Janda Bengsrat Vs Perjaka Tua

Setelah hari dimana Shelo dikerjai oleh Juki, gadis itu selalu menghindar dari suaminya. Dia tidak akan keluar dari kamarnya ketika malam tiba. Berangkat kerja pun selalu pagi-pagi sekali. Saat Juki belum selesai bersiap. Dia hanya menulis pesan untuk suaminya sebelum berangkat kerja.

Sangat berbeda jauh dengan kedekatan Shelo dan Kak Peter yang semakin sering berkomunikasi dan saling bertanya kabar. Meskipun hanya lewat media sosial

Sampai hari di mana Juki akan berangkat berlibur bersama dengan rekan kerjanya, laki-laki itu sengaja bangun pagi-pagi sekali. Karena ingin berbicara dengan istrinya untuk mengatakan mengenai kepergiannya.

"Shelo!" panggil Juki saat Shelo sedang memasak untuk sarapan.

"Ada apa?" tanya Shelo cuek. Dia terus saja mengaduk nasi goreng yang sedang dimasaknya.

Juki pun menghampiri Shelo dan menyandarkan tubuhnya pada meja kompor yang ada di dekat Shelo. Dia melihat wajah Shelo yang sepertinya lebih kurus dari dua minggu yang lalu saat terakhir dia mengerjainya. Juki terus saja memindai wajah istrinya yang ada lingkaran hitam di matanya.

"Kamu bergadang terus? Kenapa saat aku pulang, kamar kamu selalu terkunci? Apa kamu yang mengambil kunci cadangan yang aku simpan?" tanya Juki dengan menatap lekat suaminya.

"Iya. Kamu duduk saja duluan! Nasi gorengnya sebentar lagi jad," suruh Shelo tanpa melihat ke arah Juki.

"Shelo, apa kamu sedang menghindar dariku?"

"Kenapa aku harus menghindar? Aku hanya lelah. Banyak tugas administrasi guru yang harus aku kerjakan. Belum lagi memeriksa hasil ulangan mereka," kilah Shelo.

"Aku hari ini berangkat ke pulau Dewata. Kamu mau oleh-oleh apa?"

"Tidak ada. Aku tidak menginginkan apapun dari kamu," jawab Shelo seraya mematikan kompor dan mengambil piring untuk menuangkan nasi goreng.

Kenapa aku sangat tidak suka dengan sikap Shelo yang cuek begini. Apa dia benar-benar marah karena waktu itu aku mengerjainya? Baru juga bohong-bohongan, dia sudah marah begitu. Apalagi kalau beneran? Apa mungkin dia akan minta cerai? Rasanya aku gak ikhlas dicerai sama dia, batin Juki.

Terus saja Juki mengikuti ke mana Shelo pergi. Membuat gadis itu menjadi risih dengan apa yang dilakukan oleh suaminya. Sampai akhirnya, dia pun menegur Juki yang terus mengekornya.

"Kamu kenapa sih, ngikutin aku terus? Ribet tahu," ketus Shelo. Dia langsung menuju ke kamarnya setelah menyiapkan sarapan untuk mereka

"Kamu marah sama aku?" tanya Juki di belakang Shelo.

"Juki, apa kamu gak ngerti juga? Kapan aku tidak marah sama kamu? Kamu tuh nyebelin, dari dulu sampai sekarang jadi suami juga tetap nyebelin. Kenapa harus bertanya lagi sih? Jelas-jelas kamu sudah tahu jawabannya," ketus Shelo segera menutup pintu kamarnya.

Namun, kaki Juki segera menahan pintu itu agar tidak tertutup. Dia langsung menerobos masuk ke dalam kamar istrinya, yang sukses membuat Shelo merasa geram.

"Mau apa kamu?" tanya Shelo sinis.

"Aku mau buktiin sama kamu, kalau aku memang sangat menyebalkan," ucap Juki.

Dia terus saja berjalan. Membuat Shelo berjalan mundur karena merasa ngeri melihat tatapan Juki yang tidak biasanya. Sampai akhirnya gadis itu menabrak tempat tidur yang ada di belakangnya.

"Jangan ngadi-ngadi kamu! Sudah sana pergi, bukankah kamu mau berlibur dengan Renata. Untuk apa kamu terus menganggu aku?" sentak Shelo.

"Untuk membuktikan kalau aku suami yang nyebelin seperti yang kamu katakan. Kenapa kamu takut? Aku berhak atas kamu Shelo. Apa kamu tidak tahu, kalau kamu akan sangat berdosa jika menolak keinginan aku?" Juki menatap dalam mata Shelo yang sedang menatapnya dengan penuh kebencian.

