Ketika banyak yang mulai mempermasalahkan penampilan ku, disitulah perubahan mulai merubah penampilan ku. Ya, gadis cupu ini sudah berubah menjadi cantik, Zevana Willen, kini dia sudah bisa mengepakkan sayapnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kyqilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ancaman yang masih berlaku
06.00
“ Hoaaammmmzzz…”
Zevana menggeliat sambil menguap, dia membuka kedua matanya lalu kemudian dengan segera beranjak dari ranjang besar miliknya, ia sesekali melihat ke sekelilingnya, lalu kemudian Zevana berjalan menuju jendela besar yang ada di kamarnya.
Ia membuka tirai lalu kemudian membuka jendelanya, matahari yang masih belum begitu menyilaukan sudah menerangi setiap sudut kamar nya ketika ia mulai membuka jendela kamarnya itu.
“ Hari ini sangat cerah…” Gumamnya lalu berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Seperti biasa, setelah selesai mandi Zevana mulai berdandan dan kemudian memakai seragam sekolahnya itu, kali ini ia ingin mengikat rambutnya. Zevana mengikatnya dan hanya menyisakan beberapa helai pada bagian tengkuk lehernya.
“ Menyegarkan. “ Ucapnya sambil menatap dirinya dalam cermin.
Setelah puas menatap dirinya dalam cermin, Zevana berjalan keluar dari kamarnya, ia menuruni anak tangga dengan senyuman yang sudah mengembang di wajahnya.
“ Wah, ada apa ini? Sepertinya suasana hati adikku sedang sangat baik? “ Tegur Alian.
“ Pagi kak…aku hanya ingin mengawali pagiku dengan senyuman. “ Ucapnya sambil memamerkan sederetan giginya.
“ Wihhh…”
“ Mama sama papa masih belum pulang kak? “ Tanya Zevana sambil mengolesi selai di atas roti panggang nya.
“ Belum, paling siang nanti mama pulang, kalau papa, papa masih banyak pekerjaan sepertinya, dan pagi ini kakak dengar papa harus pergi ke kota lain lagi. “ Jawab Alian sambil menaikkan kedua alisnya.
“ Mereka sangat sibuk, apa kakak akan sesibuk mereka nanti? “ Tanya Zevana khawatir.
“ Tidak, kakak hanya akan menjalankan hotel kakak yang ada di pusat kota, kamu tenang saja. “
“ Syukurlah…” Zevana tersenyum lega sambil menggigit roti panggang nya.
Lalu mereka menyelesaikan sarapan mereka hanya berdua, setelah menghabiskan sarapannya, Zevana segera berpamitan lalu kemudian keluar dari rumahnya dan masuk ke dalam mobilnya.
*****
Kantin.
Zevana, Dandy dan Zayn sibuk menikmati waktu makan siang mereka. Zayn sesekali melihat ke arah Zevana sambil terus mempertimbangkan syarat yang diberikan Ayna.
“ Ze…” Panggilnya.
“ Hmm?? “
“ Sabtu nanti ada acara nggak? “ Tanyanya ragu-ragu.
Dandy yang mendengarnya langsung mengalihkan pandangannya dan memberikan tatapan tajam pada Zayn.
“ Zayn, jangan bilang kamu…”
Zevana hanya bisa melihat ke arah Dandy dan Zayn secara bergantian, ia terlihat bingung karena Zevana tidak tahu tentang syarat yang diberikan Ayna pada Zayn.
“ Apa ada yang kalian sembunyikan? “ Tanya Zevana menyelidik.
“ Zayn, please…jangan bilang kamu ingin melakukan syarat yang diminta Ayna. “ Ucap Dandy yang tidak ingin menyembunyikannya.
“ Tunggu, syarat? Syarat apa? “ Tanya Zevana bingung.
“ Aku mau membatalkan perjodohanku dengan Ayna, dan dia setuju asalkan aku bisa menjadikanmu pacarku. “ Jelas Zayn dengan santainya.
Zevana kemudian tersenyum menyeringai ke arah Zayn, lalu ia kembali memakan makanan nya.
“ Kenapa kamu tersenyum seperti itu? “ Tanya Zayn heran.
“ Aku hanya tidak menyangka, ternyata kamu benar-benar tidak punya perasaan sama sekali Zayn, apa kamu belum puas menyakiti perasaanku? Dan sekarang? Sekarang kamu ingin memanfaatkan ku? Zayn…sebenarnya kamu anggap aku apa? “
Setelah Zevana selesai melontarkan beruntun pertanyaan pada Zayn, ia langsung meletakkan sendok yang dipegangnya dan kemudian berlalu pergi begitu saja meninggalkan Zayn dan juga Dandy.
“ Aku setuju dengan apa yang dikatakan Ze, seharusnya kamu tidak melakukannya Zayn, Ze pasti sangat kecewa padamu. “
“ Tapi aku tidak punya pilihan lain, aku hanya ingin meminta bantuan Ze, aku ingin Ze menjadi pacar pura-pura ku saja Dy. “
“ Apa kamu tidak peduli dengan perasaannya? Dia menyukaimu Zayn!! Mana bisa kamu melakukan hal seperti itu pada wanita yang menyukaimu. “
“ Tapi…”
“ Sudahlah, lebih baik aku susul Ze. “
Dandy pun beranjak dari duduknya dan berlari untuk menyusul langkah Zevana.
