NovelToon NovelToon
REINKARNASI SANG DEWA KEKAYAAN

REINKARNASI SANG DEWA KEKAYAAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Menjadi Pengusaha / Anak Lelaki/Pria Miskin / Romansa / Mengubah Takdir
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Khusus Game

Sinopsis

Arta, Dewa Kekayaan semesta, muak hanya dipuja karena harta dan kekuasaannya. Merasa dirinya hanya 'pelayan pembawa nampan emas', ia memutuskan menanggalkan keilahiannya dan menjatuhkan diri ke dunia fana.

Ia terperangkap dalam tubuh Bima, seorang pemuda miskin yang dibebani utang dan rasa lapar. Di tengah gubuk reot itu, Arta menemukan satu-satunya harta sejati yang tak terhitung: kasih sayang tulus adiknya, Dinda.

Kekuatan dewa Arta telah sirna. Bima kini hanya mengandalkan pikiran jeniusnya yang tajam dalam menganalisis nilai. Misinya adalah melindungi Dinda, melunasi utang, dan membuktikan bahwa kecerdasan adalah mata uang yang paling abadi.

Sanggupkah Dewa Kekayaan yang jatuh ini membangun kerajaan dari debu hanya dengan otaknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusus Game, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 14

Beberapa hari setelah Tuan Banu resmi bergabung, fokus Bima beralih pada negosiasi pasokan skala besar. Ia menghabiskan sebagian besar waktunya di depan laptop, menyusun proposal investasi untuk mencari modal Rp 250.000.000. Toko Yura, berkat Rio dan sistem baru, berjalan secara mandiri, menghasilkan keuntungan harian yang stabil.

Pada suatu sore, saat Bima meninjau data rotasi modalnya, pintu toko terbuka dengan bunyi deritan ceria. Dinda masuk setelah pulang sekolah, seragamnya rapi dan wajahnya berseri-seri. Ia segera berlari ke arah Bima, memegang ponsel usang yang baru dibelikan Bima.

“Kakak Bima, lihat! Dinda lihat Risa di internet!” seru Dinda penuh semangat, suaranya dipenuhi rasa bangga.

Bima segera mengalihkan pandangannya dari layar, mengambil ponsel dari tangan adiknya. Ponsel itu menampilkan artikel berita online dengan judul besar, “Risa Sanjaya, Model Baru Ikonik Jakarta yang Mengguncang Panggung Fashion 2025.”

Di bawah judul, terpampang foto Risa. Bima terkejut sejenak. Risa yang dikenalnya, sepupunya yang sederhana, kini berubah drastis. Ia terlihat berdiri tegak dengan tatapan tajam, mengenakan gaun desainer elegan. Penata rias dan pencahayaan profesional menonjolkan kecantikan alaminya yang selama ini tersembunyi.

“Wah, Risa jadi model, Dinda,” ucap Bima perlahan, sebuah senyum bangga tersungging di bibirnya. “Dia sekarang sudah sukses besar.”

Dinda melompat-lompat kecil di sampingnya. “Iya! Ini di majalah lifestyle terkenal, Kakak! Teman-teman Dinda juga lihat. Dinda bilang, itu sepupu Dinda, model cantik!”

Bima mengusap kepala Dinda dengan lembut. Ia merasa sangat bahagia melihat keberhasilan Risa. Risa adalah salah satu kekayaan non-moneter yang paling berharga bagi Bima. Ia pernah menjadi jaring pengaman emosionalnya di saat Bima berada di titik terendah. Keberhasilan Risa adalah validasi bahwa kebaikan Risa telah membuahkan hasil.

{Risa selalu memiliki Nilai Tersembunyi, sama seperti rongsokan premium Yura. Hanya perlu penataan yang tepat untuk mengubah aset tak ternilai menjadi kekayaan yang terlihat.}

Namun demikian, ada sedikit rasa bersalah muncul di benaknya. Sejak ia fokus pada Yura dan ekspansi modal, komunikasi dengan Risa terputus. Bima belum memberitahu Risa tentang pelunasan utang atau perubahan dramatis dalam hidupnya.

Saat Bima hendak meletakkan ponsel, Dinda kembali berseru. “Eh, Kakak! Ada story Risa baru!”

