NovelToon NovelToon
Menanti Cinta Sang Letnan

Menanti Cinta Sang Letnan

Status: sedang berlangsung
Genre:Menikahi tentara
Popularitas:29.8k
Nilai: 5
Nama Author: Hasna_Ramarta

FB Tupar Nasir, ikuti FB nya ya.

Diam-diam mencintai kakak angkat. Namun, cintanya tidak berbalas. Davira, nekad melakukan hal yang membuat seluruh keluarga angkatnya murka.

Letnan Satu Arkaffa Belanegara, kecewa dengan kekasihnya yang masih sesama anggota. Sertu Marini belum siap menikah, karena lebih memilih jenjang karir yang lebih tinggi.

Di tengah penolakan sang kekasih, Letnan Arkaffa justru mendapat sebuah insiden yang memaksa dia harus menikahi adik angkatnya. Apa yang terjadi?

Yuk kepoin.

Semoga banyak yang suka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 Lagi-lagi Kecewa

     Langit malam menggantung kelabu di atas kota. Hujan tipis menetes dari atap rumah keluarga besar Daka, menambah sepi yang kian menusuk.

     Di ruang tamu, Kaffa duduk terpaku menatap layar ponselnya. Berulang kali dia berusaha mencari informasi tentang Davira, tapi nihil.

Meski demikian, Kaffa tidak menyerah. Ada keyakinan yang menancap dalam-dalam di dadanya, bahwa Davira masih di kota ini. Ia yakin, setelah beberapa hari yang lalu pernah melihatnya menaiki angkot. Sayangnya angkot itu sudah melaju dengan cepat sehingga kepergian Davira tidak sempat ia susul.

     "Davira, muncullah. Aku menunggumu. Aku akan terus mencarimu. Aku tahu kamu berada tidak jauh dari kota ini. Tapi, kenapa begitu sulitnya kamu ditemukan?" bisiknya lirih. Matanya merah, bukan hanya karena kurang tidur, tetapi juga karena rindu yang kian menggebu.

     Kaffa menatap wajah cantik berbalut hijab segitiga. Dadanya bergemuruh, ada gejolak cinta yang menyala ketika ia melihat senyum tulus dari bibir Davira.

     "Ternyata kamu sangat cantik dan tulus Davira. Tapi, kenapa kamu pergi disaat aku belum mendapat penjelasanmu? Kamu harus kembali, harus," batinnya penuh tekad.

     Sementara itu, di ruang makan, Bu Daisy duduk sambil menggenggam cangkir teh yang sudah dingin. Wajahnya pucat, matanya sembab. "Mama merasa kosong, Pah," ucapnya pelan.

     Pak Daka yang duduk di seberangnya menghela napas panjang. "Kita juga kehilangannya, Ma, bukan cuma Mama. Davira itu bukan sekadar menantu. Dia sudah seperti anak kita sendiri. Kepergiannya meninggalkan ruang yang tak bisa tergantikan."

     Bu Daisy menunduk, air matanya jatuh tanpa bisa dibendung. "Mama sering terbangun malam-malam, berharap mendengar suara pintu kamar dibuka, berharap dia pulang. Tapi, yang ada hanya sunyi. Kamu tahu, Pah, rasanya seperti kehilangan putri kandung sendiri."

     Bu Daisy mengungkapkan perasaannya yang kini melanda. Ia merasa kepergian Davira kian hari semakin membuatnya sedih dan khawatir.

     Pak Daka menepuk lembut punggung istrinya. "Kaffa pasti juga merasa hal yang sama. Lihatlah, matanya tiap hari kosong. Ia tidak lagi bersemangat, seolah setengah jiwanya hilang. Tapi papa percaya, kalau memang jodoh, takdir akan mempertemukan mereka kembali." Pak Daka mencoba terus menghibur sang istri.

***

     Beberapa hari kemudian, Kaffa pulang dari markas dengan langkah gontai. Hujan baru saja reda, jalanan basah, dan lampu kota berpendar remang. Dalam perjalanan, ia singgah sebentar di sebuah swalayan. Hanya berniat membeli sabun mandi dan air mineral.

     Begitu keluar dari pintu geser swalayan, matanya bersirobok dengan sosok yang tidak asing, dia Marini.

     Perempuan berprofesi KOWAD itu mengenakan jaket Secapa AD, wajahnya segar sehabis mengikuti pesiar bersama teman-temannya. Tatapannya seketika berbinar begitu melihat Kaffa.

     "Eh, Bang Kaffa." Marini berkata gugup. Ada perasaan senang bercampur merasa tidak enak dengan laki-laki yang sudah ia khianatinya itu. Tapi, Marini tetap berkilah kalau dia tidak berselingkuh.

