Aku tidak akan mencintaimu terlalu dalam,aku takut terluka untuk yang ke dua kalinya.
(RESYA PUTRI BAGASKARA)
Jangan pernah mencintaiku karena aku mencintai orang lain.
(ADAM ADITYA GUNAWAN)
Bagaimana kelanjutan kisah cinta antara Resya dan Adam yang rumit dan penuh lika liku...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEGAULAUAN ADAM
"Mengapa kamu kembali kalau hanya untuk menyisakan luka? susah payah aku melupakan kamu mengapa sekarang kamu muncul lagi di hadapan aku?" gumam Adam.
Malam ini dia begitu gelisah, pikirannya kacau sejak tadi Adam bertemu Dina dia terus memikirkan Dina.
"Mengapa rasa ini tidak pernah hilang masih tetap sama seperti dulu."
"Aaaarrrrggghhhh....." Adam menjambak rambutnya frustasi.
Keesokan harinya..
Di POLRES...
Dirga dan Reno sedang ngopi di ruangan Dirga, tiba-tiba Adam datang dan menjatuhkan tubuhnya di sofa.
"Kenapa lo? kusut amat tuh muka!" seru Reno.
"Lagi galau si Adam mah," sambung Dirga.
"Diem lo pada, mau gue tembak kepala lo berdua!" sentak Adam dengan menutup matanya dengan lengannya.
"Wuidih...sadiiiiissss," sahut Reno.
"Galak amat sih lo, kaya cewek lagi PMS," ledek Dirga yang langsung dapat pelototan dari Adam.
Dirga mengangkat kedua tangannya tanda menyerah.
Sementara di restoran...
"Kemarin kemana sama Kak Adam?" tanya Keysa sambil menaik turunkan alisnya.
"Ga kemana-mana cuman ngobrol aja di taman."
"Masa, ga ada pembicaraan serius gitu?" tanya Mira.
"Ya ampun, pembicaraan serius apaan?" jawab Echa.
"Ya kali aja Kak Adam nembak kamu gitu Cha," seru Keysa.
"Kalian ga usah Halu deh," sahut Echa.
Suasana di kediaman Dimas...
"Sayang bagaimana, sudah ada rencana mau kerja dimana?" tanya Dina.
"Di rumah sakit tempat Clara kerja, dia kan yang nawarin aku kerja disana," sahut Dimas datar.
"Ya sudah, aku juga kebetulan dapat panggilan dari Rumah sakit itu jadi kita bisa sama-sama kerja di sana," seru Dina bahagia.
"Kenapa sih kamu nempel terus kaya benalu, di Jakarta ini Rumah sakit banyak kenapa mesti ikut-ikutan!" bentak Dimas.
"Apa salahnya kalau aku bekerja sama suami sendiri? Kakak ini kenapa sih ga pernah menganggap aku ada? aku ini istri kamu Kak," suara Dina mulai meninggi.
"Tapi aku tidak pernah mencintai kamu Dina, aku menikah sama kamu terpaksa karena kamu menjebak aku!" bentak Dimas.
Dina pun akhirnya menangis, tidak sanggup mendengar kata-kata suaminya yang begitu menyakitkan. Dina mengambil tas dan kunci mobilnya lalu pergi begitu saja.
Di dalam mobil Dina terus menangis, di jalan Dina seperti melihat Adam. Ya, Adam memang sedang ngopi di sebuah caffe tapi kali ini Adam ngopi sendiri karena dia lagi ingin sendiri.
Lalu Dina memarkirkan mobilnya dan masuk ke dalam cafe itu.
"Kak Adam..." panggil Dina.
"Dina.." Adam terkejut dengan kedatangan Dina.
"Boleh aku duduk di sini?" seru Dina.
"Boleh, duduk saja," sahut Adam.
"Apakabar Kak?" tanya Dina.
"Seperti yang kamu lihat, tetap seperti ini," jawab Adam.
"Kamu sendiri bagaimana? apakah kamu bahagia?" pertanyaan Adam membuat Dina terpaku.
"Ak---aku...aku bahagia kok Kak?" jawab Dina terbata.
"Jangan bohong, aku bisa lihat dari mata kamu, kamu habis nangis kan?" seru Adam.
Dina hanya menundukan kepalanya, airmatanya pun tanpa diminta langsung meluncur begitu saja.