Bima kembali melihat layar. Risa baru saja mengunggah foto dirinya sedang berada di dalam mobil, dengan teks yang menunjukkan lokasinya di dekat toko Yura. Tampaknya Risa sedang menjalani pemotretan di sekitar area komersial ini.

“Risa ada di sekitar sini, Kakak,” ujar Dinda, matanya berbinar. “Ayo kita temui! Dinda ingin Kakak tahu kalau Kakak Bima juga sudah sukses.”

Bima mengangguk. {Ini adalah waktu yang tepat. Sebuah pertemuan harus terjadi untuk memperbarui Status Hubungan Jaringan.}

Ia pun beranjak dari kursinya. “Oke, Dinda. Ayo kita panggil dia.”

Saat Bima baru saja meraih gagang pintu, tiba-tiba pintu didorong terbuka dari luar. Sosok Risa berdiri di ambang pintu. Ia mengenakan blus sutra berwarna pastel dan rok selutut, membawa tas tangan kecil. Kecantikannya di kehidupan nyata jauh lebih memukau daripada di foto.

Namun, ia tidak melihat ke arah Bima. Matanya mencari-cari, tampaknya ia datang untuk mencari tahu kebenaran dari alamat yang ia lihat di peta.

“Permisi, aku mencari Bima,” kata Risa dengan suara sedikit canggung. “Dia sepupuku. Apakah ini tokonya…?”

Risa mengangkat pandangannya, barulah matanya bertemu dengan sosok Bima yang berdiri di balik meja kasir yang rapi. Seketika, kalimatnya terhenti di tengah jalan. Ekspresi canggungnya berubah total menjadi keterkejutan yang nyata.

Bima, yang kini tidak lagi mengenakan kemeja lusuh berbau keringat dan minyak, berdiri tegak. Meskipun ia hanya memakai kaus polo bermerek Yura, celana jeans bersih, dan jam tangan sederhana, tubuhnya memancarkan otoritas dan kepercayaan diri. Rambutnya kini ditata lebih rapi, dan wajahnya, yang tidak lagi dihiasi bayang-bayang utang, terlihat sangat berbeda. Ia tampak sangat bersih, dewasa, dan jauh lebih tampan.

“Risa,” sapa Bima dengan senyum hangat, suaranya tenang dan profesional, mencerminkan identitas barunya sebagai CEO.

Risa terdiam di tempatnya, matanya bergerak-gerak cepat dari rak-rak yang tertata rapi, ke komputer-komputer canggih yang dipajang, lalu kembali ke wajah Bima. Ia tampak membandingkan Bima yang di depannya dengan bayangan Bima yang terakhir ia lihat, yaitu Bima yang putus asa dikejar rentenir.

“Bima? Kau… Benarkah ini kau?” tanya Risa, nadanya hampir berbisik, seolah-olah ia sedang berbicara dengan orang asing yang memiliki nama yang sama.

Dinda kemudian berlari ke arah Risa, memeluknya dengan erat. “Ka Risa! Kakak Bima sekarang punya toko sendiri! Dia sangat tampan, kan?”

Risa secara refleks membalas pelukan Dinda, tetapi matanya tidak lepas dari Bima. Ia masih belum bisa menerima kenyataan.

“Aku tahu, ini agak mendadak,” kata Bima, melangkah mendekat. “Tapi ya, ini aku. Selamat datang di Yura. Sekarang, aku bukan lagi Bima yang harus bekerja serabutan. Aku sekarang adalah Bima, CEO dari Yura Restorasi Aset.”

{Keterkejutan Risa adalah bukti validasi terbesar. Perubahan nilai tidak hanya diukur dari angka di bank, tetapi dari bagaimana dunia melihat Wadah Fana ini.} Risa, sang model cantik yang sukses, kini menatap Bima dengan tatapan yang sama persis seperti Bima menatap keluarga yang telah lama terpisah, melihat nilai sejati yang dimiliki oleh sepupunya.

Setelah Bima memperkenalkan dirinya dengan jabatan barunya, suasana di ambang pintu toko Yura berubah menjadi canggung dan elektrik. Dinda masih memeluk Risa, tetapi perhatian Risa sepenuhnya terpusat pada Bima.

