NovelToon NovelToon
REINKARNASI SANG DEWA KEKAYAAN

REINKARNASI SANG DEWA KEKAYAAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Menjadi Pengusaha / Anak Lelaki/Pria Miskin / Romansa / Mengubah Takdir
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Khusus Game

Sinopsis

Arta, Dewa Kekayaan semesta, muak hanya dipuja karena harta dan kekuasaannya. Merasa dirinya hanya 'pelayan pembawa nampan emas', ia memutuskan menanggalkan keilahiannya dan menjatuhkan diri ke dunia fana.

Ia terperangkap dalam tubuh Bima, seorang pemuda miskin yang dibebani utang dan rasa lapar. Di tengah gubuk reot itu, Arta menemukan satu-satunya harta sejati yang tak terhitung: kasih sayang tulus adiknya, Dinda.

Kekuatan dewa Arta telah sirna. Bima kini hanya mengandalkan pikiran jeniusnya yang tajam dalam menganalisis nilai. Misinya adalah melindungi Dinda, melunasi utang, dan membuktikan bahwa kecerdasan adalah mata uang yang paling abadi.

Sanggupkah Dewa Kekayaan yang jatuh ini membangun kerajaan dari debu hanya dengan otaknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusus Game, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 21

Tiga hari berlalu dalam putaran Kecepatan Rotasi Modal yang kejam di Yura. Rio memperluas jangkauan akuisisi mikro hingga ke pelosok kota dengan Motor Matic, sementara Tuan Banu mengejar jalur Pasokan Skala Korporat di perusahaan telekomunikasi besar. Namun, di tengah semua tekanan operasional itu, semua mata uang fungsional Bima kini bergantung pada satu Aset Non-Moneter: Risa.

Malam itu, malam gala amal di Hotel Grand Elysium.

Risa berdiri di depan cermin, siluetnya memancarkan Kredibilitas Fungsional yang disengaja. Gaun malam yang dipilihnya, bukan yang termewah, tetapi yang paling anggun dan profesional, mencerminkan pemahaman Risa bahwa di lingkaran ini, kemewahan yang terekspos adalah indikasi Kekayaan Terlihat yang mudah hancur. Ia mewakili Kekayaan Fungsional Yura, dan penampilannya adalah Investasi Strategis.

Bu Lasmini, yang mendampingi Risa, menata kalung sederhana di leher putrinya. "Kamu terlihat sangat siap, Nak," bisiknya, bangga. "Hanya bersikap seperti dirimu, itu sudah cukup."

{Bersikap seperti diri sendiri tidak cukup. Malam ini, aku harus menjadi Jaringan Gerbang Modal, yang mampu menggeser fokus dari citra rongsokan Bima menjadi Sistem yang Teruji dan Terukur.}

Suara ketukan pintu menarik perhatian mereka. Pak Bram membukakan pintu. Di sana berdiri Bima, mengenakan setelan jas yang disewa khusus untuk acara ini. Ia tidak terlihat nyaman, tetapi sorot matanya yang tajam mengalahkan ketidaknyamanan kain di tubuhnya. Bima melihat Risa, dan seketika ia tidak melihat sepupunya, melainkan Aset Jaringan Sosial yang siap dioperasikan.

"Kau terlihat tepat, Risa," komentar Bima, mengabaikan pujian sosial dan langsung beralih ke validasi strategis. "Citra Diri adalah mata uang pertama yang kita perdagangkan malam ini. Pastikan ia tidak terdevaluasi oleh keraguan."

Risa tersenyum, kelelahan tiga hari persiapan jaringan terhapus oleh fokus baru. Ia mengambil tas kecilnya yang berisi kartu nama Yura dan kertas ringkasan tiga poin dari Bima. "Aku sudah menghafal poin-poin itu, Bima. Aku tidak akan membuang waktu dengan detail operasional. Aku hanya akan berbicara dalam bahasa Margin Keuntungan dan Validasi Kepercayaan."

Pak Bram maju dan menepuk bahu Bima. "Jangan tegang, Bima. Ini hanya pesta."

"Ini bukan pesta, Paman," jawab Bima, menatap langsung mata Risa. "Ini adalah Panggung Pertarungan Nilai yang sebenarnya. Keluarga Pengambil Aset sudah kalah di ranah emosional, tetapi mereka tidak akan menyerah di ranah korporat. Target Rp250.000.000 kita ada di tangan para angel investor yang akan kita temui di sana. Dan untuk menembus Barrier Deposit Korporat, kita butuh dukungan koneksi."

Bima mengulurkan tangan, bukan untuk menggandeng, melainkan untuk menegaskan aliansi. Risa meletakkan tangannya di lengan Bima, dan bagi mereka berdua, sentuhan itu bukan hanya formalitas, melainkan konfirmasi bahwa Konsolidasi Modal adalah prioritas yang menyatukan mereka.