Zevana saat ini sedang berjalan menuju kelas Ayna, lalu saat ia melihat Ayna sedang bersama dengan teman-temannya di kelasnya, Zevana langsung menghampirinya dan kemudian mempertanyakan maksud Ayna memberikan syarat seperti itu pada Zayn.
“ Ayna…” Panggilnya tanpa rasa takut sedikit pun.
“ Wahhhh…berani sekali dia menyerahkan dirinya ke markas kita Ay…” Ucap Steffi sambil menghadang Zevana.
“ Nyalinya cukup besar…” Sahut Ayla yang ikut menghadang Zevana.
“ Minggir kalian…”
Zevana yang sudah begitu marah itu langsung mendorong Steffi dan Ayla yang menghalangi jalannya, lalu ia menghampiri Ayna, dan saat Steffi dan Ayla ingin kembali menghadang Zevana, Ayna menaikkan telapak tangannya dan memberi isyarat jika mereka tidak perlu menghadang Zevana.
Steffi dan Ayla pun akhirnya berhenti dan menuruti apa yang diperintahkan Ayna.
“ Ada apa Ze? Kenapa kamu datang-datang langsung membuat keributan? “ Tanyanya santai masih duduk di bangkunya.
“ Apa maksudmu? Kamu bilang padaku untuk menjauhi Zayn dan Dandy, tapi kenapa kamu memberikan Zayn syarat yang justru sebaliknya? Apa kamu ingin mempermainkan ku? “ Bentak Zevana geram.
“ Sssstttttt…jangan berisik, kamu ini, hal seperti itu saja dipermasalahkan. “ Ucap Ayna sambil memantik-mantikkan kukunya.
“ Dengar, aku peringatkan padamu, jika kamu berani mengusikku lagi, aku tidak akan tinggal diam, ancaman ku waktu itu masih berlaku, dan ingat, aku bisa menghancurkan keluargamu dengan mudah. “ Ancam Zevana lalu kemudian berlalu pergi begitu saja.
Kedua teman Ayna yang mendengar dan menyaksikan apa yang baru saja dikatakan Zevana itu hanya bisa tercengang dan juga menatap ke arah Ayna dengan tatapan heran.
“ Ay? Memang dia mengancam mu apa? Kenapa dia sekarang seperti tidak kenal takut padamu? “Tanya Steffi penasaran.
“ Diam kalian!! Jangan banyak bertanya, aku sedang tidak mood. “ Bentak Ayna kesal karena Zevana sekarang semakin meremehkannya.
|| Lihat saja Ze, aku akan mencari kelemahanmu, dan setelah itu aku akan menginjak-injak mu tanpa sisa. ||
“ Dia kenapa sih? Aneh sekali. “ Gumam Steffi yang kesal karena Ayna membentaknya tanpa alasan.
Sementara Ayla, dia hanya bisa mengusap-usap bahu Steffi sambil berjalan menjauhi tempat duduk Ayna saat ini.
*****
Jam pelajaran berakhir, suasana hati Zevana masih terasa sangat buruk, lalu kemudian Dandy yang dari tadi terus memperhatikan Zevana itu berjalan menghampiri Zevana yang kini sudah keluar dari kelasnya.
“ Ze, kamu tidak apa-apa kan? “ Tanyanya khawatir.
“Menurutmu? Bagaimana bisa aku baik-baik saja, mereka seenaknya mempermainkan perasaanku, apalagi Zayn, aku sangat kesal dengannya. “ Keluh Zevana dengan bibir yang sudah mengerucut.
“ Aku minta maaf. “ Sahut Zayn dengan tiba-tiba yang kini sudah berjalan tepat di samping Zevana.
“ Sudah seharusnya kamu meminta maaf padaku. “ Gerutu Zevana sambil memutarkan kedua bola matanya.
“ Aku sudah mengalah dan meminta maaf padamu, setidaknya aku masih memiliki hati nurani. “
“ Ah, syukurlah kalau kamu masih memiliki hati nurani,aku pikir hati nuranimu sudah hilang di telan rasa percaya dirimu. “ Ungkap Zevana yang merasa masih kesal.
Zayn juga terlihat kesal karena niat baiknya sepertinya tidak dihargai sama sekali oleh Zevana.
“ Terserah kamu saja.”Ucapnya lalu berjalan mendahului Dandy dan Zevana begitu saja.
“ Seharusnya aku yang marah, dia benar-benar egois, kenapa aku bisa menyukai pria egois sepertinya? Gumam Zevana kesal.
Sementara Dandy, ia hanya bisa menjadi pendengar yang baik, Dandy bahkan tidak berani melontarkan sepatah katapun. Baru kali ini Dandy melihat Zevana semarah itu.