Adam yang melihat Dina menangis, menghampirinya berjongkok di depan Dina dan mengusap airmatanya.
"Jangan menangis, kalau memang kamu sudah tidak kuat, lepaskanlah," seru Adam.
"Tidak bisa Kak, aku sangat mencintainya walaupun dia selalu nyakitin aku, tapi aku ga mau kehilangan dia, susah payah aku mendapatkan dia aku ga bakalan pernah ngelepasin dia. Berada di sampingnya saja aku sudah bahagia aku tidak akan menyerah aku akan membuat dia jatuh cinta sama aku ga peduli harus berapa lama lagi aku bersabar."
Adam yang mendengar ucapan Dina barusan membuat hatinya sakit dan tanpa sadar mengepalkan tangannya.
Adam pun bangkit dari duduknya...
"Maaf Din, sepertinya aku harus kembali ke POLRES waktu makan siangku sebentar lagi habis." Adam pergi meninggalkan Dina dan
Dina hanya bisa diam mematung.
"Kenapa dengan Kak Adam?" batin Dina.
Adam mengemudi dengan kecepatan tinggi, ternyata Adam tidak kembali ke POLRES melainkan pergi ke restoran Echa.
Echa yang saat ini sedang mengotak ngatik Laptopnya di ruangannya. Keysa dan Mira mengerutkan keningnya saat melihat Adam masuk dengan terburu-buru.
"Kak Adam..." seru Mira.
"Mir, Echa dimana?" tanya Adam.
"Ada di atas, Kak Adam ke atas saja," sahut Mira.
Adam pun langsung melangkahkan kakinya ke atas.
"Ada apa?" tanya Keysa.
Mira hanya mengangkat bahunya tanda tidak tahu apa-apa.
Adam langsung membuka pintu, sampai-sampai membuat Echa kaget.
"Ya ampun, Kak Adam bikin kaget saja."
Echa berdiri, belum juga melangkah Adam menghampiri Echa dan langsung memeluk Echa.
Echa yang kaget hanya bisa mematung, tiba-tiba Echa merasakan pundaknya basah dan tubuh Adam pun bergetar. Perlahan Echa pun membalas pelukan Adam dan mengusap-usap punggungnya.
Setelah puas menangis, Adam melepaskan pelukannya.
"Duduk dulu yuk Kak!" ajak Echa.
Adam menutup wajahnya...
"Kakak kenapa?" tanya Echa.
"Bentar ya, aku buatin dulu minum."
Saat Echa berdiri, Adam mencekal lengan Echa.
"Tidak usah, aku hanya butuh kamu," lirih Adam.
Echa pun duduk kembali. "Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Echa.
Adam hanya diam dan tiba-tiba meneteskan kembali air mata, Adam tidak peduli disebut lelaki cengeng yang penting sekarang dia bisa menumpahkan rasa sakitnya.
Echa yang melihat Adam serapuh itu jadi tidak tega, Echa kembali memeluk Adam.
"Menangislah, kalau memang itu bisa membuat Kakak tenang," seru Echa.
"Sakit Cha....sakit," lirih Adam.
Echa melepaskan pelukannya dan menghapus airmata Adam.
"Sebesar itu kah cinta Kakak padanya? Tidak adakah cara lain buat melupakannya?" tanya Echa.
"Aku juga sama seperti Kakak cuman bedanya aku sudah pacaran sama dia lama hampir 4 tahun, tapi ternyata dia malah nikah sama orang lain hati aku jauh lebih sakit dari pada Kakak, hati aku hancur sehancur-hancurnya aku berusaha untuk bangkit dan Kakak tahu butuh waktu 4 tahun juga untuk bisa menata hidup aku walaupun belum sepenuhnya bisa melupakannya."
"Kakak jangan seperti ini, kalau Kakak cinta ayo kejar kalau kakak merasa wanita itu pantas di perjuangkan ayo perjuangkan, jangan cengeng keputusan ada di tangan kakak," Echa bicara panjang lebar dan Adam hanya diam saja.
Echa beranjak dari duduknya hendak pergi, tapi baru saja dua langkah Adam langsung memeluk Echa dari belakang.
"Tolong bantu untuk melupakannya," lirih Adam.
"Please....."
*
*
*
*
*
Halloo....
Reader-reader ku tersayang,,,pantengin terus ya ceritanya....
Jangan lupa tinggalkan jejak like,vote,n komen....
LOVE YOU...💞💞💞