Limosin sewaan (sebagai Investasi Kredibilitas fungsional yang kedua) membawa mereka menembus malam kota yang ramai. Gerbang Hotel Grand Elysium tampak seperti pusaran yang menarik Kekayaan Terlihat dan Kekayaan Fungsional dari seluruh penjuru. Cahaya kristal bertebaran, memantul dari ratusan jas mahal dan gaun mewah. Setiap sapaan, setiap tawa, terasa seperti transaksi nilai yang sedang terjadi.

Bima dan Risa melangkah keluar.

{Inilah Gerbang Skala Korporat yang sesungguhnya. Aku tidak datang ke sini untuk meminta sedekah, tetapi untuk mempresentasikan Sistem yang Teruji. Setiap wajah di sini adalah Pintu Masuk Modal atau, minimal, Pesaing Jangka Panjang yang harus dipelajari. Risa adalah kunciku.}

Di dalam lobi utama, tempat karpet merah menyambut mereka, ratusan orang penting telah berkumpul. Risa menarik napas, menegakkan bahunya. Di kejauhan, ia mengenali seorang pengusaha teknologi ternama, salah satu Angel Investor yang harus mereka dekati.

"Risa," bisik Bima, suaranya pelan tetapi setajam laser. "Fokus. Cari celah untuk berbicara dengannya. Ingat, Citra Yura adalah Margin Keuntungan Bruto 400%, bukan rongsokan."

Risa mengangguk. Ia menggenggam kartu nama Yura lebih erat. Mereka mulai berjalan. Setiap langkah Risa adalah Leverage Jaringan Sosial, dan setiap tatapan Bima adalah Due Diligence terhadap lingkungan modal yang belum pernah ia masuki. Pesta gala amal telah dimulai, dan panggung pertarungan nilai Yura kini terbuka.

Risa dan Bima berhasil menyusup ke tengah kerumunan, bergerak seolah-olah mereka adalah bagian alami dari ekosistem modal tersebut. Bima memilih posisi di dekat dinding, mengamati dinamika sosial dengan mata seorang analis. Ia melihat para investor senior, yang disebutnya sebagai 'Modal Tua' (berorientasi pada aset fisik dan koneksi politik), berkerumun di satu sisi, sementara kelompok yang lebih muda, 'Modal Dinamis' (berorientasi pada teknologi dan growth hacking), berada di dekat panggung. Target mereka, Tuan Satya, sang pengusaha teknologi, adalah bagian dari kelompok Modal Dinamis.

{Tuan Satya adalah investor yang menghargai growth, bukan hanya aset. Dia tidak peduli dengan kisah sentimentil. Dia hanya peduli pada Sistem yang Teruji dan Angka Kinerja. Risa harus memposisikan Yura sebagai peluang growth yang ekstrem.}

Risa, menggunakan statusnya sebagai publik figur yang dikenal, bergerak lebih dulu. Ia menyapa beberapa kenalan lama dari dunia hiburan, tetapi setiap sapaan hanyalah jembatan, sebuah Manuver Pengaktifan Jaringan Sosial. Setelah bertukar basa-basi singkat, ia selalu menggeser narasi.

"Maaf, aku tidak bisa berlama-lama. Sekarang aku sangat fokus dengan proyek Yura," kata Risa kepada seorang produser. "Ini bukan lagi soal endorsement, tapi soal sistem yang fundamental. Sepupuku, Bima, membangun sesuatu yang mengubah barang undervalued menjadi Margin Keuntungan Bruto 400%."

Kata kunci "400%" berhasil menarik perhatian Tuan Satya, yang kebetulan lewat. Ia berhenti, matanya yang tajam tertuju pada Risa, mengabaikan produser di sebelahnya.

"Maaf, Nona Risa? Empat ratus persen? Itu klaim yang sangat agresif. Saya Satya," sapa Tuan Satya, mengulurkan tangan. Nada suaranya profesional, bukan kagum. Ia sedang melakukan Due Diligence awal.

Inilah momen Validasi Kepercayaan. Risa menggenggam tangan Tuan Satya dengan percaya diri, seperti yang Bima ajarkan, menegaskan Citra Diri yang kredibel. Bima maju selangkah, menempatkan dirinya di samping Risa sebagai back-up fungsional.

"Senang bertemu Anda, Tuan Satya. Bima adalah CEO Yura. Kami tidak mengklaim, kami mempresentasikannya," ujar Risa dengan tenang. "Yura adalah Sistem Restorasi Resmi yang teruji di bawah Stres Operasional paling ekstrem. Kami menghasilkan Rp68.000.000 dalam tiga bulan dengan modal terbatas."

Risa tanpa ragu mengeluarkan kartu nama Yura yang sederhana dari tasnya, menyerahkannya kepada Tuan Satya. Ia tidak menunggu balasan. Ia langsung meluncurkan Poin Ketiga yang paling krusial.

"Kami mencari koneksi yang dapat memvalidasi kredibilitas kami untuk menembus Barrier Deposit Korporat senilai Rp100.000.000 per lot untuk pasokan skala besar. Kami tidak butuh seed money untuk operasional, kami butuh gatekeeper untuk Pasokan Primer," tegas Risa, menggunakan terminologi modal yang Bima ajarkan.

