NovelToon NovelToon
Cinta Suci Amayra

Cinta Suci Amayra

Status: tamat
Genre:Patahhati / Selingkuh / Tamat
Popularitas:4.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: Irma Kirana

Amayra Alifya Husna, adalah seorang gadis yang baru saja menginjak kelas 3 SMA. Gadis cantik berhijab, cerdas dan disukai banyak orang. Memiliki masa depan cerah dan memiliki cita-cita mulia menjadi seorang Guru. Namun kejadian naas pada suatu malam telah mengubah nasibnya.

Amayra terpaksa harus putus sekolah karena ketahuan hamil di luar nikah oleh seorang pria mabuk yang baru saja dia temui, ia adalah seorang presdir di perusahaan Calabria grup Bramastya Zein Calabria yang sering di sapa Bram, terpaut jauh usianya dengan Amayra yang masih belia. Tidak mau bertanggung jawab atas kehamilan Amayra, Bram melimpahkan tanggungjawab kepada sang adik, yang merupakan seorang dokter muda bernama Satria Alvian Calabria baru saja lulus dari fakultas kedokteran. Sementara Bram menghilang!

Amayra yang kehilangan mimpinya berusaha menghadapi pernikahan di usia dini, dia berusaha menjadi istri yang baik dan Sholehah. Walau pikirannya masih ingin sekolah, Satria awalnya cuek dan tidak peduli pada Amayra berubah menjadi perhatian melihat sikap Amayra yang baik dan taat. Cinta pun mulai hadir diantara mereka, namun saat hubungan mulai terbina. Bram hadir kembali dalam kehidupan mereka dan mengatakan akan mengambil kembali Amayra dan anaknya dari Satria.

Kepada siapakah Amayra akan menjatuhkan pilihannya? pada pria brengsek yang meninggalkan nya di saat saat tersulit? atau pada suaminya yang bertanggungjawab untuk dirinya? Berhasilkah Amayra meraih mimpi dan cita-cita nya?

follow Ig author: Irmanurhayati41
FB :Irma Nurhayati
follow juga author nya ya ❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irma Kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22. Mulai perhatian

Anna berteriak meminta pertolongan pada semua orang yang ada di rumah itu. Teriakan Anna terdengar oleh Cakra yang baru saja pulang bekerja. Cakra terlihat lelah karena dia harus mengerjakan semua pekerjaan Bram, kalau pria itu tidak melarikan diri maka Cakra tidak akan kesulitan di kantor.

"Tolong!! Mayra!! Mayra!!"

"Anna?" Cakra tercekat menndengar teriakan cucunya.

Cakra, Nilam dan kedua pelayan di rumah itu menghampiri ke arah asal suara. Disana terlihat Anna sedang menggoyangkan tubuh Amayra yang tergeletak di lantai, dengan wajah pucat nya.

"Opa! Oma! Tolong Amayra! Dia pingsan Opa!" Anna memohon kepada opa nya untuk menolong Amayra.

"Anak kampung ini kenapa sih!" Nilam malah marah-marah pada gadis yang sedang pingsan itu.

"Cukup Ma! Bisa diam gak!" bentak Cakra pada istrinya. Nilam langsung terdiam begitu melihat suaminya marah.

Cakra menggendong menantunya sampai ke ranjang. Mereka memanggil dokter keluarga Calabria yang bernama dokter Bevan.

"Bagaimana keadaan menantu saya dok?" tanya Cakra terlihat khawatir pada Amayra.

"Menantu bapak kekurangan banyak nutrisi dan kelelahan. Seperti nya perutnya juga kosong, apa dia belum makan apa-apa hari ini?" tanya dokter Bevan pada Cakra.

Cakra sendiri tidak tahu menahu, karena dia sendiri baru pulang ke rumah. Cakra melirik ke arah Nilam dan yang lainnya, tatapan matanya seraya bertanya pada mereka.

"Kenapa tidak ada yang jawab? Apa menantu keluarga ini belum makan? Kalian kan yang selalu ada di dalam rumah?!" Cakra melotot ke arah istri dan kedua pelayan nya.

Nilam dan kedua pembantu rumah tangga itu tutup mulut. Mengalihkan pandangannya ke arah lain, menghindari pertanyaan Cakra yang tegas.

"Kalian semua tuli ya?!" suara Cakra menggelegar marah.

Dewi angkat bicara, "Ma-maaf tuan, nona Amayra belum makan apa-apa sejak tadi siang. Ka-karena.."

