Novel ini kelanjutan dari Cinta di atas menara ( pencuri hati pria lumpuh)
Arabella adalah seorang gadis muda yang terpaksa menikahi seorang pria yang sangat membenci wanita.
Di matanya semua wanita adalah sumber penderitaan.
Tapi seiring berjalannya waktu pemikiran itupun berubah,dan semua sudah terlambat.
Perlakuan kasar dan tidak manusiawi yang Bella terima selama ini telah mengubah hatinya yang tak lagi menginginkan cinta dari suaminya. Bella pun memilih pergi meninggalkannya. Nah apa yang akan terjadi selanjutnya?
Dan siapakah Arabella? adakah hubungannya dengan Devan dan Andara? Bagaimana kisah selanjutnya..?
Yuk simak di karya terbaruku.
Jangan lupa like, subscribe dan komentar yang baik baik ya 😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewidewie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
Najwa menatap tajam wajah kakaknya yang mulai tak sadar karena pengaruh alkohol dalam beberapa botol wine yang dikonsumsinya.
Najwa meraih ponselnya dan segera menghubungi Vincent untuk datang ke apartemen kakaknya.
Mendengar panggilan dari gadis pujaannya tentu Vincent sangat senang dan segera meluncur ke apartemen Saga.
Tak butuh waktu lama Vincent pun tiba di sana.
" Kak, bagaimana ini? Kak Saga mabok lagi "
Vincent menghela nafasnya kemudian mengukir senyum manisnya dan berjalan mendekati Saga dan Najwa yang berada di sofa " Aku sungguh merasa sangat kasihan dengan tuan muda, hidupnya sangat menyedihkan. Kamu sebagai adiknya harusnya memberikan kasih sayang yang lebih kepada kakakmu"
Najwa berdecih dan memiringkan bibirnya
" Enak aja ngomong gitu, memangnya kak Vincent sangat yakin aku tidak sayang sama kakakku. Ngomong saja mudah"
" Eh kok nyolot sih, aku kan ngomongnya baik baik nona manis"
" Habisnya kak Vincent juga yang mulai duluan. Asal kak Vincent tahu ya, kak Saga itu dari kecil tidak tinggal sama aku. Dia tinggal di luar negeri bersama bibi" Jawab Najwa sinis.
"Hh Ngomong ngomong hubungan kita bagaimana? "
Najwa mengernyitkan alisnya " Hubungan apa? "
" Ehm ya itu, masa gak paham sih. Yang kemarin itu, aku dan kamu ehm masa masih gini gini aja"
Najwa membelalakkan matanya dan menyembunyikan rasa malunya dengan menundukkan kepalanya " Apaan sih"
Vincent tersenyum dan semakin gemas dengan tingkah Najwa. Perlahan mendekati gadis cantik itu dan meraih tengkuk lehernya.
Cup
Sebuah ciuman kembali melesat dan kali ini Vincent lebih berani hingga membuat Najwa merebahkan dirinya di bawah sofa yang beralaskan karpet.
Vincent yang tidak mampu menahan gejolak birahinya segera menindih tubuh Najwa dan memperdalam ciumannya, kedua tangannya pun tidak tinggal diam, menyusup ke balik baju Najwa hingga menemukan benda kenyal yang masih berbungkus bra warna pink.
Tiba tiba Saga membuka matanya sambil memegangi kepalanya " Aduh kenapa aku pusing sekali ah"
Vincent segera membenarkan baju dan celananya kemudian mendekati Saga
" Tuan muda Saga anda baik baik saja? "
Saga mencoba melebarkan pandangannya dan tatapannya tertuju pada Najwa yang kelicutan dengan baju dan rambut berantakan
" Apa yang kalian lakukan! Dasar menjijikkan"
" Lho bukannya kak Saga mabok"
Saga mengeryitkan alisnya dan terkekeh mendengarkan perkataan Najwa " Aku tidak mabok, aku hanya pusing"
Vincent gugup begitu juga Najwa mereka sama sama membenarkan bajunya " Tuan, sungguh ini tidak seperti yang anda kira"
" Cukup, sekarang kalian pergi dari sini! "
Vincent dan Najwa pun segera beranjak dan pergi dari tempat itu karena tidak ingin menambah masalah.
*
*
*
Andara dan bibi sangat terkejut melihat Bella sudah berdiri tepat di belakangnya.