     Kaffa terdiam sejenak, lalu tersenyum singkat dan tipis tanpa berkata apapun.

     Marini tersenyum kikuk, mencoba membuka obrolan lagi. "Aku sedang pesiar. Aku akan pulang ke rumah sejenak untuk beristirahat. Kabar Abang gimana?" Marini bertanya gugup, karena Kaffa terlihat sangat dingin.

     "Kabarku baik," jawab Kaffa pendek. Ia melangkah melewatinya begitu saja, tanpa menunggu Marini berkata apapun lagi.

     Marini tercekat. Sikap cuek itu menusuk hatinya. Dahulu, ia pernah berharap banyak pada Kaffa. Tapi kini jelas terlihat, lelaki itu sudah tidak peduli. Ada sedih yang menyelinap di hati Marini, meski di balik itu ia tahu, ia sendiri tidak pernah setia.

     Ia memang menjalin hubungan dengan seorang perwira polisi di belakang Kaffa. Dan kini, ia harus menelan pahit bahwa pintu menuju hati Kaffa sudah benar-benar tertutup.

     Kaffa tidak menoleh sedikit pun. Ia menyalakan mobilnya dan melaju pergi, meninggalkan Marini yang berdiri termangu di bawah cahaya lampu swalayan.

     Sementara itu, di sudut kota yang berbeda, Davira menjalani rutinitas barunya di kantor resepsionis PT Graha Nusantara Sejahtera. Setiap pagi ia berdiri tegak menyambut tamu, dengan senyum yang berusaha ia pertahankan meski lelah. Rekan-rekan kerjanya mulai mengenalinya sebagai gadis yang ramah, rajin, dan tidak pernah mengeluh.

     Hari libur menjadi satu-satunya waktu yang bisa ia gunakan untuk mengurus diri sendiri. Pagi itu, ia memutuskan pergi ke swalayan dekat mess. Namun, karena swalayan itu belum buka di jam segitu, terpaksa Davira harus mengunjungi swalayan yang satunya lagi, sedikit jauh dari mess. Diapun harus menaiki satu kali angkot.

     Davira sudah tiba di swalayan yang lumayan besar itu. Dengan keranjang kecil di tangan, ia segera membeli kebutuhan di mess. Ia memilih sabun cuci, mie instan, beberapa camilan, dan kebutuhan sehari-hari lain. Rambutnya yang tertutup jilbab sederhana membuatnya tampak anggun meski berpakaian biasa.

     Setelah puas berkeliling, ia menuju kasir. Antrean cukup panjang, tapi ia sabar menunggu. Saat giliran tiba, Davira mengeluarkan dompet kecil dari tasnya. Jemarinya sedikit gemetar karena cuaca dingin, namun wajahnya tetap tenang.

     Yang tidak ia sadari, dari kejauhan, sepasang mata menatapnya tidak berkedip.

     Kaffa baru saja masuk ke swalayan itu, berniat membeli roti dan kopi instan. Begitu matanya menangkap sosok berjilbab sederhana di antrean kasir, dadanya langsung bergemuruh. Ia mengenali postur itu, senyum tipisnya, bahkan cara Davira merapikan barang di kasir.

     "Davira ...." Suaranya tercekat, hampir tidak percaya.

     Langkahnya refleks mendekat. Ingin sekali ia menyapa, ingin sekali ia memanggil nama itu dengan lantang. Namun, tepat ketika lidahnya hendak bergerak, Davira sudah selesai membayar. Dengan cepat ia meraih kantong belanjaannya, lalu berjalan menuju pintu keluar.

     Kaffa panik. Ia menoleh ke kasir, meletakkan barang yang ia bawa, lalu buru-buru membayar tanpa peduli recehan kembalian.

     Begitu keluar dari pintu geser swalayan, hujan tipis masih turun. Tapi, Davira sudah tidak terlihat.

     Kaffa berdiri di bawah rintik hujan, napasnya terengah, matanya menyapu ke segala arah. Lorong kecil, parkiran motor, hingga halte di seberang jalan. Kosong. Seolah Davira menghilang begitu saja ditelan keramaian.

     Dadanya sesak. Harapan yang tadi membuncah berubah jadi kekecewaan yang menghantam keras.

     "Kenapa, selalu begini?" gumamnya lirih. Tangannya terkepal, bergetar menahan emosi. "Padahal aku hanya beberapa langkah darimu, Vira. Tapi takdir lagi-lagi mempermainkan kita."

     Air hujan bercampur dengan air mata yang ia tahan mati-matian. Orang-orang lalu lalang di sekitarnya, tidak ada yang tahu lelaki berseragam loreng itu sedang menahan kecewa dalam.