Nilam melotot ke arah Dewi seraya memberikan ancaman pada wanita itu. Dewi langsung terdiam dan mendudukkan kepalanya, dia takut pada Nilam.

"Teruskan ucapan mu!" suara Cakra menggelegar membentak Dewi.

"Ti-tidak tuan," jawab Dewi gugup.

"Di rumah ini hanya saya yang berhak menentukan siapa yang bisa berada di rumah ini atau tidak! Apa kamu mau menjadi orang yang pergi?" tanya Cakra tajam.

"Non Amayra belum sempat makan siang karena Bu Nilam memintanya untuk mengerjakan pekerjaan rumah, tuan besar.."

Cakra melotot ke arah istrinya, dia menahan marahnya karena ada dokter Bevan disana. Dokter Bevan menyarankan agar Amayra menjaga kandungan nya baik-baik karena usia kandungan nya berada di trimester pertama yang masih rawan bahaya.

Bevan meresepkan beberapa vitamin untuk Amayra, meminta wanita itu untuk beristirahat. "Tolong jangan biarkan nona Amayra melakukan pekerjaan yang berat, karena ini berbahaya untuk janin nya. Dia harus banyak beristirahat ya,"

"Baik dok,"

Setelah dokter Bevan pergi, barulah drama keluarga di mulai. Cakra menyeret istrinya keluar dari kamar Amayra dan Satria. Amayra masih belum sadarkan diri.

"Dewi, tolong jaga Amayra sebentar!" titah Cakra pada salah satu asisten rumah tangga di rumahnya.

"Baik tuan,"

"Titip Amayra ya Bi," Anna juga menitipkan Amayra pada Bi Dewi.

"Ya non,"

Anna, Cakra dan Nilam keluar dari kamar Amayra. Disana Cakra dan Anna langsung marah-marah pada Nilam karena sudah membuat Amayra mengerjakan pekerjaan rumah sampai lupa makan.

"Dia menantu keluarga ini, Ma! Dia menantu mu! Tega kamu begitu pada menantu mu yang sedang hamil!" Cakra emosi pada Nilam.

"Dia bukan menantuku! Menantuku hanya Alexis, aku tidak punya menantu anak tukang sampah seperti dia!" Nilam kesal pada suaminya karena membela Amayra.

"Oma keterlaluan! Amayra sedang mengandung anak om Bram, kenapa Oma tega ma?" Anna sedih, menangisi nasib Amayra.

"Kalian tuh kenapa sih membela orang asing? Aku keluarga kalian!"

"Bukannya membela, tapi apa kamu gak kasihan sama menantu mu? Dia terpaksa berhenti sekolah karena kelakuan bejat anak kita! Anak itu baru saja berusia 17 tahun, mimpinya harus hancur karena anak kita ma.. tolong... perlakukan dia dengan baik! Setidaknya mama memikirkan anak Bram, cucu kita yang ada di dalam perutnya!" Cakra iba pada keadaan Amayra, dia percaya bahwa Amayra adalah gadis baik-baik.

Deg!

Ucapan Cakra, menyayat hati Anna yang sedih dengan keadaan Amayra. Nilam terdiam dan termenung dengan ucapan suaminya.

"Lalu dimana pula Satria?!" Cakra pusing, rasanya memikirkan semua masalah. Dan penyebab dari masalah ini adalah Bram!

"Om bilang dia gak akan pulang, katanya dia sibuk di rumah sakit," jawab Anna yang dalam perjalanan pulang nya tadi mendapatkan kabar dari Satria bahwa dia tidak akan pulang.

Cakra mengerti sikap Satria pada Amayra adalah hal yang wajar. Satria ibaratkan kambing hitam yang dipaksa bertanggungjawab akan sesuatu yang tidak dilakukan nya.

Malam itu Amayra siuman dari pingsan nya, dia melihat ada Anna disampingnya. "May, kamu udah bangun?"tanya Anna lega.

"Eh Anna? Kenapa aku bisa ada disini?" Wanita itu melihat sekeliling ruangan, dia berada di kamar nya dan Satria.

"Kamu pingsan May, dokter bilang kamu harus banyak istirahat. Nanti bayi kamu kenapa-napa," Dengan perhatian Anna menyuapi Amayra makan dan minum vitamin.

Amayra menurut saja karena dia tau kalau itu demi bayi yang ada di dalam kandungan nya. Dia harus kuat, demi nyawa yang sedang tumbuh di dalam rahimnya.