Matanya mulai mengembun kedua tangannya mengepal kuat " Ma, kalian menyimpan rahasia apa? "
Andara dan bibi terdiam saling menatap, Andara beranjak dan melangkah mendekati Bella. Bella tertegun melihat mamanya bisa berjalan " Ma, mama sudah bisa berjalan?"
Andara tersenyum dan memeluk Bella, mendapatkan pelukan hangat dari sang ibu Bella seketika menjadi lupa akan kemarahannya.
" Sayang, mama kangen sama kamu. Kok lama tidak mengunjungi mama, lho di mana suami kamu?" Tanya Andara.
Bella mengedarkan pelukan mamanya dan berjalan ke arah kursi, dia sandarkan tubuhnya yang seakan lelah menghadapi kenyataan. Matanya berkaca kaca membuat Andara mengerti akan apa yang sedang dialami putrinya.
" Sayang, kamu harus kuat. Di dalam pernikahan itu sudah biasa terjadi pertengkaran tapi itu bukanlah alasan untuk kemudian dengan begitu mudahnya mengakhiri pernikahan. Justru setelah terjadi pertengkaran biasanya pasangan suami istri itu akan semakin mesra "
Bella hanya terdiam karena pikirannya menentang apa yang diucapkan mamanya.
" Tidak ma, apa yang aku alami tidak seperti itu. Suami yang seharusnya menjagaku justru selalu menyiksaku" Batinnya.
Bella mengambil nafas berat " Ma, bolehkah aku tidur di pangkuan mama?"
" Sini sayang"
Bella pun merebahkan tubuhnya di atas pangkuan mamanya.
Andara mengusap lembut rambut putrinya, sekilas ingatannya tertuju kepada Devan.
" Kenapa aku merasa sangat dekat denganmu Dev. Apa yang sebenarnya terjadi? Apakah Bella putrimu ataukah putri Bertrand? Hahh mungkin karena aku sangat merindukanmu Dev" Batin Andara sambil mengusap wajahnya karena air mata yang tiba tiba menetes lembut di pipinya.
Tiba tiba sebuah suara terdengar memanggilnya.
" Bella" Suaranya nampak sedikit berat.
Bella dan Andara memutar tubuhnya dan menatap ke arah Bertrand.
Bella pun tersenyum dan berhambur ke pelukan papanya " Pa, Bella kangen dengan papa"
" Papa juga sayang, kenapa kamu di sini? Di mana suami kamu?"
Bella mengedarkan pelukannya dan memanyunkan bibirnya "Kenapa sih menanyakan suamiku bukannya keadaanku? Apa aku tidak boleh pulang ke rumahku sendiri meskipun tanpa suamiku "
" Bukan begitu sayang"
" Mas, sudahlah biarkan saja" Sahut Andara.
Bertrand menghela nafasnya dalam dalam kemudian meminta Bella untuk keluar sebentar karena dirinya ingin bicara empat mata dengan ibunya.
Setelah Bella keluar dari ruangan itu, Bertrand kembali menatap tajam ke arah Andara " Erina, sekarang juga Bella harus kembali ke rumah suaminya "
" Tidak! Dia putriku, tidak ada yang bisa mengambilnya dariku! " Bantah Andara.
Bertrand semakin kesal, kedua tangannya mengepal kuat kuat " Dia harus kembali atau''
" Atau apa! Tidak ada yang bisa mengambilnya dariku! "
" Kamu tahu kalau Bella telah membuat perusahaanku bangkrut karena Saga memutuskan kontrak serta menarik semua investasinya.Dan itu gara gara dia kabur dari rumah Saga. Aku tidak peduli Bella harus kembali ke sana''
" Keterlaluan kamu mas, kalau Bella tidak bahagia di sana biarkan dia kembali ke sini"
'' Tidak, pokoknya dia harus kembali "
Sementara itu di luar ruangan nampak Bella sedang duduk bersandar di daun pintu sambil menangis sesenggukan setelah mendengarkan sayup sayup pertengkaran kedua orang tuanya. Hatinya sungguh pedih, tak adalagi tempat bersandar, bahkan papanya saja tidak mau dia berada di sini.
Dengan sisa tenaganya, Bella mencoba untuk berdiri dan mengusap wajahnya.
" Ternyata mereka menjualku kepada tuan Saga, hhh betapa bodohnya aku" Gumam Bella kemudian beranjak dan melangkah pergi meninggalkan rumah itu.