Obsesi, suatu kecenderungan untuk memiliki ataupun memperhatikan sesuatu secara berlebihan.
Perasaan yang tidak sehat dan berlebihan terhadap seseorang ini di miliki oleh Grania Ivy Livingston, putri sulung dari Garrick Filbert Livingston dan Jennifer Priscillia Livingston.
Jika obsesi itu tertuju pada orang lain tentu akan sedikit lebih mudah situasi nya, tetapi wanita berusia dua puluh lima tahun itu terobsesi pada kekasih sepupu nya sendiri.
Hingga akhirnya obsesi itu berbalik pada dirinya tanpa diri nya ketahui bahwa sebenarnya diri nya di obsesikan oleh dua pria berbahaya.
Siapakah dua pria itu? Dan siapa yang akhirnya akan menang?
-Jika meleset dari alur mohon di maklumi
-Sequel dari karya "Garrick Possesion"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riri_923, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22. Membawa Pulang.
"Bagaimana dengan tubuh mu, apa itu sakit?"
Mendapat pertanyaan tersebut Ivy yang memang sejak tadi hanya diam memalingkan wajah nya, kini menoleh menatap Cio yang sudah terduduk di ranjang rawat khusus yang berada di dalam markas nya itu.
"Sudah biasa" Jawab singkat Ivy. Kembali memalingkan wajah nya.
"Tidak mungkin, pasti itu sakit karena aku sampai mendengar suara benturan dari kepala dan punggung mu pada meja tadi"
"Stt!" Ivy mendesis menatap tajam Cio. "Sedang sakit pun banyak bicara!" Lanjut nya tajam.
Cio terlihat memanyunkan bibir nya sedangkan Ivy yang melihat itu langsung berdiri hingga kaki kursi yang semula ia duduki terdengar nyaring bergesekan dengan lantai.
"Bangun lah, kita pulang ke rumah ku sekarang" Ucap malas Ivy.
"Kamu mengajak ku kembali ke rumah--"
"Aku tidak mengajak" Potong Ivy. "Jika kau tidak mau ya sudah" Lanjut nya hendak melangkah.
"Eh eh tunggu!" Dengan cepat Cio turun dari ranjang, tak lupa dengan perban di kepala nya.
Namun baru saja melangkah tubuh pria itu oleng membuat Ivy dengan cepat menahan nya, memeluk pinggang pria itu sebagai bentuk penahanan.
"Shhh.." Ringis Cio memegang kepala nya yang berdenyut.
"Dasar bodoh!" Desis memaki Ivy.
Kelopak mata Cio yang semula terpejam erat menahan sakit nya kini terbuka sedikit menatap wajah wanita yang tinggi nya hanya sebatas dada nya.
Ivy membenarkan posisi nya, dimana ia membawa tangan kanan Cio ke bahu nya kemudian memeluk pinggang pria itu dengan tangan kiri nya.
"Sudah tahu lemah tapi sok jadi pahlawan kesiangan!" Oceh Ivy. "Pada akhirnya aku juga yang repot!" Lanjut nya mendongak menatap sinis Cio.
"Baiklah-baiklah nona kuat yang sekali di dorong langsung menghantam meja" Pasrah meledek Cio.
Ivy yang kesal pun lantas mencubit kuat pinggang Cio membuat pria itu memekik.
"Aww Ivy!" Seru nya sakit.
"Cih" Ivy memutar malas bola mata kemudian mulai melangkah.
Tentu di iringi dengan Cio yang juga ikut melangkah dengan senyum tertahan nya.
Mata pria itu menatap pada wajah Ivy yang fokus menatap ke arah depan, tatapan serta sudut bibir kanan nya yang terangkat membentuk seringai sungguh terlihat mencurigakan.
*
*
"AARRGGHH BRENGSEK! SIALANN!"
BUGH! BUGH! DUGH!
Teriakan penuh kemarahan serta pukulan pada diri nya sendiri atau pun membenturkan kepala nya pada dinding itu berasal dari Gama.
Gamariel Vier Huston, ketua organisasi Veterax sekaligus seorang pendiri perusahaan raksasa yang bergerak dalam beberapa bidang serta membantu berkembang dan maju nya negara. Kini terlihat amat frustasi.
"Bos sudah cukup!" Xenon mencoba menahan tubuh Gama.