Setelah menyelesaikan makanan nya, dia berniat menelpon Satria. Sudah kewajiban nya sebagai istri untuk menanyakan keberadaan suaminya dan apa yang sedang dilakukan nya. Anna meminjamkan ponselnya pada Amayra, gadis itu tersenyum dan berada di samping Amayra.

Tut...Tut..

🎶🎶🎶

"Assalamualaikum,"

"Waalaikum salam, Anna?" tanya Satria yang heran karena biasanya Anna tidak pernah mengucapkan salam di dalam telpon.

"Ini aku kak, Amayra." jawab Amayra.

Deg!

Hati Satria berdegup kencang begitu mendengar suara lembut Amayra. "Ada apa?"

"Aku cuma mau tanya, apa kakak sudah makan?" tanya Amayra perhatian pada suaminya.

"Sudah." jawabnya cuek.

Kenapa dia menanyakan pertanyaan seperti ini? Lalu kenapa juga aku merasa senang dengan pertama nya?. Satria yang tidak pernah mendapatkan perhatian dari seseorang padanya,

"Makan malam juga sudah?" tanya nya lagi pada Satria.

"Sudah, kalau kamu?" tanya balik Satria.

"Aku..."

Anna langsung menyambar ucapan Amayra yang belum selesai, "Dia baru saja makan, seharian tadi dia tidak makan dan jatuh pingsan. Dia belum lama bangun!"

"Anna, aku kan udah bilang jangan di bilangin!" Amayra menatap tajam pada Anna.

"Bukannya kamu sendiri yang bilang, harus terbuka dengan suami, suami istri harus saling terbuka satu sama lain," Anna menimpali perkataan Amayra.

Satria yang masih bicara dengan Amayra di telpon, tercengang mendengar kata-kata Anna.

"Kamu pingsan? Kenapa sampai tidak makan? Kamu tau kan kamu lagi hamil?" tanya Satria dengan suara yang menyiratkan kekhawatiran.

"Itu.. itu..."

Ya Allah kenapa aku bahagia mendengar ucapan kak Satria ya? Apa kak Satria khawatir padaku?

Satria langsung menutup telponnya begitu saja. Dia langsung buru-buru pulang dari rumah sakit dan tidak jadi menginap di mess rumah sakit. Dia terlihat mencemaskan Amayra.

Benar, aku melakukan ini karena secara status aku adalah suaminya. Ini karena statusku, bukan ada perasaan apa-apa.

Ketika Satria berada di dalam perjalanan pulang, Amayra terlihat sedih. Dia berfikir kalau Satria menutup telpon karena tidak suka dia menelpon nya.

Entah pengaruh sedang hamil atau keadaan hatinya. Amayra jadi mudah terbawa perasaan.

"Apa kak Satria marah padaku? Dia tidak suka aku menelponnya?"

"Hehe bukannya gitu, dia lagi ada pasien mungkin.." Anna berusaha menenangkan hati Amayra.

Om Satria, dia dingin banget sama Amayra. Aku tau dia terpaksa menikah dengannya. Tapi, Amayra gak salah. Yang salah itu om Bram.

30 menit kemudian, ketika semua orang sudah tertidur lelap, terdengar suara bel rumah berbunyi. Amayra beranjak dari tempat tidurnya, dia menuju ke arah pintu rumah.

Cekret..

Amayra membuka pintu itu, dia melihat seorang pria dengan tubuh basah kuyup dan membawa satu kantung keresek yang entah apa isinya.

"Kak Satria?" mata wanita itu membulat melihat suaminya pulang, padahal sebelumnya Satria bilang pada Anna kalau dia tidak akan pulang.

Kenapa kak Satria pulang? Bukannya dia bilang mau lembur?

"Assalamualaikum," tubuh Satria gemetar, dia tampak kedinginan.

Kenapa juga aku harus melakukan semua ini? Bahkan wanita ini bukan hamil anakku, tapi aku peduli padanya?

"Waalaikumsalam, ayo kak masuk!" Amayra mengajak suaminya masuk ke dalam rumah. Dia tak tega melihat kondisi Satria yang kedinginan.

Segeralah dia mengambil handuk dan memberikan nya pada Satria. Kemudian dia membuatkan teh hangat untuk suaminya. Suara hujan terdengar deras dari luar rumah.

"Makasih, tapi kamu belum tidur?" tanya Satria sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Belum, aku kan belum lama bangun."

