NovelToon NovelToon
AIRILIA

AIRILIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duniahiburan / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Irla26

Airilia seorang gadis yang hidup serba kekurangan, ayahnya sudah lama meninggal sejak ia berusia 1 minggu. Airilia tinggal bersama ibunya, bernama Sumi yang bekerja sebagai buruh cuci. Airilia merupakan anak kedua dari dua bersaudara, kakaknya bernama Aluna yang berstatus sebagai mahasiswa yang ada di banjar.

Pada suatu hari, Airilia kaget mendengar Sumi terkena kanker darah. Airilia yang tidak tau harus kemana mencari uang, ia berangkat ke banjar untuk menemui Aluna, agar Aluna mau meminjamkan uang untuk pegangan saat Sumi masih di rawat dirumah sakit.
Alih-alih meminjamkan uang, Aluna justru membongkar identitas Airilia sebenarnya. Aluna mengatakan bahwa Airilia anak pelakor yang sudah merebut ayahnya. Sumi yang berlapang dada merawat Airilia semenjak ibunya mengetahui ayahnya meninggal karena kecelakaan. Aluna yang menuntut Airilia harus membiayai pengobatan Sumi sebagai bentuk balas budi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irla26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22. Aku bukan pembunuh

Tepat pukul 12.00 siang, jenazah Sumi telah dimakamkan.

Sudah hampir sepuluh menit, Airilia berdiri menatap gundukan tanah didepannya. Matanya bengkak dan tatapannya kosong kearah makam Sumi.

Seorang perempuan memakai jas putih, ia baru saja sampai di pemakaman Sumi. Perempuan itu mendatangi Airilia yang masih berdiri didepan kuburan Sumi.

"Lia, kamu yang sabar, ya" perempuan itu mengusap punggung belakang Airilia, Airilia melirik sekilas perempuan itu.

"Bu dokter, mengapa anda enggak bisa menghidupkan ibuku kembali?" ya perempuan tadi adalah dokter Sila.

"Saya bukan tuhan, Lia. Saya sama seperti kamu, hanya saja, saya mempunyai tanggung jawab yang besar".

"Lia, saya turut berduka cita atas meninggalnya ibumu, ini ada surat dan kartu, tolong dibaca jika kamu ada waktu luang" dokter Sila memasukkan surat itu kedalam kantong celana Airilia.

Ketika dokter Sila ingin menghampiri Aluna yang baru sadar dari pingsannya. Aluna pingsan ketika jenazah Sumi dimasukkan kedalam liang lahat. Namun, dipertengahan jalan tiba-tiba ponselnya berdering.

"Iya, saya akan kesana sekarang juga" dokter Sila menutup telepon itu dan segera meninggalkan pemakaman itu.

Dari arah belakang, setelah Aluna bangun dari pingsan, ia kemudian berjalan dan melalui Airilia yang masih berdiri.

"Ibu, maafkan aku" Aluna menangis sambil mencium nisan dan menggenggam tanah basah Sumi.

"Aluna, jangan menangis, biarkan ibumu beristirahat dengan tenang" ucap Ijah berada dibelakang Aluna.

 Aluna segera menghapus airmata, ia menatap benci kearah Airilia. Aluna berjalan kearah Airilia dan mendorong sampai jatuh.

"INI SEMUA GARA-GARA KAMU IBUKU SAMPAI MENINGGAL, KURANG BAIK APA SELAMA INI, IBUKU RELA MENAHAN MENTALNYA UNTUK MERAWAT KAMU, TAPI INI KAMU TERHADAP IBUKU" Ijah ingin melerai Aluna dan Airilia, tapi ditahan sama Renata dengan alasan ingin Aluna mengeluarkan apa yang selama ini ia pendam

"KAMU SEORANG PEMBUNUH, AIRILIA".

"KAMU ITU PEMBUNUH" Airilia hanya diam, ia mematung mendengar perkataan Aluna, tanpa ia sadari air matanya turun.

"Aluna, jangan teriak, kasihan bayi dalam kandunganmu. Lebih baik kita pulang dan persiapkan acara pengajian untuk ibumu" Renata menghampiri Aluna, ia merangkul Aluna untuk segera pulang.

"Lia, yuk kita pulang" Airilia menggeleng, Ijah pasrah dan mengikuti Renata dan Aluna dibelakang.

"KAMU ITU PEMBUNUH, KAMU SEORANG PEMBUNUH" suara Aluna masih terngiang ditelinga Airilia.

"Enggak, aku bukan pembunuh" Airilia berteriak, ia menutup kedua telinganya, tiba-tiba pandangannya kabur dan akhirnya Airilia pingsan.

"Airilia" Ijah berbalik badan, ketika Airilia berteriak dan melihat Airilia pingsan didepan makam Sumi.

.

.

.

 Seorang wanita sedang memegang sebuah selembar foto yang terlihat seorang pria sedang menimang bayi dengan latar rumah sakit.

"Berapa lama kamu melihat foto itu?" seorang pria masuk kedalam ruangan wanita itu, dan menghampiri wanita tersebut.

"Ayah ." wanita itu segera memeluk seseorang yang dipanggil ayah olehnya.

"Kapan kamu pulang? mengapa enggak memberi tau ayah?".

"Maaf ayah, sebenarnya aku ingin memberi kejutan gitu, tapi aku enggak tau kalau ayah masih diluar kota. Aku kira, ayah udah pulang ".

"Kamu masih simpan foto itu?" wanita itu mengangguk, ia kemudian duduk di sofa berhadapan dengan ayahnya.

"Iya, ini satu-satunya foto tang aku miliki".

"Kalau kamu kangen sama Rilia, mengapa kamu enggak menemuinya?".

"Aku ingin menemuinya, tapi takut kalau mbak Sumi tidak mengizinkan aku bertemu Rilia".

"Itukan pendapatmu, mungkin aja mbak Sumi.."

Tring..tring..

Ponsel pria itu berbunyi, ia segera mengangkat telepon itu.

"Oke, saya segera kesana".

"Dira, ayah pergi dulu, ayah lupa kalau hari ini ada meeting siang" wanita bernama Dira itupun mengangguk.

 Saat pria itu pergi, wanita itu mendapatkan pesan dari sang adik yang mengajaknya untuk makan bersama untuk merayakan empat bulan kehamilannya sekaligus kabar bahagia keluar mereka kumpul kembali.

"Bersambung*

1
R-man
cerita nya menarik !!
Maximilian Jenius
Wah, gak sabar nunggu kelanjutan ceritanya, thor! 😍
Madison UwU
Menyentuh
indah 110
Tolong update cepat, jangan biarkan aku mati penasaran 😩
Farldetenc: Ada karya menarik nih, IT’S MY DEVIAN, sudah End 😵 by farldetenc
Izin yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!