NovelToon NovelToon
Jangan Salahkan Aku Merebut Suamimu

Jangan Salahkan Aku Merebut Suamimu

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintapertama / Poligami / Tamat
Popularitas:2.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: Windii Riya FinoLa

Nasyama Khadijah Putri harus menelan pil pahit saat 7 hari sebelum hari Pernikahan nya harus berakhir kandas karena ia mendapati calon suaminya sedang bercinta dengan Noni, sahabatnya di kamar utama yang akan menjadi kamar pengantinnya.

Dan semakin membuat Nasya semakin hancur setelah mengetahui mereka adalah pasangan kekasih sebelum Noni memutuskan menikah dengan Gadhing, lelaki yang masih dicintai Nasya dalam diam.

Hingga akhirnya Nasya memutuskan untuk membalas dendam dan melakukan berbagai cara untuk menjadi istri kedua dari seorang Ahmad Gadhing Athafariz.

Setelah berhasil menjadi istri kedua Gadhing dan hubungan mereka mulai dekat, Cinta mereka di uji karena Noni mengidap kanker serviks.

Noni meminta sesuatu yang sulit untuk dikabulkan Gadhing.

Lalu bagaimana kisah rumah tangga mereka? Sedangkan Gadhing sangat membenci Nasya sebelum menjadi suaminya.

Apakah permintaan Noni?

Lalu bagaimana Jimmy, duda beranak satu yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Nasya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Windii Riya FinoLa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. JSAMS

Gadhing kembali pulang terlambat hari ini. Sebagai seorang Dokter, harus bersedia kapanpun jika ada pasien darurat yang harus ditangani.

Gadhing memang terlambat, tetapi tidak selarut malam kemarin. Di lihat Noni masih menonton televisi.

"Kenapa belum tidur?" tanya Gadhing setelah mengucap salam namun tak ada jawaban.

Noni menoleh kebelakang. "Aku nunggu Mas pulang," sahutnya. Padahal, ia juga belum lama tiba di rumah.

Gadhing tersenyum kemudian mengitari sofa, mendekati Noni. "Kenapa duduk sendiri? Nasya kemana?"

Noni cemberut dan mengedikkan bahu. "Seharian ini aku di rumah, Nasya gak di rumah mas. Dia memang begitu, suka kelayapan!"

Gadhing termangu. Tanpa di sadari Noni, raut wajah pria itu berubah. "Ya sudah. Mas ke kamar, ya."

"Mau aku siapin air?"

Gadhing menggeleng. "Enggak perlu. Itu masih tugas Nasya," ucapnya berlalu begitu saja menuju kamar istri muda nya itu.

Di dalam kamar, Gadhing menggantungkan jas putih kebanggaan nya di belakang pintu masuk kemudian duduk di meja rias seraya membuka kaos kaki.

Setelahnya mengambil ponsel di saku celana, mengecek ternyata tidak ada satupun pesan ataupun panggilan telepon dari Nasya.

Gadhing menggeleng ketika perasaan khawatir mulai hinggap di hatinya. Segera ia tekan icon gagang telepon dan mencari nama Nasya disana.

Satu kali, tidak diangkat.

Kedua kali, tidak diangkat.

Ketiga kali..

"Nasyama!!" pekik Gadhing yang mulai kesal bercampur khawatir.

"Assalamualaikum, mas."

Gadhing menarik nafas. "Waalaikumsalam. Kenapa belum pulang?"

"Maaf. Kerjaan ku masih banyak. Aku izin dua hari gak pulang, ya. Dah... Bersenang-senang lah bersama istri tercintamu."

Mata Gadhing mendelik mendengar ucapan Nasya dari balik ponselnya.

"Hallo.. Hallo, Sya."

Karena tak ada jawaban, Gadhing melihat ponselnya ternyata panggilan telepon itu sudah terputus.

"Kenapa harus gak pulang?" gumamnya sendiri kemudian memasukkan ponsel ke saku, mengayun kaki mendekati lemari dan mengambil jaket hitam miliknya.

Gadhing keluar dari kamar sembari memakai jaket tersebut. "Noni, mas keluar sebentar."

Noni mengangguk.

Gadhing keluar rumah, masuk ke dalam mobil Fortuner putih miliknya. Di lajukan mobilnya menuju rumah kontrakan Nasya sebelum mereka menikah.

Satu hal yang membuat Nasya selalu jatuh cinta pada Gadhing adalah sikap pria ini berbanding terbaik dengan perkataan yang selalu dilontarkan pada Nasya.