Buku-buku jari pria itu sudah mengeluarkan darah begitu pun dengan kening nya.
"ARRGHH LEPASKAN!" Teriak Gama frustasi. "AKU MEMBENCI DIRI KU SENDIRI ARGHH!!"
Xenon kewalahan, pria itu mengode beberapa anak buah nya yang sengaja ia bawa untuk mendekat dan membantu menahan tubuh Gama.
Empat orang yang menahan masih kalah tenaga, hingga akhirnya di saat amukan Gama sedikit mereda kala pria itu berteriak.
Xenon pun menyuntikkan sesuatu pada leher Gama hingga erangan keluar dari mulut pria itu yang tak lama kemudian Gama kehilangan kesadaran nya.
"Maaf bos" Ucap lirih Xenon penuh penyesalan. "Cepat baringkan di kasur" Titah nya.
Perlahan tubuh kekar yang sudah kehilangan kesadaran itu pun di baringkan pada kasur king size nya.
"Kalian keluar dan panggilkan dokter Thom agar ke sini" Titah Xenon lagi pada bawahan nya.
"Baik tuan"
Mereka semua pergi meninggalkan kamar sang bos yang sebelum nya membungkuk terlebih dahulu.
Lain hal nya dengan Xenon yang kini berdiri menatap iba pada pria yang terbaring tidak sadarkan diri di kasur nya.
"Sudah aku bilang, jangan menemui wanita mu terlebih dahulu untuk beberapa saat ini. Kenapa kau keras kepala sekali?" Oceh Xenon dengan nada sedih.
"Trauma mu sangat berat, Riel" Ucap nya terakhir kali sebelum akhirnya beranjak menuju kamar mandi.
Mengambil handuk kecil serta sebuah wadah berisi air hangat, saat ini Xenon berniat membersihkan darah pada tubuh sahabat sekaligus bos nya.
"Aku bersumpah tidak akan membiarkan mu bertemu wanita tua sialan yang membuang mu itu!"
*
*
"Kak Ivy, kak Cio!"
Ivy sedikit terperanjat saat mendengar pekikan dari sepupu nya, Bella.
Wanita itu berjalan cepat dengan tongkat di sisi kanan dan kiri nya menghampiri Ivy dan Cio.
"Pelan-pelan Bella, kaki mu baru membaik!" Peringat tajam Ivy.
Bella pun memelankan langkah nya bersamaan dengan terdengar nya langkah lain.
Siapa lagi jika bukan Mommy, Grandma dan Tante nya.
"Astaga Cio?!" Pekik kaget Jennifer yang langsung mendekat.
"Halo Tante, Grandma" Sapa Cio tersenyum tipis.
Ivy pun melepaskan rangkulan nya pada tubuh Cio yang membuat pria itu oleng, namun dengan cepat Jennifer membantu memegang lengan Cio.
"Ivy!" Seru kesal Jennifer.
"Aku pegal Mom, pria ini seperti lumpuh saja" Celetuk nya.
Jennifer melotot begitu pun dengan yang lain.
"Kakak kenapa?" Tanya Bella terlihat khawatir memperhatikan perban di kepala Cio.
"Benar, apa yang terjadi pada mu?" Tanya Victoria menimpali.
Cio menatap sejenak Ivy yang hanya diam meluruskan pandangan nya dengan ekspresi datar serta tangan yang bersedekap dada.
"Ada kecelakaan kecil dan untung nya Ivy datang tepat waktu lalu menolong ku"
Ivy melirik Cio dengan ekor mata nya, perlu digaris bawahi. Bahwa ia tidak meminta pria itu untuk berbohong.
"Astaga malang nya kamu nak.." Seru iba Victoria.
"Gapapa kok Grandma, aku 'kan pria kuat" Cio cengengesan.
Tetapi lain hal nya dengan Ivy yang berdecih dan menatap sinis Cio sebelum akhirnya tatapan nya beralih pada sang Mommy.
"Aku mau ke kamar dulu Mom" Pamit nya hendak melangkah.
"Hei sekalian bantu Cio ke kamar nya" Perintah Jennifer.
"Tidak mau, suruh pelayan saja" Tolak mentah-mentah Ivy yang kemudian langsung melangkah.
"Astaga anak itu.."
...****************...
btw semangat kak, aku menanti eps selanjut nya 💪😋