NovelToon NovelToon
Ayudia Putri Dari Istriku

Ayudia Putri Dari Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Anak Haram Sang Istri / Romansa
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Hania

Karena cinta kah seseorang akan memasuki gerbang pernikahan? Ah, itu hanya sebuah dongeng yang indah untuk diriku yang telah memendam rasa cinta padamu. Ketulusan ku untuk menikahi mu telah engkau balas dengan sebuah pengkhianatan.

Aku yang telah lama mengenalmu, melindungi mu, menjagamu dengan ketulusanku harus menerima kenyataan pahit ini.

Kamu yang lama aku sayangi telah menjadikan ketulusanku untuk menutupi sebuah aib yang tak mampu aku terima. Dan mengapa aku baru tahu setelah kata SAH di hadapan penghulu.

"Sudah berapa bulan?"

"Tiga bulan."

Dada ini terasa dihantam beban yang sangat berat. Mengapa engkau begitu tega.

"Kakak, Kalau engkau berat menerimaku, baiklah aku akan pulang."

"Tunggulah sampai anak itu lahir."

"Terima kasih, Kak."

Namun mengapa dirimu harus pergi di saat aku telah memaafkan mu. Dan engkau meninggalkanku dengan seorang bayi mungil nan cantik, Ayudia Wardhana.

Apa yang mesti ku perbuat, aku bukan manusia sempurna....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21: Jangan Sentuh Dia

“Mama mengapa bengong? Seperti melihat hantu saja” tanya Yosep penasaran sebab Helena tak juga bergeming dari tempatnya berdiri.

“Siapa nama temanmu yang berambut hitam dan bermata coklat itu?” tanyanya hati-hati.

“Oh itu… dia Ayu, Ma. Kenapa memang?”

“Tidak apa-apa,” jawab Helena singkat. Lalu ia pun berlalu meninggalkan mereka semua yang mulai asyik dengan kegiatannya.

Namun dia masih penasaran. Dia pun mengamati dengan hati-hati. Hatinya makin yakin kalau Ayu berhubungan erat dengan orang yang ia kenal beberapa tahun silam.

“Ayu, bisa bantu tante,” panggilnya. Dia ingin mengorek keterangan tentang Ayu secara langsung.

“Aku tinggal dulu ya, Teman-teman,” kata Ayu meninggalkan mereka mengikuti langkah Helena ke dapur dengan mata berbinar.

Dia berharap Tante Helena meminta membantunya untuk menyiapkan minuman segar dan juga makanan kecil sebagai teman mereka belajar.

“Ayu, kamu persis banget dengan teman tante. Namanya Lea.”

Ayu pun tersenyum.

“Lea itu mamaku, Tante," kata Ayu sambil mengibaskan kulit buah-buahan.

“Oh My God, ternyata kamu putrinya Lea.” Dia pun memeluk Ayu dengan erat.

“Kenapa aku tak pernah tahu kalau kalian sekarang di sini.”

Ayu pun menunduk sambil menggigit bibirnya. Dia sama sekali tak punya kenangan sedikit pun dengan sang mama hanya bisa tertunduk sedih.

“Mama meninggal saat melahirkan aku, Tante,” kata Ayu. Wajahnya tiba-tiba sendu membuat Helena ikut sendu.

“Oh, maaf… Tante nggak tahu.”

“Nggak apa-apa, Tante.”

“Kamu di sini sama siapa?”

“sama Tante dan Om.”

“Tidak dengan papa Nio?”

“Papa Nio?... siapa dia?... Papa Ayu adalah papa Dika,” kata Ayu dengan bingung.

Helena mengernyitkan dahi. Dalam hati dia bingung sendiri. Dia tahu pasti kalau saat itu Antonio pergi meninggalkan dirinya adalah ingin memiliki Lea. Kalau tak salah, saat itu Lea sudah bertunangan. Padahal dirinya juga sedang hamil anak Antonio juga. Mungkinkah Dika adalah tunangan Lea saat itu.

Karena kejadian itulah dia pergi ke Australia. Hidup sendiri untuk membesarkan putranya dan melanjutkan kuliah. Selama itu pula dia lost kontak dengan Antonio dan juga Lea. Bahkan undangan pernikahan yang diposting di grup alumni, tak dibacanya. Rasanya dia belum bisa menerima atas pengkhianatan yang Nio lakukan.

Setelah mendapat pekerjaan yang mapan, dia pun bertemu dengan seorang duda yang mau menerima dirinya apa adanya. Dan akhirnya dia pun menikah. Lelaki itulah yang telah menjadi papa tiri untuk Yosep.

“Eh iya… maksudnya Papa Dika. Maaf tante salah ngomong,” kata Helena dengan gugup.

“Tidak Tante. Papa tidak di sini. Papa sibuk mengurus perusahaan kakek di Indonesia.”

“Oooo… Ya sudah. Minuman dan makanan kecil ini tolong kamu bawa ke depan, untuk teman kalian belajar.”

“Baik, Tante.”

Ayu segera membawanya ke tempat teman-teman yang sedang belajar. Mereka menyambut nya dengan penuh antuasias, hingga tak sadar mulut pun berucap, wwwooouuu….

Udara sangat panas disuguhi dengan es lemon tea dan juga buah-buahan, siapa yang tak suka.

“Break… break dulu,” seru Yosep.

Tak usah disuruh lagi, mereka segera menyerbu apa yang dibawa Ayu. Tak perlu waktu lama semuanya tebas, tak tersisa.

“Segeeerrrrr… lega rasanya. Alhamdulillah,” ucap Michel.

