WARNING❗
Cerita ini, buat yang mau-mau saja, TAK WAJIB BACA JUGA
Mengandung banyak Flashback
Banyak nama tokoh dari novel-novel pendahulu mereka
Slow update
Alur lambat
So, yang gak suka silahkan cabut, dan berhenti sampai di sini ❗
⚠️⚠️⚠️
Kenzo akhirnya menerima permintaan sang bunda untuk menikahi putri sahabatnya semasa SMA.
Tapi ternyata gadis itu adalah adik tiri Claudia mantan kekasihnya. Dulu Claudia mencampakkan Kenzo setelah pria itu mengalami kecelakaan hingga lumpuh untuk sementara waktu.
Bagaimana lika-liku perjalanan pernikahan Kenzo dengan Nada? (yang selisih usianya 10 tahun lebih muda).
Di sisi lain, Nada masih terbelenggu dengan potongan ingatan masa kecil yang mengatakan bahwa ibunya meninggal karena mengakhiri hidupnya sendiri.
Apakah itu benar? Atau hanya dugaan semata? Lantas jika tidak benar siapa gerangan yang telah menghilangkan nyawa ibunya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jangan-Jangan Wis Mati?
#32
“Janji, ya. Jangan cemburu atau marah. Karena Bunda menceritakan ini agar kamu tak mendengarnya dari orang lain. Pokoknya cukup percaya saja pada suamimu.”
“Iya, Bund.” Nada mengangguk, kemudian memasang wajah serius, menyimak apa yang akan disampaikan sang mertua.
Lebih baik ia tahu sekarang dari orang yang terpercaya, daripada tahu dari orang luar, yang mungkin saja bermaksud menggunting dalam lipatan.
“Pernah, tapi ini sudah lama, Bunda saja sampai lupa siapa nama gadis itu, gadis yang sudah membuat Kenz patah hati. Karena dia meninggalkan Kenz setelah dia mengalami kecelakaan, yang membuatnya duduk di kursi roda selama lebih dari 2 tahun.”
Nada tercengang, “Jadi di awal-awal kuliah, Mas Kenz masih duduk di kursi roda?”
Bunda Emira membenarkan, “Karena itulah, dia minder, tertutup, dan irit bicara. Padahal dia bukan tipe laki-laki pendiam. Justru yang masa kecilnya pendiam adalah Leon, karena Leon tak bisa lepas dari gadget.”
“Tapi Ghavin sahabatnya, tetap setia mendampingi dan menyemangatinya. Bunda beneran gak tahu apa yang terjadi jika Ghavin juga meninggalkan Kenz, mungkin Kenz akan lebih terpuruk lagi.”
“Bunda dan Ayah, sudah saling kenal sejak SMU, bahkan diam-diam kami saling mencintai, dan itu terus berlangsung sampai kami menikah. Kenzo tahu, dan ingin meniru kami, dia terobsesi menemukan cinta pertama yang di gadang-gadang akan menjadi cinta sejatinya.”
“Karena itulah, ketika berhasil mewujudkan obsesinya, dia mulai posesif, seolah tak mau melepaskan gadis itu. Dan gadis itu pun mengira bahwa yang Kenzo lakukan berlebihan, juga mengekang kebebasannya. Jadi ketika ada kesempatan meninggalkan Kenz, gadis itu tak lagi berpikir dua kali.”
Rasanya ada sesuatu yang tiba-tiba mencubit perasaan Nada, “Pasti sakit sekali, Bund.”
“Pada saat itu, jika Bunda ikut menuruti emosi, mungkin semuanya akan semakin kacau balau. Berhari-hari dia mengamuk di rumah sakit, dan menolak makan, menolak bertemu siapapun. Padahal kondisinya perlu banyak asupan nutrisi, juga perlu terus berkomunikasi dengan orang banyak, demi kesehatan jiwanya.
“Tak ada yang berhasil menasehatinya, padahal semua upaya sudah Ayah dan Bunda coba lakukan.” Kedua mata Bunda Emira berkaca-kaca, ketika ingat masa-masa paling sulit dalam hidup Kenzo.
Nada semakin penasaran, “Terus, terus, Bund?”
“Pada akhirnya tak ada yang berhasil menasehati kecuali dirinya sendiri.”
“Oh, iya?”
Bunda Emira menarik selembar tisu, kemudian mengusap sudut matanya yang basah. “Iya, Kekurangan Kenzo adalah terlalu terpaku pada mindset yang sudah ia bangun sendiri. Bahwa cinta pertamanya akan menjadi cinta sejatinya.”
“Ketika mindset pertamanya tidak berjalan sesuai harapan, mindset kedua yang berhasil membangkitkan semangatnya kembali. Kamu tahu apa itu?”
“Nggak, Bund. Jangan tanya padaku.” Bunda Emira terkekeh mendengar jawaban menantunya.
“Ya, barangkali kamu bisa menebaknya.”
Nada menyeringai, karena tak tahu jawabannya. “Apa, atuh?” tanya Nada dengan logat sunda kental.
“Namanya sendiri.”
“Apa istimewanya dengan nama Mas Kenz?”
“Ayah menyematkan nama Kenzo Alexander Dewanto, nama tersebut adalah nama ketiga kakeknya, dan semuanya adalah para lelaki hebat.”
