Adhitama Daniyal Dharmawangsa terpaksa harus menikah dengan Auristela Clara salah satu ART di kediamannya karena sebuah salah paham, bagaimanakah kehidupan pernikahan mereka kedepannya, apakah berjalan dengan lancar atau berakhir ditengah jalan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara Amelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masih Memikirkan
2 tahun setelah lulus kuliah mereka menikah, lalu Ny.Ratna ikut suaminya tinggal di Jakarta.Dan Doni mulai merintis usahanya mendirikan sebuah hotel sampai hotel Dharmawangsa menjadi berkembang dengan sangat pesat dan namanya menjadi besar.
"Kalau begitu Oma bilang saja ke Tuan Tama untuk mengajak Nona Clara ke sini dan menginap beberapa minggu."Saran Reza.
"Baiklah, semoga saja Tama mau mengajak Clara ke sini dan menginap.Tadi Oma juga sempat tanya ke Tama kenapa istrinya tidak diajak ke sini juga, Tama bilang kalau dia ke sini itu ada urusan pekerjaan makanya dia tidak mengajak istrinya."Ucap Oma Putri.
"Begitu ya, tapi Oma harus berhasil membujuk Tuan Tama untuk mengajak Nona Clara ke sini.Supaya Oma bisa bertemu dengannya dan menghabiskan waktu bersama, seperti memasak, menonton televisi dan lain-lain."
"Tentu saja, nanti Oma akan membujuk Tama."
Reza pun mengangguk.
Terlihat Tama keluar dari kamar dengan tuxedo hitam yang melekat sempurna di tubuhnya, dipadu dengan kemeja putih polos, celana hitam, dasi kupu-kupu hitam dan juga sepatu hitam yang terlihat sangat mengkilap.
"Cucu Oma ganteng banget."Puji Oma Putri saat melihat Tama.
"Aku sama Reza pergi dulu ya Oma."Pamit Tama berjalan mendekati Oma Putri lalu mencium tangannya, diikuti Reza.
"Iya, hati-hati di jalan."Ucap Oma Putri tersenyum, Tama hanya mengangguk.
Tama dan Reza segera pergi menuju halaman depan, Reza masuk ke dalam mobil bagian kemudi sementara Tama duduk di samping Reza.
Reza segera melajukan mobilnya menuju hotel Cavinton, sepanjang perjalanan Tama hanya diam.
"Tuan, apa Anda baik-baik saja?"Tanya Reza menoleh sekilas ke arah Tama, karena selain Tama hanya diam saja tidak bicara apapun dia juga murung dan terlihat memikirkan sesuatu.
"Kenapa kamu bertanya seperti itu?"Tanya balik Tama.
"Yaaa karena saya lihat Tuan Tama seperti sedang memikirkan sesuatu, dan juga dari tadi hanya diam saja tidak bicara apapun."
"Perhatikan saja jalan di depan, fokus mengemudi."Ucap Tama, Reza hanya menghela napas lalu dia tidak berbicara lagi.
Tak lama kemudian
Tama dan Reza sudah sampai di hotel Cavinton, mereka kaluar dari dalam mobil lalu berjalan memasuki hotel.Saat mereka masuk, di sana sudah ada banyak orang yang datang, yang pastinya terdiri dari rekan kerja, teman dan yang lainnya.
"Selamat malam, mari silahkan."Ucap Arsyad saat melihat Tama dan Reza, mereka melangkah masuk lebih dalam lagi ke hotel.
"Dekorasinya sangat bagus."Ucap Reza sambil melihat ke sekeliling.
"Terima kasih banyak."Ucap Arsyad tersenyum.
"Aahh kamu sudah datang Tama, ada Reza juga."Sapa Pak Haidar, Tama bersalaman dengan Pak Haidar dan diikuti Reza.
"Apa saya terlambat?"Tanya Tama basa-basi.
"Tentu saja tidak, acaranya baru akan dimulai."Jawab Pak Haidar, Tama hanya tersenyum dan mengangguk.
Tak berselang lama acara dimulai dengan sambutan dari Pak Haidar lalu dilanjutkan ke acara berikutnya, sampai kepada saat pemotongan kue.
Pak Haidar dengan senyum mengembang itu pun memotong kue setinggi 1,3 meter itu, para tamu yang hadir bertepuk tangan, dan acara berjalan dengan lancar dan juga meriah.
