 
                            Hubungan yang di kira akan langgeng dan bisa bertahan lama, namun ternyata malah muncul ganguan yang sangat sadis, terutama untuk Lea karena dia setiap saat melihat arwah seorang wanita.
Dean juga semakin misterius, padahal Lea mengira sudah sangat mengenal sifat sang suami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24. Dukun Mbak Pur
"Kenapa kamu kok terlihat seperti sedang bingung?" Sagara mendekati Saiyara yang duduk sendirian.
"Ah tidak, aku hanya penasaran saja soal yang kemarin." Saiyara tersenyum manis.
"Soal apa sih?" Sagara ikut duduk bersama gadis cantik ini.
"Katakan saja sekarang bahwa kau sangat ingin melihat Otong, kalau dia memang sayang maka sudah pasti akan menunjukan." Nilam berkata dengan kontak batin.
Saiyara dan Nilam sedang terlibat kontak batin untuk memberitahu bagaimana bentuk Otong dan Nilam menyarankan agar Saiyara mendesak Sagara saja supaya pria itu menunjukkan di mana letak Otong dan bagaimana bentuk dari barang tersebut karena Saiyara sudah tidak tahan menahan rasa penasaran yang ada di dalam hati.
Dasar Nilam yang gila maka dia malah meracuni pikiran gadis polos ini untuk segera bertanya kembali pada Sagara, Nilam mengatakan kalau Sagara pasti tahu bentuk Otong dan dia punya. Saiyara percaya begitu saja karena dia memang tidak tahu soal apa yang sedang di bicarakan oleh Nilam dan juga Maharani.
Saiyara yang tidak tahu apa-apa itu segera menurut saja dan kembali bertanya pada Sagara tentang bentuk Otong dan bagaimana rasanya, padahal kemarin sudah bertanya dan Sagara tidak ingin menjawab akibat dia menahan rasa malu juga sebab selama ini segera tahu bahasa para member wanita yang ada di agensi ular.
Memang Nilam sebenarnya tidak diajak oleh Maharani untuk mengurus masalah arwah yang berada di sisi Lea, Nilam yang kebetulan ada di sana dan kemudian berbicara untuk mengurus otong saja dulu karena member baru yang masih polos ini penasaran ingin melihat dan merasakan apa itu Otong yang kata Nilam sangat lezat.
Memang Nilam saja yang edan karena Maharani sibuk ingin mencari tahu arwah yang sedang mendekati Lea di rumah sakit itu, tapi yang ini malah sibuk membahas hal yang tidak penting sehingga bisa jadi nanti Ratu burung hantu itu malah naik darah dan tidak ingin mengurus masalah bersama dengan Nilam.
"Nilam ini padahal aku tadi hanya berbicara sekilas dan akan mengajak Xiela mencari tahu soal arwah itu tapi malah lanjut bahas Otong saja." Maharani merutuk kesal.
"Biarkan saja dia, ayo kalau mau mencari tau soal arwah itu." Xiela sudah berangkat untuk berjalan.
"Oke, aku akan melihat soal arwah yang memilki dendam sangat besar itu." Maharani bersemangat.
"Pasti sesuatu sudah terjadi, ini gadis habis dari mana sih memang nya?" Xiela juga penasaran.
"Dari kota, orang tua nya terlihat baik baik saja sih." jawab Maharani.
"Ya sudah ayo kita selidiki, biar Nilam sibuk membahas otong dengan Saiyara di sana." Xiela penuh semangat karena dia juga sedang menganggur.
Maka dua wanita ini segera pergi dari kawasan ini untuk menyelidiki apa yang telah terjadi pada Lea, Maharani sangat penasaran apa yang sudah terjadi di sana karena dia sekilas melihat dendam Julia sangat besar sehingga ingin tahu apa yang telah dia lakukan sehingga memicu dendam dari seseorang.
"Sekarang gadis itu ada di mana?" Xiela bertanya pada Maharani.
"Kemarin masih di rumah sakit dan dia minta di carikan dukun sakti." sahut Maharani.
