Demi menjauhi pernikahan yang diinginkan oleh papanya, Adilla Atmadja, biasa dipanggil dengan sebutan Dilla pun memilih jalan pintas, yakni dengan melakukan hubungan satu malam bersama pria yang tidak dia kenal sebelumnya, hanya demi bisa mendapatkan bibit yang paling unggul untuk menjadi penerus keluarga Atmadja nantinya dari orang tersebut. Di mana ternyata pria itu merupakan seorang CEO perusahaan ternama yang tengah menyamar menjadi orang biasa.
Bagaimana nasib Dilla nantinya? Baca terus kisahnya hanya di karyaku yang ke-11 ini. Terkmakasih^^
Fb : Lee Yuta
IG : lee_yuta9
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 22. Dikerjain
Sementara itu di ruangannya Kendra tengah menunggu kedatangan Dilla yang tadi sempat dia suruh untuk mampir ke ruangannya. Namun, hingga jam dua siang, wanita itu sama sekali tidak memunculkan batang hidungnya. Membuat Kendra menggeleng kepala dengan sikap wanita itu.
“Dia benar-benar ingin bermain denganku,” ujar Kendra tersenyum penuh arti.
Tentu saja, Kendra tahu betul jika Dilla tengah berpura-pura tidak mengenali dirinya. karena tadi dia sempat melihat Dilla yang sedikit kaget ketika melihat dirinya masuk ke dalam kelasnya.
“Oke, masih ada waktu yang sangat panjang, Nona,” ujarnya kemudian yang sudah menyiapkan rencana untuk menjebak kucingnya agar tidak kabur dalam genggamannya lagi.
Entah mengapa Kendra merasa tertarik sekali dengan mahasiswi mamanya tersebut. Dia sangat berbeda. Dari pertama bertemu juga memang sudah berbeda. Mana ada seorang gadis yang masih perawan justru minta di hamili oleh lelaki yang tidak dia kenal sama sekali.
Jika dengan kekasihnya, mungkin pada jaman sekarang ini sudah banyak yang melakukan hubungan tersebut di luar nikah. Tetapi ini benar-benar dengan orang sembarangan.
Diam-diam Kendra menarik sudut bibirnya ke atas, mengingat malam mereka yang terbilang sangat mengesankan. Sebab Kendra baru pertama itu ada yang memperkosa dirinya. serta mendapat perawan yang sebelumnya ia tidak beruntung. Pertama melakukan hubungan itu dengan kekasihnya pun dia sudah tidak segel lagi. semenjak itu, Kendra tidak mau lagi melakukan hal seperti itu, karena takut tidak beruntung lagi.
Karena yang di tunggu tidak datang, Kendra pun memutuskan untuk pulang saja dan menemani mamanya yang sedang di rawat di rumah sekarang ini. karena tadi sebelum ia berangkat ke kampus, mamanya minta untuk di bawa pulang saja. sehingga rawat jalan di rumah. karena merasa lebih nyaman berada di sana, daripada di rumah sakit. Di mana bau obat yang sangat kentara sekali.
Suasana di kampus juga sudah mulai sepi. Beberapa kali Kendra menggeleng kepala. Pertama kalinya masuk dan menggantikan mamanya, sudah dikerjain seperti ini oleh wanita yang membuatnya tidak bisa melupakan wajah wanita itu di saat menahan sakit akibat ulahnya sendiri. Benar-benar terlihat menggemaskan dan selalu ingin Kendra sentuh.
Kendra menggeleng, mengusir pemikirannya yang mulai membayangkan adegan yang benar-benar ia tolak untuk di lupakannya.
“Sadar ken … sadar. Dia anak mahasiswi mamamu. Jangan berbuat yang aneh-aneh. Lagian kamu juga sudah di bayar, nggak perlu lagi minta pertanggungjawaban,” ujar Kendra bermonolog sendiri. “Tapi bikin dia meminta pertanggung jawaban kepadamu,” lanjutnya lagi dengan seringai di bibirnya.
Kendra pun dengan segera menuju ke motor sportnya. Mengambil helm yang berada di atas tangki motor lalu kemudian naik.
Sebelum menarik tuas, ada dering yang berasal dari ponselnya yang menandakan kalau ada panggilan masuk ke nomornya.
Pria itu pun mengurungkan dan lebih memilih untuk mengangkat telepon dari temannya.
“Ada apa, Bi?” tanya Kendra setelah menggeser tombol berwarna hijau ke arah samping.
“…”
“Oke, aku akan ke sana. tapi nggak bisa lama. Soalnya Mama sakit dan sendirian di rumah,” ujar Kendra menyahut ucapan dari lawan bicaranya yang berada di seberang sana.
Pria itu pun melanjutkan apa yang sempat tertunda tadi. Lalu melajukan motornya ke alamat yang di sebutkan oleh Biru, teman lamanya yang mengajak Kendra untuk bertemu di café miliknya. Kebetulan juga ini hari ke tiga café itu buka dan Kendra memang belum sempat ke sana.
orang lain menjaga keperawanan.
ini malah ngasih gratis