Maka, Risa melepaskan pelukan Dinda dan berusaha menenangkan diri. Ia menarik napas dalam-dalam, menghela, kemudian mencoba tersenyum, tetapi pipinya memerah tanpa bisa ia kendalikan. Risa yang biasanya tenang dan percaya diri di depan kamera, kini terlihat seperti remaja yang tertangkap basah oleh pujaan hatinya.

“Aku, aku tidak percaya,” ujar Risa, suaranya terdengar tercekat. “Aku melihat fotomu di story Dinda dan aku hanya ingin memastikan. Aku pikir itu… hanya salah alamat. Kamu, kamu benar-benar berbeda, Bima. Semuanya berbeda.”

Risa melirik sekilas ke tubuh Bima yang kini tampak gagah, lalu dengan cepat memalingkan muka ke rak-rak rongsokan yang tertata rapi. Perubahan Bima yang begitu drastis menciptakan riak-riak di hatinya.

{Kenapa dia harus terlihat setampan ini? Kenapa sekarang?}

Sejak kecil, Risa telah bergulat dengan perasaannya terhadap Bima. Ia selalu mencintai Bima, tetapi bukan hanya sebagai sepupu. Jauh di lubuk hatinya, selalu ada garis kabur antara ikatan darah dan daya tarik yang selalu ia coba tolak.

Ia telah mencoba melabeli perasaan itu sebagai “rasa kasihan” atau “kewajiban keluarga” ketika Bima masih terpuruk. Akan tetapi, Bima yang sekarang, berwibawa, tampan, dan sukses, menghancurkan benteng-benteng pertahanannya.

“Aku datang ke sini karena merasa khawatir,” lanjut Risa, mencoba mencari alasan yang lebih logis. “Setelah kamu menghilang, aku mencoba menghubungimu. Keluarga lain bilang kamu pasti kabur lagi dari rentenir. Aku senang melihat kamu di sini, dan ini luar biasa.”

Bima mengangguk. “Aku tahu. Aku minta maaf karena tiba-tiba menghilang. Tapi, Risa, aku tidak kabur.”

Ia berjalan menuju Risa dan mengulurkan tangan. “Selamat datang di Yura. Aku sudah melunasi semua utang. Semua. Dan aku melakukannya hanya dalam waktu satu bulan, berkat sistem Yura. Kamu tidak perlu lagi khawatir.”

Risa menatap tangan Bima yang terulur. Tangannya terlihat bersih, tidak ada lagi goresan karena kerja kasar, dan pergelangan tangannya dihiasi jam tangan elegan. Ia ragu-ragu sesaat, lalu menyambut uluran tangan Bima. Sentuhan itu, meskipun hanya sentuhan sepupu, terasa mengejutkan di tangannya.

“Aku bangga, Kakak Bima! Ka Risa harus traktir kita makan enak!” seru Dinda, tanpa menyadari intensitas ketegangan di antara keduanya.

Bima merasakan ketidaknyamanan, tetapi ia tahu ia harus menjaga batas. Hubungan dengan Risa adalah aset emosional yang terlalu berharga untuk dipertaruhkan oleh ambisi fana.

Risa menarik tangannya kembali, lalu mengalihkan fokusnya pada Dinda. “Tentu, Sayang. Ka Risa akan traktir kalian. Tapi Bima, kamu harus menjelaskan semuanya. Aku ingin tahu cerita lengkapnya. Bagaimana kamu berubah, dan apa sebenarnya Yura Restorasi Aset itu?”

Bima tersenyum, wajahnya kembali ke mode CEO. “Tentu. Mari masuk. Aku akan tunjukkan padamu. Dan Risa, selamat atas kariermu sebagai model. Aku dan Dinda sangat bangga.”

Pujian Bima membuat Risa sekali lagi tersipu malu. Ia hanya bisa mengangguk, tanpa mampu mengungkapkan gejolak di hatinya. Perasaan yang selalu ia lawan, kini bangkit kembali: perasaan antara menganggap Bima sepupu atau pria yang ia dambakan. Risa memilih untuk menyimpan rapat-rapat perasaannya. Untuk saat ini, ia akan tetap menjadi Ka Risa, sepupu yang bangga, demi melindungi ikatan yang sudah ada.

1
Dewiendahsetiowati
ceritanya bikin nagih baca terus
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Khusus Game: halo, ka. selamat membaca, sorry ya baru cek komen🙏😄
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!