Tuan Satya terlihat terkejut. Ekspresinya menunjukkan bahwa ia mengharapkan permintaan pendanaan, bukan permintaan Koneksi Kredibilitas untuk mengatasi hambatan birokrasi modal besar.

{Sistem Yura berhasil lolos Ujian Proposisi Nilai. Tuan Satya tidak melihat permintaan, dia melihat seorang CEO yang beroperasi di batas kapasitas dan mencari leverage non-moneter. Ini adalah bahasa yang dia pahami.}

Tepat pada saat Tuan Satya membuka mulut untuk merespons, sebuah suara sinis memotong percakapan mereka, suara yang memiliki bobot Kekayaan Terlihat yang tidak perlu dipertanyakan lagi.

"Wow, ternyata Yura si toko rongsokan sudah punya spokesperson resmi. Sebuah Investasi Kosmetik yang mahal untuk bisnis 'barang bekas'."

Itu Roni Sanjaya. Ia muncul dari belakang pilar marmer, mengenakan jas desainer yang sangat menonjol, ditemani seorang wanita muda yang tampak bosan. Roni adalah Proksi Kebencian Sosial yang muncul tepat di tengah manuver jaringan krusial Bima. Ia membawa serta Aset Penekan berupa keremehan sosial.

Tuan Satya mengerutkan kening. Ia membenci drama sosial, tetapi ia menghargai integritas sebuah pertemuan. Kehadiran Roni adalah Faktor Eksternal yang mengancam Validasi Kepercayaan Yura.

"Roni," sapa Bima, suaranya datar, tanpa emosi, seolah ia sedang menyapa sepotong data yang tidak relevan. "Kehadiranmu di sini adalah contoh sempurna dari Kekayaan Terlihat yang tidak memiliki Margin Keuntungan Fungsional."

Roni tertawa nyaring, berusaha membuat Tuan Satya dan kerumunan di sekitarnya mendengarnya. "Margin? Sepupuku ini, Tuan Satya, mencoba menjual server bekas yang direstorasi dari gudang kumuh. Aku menduga margin 400% itu tercipta karena Bima mencuri suku cadang dari tempat sampah."

Risa merasa amarahnya memuncak, tetapi Bima menahan lengannya dengan sentuhan ringan. Ini bukan lagi pertarungan emosional. Ini adalah Pengujian Stres Manajerial di depan Angel Investor. Bima harus menjawab Roni hanya dengan angka dan sistem.

Bima menatap Roni, lalu mengalihkan pandangannya ke Tuan Satya, mengubah Roni menjadi case study kegagalan.

"Tuan Satya," kata Bima, suaranya kini tenang dan penuh otoritas, "Roni adalah perwakilan dari narasi lama. Ia hanya menghargai Aset Stagnan dan Kekayaan Terlihat. Yura, di sisi lain, beroperasi dengan Prinsip Nilai Tersembunyi. Kami mengubah waste menjadi Modal Agresif. Sementara Roni hanya bisa berkomentar, Yura sedang merestorasi satu unit server A-Grade, aset yang nilainya melebihi total modal awal yang pernah dimiliki Roni dalam bisnis apa pun."

"Nilai dari apa yang kami minta malam ini adalah: Kami ingin berhadapan langsung dengan Barrier Deposit Korporat Rp100.000.000. Kami tidak meminta uang Anda, kami meminta trust Anda untuk membuka Gerbang Pasokan yang tidak bisa diakses oleh startup manapun yang dibayangi oleh Kekayaan Terlihat Keluarga Pengambil Aset."

Tuan Satya tersenyum tipis, mengabaikan Roni sepenuhnya. Ekspresi tersebut bukan lagi kejutan, melainkan Penghargaan Kinerja. Ia melihat konflik nilai, dan ia tahu pihak mana yang memiliki potensi growth eksplosif.

"Menarik sekali, Bima," kata Tuan Satya, memegang kartu nama Yura dengan erat. "Aku punya koneksi ke perusahaan lelang aset telekomunikasi besar, bukan bank. Aku bisa menjaminmu Pertemuan Kredibilitas dengan Direktur Akuisisi mereka. Deposit Rp100.000.000 tidak akan menjadi masalah jika sistemmu memang sekokoh itu."

Tuan Satya baru saja menawarkan Jalur Pasokan Primer yang dicari Bima, sebagai respons langsung terhadap serangan Roni. Validasi Kepercayaan telah diperoleh.

"Aku akan mengatur pertemuannya besok pagi. Hubungi asistenku," tutup Tuan Satya, lalu ia berjalan pergi, meninggalkan Roni yang wajahnya pucat karena kekalahan strategis di depan investor berpengaruh.

Risa menatap Bima, mata mereka bertemu, dipenuhi perasaan yang lebih dalam daripada sekadar koneksi keluarga. Konsolidasi Modal telah berhasil melampaui hambatan sosial, dan Aset Jaringan Sosial Risa terbukti berfungsi.

1
Dewiendahsetiowati
ceritanya bikin nagih baca terus
Dewiendahsetiowati
hadir thor
Khusus Game: halo, ka. selamat membaca, sorry ya baru cek komen🙏😄
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!