“Kenzo adalah nama kekek buyutnya, dokter hebat sekaligus pendiri William Medical Center. Kenzo William. Alexander, adalah nama Daddy-nya Bunda, beliau adalah penerus Twenty Five Hotel generasi ke-2 sekaligus yang berhasil mengembangkan Hotel tersebut, jadi sebesar sekarang ini. Dan Dewanto adalah pemilik DENt PHARMATION, perusahaan farmasi yang kini menjadi raksasa di negeri ini.”
“Karena semua figur hebat itulah, Kenzo pun bangkit, kembali belajar di saat tubuhnya masih lemah. Namun, ia tak lelah berusaha melawan keterbatasan fisik, belajar seperti maniak, hingga berhasil menjadi lulusan termuda 5 tahun kemudian.”
“Kenzo membuktikan, ia bisa menjadi hebat sesuai dengan nama yang ia sandang, kendati saat itu fisiknya tak memungkinkan.”
Nada ikut berkaca-kaca mendengar penuturan Bunda Emira, “Aku baru tahu, Bund. Suamiku sehebat itu.”
Bunda Emira kembali tertawa geli, “Kira-kira, dulu Mas Kenz sudah jadi dokter, aku baru beranjak jadi ABG ingusan,” canda Nada, mencairkan suasana haru.
“Permisi, Nyonya. Kapan mau makan siang? Ini sudah jam 2, Nyonya hanya makan buah-buahan sejak pagi.” Bik Na mengingatkan.
“Oh, iya. Maaf, Bik. Aku lupa.” Bunda Emira tersenyum, “Ayo, kamu juga belum makan siang, kan? Setelah itu minum obatmu lagi.”
“Iya, Bund.”
•••
Ada yang belum baca kisah Kenzo dan Claudia? Ada di cerpen, ya. Cari sendiri.
•••
Malam harinya, Nada baru saja menutup buku yang sedang ia baca. Ia melirik jam dinding dengan gelisah, “Mas Kenz, kok belum pulang?” gumamnya.
Nada pun turun ke bawah, bertepatan dengan Ayah Juna dan Bunda Emira yang hendak masuk ke kamar mereka. “Belum tidur?”
“Belum ngantuk, Yah. Soalnya Mas Kenz belum pulang,” cicit Nada.
“Tadi suamimu sedikit sibuk, karena anak didiknya ada yang bimbingan tesis, mungkin agak malam pulangnya,” jawab Ayah Juna.
“Iya, Yah—” Nada tak melanjutkan kalimatnya ketika klakson mobil Kenzo terdengar.
“Nah, tuh, dia datang.” Bunda Emira tersenyum kemudian melanjutkan langkah memasuki kamar.
“Selamat istirahat, Ayah, Bunda.”
Nada tersenyum lebar ketika Kenz membuka pintu rumah. “Assalamualaikum,” ucap Kenz.
“Waalaikumsalam.”
“Kenapa belum tidur?”
“Seharian aku tidur, jadi belum mengantuk.” Nada memeluk lengan suaminya dengan manja. Bermanja seperti ini akan membuatnya lupa fakta, bahwa sang suami sedang merawat mantan kekasihnya. Tapi dalam kapasitasnya sebagai dokter, bukan sebagai pria yang peduli pada wanita yang telah mencampakkannya di masa lalu.
“Jadi ceritanya mau ditemani tidur, nih?”
“Bukan, tapi aku yang akan menemani Mas mimpi indah malam ini.”
“Huuuuu … kedengarannya menyenangkan.” Kenzo mengerlingkan sebelah matanya. “Cium dulu,” pinta Kenz ketika mereka menaiki tangga menuju kamar.
***
Di tempat lain, sebuah mobil melaju kencang tak terkendali, memasuki kawasan perumahan, tak lama kemudian mobil tersebut berhenti karena menabrak pagar sebuah rumah, yang tak lain adalah rumah Tuan Emir Abrizam.
Tiga orang satpam yang sedang berjaga, buru-buru lari setelah mendengar suara benturan keras, “Ada apa?!” teriak satpam yang masih berada di pos penjagaan.
“Ada yang sengaja menabrak pagar!”
Setelah mendengar informasi dari rekannya, kedua satpam yang masih di pos buru-buru keluar. “Apa pengemudinya mengantuk?”
“Entahlah.” Mereka saling berbisik.
Tak lama kemudian mereka membuka gerbang yang sudah remuk sebagian.
Tok!
Tok!
“Keluarlah!”
“Jangan jadi pengecut setelah berbuat salah!”
“Apa dia tidur?”
“Sepertinya mabuk, lihat, wajahnya menelungkup di atas setir.”
Klak!
Pintu mobil itu pun dibuka, dan— alangkah terkejutnya mereka karena pria didalam mobil dalam keadaan terluka, entah masih bernyawa atau tidak.
“Kamu periksa, Jo, aku gak berani.”
“Ah, cemen, kamu.” Bejo pun mengulurkan jari tangannya, memeriksa nadi di leher si pengemudi.
“Gimana?”
“Adem, Cak.”
“Lha, jangan-jangan wis mati.” Bejo bergidik.
Malam itu juga beberapa polisi datang ke TKP setelah menerima laporan, ada pria tak di kenal yang meninggal di depan rumah Tuan Emir Abrizam.
hmmm siapa kah lelaki yang nabrak pagar? apakah orang suruhan Kanaka itu??
next Thor..