kau benar! wajah ku sangatlah bermasalah"

"Ahh ya begitu rupanya, kalau begitu silahkan tunjukkan bakatmu nona"

"Baiklah"

Zhu menarik nafas nya dalam dalam, dia ingin menunjukkan bakatnya dengan menyanyi karena di jaman modern dulu selain model Zhu juga seorang penyanyi yang tidak di ragukan lagi kemampuannya.

*Memenangkan hatiku bukanlah

Satu hal yang mudah

Kau berhasil membuat

'Ku tak bisa hidup tanpamu

Menjaga cinta itu bukanlah

Satu hal yang mudah

Namun sedetik pun tak pernah kau

Berpaling dariku

Beruntungnya aku

Dimiliki kamu

Kamu adalah bukti

Dari cantiknya paras dan hati

Kau jadi harmoni saat kubernyanyi

Tentang terang dan gelapnya hidup ini

Kaulah bentuk terindah

Dari baiknya Tuhan padaku

Waktu tak mengusaikan cantikmu

Kau wanita terhebat bagiku

Tolong kamu camkan itu

Meruntuhkan egoku bukanlah

Satu hal yang mudah

Dengan kasih lembut kau pecahkan

Kerasnya hatiku

Beruntungnya aku

Dimiliki kamu

Kamu adalah bukti

Dari cantiknya paras dan hati

Kau jadi harmoni saat kubernyanyi

Tentang terang dan gelapnya hidup ini*

(Virgoun, Bukti)

Zhu menyanyi kan lagu itu dengan penuh penghayatan, Zhu teringat kebersamaan nya dengan tianzy yang menurutnya sangatlah tidak bisa di duga.

Di lain tempat

Terlihat seorang laki laki yang begitu tampan tengah tersenyum senyum sendiri dengan wajah yang begitu merah merona.

"Ckk.. lihatlah putra mu! dia bersikap seperti itu seperti anak gadis saja!" marah permaisuri Jia kepada suaminya.

"Haha kau benar istriku, kemarin dia begitu menyedihkan tapi sekarang lihatlah"

saat ini mereka bertiga tengah melihat kegiatan Zhu di dunia bawah, mereka melihat menggunakan kaca yang sangat lah besar sehingga mereka bisa tahu semua kegiatan yang Zhu lakukan.

"Kau begitu menggemaskan sayang" ucap tianzy tanpa memperdulikan mereka berdua.

***

Semua yang berada di aula menganga tak percaya, bagaimana mungkin ada suara yang begitu sejuk di dengar dan lagi lagu tersebut sangatlah aneh terdengar di telinga mereka. meskipun aneh tetapi mereka paham arti lagu itu.

Xienyi yang mengerti lagu tersebut menjadi murung, apakah Zhu sudah memiliki pasangan? pikirnya.

"Terimakasih" ucap Zhu sebelum akhirnya melangkah meninggalkan tempat berdirinya tadi.

Mereka tersadar saat mendengar ucapan Zhu, mereka masih tidak percaya bahwa di dunia ini ada suara yang begitu merdunya.

"Ternyata wanita ja***Ng itu memiliki suara yang bagus" ucap Mei menggeram marah.

"Kau.... Suara mu sungguh indah!" ucap raja Chou dengan gembira.

"Terimakasih yang mulia"

"Haha kau sungguh hebat gadis! Baiklah untuk pemenang pertunjukan bakat kali ini kau yang menjadi pemenang nya" ucap lenyi dengan riang.

"Terimakasih pangeran" ucap Zhu dengan lembut.

"Baiklah Zhen akan umumkan bahwa gadis ini akan menjadi selir agung dari putra ku lenyi, siapa nama mu dan dari mana asal keluarga mu?" ucap raja Chou dengan lantang.

Mei yang mendengar itu menggeram marah, meskipun dia yang akan menjadi permaisuri nya tapi tetap saja dia sangat membenci Zhu sampai ke tulang tulang.

"Sebelumnya saya minta maaf yang mulia, Nama saya XIA ZHU saya putri dari PERMAISURI XIA SHU. Saya tidak bisa menerima titah raja untuk menjadi selir putra mahkota lenyi" ucap Zhu dengan santai.

Raja wey, Ning rong dan Mei terkejut bukan main. "APA MAKSUDMU?" ucap raja wey dengan lantang.

" Apa maksud ku?" tanya balik Zhu.

"KAU! JA**NG SIALAN! DASAR ANAK TIDAK TAHU DIRI! KAU HANYA SEORANG ANAK ANGKAT DARI KERAJAAN AYAHKU!" ucap Mey Dengan kencang.

"Apa maksudmu anak angkat dari raja wey?" tanya raja Chou.

"Benar yang mulia, dia hanya anak angkat ayahku! kami sengaja mengusir nya karena dulu dia sangat iri kepada ku dan berniat untuk meracuni ku" ucap Mei dengan nada sedih.

Semua yang mendengar itu terkejut bukan main! lenyi yang tadinya sangatlah menginginkan Zhu sekarang menatapnya dengan jijik.

"Cihh dasar wanita menjijikkan! ayah aku tidak mau dia menjadi selir ku!" ucap pangeran lenyi.

Mei yang mendengar itu tersenyum puas!

"Apa itu benar raja wey?" tanya permaisuri Hua.

"Benar, dia hanya anak angkat ku yang tidak tahu terimakasih!" ucap raja wey dengan nada dingin.

Zhu hanya diam melihat mereka tengah menghina dirinya secara terang-terangan, Sedangkan keluarga kerajaan Tamara terdiam membisu, mereka masih tidak menyangka bahwa gadis tersebut hanyalah anak angkat dari kerajaan wey.

"Cihh ternyata dia hanya anak tiri!"

"Apakah pangeran xienyi tahu akan hal ini?"

"aku pun akan melakukan hal yang sama seperti raja wey jika dia anak angkat ku"

"sungguh tak tahu malu"

Begitulah bisikan orang yang membicarakan keburukan Zhu tanpa tahu apapun masalah nya.

"APA KALIAN SUDAH PUAS MEMBICARAKAN KU?" tanya Zhu dengan nada yang datar