Xiela mengangguk paham dan mulai menerka apa yang sebenarnya sudah terjadi pada gadis itu sehingga dia sampai di datangi arwah yang memiliki dendam besar, kalau di lihat dari cara dia yang meminta dukun sakti maka sudah pasti gadis tersebut menyadari arwah itu sangat kuat dan ingin membuat dia binasa.
"Hidup di kota kan keras, entah dia mengambil suami orang atau bisa juga dia mengambil suami majikan." tebak Maharani yang sudah pernah hidup menjadi manusia di kota.
"Banyak ya pembantu malah jatuh cinta pada majikan." Xiela berdecih sinis.
"Di antara banyak nya pria di dunia ini tapi malah jatuh cinta dengan suami orang, intinya mereka sama-sama gatal sehingga tidak bersyukur dengan apa yang sudah di miliki." keluh Maharani dengan suara berat.
"Kadang yang bujangan tidak punya uang, maka nya gadis dari desa dan terbiasa hidup miskin malah jatuh cinta dengan suami orang." Xiela juga berkata dengan suara sinis.
"Iya, hidup masih di kampung serba kekurangan jadi ketika di kota malah merebut suami orang dan menyakiti hati istri tua." Maharani juga setuju.
Memang banyak para gadis dari desa ingin merantau di kota dan setelah sampai di kota mereka malah merebut suami orang dan bisa hidup enak dari uang suami orang tersebut, bukan hanya satu atau dua kali saja kejadian seperti itu, sudah terlalu sering sehingga bisa di tandai oleh mereka yang ada otak senior.
...****************...
"Mbak, Lea harus di desak agar dia mengakui kesalahan apa yang dia lakukan." Desi menatap Tami.
"Menurut mu apa yang sudah dia lakukan di kota, Des?" Tami meminta pendapat sang adik.
"Bisa saja dia sudah bertengkar seseorang dan sampai membunuh, atau sesuatu yang sampai membuat nyawa melayang." ujar Desi tidak bisa menebak pasti.
Bu Tami menarik nafas panjang karena dia mulai curiga apa yang sudah Lea lakukan selama di kota, pasti ada sesuatu yang sangat serius sehingga sampai ada arwah yang mengikuti dia dan melakukan perbuatan jahat sampai kemudian Leah seperti ini, sudah pasti ada sesuatu karena tidak mungkin arwah itu hanya mengikuti saja bila saya tidak melakukan dosa.
"Mbak harus paksa dia untuk bercerita!" Desi mulai khawatir.
"Sudah, tapi dia malah marah dan minta dukun secepat nya." jawab Tami.
"Mbak Purnama itu bisa mengobati, tapi kalau ternyata Lea yang salah maka akan jadi penyakit." sengit Desi.
"Ku paksa kemarin untuk cerita, tapi Lea marah besar." keluh Bu Tami.
"Ancam lah kalau tidak mau mengaku maka tidak akan di carikan dukun." usul Desi.
"Apa itu akan mempan?" Bu Tami agak ragu karena Lea juga sangat keras.
"Kalau dia tidak mau mengaku maka aku semakin curiga, nanti kalau Mbak Purnama yang mengobati maka akan terungkap juga." ucap Desi.
"Kalau dukun lain gimana ya?" tanya Bu Tami lirih.
"Maksud Mbak dengan dukun lain ini apa? takut kalau sama Purnama bakal di bongkar rahasia Lea!" Desi menatap saudara nya tajam.
"Ya bukan gitu, kamu kan tau kalau Purnama orang nya emosian." ujar Bu Tami.
Tentu semua orang yang ada di sini mengetahui bahwa Purnama adalah manusia yang gampang emosi, bahkan ketika dia tersandung pun harus kayu yang meminta maaf pada dirinya. tapi walau sangat mudah emosi dia juga begitu baik, bila menolong orang lain tidak pernah mengharapkan pamrih dan semua itu dia lakukan secara ikhlas.
Sayaaaaaaang, like dan komen kalian ya buat retensi othor.
oh mba Purnama ikut mengejar Julia ya...
semoga mba Purnama ga memusnakan Julia ya...
tpi hrus stop gk bleh dlnjutkn pa lg smpai mrush rumh tngg
yg kna bntingn pasti bengek