"Juki, ayo kita bercerai! Bukankah kamu akan menikah dengan Renata?"

"Kamu pikir akan semudah itu kamu bercerai denganku? Pikir Shelo pakai otak kamu! Apa kamu bisa mengembalikan dua kali lipat maskawin yang aku berikan?"

"Aku bisa nego dengan mama dan papa. Mereka juga pasti senang jika memiliki menantu seperti Renata. Kamu bisa menikahi dia setelah bercerai denganku. Karena selama aku menjadi istri kamu, aku tidak akan pernah menandatangani surat persetujuan poligami."

"Apa kamu benar-benar ingin bercerai denganku?"

"Iya, aku tidak ingin menjadi penghalang kamu dan Renata."

"Oke, tapi aku minta hak aku sebagai seorang suami. Apa kamu bisa memberikannya sekarang?"

"Juki, bukankah kamu membenciku? Mana mungkin kamu bisa melakukannya denganku," tanya Shelo dengan suara yang bergetar. Dia merasa gugup dan takut saat Juki meminta hal itu padanya.

"Apa kamu tidak tahu kalau laki-laki tidak butuh cinta untuk melakukan hal itu?" Juki semakin mendekat ke arah Shelo hingga tinggal lima jari jarak di antara keduanya.

Tubuh Shelo bergetar hebat mendengar apa yang dikatakan oleh suaminya. Dia takut, saat Juki sudah mendapatkan dia seutuhnya, laki-laki itu akan benar-benar meninggalkannya dan lebih memilih Renata. Meskipun benar dia menyuruh Juki agar menceraikannya, tetapi di sudut hatinya yang terdalam, ada rasa tidak ikhlas yang bersemayam.

"Ju-Ju-ki ... Ja-jangan ...." Terlambat Shelo berbicara karena bibir Juki sudah membungkam sempurna mulutnya yang selalu berkata pedas pada laki-laki itu.

Juki merasa sangat kesal dengan permintaan cerai Shelo. Karena dia tidak pernah berpikir untuk menceraikan gadis itu, sehingga mendadak otak dangkalnya memiliki pikiran, kalau dia sudah bisa mendapatkan Shelo seutuhnya, maka gadis itu tidak akan pernah meminta bercerai lagi darinya.

Meskipun dengan sangat terpaksa, akhirnya Shelo hanya bisa pasrah saat Juki menjelajahi seluruh tubuhnya. Dia juga merasa takut akan mendapatkan laknat dari Allah kalau menolak permintaan suaminya saat laki-laki itu menginginkan dirinya.

"Ju-Juki sakit ...," lirih Shelo saat pusaka berharga Juki sudah menerobos masuk ke sarang tersembunyi. Dia hanya bisa menahan tangis merasakan perih di bagian intinya sekaligus merasakan hatinya yang perih.

"Tahan Shelo! Hanya sebentar," bujuk Juki dengan mulai memainkan ritme permainannya. Sampai akhirnya mereka mendapatkan pelepasan secara bersamaan. Barulah Juki melepaskan Shelo dan ambruk di samping gadis itu.

Kamu nikmat sekali, Shelo. Meskipun mulutmu sangat pedas seperti bon cabe level sepuluh, batin Juki.

Tidak lama kemudian, laki-laki itu bangun dari tidurnya. Dia langsung pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri dan bersiap-siap pergi liburan. Sementara Shelo hanya bisa menangis terisak di bawah selimut ynag tebal.

Setelah Juki mempersiapkan dirinya, dia pun kembali ke kamar Shelo karena laki-laki itu tidak melihat istrinya di meja makan. Sudah pasti Shelo masih berada di kamarnya. Benar saja dugaannya, terlihat Shelo masih ada di tempat tidurnya dengan keadaan ynag sama persis seperti tadi ketika dia meninggalkannya.

Juki hanya menghela napas dalam melihat jejak air mata di pipi gadis itu. Dia pun duduk di tepi tempat tidur dengan menghadap ke arah Shelo. Tangannya terulur menghapus air mata yang ada di pelupuk mata gadis itu.

"Bersihkan dirimu! Kalau masih sakit, tidak usah kerja dulu."

...~Bersambung~...

...Jangan lupa dukungannya ya kawan! Klik like, comment, rate, vote, gift, dan favorite....

...Terima kasih....

Sambil nunggu update Janda Bengsrat, yuk kepoin juga karya keren yang satu ini.