NovelToon NovelToon
Berenkarnasi Menyelematkan Kahancuran Keluarga

Berenkarnasi Menyelematkan Kahancuran Keluarga

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Reinkarnasi / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Light Novel
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Michon 95

Hidup terkadang membawa kita ke persimpangan yang penuh duka dan kesulitan yang tak terduga. Keluarga yang dulu harmonis dan penuh tawa bisa saja terhempas oleh badai kesialan dan kehancuran. Dalam novel ringan ini kisah ralfa,seorang pemuda yang mendapatkan kesempatan luar biasa untuk memperbaiki masa lalu dan menyelamatkan keluarganya dari jurang kehancuran.

Berenkarnasi ke masa lalu bukanlah perkara mudah. Dengan segudang ingatan dari kehidupan sebelumnya, Arka bertekad mengubah jalannya takdir, menghadapi berbagai tantangan, dan membuka jalan baru demi keluarga yang dicintainya. Kisah ini menyentuh hati, penuh dengan perjuangan, pengorbanan, keberanian, dan harapan yang tak pernah padam.

Mari kita mulai perjalanan yang penuh inspirasi ini – sebuah cerita tentang kesempatan kedua, keajaiban keluarga, dan kekuatan untuk bangkit dari kehancuran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Michon 95, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22 : Undangan Putri

Pagi ini, Ralfa berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki. Yap, mulai hari ini, dia resmi tinggal di asrama sekolah bersama Viona dan Yuris. Saat memasuki sekolah, kelas masih kosong dan belum ada yang datang. Biasanya, dia datang sekitar 15 menit sebelum bel masuk, tetapi sekarang dia datang kepagian.

Dia duduk di kursinya dan mulai memikirkan cara untuk mendaftarkan Yuris ke akademi yang sama, yaitu Akademi Harapan Internasional. Namun, dia tidak bisa mendaftarkannya begitu saja. Butuh banyak dokumen untuk melakukannya, seperti Kartu Keluarga, dan Yuris tidak terdaftar di kartu keluarganya. Lagi pula, Akademi Harapan Internasional tidak menerima sembarang murid. Hanya murid pilihan yang bisa masuk.

Akademi Harapan Internasional adalah sekolah elit yang hanya menerima murid pilihan. Banyak orang yang tidak kekurangan uang atau status, tetapi tidak mendapat izin masuk. Sebaliknya, selama akademi menganggapnya pantas, bahkan rakyat jelata pun bisa masuk. Ralfa hanya memiliki satu cara lagi untuk mendaftarkan Yuris ke akademi internasional, yaitu melalui orang dalam. Setelah menelusuri, ternyata keluarga Putri memiliki pengaruh yang tidak sedikit di sini.

"Ah, aku harus menemui Kak Putri untuk meminta tolong agar Yuris bisa masuk sekolah yang sama denganku," gumam Ralfa. "Padahal aku tidak ingin berurusan dengannya. Memang aku bisa saja meminta tolong pada Adelia, yang adalah adik sepupunya Kak Putri, tapi aku tahu bagaimana harus menjelaskan tentang Yuris."

Akademi Harapan Internasional terdiri dari SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Hanya SMP dan perguruan tingginya yang berbeda alamat, tetapi tidak dengan SD dan SMA-nya. Mereka terletak di alamat yang sama, bahkan bangunannya saling berhadapan.

Secara kebetulan, Adelia dan Cindy masuk ke kelas, lalu duduk di meja mereka dan menyapa Ralfa.

"Pagi, Ralfa," sapa Adelia.

"Pagi, Adelia."

"Tumben datang pagi banget?" tanya Cindy.

"Soalnya mulai hari ini, aku tinggal di asrama sekolah."

"Eh, kenapa?" tanya Adelia.

"Karena rumahku jauh dari sini, dan Pak Mul sudah tidak bisa nganter jemput aku lagi karena harus nyupirin Papa."

"Kalo gitu, apa perlu aku pindah juga ke asrama agar kamu tidak kesepian?" tanya Adelia semangat.

"nggak perlu, tenang, Aku tetap akan menjemputmu untuk berkencan."