     Di parkiran, Kaffa menunduk lama di atas setirnya. Jantungnya masih berdegup kencang, bayangan Davira masih jelas di pelupuk mata. Tapi yang tertinggal hanya satu rasa, yaitu kecewa.

     Sementara itu, Davira sudah berada di dalam angkot yang melaju menuju mess. Hatinya terasa aneh, seolah ada yang mengikuti dari belakang. Ia bahkan sempat menoleh ke arah swalayan tadi, tapi hanya terlihat gerimis menetes di kaca jendela.

     Ia tidak tahu, hanya beberapa detik setelah langkahnya meninggalkan kasir, ada seseorang yang hampir saja meraih tangannya.

     Takdir sekali lagi belum mengizinkan mereka bertemu.

1
Aliya Awina
di cari selama 2 tahun pas ketemu malah di hina2 kan bisa bicara baik2 jangan pakai kekerasan
Haji Nasution Nasution
up dong Thor jangan digantung up sampai habis
Penapianoh📝
jelas skit bngett klo d bilangin perempuan ngk bener pdhl nyata nya tdk😭
Rieya Yanie
sakit banget hati davira...
dr awal sudah dianggap rendahan..
klo kafa g suka mending talak aja biarkan davira bahagia dgn caranya
dewi_nie
lanjut Thor..
Enok Renmaur
so jlas davira msh jd tertuduh, krna kdpatan br2 sm laki" lain sdg status msh istri kafa,bhkan bkn cm sx kan jln sm arda😏
krn tdk prnh mo jujur tu yg sdh bw davira dlm kebodohanx😏🙄
sm halx dgn diri qt,
suami mna yg tdk marah lo dpati qt ber2 sm laki" lain sx pun qt cm anggap tmn yg suami qt tdk knl???
psti mrh kan....
sm lo suami qt kdpatan ber2 sm perem lain qt j9 psti marah.
z ttap d pihak kafa, krn sbgai istri tdk mnjaga MARWAHNYA.
Farid Atallah
Kaffa Kaffa, selalu aja nyakitin davira😥
Jana
hadeehhhh kafaaaa... gemes aq!! mending lepasin aja lah davira. biarin dia bahagia drpd tertuduh terusss
Farid Atallah
up dong Thor 😥
Enok Renmaur
mkanya davira , lo jd istri jgn jd org pengecut tdk prnh mo jujur.
pinterx cm mghilang sj n jd prempuan bodoh.
z jd jemek jengkel dgn sifat davira ni, dsni jd tokoh utama tp tokoh utamax goblok bin o'on🙄🙄🙄
bner yg d blg kafa lo davira ni pengecut, kafa jg tdk slh dgn kata" yg d lontarkan buka sj hijab mu n menarikx hingga lepas
krn kafa jg py hAk krn suamix, lo kafa blg bk sj hijab mu mang benar ...
krn apa....krna davira goblok, sbgai istri tdk bs mnjaga MARWAHNYA
seenakx jln sm laki" lain bhkan smpe dbw krmh ortux,
untung ortux arda menolak
jd perempuan tu hrs tegas davira, jgn jd prempuan goblok trus.
lo ad apa" tu mulut mu bicara jgn diam jd pengecut.
lm" z jd pngin ulek mulut davira ni biar bs bicara jujur bkn jd pengecut trus mnerus
Penapianoh📝
kak next up. penasaran 😭
Penapianoh📝
iya davira. mungkin krn terlalu memikirkan mu yg blm ketemu jd nya jatuh sakit
Farid Atallah
up lagi dong Thor 😥
dewi_nie
davira harus berani dan tegas pada Kaffa..enak aja main hina2 org tanpa mau dengar penjelasan Vira..sukanya buruk sangka aja..
A213
tuh,, emosi lagi 😲
Sabaku No Gaara
bayikk gk s7...😁
Nisa Naluri
aah.,,marah terus2an
Ella
Nah panik kan kau..hmm marah sja kerjanya🤣🤣 bahgia sll buat kalian berdua yah,,sehaf² vira
Sari Nilam: ngapain dicari2 2 tahun kalaun pas ketemu kamu hina, ksmu tuduh vira bahkan kamu lecehkan kehornatan dan harga dirinya dengan membuka paksa hijab yang dikenakan karena kamu temperanental
sekali lagi kaffa kamu masih dengan egomu masih merasa kamu paling benar dan tersakiti tapi nyatanya kamu suani yang tidak menghargai dan menpercayai istri sendiri.
semoga vira tidak mudah memaafkan semua tuduhan dan perkataan mu yang mebyakitkan.
total 1 replies
Ella
Moyong ini juga trll mati menikah skali oo,,cari perempuan lain jgn devira.. itu punya Pak tentara
Ella
Kaffa😃
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!