Bibir berbicara benci, namun perlakuan seperti menyayangi dan mencintai Nasya.

Terbukti seperti sekarang ini. Gadhing sangat khawatir pada Nasya. Jangan tanyakan seberapa menyesal Gadhing telah berhubungan badan dengan Noni padahal masih giliran Nasya.

Tetapi, perasaan itu selalu di sangkal Gadhing dengan sebuah alibi bila perlakuan nya hanya karena bunda Fadia dan janji nya pada kedua orang tua Nasya.

Mobil Gadhing telah berhenti di jalan, depan rumah kontrakan Nasya dulu. Terlihat jelas bila rumah kontrakan itu tak berpenghuni karena lampu rumah tersebut dalam keadaan padam.

"Kemana gadis menyebalkan ini, sebenarnya."

Gadhing tak pernah tahu bila Nasya telah memiliki rumah yang dibeli dengan uang bersama dengan Dimas.

"Hallo, Sya. Kamu dimana?"

"Aku liburan, mas. Eneg lihat muka kamu yang datar dan gak adil itu."

Mata Gadhing mendelik kembali mendengar ucapan Nasya. "Kamu mabuk?"

"Mabuk endas mu. Sudah aku bilang, aku ada kerjaan dua hari ini jadi izin gak pulang."

"Kamu dimana? mas jemput sekarang," kata Gadhing tanpa memperdulikan ucapan Nasya sebelumnya.

"Kasih aku pantun dan katakan kalau mas kangen aku."

"Jangan aneh-aneh, Sya."

"Ingat. Aku masih marah sama mas."

Gadhing menghela nafas panjang. Ia selalu kesal dengan Nasya bila sudah ada mau nya maka harus dituruti. Jika tidak, bersiaplah sifat keras kepala gadis itu akan berubah menjadi mengerikan.

"Naik kuda, kerumah teman. Ya sudah, iya aku kangen."

Hening.

Terdengar isak tangis Nasya di seberang telepon.

"Kamu dimana? biar mas jemput," entah mengapa suara Gadhing terdengar lembut.

"Aku tulis di pesan alamatnya. Assalamualaikum, mas."

Gadhing tersenyum tipis. Matanya melihat ponsel yang bergetar kemudian membaca satu kotak pesan masuk.

Beruntung alamat rumah Nasya tak jauh dari rumah kontrakan yang dilihatnya, kini.

*

*

Nasya tersenyum menggenggam ponselnya setelah mengakhiri panggilan telepon dari Gadhing.

Tetapi kemudian, ia kembali menghela nafas panjang karena mulai besok akan ada pekerjaan tambahan yang sangat konyol menurutnya.

Siang tadi, Nasya bersikeras menolak permintaan Jimmy agar tidak membawakan makanan ke ruang kerja pria itu sendiri.

Tetapi, agaknya Nasya tidak menyadari bila sedang berhadapan dengan pebisnis handal yang pandai membolak-balik keadaan hingga pada akhirnya, ia harus mengantar sarapan dan makan siang secara pribadi ke pada Jimmy.

Di tambah lagi, sore tadi ketika Nasya baru sampai ke rumah yang menjadi impian Nasya dan Dimas setelah menikah, mantan calon suaminya itu juga baru saja mengunjungi rumah itu.

Ternyata, Dimas juga sering menginap disana ketika ibu Surti marah kepadanya.

Tetapi karena Nasya tak ingin ada kesalah pahaman lagi, ia akan mengganti uang Dimas dan akan di sediakan dua hari lagi.

Dimas setuju karena sedang membutuhkan uang.

"Pekerjaan kita sudah selesai, aku pulang dulu."

Nasya mengangguk. "Hati-hati,kak."

Selang tak berapa lama, terdengar suara deru mesin mobil yang sudah sangat di hafal Nasya. Ia pun beranjak membuka pintu buat menyambut Gadhing.

Nasya baru tahu bila di luar sedang turun hujan. Ketika Gadhing sudah berada di ambang pintu, segera ia cium punggung tangan nya.

"Masuk, mas."

Tampak Gadhing sedang memerhatikan setiap sisi rumah Nasya yang jauh lebih besar daripada rumah miliknya.

Sedang Nasya langsung menuju dapur, membuatkan teh untuk Gadhing.

"Ini rumah kamu?" tanya Gadhing setelah Nasya menaruh segelas teh di meja.

Nasya berdehem. "Iya, akan menjadi rumah ku sepenuhnya dua hari lagi."

Gadhing menautkan alis setelah mendengar jawaban dari Nasya.