"Padahal aku ingin tinggal lebih dekat denganmu," kata Adelia malu-malu.

"Bu-bukannya aku tidak ingin tinggal dan jadi lebih dekat denganmu," jawab Ralfa malu-malu.

"Kalian ini baru pacaran, bukan suami istri, jadi tidak perlu melakukan itu," kata Cindy mengingatkan.

"Ya," jawab Adelia dan Ralfa serempak.

"Oh iya, apa kamu hanya sendirian di asrama, Ralfa?" tanya Cindy.

"enggak, aku akan tinggal bersama Viona, pelayan pribadiku," jawab Ralfa, lalu menambahkan, "tenang, dia tidak di kamar yang sama denganku."

"Kalo begitu, aku akan tinggal di asrama dan sekamar dengan pelayan pribadimu agar aku bisa bertanya padanya banyak hal tentangmu."

Gawat, kalau Adelia melakukan itu, keberadaan Yuris akan terbongkar dan aku tidak bisa menjelaskannya.

"Tidak perlu, lagian rumahmu tidak terlalu jauh dari sekolah."

"Betul juga. Ralfa, ayo sepulang sekolah pergi berkencan?"

"Boleh, lagipula aku juga sangat ingin pergi berkencan denganmu," jawab Ralfa sambil tersenyum, yang membuat Adelia tersipu malu.

Tidak lama kemudian, teman-teman mereka mulai berdatangan masuk ke dalam kelas, dan sepulang mereka berdua pergi berkencan.

Setelah mengantar Adelia pulang, Ralfa kembali ke asramanya. Dia memarkirkan mobil dan pergi ke kamarnya.

Sehari Sebelumnya

Saat ini, Ralfa sedang dalam perjalanan dari rumah menuju asrama di sekolahnya. Asrama SMA Harapan Internasional terletak tidak jauh dari sekolahnya, hanya butuh 3 menit dengan berjalan kaki dari asrama ke sekolah.

"Kakak Ralfa, apa masih jauh?" tanya Yuris yang sedang duduk di pangkuan Viona di jok samping pengemudi.

"Sebentar lagi."

"Tuan, aku gugup untuk tinggal di asrama sekolah Anda," kata Viona.

"Tenanglah, kamu akan mendapatkan kamar privat, tepat di sebelah kamarku."

"Apa nggak terlalu berlebihan, Tuan Ralfa?" tanya Viona.

"Nggak apa-apa, lagipula itu juga agar kamu bisa menjaga dan menemani Yuris saat aku tidak ada. Kalian akan tidur satu kamar."

"Eh, kenapa aku tidak tidur dengan Kakak Ralfa saja?" tanya Yuris.

"Nggak boleh, aku butuh privasi. Tapi jika kamu ingin ngobrol denganku, kamu bisa datang ke kamarku."

Akhirnya mereka sampai. Setelah memarkirkan mobil, mereka mengambil barang-barang dari bagasi dan mengambil kunci dari staf asrama. Mereka menuju ke lantai tiga, menuju kamar nomor 55 dan 56.

"Ini adalah kamarku, dan di sebelah ini adalah kamar kalian," kata Ralfa.

Ralfa membuka pintu kamarnya dan terlihat sebuah kamar berukuran sedang, dengan sebuah kasur berukuran sedang dan sebuah kamar mandi di pojokan, begitu juga kamar sebelah.

Hari ini adalah hari kedua Ralfa tinggal di asrama, dan sekarang dia sedang sarapan. Asrama SMA Harapan Internasional menyediakan tiga kali makan untuk para penghuninya. Saat dia selesai sarapan, secara kebetulan dia melihat Putri menuju ruang makan.

"Pagi, Kak Putri."

"Pagi, Ralfa. Apa kemarin kencanmu menyenangkan? Aku melihatmu bersama Adelia kemarin."

"Ya, menyenangkan. Tapi ada yang lebih penting, ada sesuatu yang ingin aku diskusikan dengan Kak Putri. Apa kamu nanti punya waktu?"

"Kebetulan aku juga ada hal yang ingin aku diskusikan denganmu, jadi sampai jumpa setelah pulang sekolah di kamarku."

