Gleen Fernando, sosok pria yang selalu terlihat ceria, padahal hatinya menyimpan banyak luka. Dari kecil, dia tak pernah mendapatkan kebahagiaan, karena dia adalah korban penculikan saat dirinya masih bayi. Sehingga dia dikira telah mati.
Setelah dewasa, dia tumbuh sebagai seorang penipu ulung, memanfaatkan ketampanannya untuk mendapatkan uang dengan cara menipu para korban. Kemudian dia bergabung dengan seorang detektif dalam mengungkapkan banyak kasus.
Sebuah insiden saat dirinya dalam melakukan sebuah penyamaran, membuat dia akhirnya bertemu dengan keluarganya yang sesungguhnya.
Siapa sangka dia ternyata adalah seorang pewaris yang telah kembali, dia pasti akan menghancurkan siapapun yang telah terlibat ke dalam peristiwa penculikan atas dirinya dan juga pembunuhan terhadap ibunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Felicia memasuki sebuah ruang tengah yang ada di rumah Milea tersebut dengan hati-hati, dia berjalan sambil mengarahkan pistol ke depan. Namun, dia berhenti melangkah, kedua matanya membola ketika melihat apa yang ada di hadapannya, sampai pistolnya terjatuh ke lantai.
"Oh Tuhan, Milea!" Felicia terpekik kaget begitu melihat Milea yang tubuhnya telah tergantung diatas, dengan sebuah tali tambang yang terikat pada besi jendela di ruang tengah tersebut.
Milea telah mati dengan tali mengikat dengan sempurna di lehernya, dan dalam kondisi matanya yang masih melotot, serta kakinya tidak menyentuh lantai sama sekali. Seakan dia telah mati karena bunuh diri.
Seketika tubuh Felicia terjatuh di lantai, seluruh tubuhnya lemas dan dia tak kuasa untuk berdiri. Badannya gemetaran, untuk pertama kalinya dia melihat ada seseorang yang mati secara mengenaskan di depan matanya, terlebih orang itu begitu dekat dengannya.
Tak berselang lama kemudian, suara ambulan telah terdengar begitu nyaring, jasad Milea akan dibawa ke rumah sakit untuk di otopsi. Felicia yang menghubungi ambulan tersebut.
Dan kedua orangtuanya Milea pun segera terbang dari Filipina, begitu mendengar kabar akan kematian Milea.
...****************...
Rupanya hasil otopsi telah memastikan Milea murni bunuh diri, tidak ada tanda-tanda kekerasan ataupun memar di tubuh Milea, dan Milea dinyatakan positif narkoba.
"Narkoba? Tidak mungkin anakku pecandu narkoba." ibunya Milea sama sekali tidak mempercayai dengan apa yang dia dengar tentang mendiang putrinya itu, dia sangat marah sekali kepada seorang polisi yang telah menyatakan bahwa Milea mati karena murni bunuh diri.
"Tapi kenyataannya seperti, saudari Milea adalah seorang pemakai narkoba dan itu sudah positif. Selain itu dia juga tengah hamil muda."
Felicia terkejut mendengarnya, "Milea hamil?"
Padahal selama ini Milea tak pernah berkencan dengan siapapun, setiap kali dia berkencan, Milea pasti akan bercerita pada Felicia.
"Iya, Nona Felicia. Teman anda telah mengandung satu bulan." jawab polisi itu.
Felicia merasa semakin yakin bahwa Milea mati bukan karena bunuh diri, jika Milea hamil, mungkin kah pelakunya adalah pria yang menghamili Milea?
"Aku tidak percaya Milea bunuh diri. Ketika aku masuk ke rumahnya, kondisi rumah Milea begitu berantakan. Aku yakin Milea meninggal karena dibunuh, bukan karena bunuh diri. Kalau tidak percaya kita cek rekaman CCTV yang ada rumahnya." Felicia terlihat ngotot sekali, dia sangat yakin Milea mati karena dibunuh, bukan karena bunuh diri.
"Sayangnya CCTV di rumah saudari Milea rusak, Nona." jawab polisi kembali, sehingga tak ada satu pun bukti yang mengarahkan pada kecurigaan Felicia.
"Perihal barang-barang yang rusak di rumah saudari Milea, kami menduga bahwa sebelum saudari Milea melakukan bunuh diri, dia mengalami depresi akibat pengaruh narkoba dan juga tidak terima dengan kehamilannya, sehingga saudari Milea merusak barang-barang yang ada di rumahnya, kemudian dia nekad bunuh diri. Karena itu kami hanya menemukan sidik jari saudari Milea saja di rumah itu, termasuk pada barang-barang yang dia pecahkan." Apa yang diungkapkan oleh polisi pun begitu masuk akal, tidak ada tanda-tanda bahwa Milea telah dibunuh oleh seseorang.
"Mengapa CCTV di rumah kami bisa rusak? Padahal dua bulan yang lalu terakhir kami di Indonesia, kondisi CCTV di rumah kami tidak rusak sama sekali." ungkap ayahnya Milea.
"Tapi kenyataannya rusak, Pak. Silahkan cek sendiri CCTV di rumah anda." jawab polisi tersebut dengan begitu tenang.
Felicia memperlihatkan isi chatan antara dia dan Milea kepada polisi yang ada disana, "Milea menyuruh aku untuk datang ke rumahnya, dia bilang ada hal penting yang ingin dia bicarakan. Lantas mengapa tiba-tiba Milea bunuh diri? Ini pasti ada sangkut pautnya dengan kekasihnya itu. Dan bagaimana mungkin orang yang sedang depresi bisa bekerja? Tadi siang Milea masih bekerja."
"Mungkin saudari Milea saat itu belum mengalami depresi, bisa saja pada waktu kejadian dia merasakan frustasi karena kondisi kehamilannya itu. Saat ini kami sedang mencari tahu siapa kekasihnya saudari Milea untuk dimintai keterangan. Namun, sayangnya kami sangat kesulitan untuk mencarinya. Karena tidak ada foto ataupun isi chatan saudari Milea dengan kekasihnya."
Felicia hanya bisa menghela nafas, karena tidak ada yang bisa membuktikan kecurigaannya. Bahkan orang tuanya Milea pun memilih untuk percaya pada keterangan dari polisi dan hasil dari otopsi, bahwa putrinya benar-benar bunuh diri.
jadi kaya flashback bacanya