“Andai masih ada lagi…,” ucap Lisa sambil senyum-senyum, membayangkan hidangan itu ada di hadapannya.

“Iya deh.” Yosep pun berdiri. Dia juga menginginkannya lagi. Mungkin tambahan satu teko es lemon tea akan bisa mengusir haus dan panas yang mereka rasakan.

“Ayu, bantu aku,” ajak Yosep.

Ayu pun beranjak mengikuti langkah Yosep menuju ke dapur tanpa prasangka apapun. Yosep pun mengambil buah-buahan dari dalam kulkas. Biarlah ayu yang mengupas nya. Sementara dia menyiapkan lemon tea-nya. Tak lama ia pun selesai.

Sejenak ia memperhatikan Ayu. Dari mana pun ia melihat, Ayu terlihat manis di matanya. Tak salah bila dia jatuh cinta. Dia bersyukur sekali ketika mama Helena begitu welcome pada Ayu. Dia semakin yakin dengan pilihannya dan hasrat hatinya.  

“Ayu…”

Dia pun memeluk Ayu dari belakang. Ya… hanya sekedar memeluk saja, tak ada maksud apa-apa. Namun tetap saja membuat Ayu risih.

“Jangan peluk-peluk. Aku kesusahan mengupas buah-buahannya, nih,” ucap Ayu mencoba melepaskan diri.

Namun karena pelukan Yosep begitu erat, ia pun kesulitan melepaskannya.

“Lepas, nggak!” Ayu mulai tegas dengan mengangkat pisaunya. Namun Yosep tak juga mau melepaskannya.

“Kenapa memang?” kata Yosep menggoda.

Dia hanya ingin bermain-main sebentar dengan Ayu. Mumpung mereka sedang berdua, teman-teman sedang sibuk belajar di ruang ruang tamu yang jauh dari tempat mereka berada, tak apa-apa jika ia menggoda Ayu sejenak.

“Aku nggak suka,” ucap Ayu sambil memukul tangan Yosep dengan ganggang pisau. Saat ini dia sudah benar-benar marah.

Melihat raut wajah Ayu yang memerah, membuat Yosep semakin ingin mempermainkannya.

“YOSEP!” teriakan mama Helena yang amat keras, seketika Yosep menghentikan keinginannya. Dia pun segera melepaskan Ayu.

Ayu pun segera kabur dengan membawa teko dan buah-buahan yang telah dikupasnya, meninggalkan Yosep yang kena marah oleh tante Helena. Yeach, syukurin….

“Bagaimana pacar Yosep kali ini, cantik kan?” kata Yosep dengan tersenyum bebas seperti tanpa beban.

“Pacar?” Helena terperanjat sampai-sampai dia pun mundur. Hampir saja dia jatuh. Untung saja ada tangga yang bisa ia gunakan untuk berpegangan.

“Mama… mengapa mama pucat begitu?” tanya Yosep bingung.

“Apakah kamu sudah menyentuhnya seperti pacar-pacarmu yang lain?”

“Mama, jangan berkata seperti itu. Aku tak pernah menyentuh pacarku. Mama curiga amat banget, sih. Kecuali kalau mereka mau," jawab Yosep dengan sedikit kesal.

Yosep menjelaskan dirinya secara gamblang, membuat Helena agak syok. Selama ini dia telah berusaha mendidik putranya dengan baik agar jangan sampai meniru perbuatan papanya dulu.

Pengalaman masa lalu mengajarkan pada dirinya, bagaimana keadaan dirinya yang hamil di luar nikah dan tidak mendapatkan pengakuan dari si pembuat ulah, membuat dirinya terpuruk dan sengsara.

Jangan sampai sifat dari Antonio menurun pada putranya. Namun sayang, dia lihat Yosep sering jalan bareng dengan perempuan. Kalau ditanya, dia bilang dia hanyalah teman.

Terlalu sering menggandeng wanita dan sering berciuman mesra, membuat dirinya was-was. Jangan-jangan nanti ada setan lewat.

Apa perlu ia bilang ke suaminya agar menarik kembali fasilitas yang diberikannya. Dengan begitu dia tak sembarang membawa perempuan. Bagimana pun juga, jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan seperti yang terjadi pada dirinya dulu, pasti yang menderita perempuan dan anaknya.

Sebagai Mama, ia hanya berdoa yang terbaik untuk putranya.

“Mama tanya sekali lagi. Tolong jawablah dengan jujur.”

“Tanyalah Ma,” kata Yosep degan mode yang tak bisa diartikan. Antara bingung dan penasaran, ia menunggu kata-kata mama Helena dengan sabar.

“Kamu belum menyentuhnya, kan?”

“Belum, Ma. Mana berani Yosep melakukan itu."

 “Syukurlah kalau begitu. Jangan sekali-kali kamu punya pikiran yang aneh-aneh pada Ayu!”

“Mengapa, Ma?” tanyanya penasaran.

“Kalau dibilang jangan, ya jangan. Titik!” kata Helena menegaskan.

1
Mike Shrye❀∂я
mampir akak.
mampir juga di karya aku ya🤭
partini
lanjut Thor,aku berharap perjodohan ayu ga ada Thor di ganti yg lain
partini
good story 👍👍👍👍
Hania
iya kakak.
cuman akan aku persingkat.

sayang kalau tak ku teruskan tulisan ini.

biar deh, walaupun tak lulus review.
yang penting selesai dulu.
Hania: terima kasih kk🙏
total 3 replies
partini
Thor ini dari awal lagi yah,,kemarin kan ayu udah di jodohin biarpun sama ayah dika saling mencintai
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!