Ralfa kembali ke kamarnya untuk mandi dan ganti baju, lalu berangkat sekolah. Setelah pulang sekolah, dia menuju kamar Putri yang terletak di asrama yang sama dengan Ralfa dan murid-murid lainnya. Putri tidak tinggal jauh dari sekolah, sangat mungkin bagi dia untuk bepergian dari rumah.

"Ayo kita masuk," ajak Ralfa pada Yuris yang bersembunyi di balik punggungnya.

Yuris menatapnya dengan ekspresi penuh keraguan. "Kakak Ralfa, apa kamu yakin ini baik-baik saja?"

"Itu tergantung padamu. Selama kamu tidak salah bicara dan memanggilku 'Papa', aku yakin semuanya akan baik-baik saja."

Ralfa menarik tangan Yuris agar posisi mereka sejajar lalu mengetuk pintu. "Permisi, Kak Putri."

"Masuklah, Ralfa."

Ralfa membuka pintu dan melihat Putri sedang duduk di kasur sambil bermain hape. Saat melihat Ralfa masuk, dia meletakkan hapenya.

Putri menyambut dengan senyuman sebelum melihat ke arah Yuris. "Ya ampun, siapa ini?"

"Dia adalah alasan aku berada di sini hari ini. Boleh dia ikut dengan ku?"

"Yah, tentu saja aku tidak keberatan."

Begitu mereka berdua berada di dalam dan duduk dengan nyaman, Putri bertanya pada Ralfa. "Jadi maksudmu?"

"Anak ini, dia adalah adik laki-lakiku ."

Ralfa memberikan jawaban yang sudah dia persiapkan sebelumnya, berbicara dengan nada yang sangat tenang dan meyakinkan.

"Kupikir kamu adalah anak tunggal?" tanya Putri sambil mengerutkan alis.

"enggak,dia adalah adik laki-lakiku yang selama ini tinggal di amerika bersama ibu ku dan hanya pulang ketika ibu pulang."

Maaf ayah dan ibu, karena mengantarkan ini.

Putri mengangguk dan beralih pada Yuris. "Jadi begitu, jadi ini adalah adikmu. Dia memang cukup mirip denganmu, dan siapa namamu?"

"Namaku Yuris Afnan Ande. Senang bisa berkenalan denganmu, Kak Putri."

"Untunglah, dia menjawab dengan benar," gumam Ralfa lega.

"Begini, aku ingin meminta bantuanmu, Kak Putri. Apakah mungkin," kata Ralfa sambil memegangi bahu Yuris dengan nada gugup, "dia bisa mendaftar di akademi ini?"

"Jadi, kamu ingin mendaftarkan adikmu di SD Harapan Internasional?" Putri melirik Yuris sekilas. "Baiklah, aku akan bicara pada ayahku agar dia bicara dengan kepala sekolah."

"Makasih, Kak Putri."

Putri menatap Yuris lagi dan berkata, "Senang bertemu denganmu, Yuris."

"Senang bertemu denganmu, Kak Putri."

Masih ada ketegangan dalam suara Yuris, tapi sikapnya pada Putri jadi lebih santai.

"Ngomong-ngomong, Ralfa, ada sesuatu yang ingin aku diskusikan denganmu. Apa kamu masih punya waktu?"

"Tentu, aku berharap bisa membantu. Apa yang ingin kamu diskusikan? Apa tentang mereka?"

"Enggak, ini soal pemilihan OSIS yang akan segera tiba," Putri menatap langsung ke arah mata Ralfa. "Aku ingin kamu bergabung sebagai anggota."

1
Mbak Inama
bagus banget ceritanya,dari segi alur sangat menarik
Matsuri :v
Gak akan bosan baca cerita ini berkali-kali, bagus banget 👌
Hachi Gōsha: makasih/Smile/
total 1 replies
Star Kesha
Ceritanya sangat menghibur, thor. Ayo terus berkarya!
Hachi Gōsha: terima kasih
total 1 replies
Raquel Leal Sánchez
Bikin adem hati.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!