"Katanya kamu pingsan? Apa yang terjadi?" tanya Satria sambil menatap wanita itu.

"Aku hanya kecapean saja. Oh ya, kak Satria sudah makan?" Amayra mengalihkan pembicaraan ke arah yang lain.

"Hm.. sudah. Tapi aku bawa makanan sisa dari rumah sakit, kamu makan aja!" Satria menunjukkan keresek yang ada di meja.

"Apa ini kak?"

"Buka aja,"

Dia membuka kantung keresek itu, terlihat lah sekotak bungkus martabak disana. Kotak itu masih terbungkus rapi walah sedikit kebasahan oleh air hujan.

"Kamu harus banyak ngemil dan banyak makan. Ini bukan karena aku perhatian sama kamu, tapi sama keponakan aku yang ada di perut kamu!" Satria lagi-lagi menyangkal bahwa dirinya peduli pada Amayra.

"Makasih, aku memang lagi lapar..dan mau makanan yang manis-manis," Amayra tersenyum, dia membuka kotak martabak itu. Isinya adalah martabak coklat dan keju.

"Gak usah makasih, itu cuma makanan sisa!"

"Ya ya aku tau, makanan sisa tapi bungkusnya masih rapi?" Goda Amayra pada Satria.

"I-itu karena aku menutupnya lagi, aku sudah makan satu!" Satria terlihat cuek pada Amayra.

"Kalau gitu, ayo kita makan bersama kak.." ajak gadis itu dengan suara lembutnya.

Amayra dan Satria duduk bersama di ruang tamu, mereka memakan martabak bersama-sama.

***

Di tempat lain, Bram masih mencari Alexis yang menghilang. Akhirnya dia mendapatkan kabar kalau Alexis berada di sebuah hotel di kota itu. Bram langsung menuju kesana, dia mendapatkan kenyataan bahwa Alexis sedang bersama dengan seorang pria di kamar hotel.

"Bram.. sayang? Kenapa kamu disini?" tanya Alexis sembari mengancingkan kembali bajunya. Ada seorang pria bule berdiri di belakang nya tanpa busana. Alexis terkejut karena Bram ada di depannya.

"Aku kesini demi kamu! Aku meninggalkan segalanya demi kamu! Tapi, apa yang kamu lakukan? Kamu selingkuh?"

"Sa-sayang, ini tidak seperti yang kamu-"

"Stop! Anna benar, kamu itu wanita j*lang!" kecewa hati Bram melihat tunangan nya berselingkuh dengan pria lain di depan matanya.

"Bram .. tunggu!!" teriak Alexis pada Bram yang sudah berlari meninggalkan nya disana.

...---***---...

Author mau lanjut lagi, tapi mana suaranya nih??🤭🤭🤭😍😊

1
salbill
🥺🥺🥺
Uba Muhammad Al-varo
terima kasih kakak Author 🙏🙏
ceritanya bagus, keren banget dan banyak ilmu yang bisa diambil, semoga kakak Author selalu sehat, selalu semangat dan selalu sukses, aamiin yaa Rab...🙏🙏🙏💪💪💪
Uba Muhammad Al-varo
Amayra.....😭🤧😭🤧😭🤧😭🤧😭🤧
Uba Muhammad Al-varo
dimulai nya hidupnya Mayra dengan penderitaan dan kesedihan 😭😭😭😭😭🤧🤧🤧🤧🤧
Uba Muhammad Al-varo
Bram......😈👿👿👊👊👊👊👊👊👊
Sella Darwin
Luar biasa
Ita Xiaomi
Hantu ktm ama org mati 🤣🤣🤣
Riskiya ahmad
itulah kenapa miras dharam kn,
Yenisia Afila
aneh katanya kemarin sqtria idh pupang kok sekrang masih di afrika
Susanti
tambah penasaran aja sama jln cerita nya,pngen cepet"abis 🤔
Susanti
pngen cepet"selesai ceritanya tambah seru
Susanti
yaAlloh sedih bget😭😭😭
Denis Niz
ikut emosi aku sama bram ada laki laki kayak gitu
Susanti
yaAlloh😭😭😭
Sulaiman Efendy
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Sarah Umairah
terbaik
Susanti
akhirnya kebusukan terkuak juga
Susanti
bikin sedih cerita nya😭
Susanti
tmbah penasaran sma jln ceritanya 👍
Susanti
semangat ya,sehat selalu
Irma Kirana: Makasih kakak 👍👍👍🥺
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!