Nasya menghela nafas. Ada rasa bersalah karena masalah rumah ini belum ia beri tahu pada Gadhing, karena saat itu sangat sibuk mempersiapkan pernikahannya dengan Dimas.

Padahal, sekecil apapun yang dimiliki Nasya pasti Gadhing selalu tahu karena istri mudanya menceritakannya.

"Sebenarnya rumah ini milikku dan mas Dimas."

Mendengar itu, Gadhing menatap Nasya dengan tajam. "Jadi kamu kalau kangen dia, datang kesini?"

Nasya menggeleng kecil. Andai mas tahu, kamar pengantin kami berubah menjadi kamar perselingkuhan Dimas dan Noni.

"Setelah kita menikah, aku baru kali ini mengunjungi rumah ini. Dua hari lagi, kami akan melakukan transaksi jual beli agar rumah ini sepenuhnya milik ku," terang Nasya tak ingin ada kesalahpahaman lagi.

Melihat Gadhing diam saja, Nasya berinisiatif sesuatu yang gila.

Ia duduk di pangkuan Gadhing dan membuat pria itu terkejut.

"Nasyama, turunlah."

Nasya menggeleng manja seraya menyandarkan kepala di dada Gadhing dengan manja.

"Mas gak ingin aku?"

1
Bunda
jaga mata
Nenie Chusniyah
luar biasa
Bunda
nyimak kak🙏
YuWie
demi menyatukan nasya sama gading..ehhh si bucin pak jimmy di hapuskan... end yg menggelikan.
YuWie
heran kenapa malah nasya dan jimmy yg kena bala terus sih thor... itu gading, dimas, malah santui2 aja yg jahat
YuWie
Luar biasa
sukaenah sukaenah
Ada kalimat
Sebenarnya, bayangan malam tadi masih terngiang dan membuat Nasya memalingkan wajah ....

menurut saya
bayangan itu terbayang, kalau terngiang itu bunyi atau suara
kalau terbayang citraan penglihatan .. mata
kalau terngiang citraan penglihatan .. telinga
Whaty Talle Whaty Talle
mengemis cinta kasihan
Whaty Talle Whaty Talle
nasya..nga punya harga diri..
Nie
God nasya jgn lemah dan kamu jg gading dlu karna noni kamu menceraikan nasya skr gr2 dena ngancam langsung aja nyerah,bicarakan ma nasya gmn baiknya,jd laki jgn plin plan dong
Nie
Kayanya mereka kecelakaan dan jimmy meninggal mungkin ya,terus nasya ma gading balik lg ya
Nie
Apa maksd dr mimpi Sya ya 🤔🤔
Nie
Kalo blm baca cerita Rara ma Qenan pasti aku mikirnya Nasya bakal nikahnya ma Jimmy deh
Dwi Setyaningrum
ya gpp km pensiun dini gadhing tp paling tdk bersihkan nama km dl agar pemecatan yg tdk terhormat itu menjd pengunduran diri hingga dpt pesangon yg bisa utk nambah modal usaha..ya ga Thor🤔
Dwi Setyaningrum
Tiara gmn Thor anaknya Jimmy dg istrinya dulu🤔
Dwi Setyaningrum
ya gt lah gadhing sakit kan hatimu km ga inget wkt km sm Noni yg mestinya wktmu utk Nasya km msh sempat bgtuan sm Noni jd anggap aja apa yg km dgr saat ini ya balasanlah ya walau ga sengaja sih😜😜
Dwi Setyaningrum
rispan kalau km cinta sm Nasya knp ga km lakukan wkt Jimmy ngasi mandat utk menggantikan posisinya utk disamping Nasya itu kan kesempatanmu🤔🙂
Dwi Setyaningrum
bentar Thor itu naik kreta SBY malang atau jakarta malang ya kok smpe 6 jam perjalanan kalau SBY malang naik kreta ya 2 jam lah nyampenya🤔
Siti Romlah
maaf thoor, pernah ku baca di bab awal memang begete tulisannya. bahwa Gading pemilik dan kepala rumah sakit.
sempat terpikir. dia pemilik, dia kepala, dia dokter obgin juga.
maaf kalo ada pembaca yg komen begete thoor.
semangat berkarya thoor
semua komen untuk perbaikan kedepannya. saling memaklumi ja
Siti Romlah
mertua gendeng
anaknya meninggal lah malah menantu fi penjarakan. trus putumu siapa yg ngopeni. dia gak pernah open sama anaknya karena gak setuju dengan menantunya. gak tau kalo anaknya yg akting, sehingga Nasya mundur alon alon pas mulai berjuang.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!