Semua orang bersenang-senang dan menikmati pesta itu, tapi tidak dengan Tama.Dia duduk sendirian di salah satu kursi yang berada di pojok, dia masih memikirkan mimpinya tentang Vera.
Mimpi itu benar-benar terasa nyata, senyuman Vera, tatapannya, suara yang keluar dari mulutnya, dan juga pelukannya.
"Hai, boleh aku duduk."Ucap sebuah suara tiba-tiba.Tama menoleh ke sumber suara, terlihat Arsyad berdiri di hadapannya.
"Ya, silahkan duduk."
Arsyad tersenyum dan menarik kursi yang ada di hadapan Tama lalu duduk.
"Semua orang merasa bahagia dan menikmati pesta ini, tapi sepertinya tidak dengan kamu Tama.Ada apa, apa kamu sedang ada masalah?"Tanya Arsyad.
"Tidak, hanya saja aku.........aku sedikit pusing, yaahh kepalaku sedikit sakit."Jawab Tama berbohong.
"Astaga, kalau begitu istirahat saja.Ayo, akan aku antar ke salah satu kamar yang ada di sini."Ucap Arsyad berdiri dari duduknya.
"Tidak, tidak perlu."Ucap Tama ikut berdiri dari duduknya."Itu akan sangat merepotkan, aku akan pulang saja dan istirahat di rumah."
"Pulang ke Jakarta?"Ucap Arsyad.
"Tidak, aku menginap di rumah Oma ku yang tidak jauh dari sini, sekitar 45 menit an."Jawab Tama.
"Oohh begitu, yasudah kalau begitu pulang dan istirahatlah.Aku ucapkan terima kasih banyak kamu mau datang ke sini walaupun sedang sakit."
"Sama-sama, ngomong-ngomong dimana Om Haidar.Aku akan pamitan sama dia."
"Ayo aku antar, aku tadi sempat melihatnya berbicara dengan Reza dan beberapa orang lainnya."Ucap Arsyad.
Merekapun pergi menemui Pak Haidar.
"Pa, Tama mau pamit pulang."Ucap Arsyad saat sudah berdiri di dekat Papanya, Pak Haidar menoleh ke arah Arsyad lalu menatap Tama.
"Pulang, pesta baru saja dimulai.Ayolah nikmati dulu pestanya, lihatlah Reza sangat menikmati pesta ini."Ucap Pak Haidar.
"Tama sedang tidak enak badan Pa."Ucap Arsyad.
"Benarkah, tapi sepertinya tadi Tuan Tama baik-baik saja.Yaa walaupun tadi saat di perjalanan menuju ke sini Tuan Tama banyak melamun."Sahut Reza.
Tama melotot ke arah Reza, Reza yang bingung kenapa Tama melotot kepadanya itu pun pura-pura tidak lihat.
"Yasudah tidak apa-apa, kamu pulang dan istirahat ya.Terima kasih karena sudah bersedia datang ke sini."Ucap Pak Haidar.
"Sama-sama, kalau begitu saya sama Reza pulang dulu."Ucap Tama menyalami Pak Haidar dan Arsyad, diikuti Reza.
Tama dan Reza segera pergi dari sana.
"Tuan, Anda sakit apa.Kenapa saya tidak tahu?"Tanya Reza.
"Diam, jangan banyak tanya.Kita pulang sekarang."Jawab Tama, Reza hanya menghela napas.
Tuan Tama ini kenapa sih, padahal tadi pestanya seru.Eehh malah ngajak pulang, huhh'Batin Reza'
Akhirnya merekapun pulang, tentu saja dengan Reza yang mengemudi.
Sama seperti saat tadi berangkat menuju hotel Cavinton, sekarang pulang dari hotel Cavinton pun Tama hanya diam dan melamun.
Sebenarnya Tama senang bisa menghadiri acara ulang tahun hotel Cavinton, apalagi Pak Haidar dan Arsyad jauh-jauh datang ke hotel Dharmawangsa untuk mengundang Tama.
Tapi karena tadi Tama mimpi bertemu dengan Vera, dia terus kepikiran dan hanya melamun.Jadi dia memutuskan untuk pulang saja dan melamun di kamar.
Suasana hati Tama sedang tidak baik, jadi dia sama sekali tidak menikmati pesta tadi bahkan minum segelas jus pun tidak.
Di kediaman Dharmawangsa
Ny.Ratna dan Clara sedang makan malam dengan hening.