NovelToon NovelToon
Tantrum Girl

Tantrum Girl

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintamanis / Teen School/College / Basket
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Daisyazkzz

⛔ jangan plagiat ❗❗
This is my story version.
Budayakan follow author sebelum membaca.

Oke readers. jadi di balik cover ungu bergambar cewek dengan skateboard satu ini, menceritakan tentang kisah seorang anak perempuan bungsu yang cinta mati banget sama benda yang disebutkan diatas.
dia benar-benar suka, bahkan jagonya. anak perempuan kesayangan ayah yang diajarkan main begituan dari sekolah dasar cuy.
gak tanggung-tanggung, kalo udah main kadang bikin ikut pusing satu keluarga, terutama Abang laki-lakinya yang gak suka hobi bermasalah itu.
mereka kakak-adik tukang ribut, terutama si adik yang selalu saja menjadi biang kerok.
tapi siapa sangka, perjalanan hidup bodoh mereka ternyata memiliki banyak kelucuan tersendiri bahkan plot twist yang tidak terduga.
salah satunya dimana si adik pernah nemenin temen ceweknya ketemuan sama seseorang cowok di kampus seberang sekolah saat masih jam pelajaran.
kerennya dia ini selalu hoki dan lolos dari hukuman.

_Let's read it all here✨✨

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daisyazkzz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

•Ditolak•

"terus...aku ditolak!! Seorang Zyle ditolak!!!"

"ya, terus?"

"hei, kau dengar gak sih? kenapa gak ikut nangis?!"

Rujing terus mengunyah Taiyaki yang dibawa Zyle dengan santai. "kenapa nangis? Taiyaki nya enak."

Zyle tambah menangis, dramatis.

Rujing cuma duduk di kasur memandanginya dengan tatapan heran setengah ingin tertawa. Bisa-bisanya Zyle galau karena masalah percintaan. ia pikir Zyle yang sengklek ini gak akan peduli soal itu. "iya iya...memang seberapa hebat sih orang itu?.."

Zyle tersentak, duduk tegak, "dia!...dia hebat banget....tapi aku enggak!! Zizi enggak...."

"itu nggak menjawab pertanyaanku, dasar. Ayo olahraga saja biar galaumu itu hilang." ajak Rujing.

Zyle malah lanjut ngomong lagi, "dia bilang, aku sih gak mau sama yang pecicilan!!" sambil mengingat candaan Devano waktu itu.

pecah sudah tawa Rujing. Sampai bengek memegangi perut. "HAHA!! Aduh... maaf-maaf.."

"namanya Devano.."

Rujing seketika berhenti, "D-devano? dosen pembimbing kita??!"

"iya." angguk Zyle kalem.

"kamu gila? Bercanda kan?" Rujing langsung terbawa perasaan. "iya kan? Bukan beliau kan?"

"memangnya aneh ya?" Zyle malah balik bertanya heran. "memang aku sebegitu nggak pantasnya?"

Alhasil dia lanjut nangis. Rujing jadi salah tingkah berusaha menghibur. "bukan begitu maksudku. aku cuma kaget, serius kamu mengenal beliau?"

Zyle mengangguk lemas. "iya...dia kakak kelasku dulu saat sekolah."

"wah, ini gila. Aku kaget. Jadi....kenapa tidak dari dulu kamu menyatakan perasaan?" Rujing berdecak.

"itu....aku nggak tahu."

Rujing mendekat lagi, "Zyle, hati-hati. Jangan terlalu menunjukkan kedekatan kalian di depan umum. Banyak yang mengincar si dosen itu. Kamu pikir dia tenang-tenang saja selama ini? beberapa diantara mahasiswi pernah mencandainya yang tidak-tidak."

"Memangnya boleh begitu?"

"tentu tidak. Oh iya, apa kamu tertarik ikut organisasi kampus?"

"nanti aku pikirkan."

***

Keesokan harinya, Zyle kembali masuk kelas seperti biasa. Sialnya ia terlambat lagi karena mengikuti acara pertunjukan skateboard di jam delapan pagi. Dengan setelan sweater oversize abu dan sepatu semata kaki pink fanta gadis itu masuk sambil menunduk. malu, apalagi matanya agak sembap bekas galau semalam.

Devano menatapnya dari depan kelas, namun tak menunjukkan ekspresi di balik masker. Hanya keluar teguran tegas.

Zyle merasa bersalah. Sepanjang mendengarkan suara Devano yang begitu datar dan menggema, ia iseng menggambar di sebuah note kecil.

kelas pun selesai beberapa jam kemudian. Zyle memandangi resah sosok Devano yang biasa langsung keluar kelas. Lagi-lagi ia terpikirkan ucapannya..."aku sudah punya orang yang disuka."

Gadis itu mengacak rambut. Sebal. matanya menyapu sekeliling. kira-kira perempuan mana yang bisa menarik perhatiannya? Siapa? Dan dimana?

"Zyle."

"Zyle!"

"oh? Najinu...sori. Aku melamun." spontan Zyle. "kenapa?"

Najinu tersenyum memegangi ujung ransel Zyle. "tahu nggak? Aku ditawari masuk agensi model!!" ucapnya bersemangat.

"hebat. kamu memang pantas." timpal Zyle, terlanjur kebawa mood. "selamat ya."

Najinu tampaknya tak puas dengan reaksi terbatas seorang Zyle. Ini tidak sesuai harapan. "kau sakit?"

"nggak. Aku kesal."

"siapa yang menyakitimu? Mau aku balaskan?"

"oh, yang benar saja. Kita bukan anak TK." seloroh Zyle. "Aku mau ke asrama..."

"biar aku antar!"

"tak usah."

Penolakan tegas itu membuat Najinu berhenti mengikutinya. Memandangi sosok Zyle yang benar-benar kelihatan sedang tak ingin di dekati siapapun. Mungkin dia....

Zyle melangkah lungai sampai di depan bangunan. Melihat ada bangku di bawah pohon rindang, gadis itu langsung duduk sendirian.

padahal ini baru awal belajar....tapi aku merasa selalu..tidak fokus. Sial. Kenapa semuanya jadi sulit sih?

"Kenapa? apa ada yang mengganggu?"

Zyle menoleh ke sampingnya. Mendapati sang dosen pembimbing ikut duduk.

"kacau..." gumam Zyle.

"Dia menyukaimu." ucap Devano.

"siapa?"

"Najinu." Devano menjawil sedikit punggung Zyle dengan jarinya. "dia jelas menunjukkan itu. Kenapa kamu membiarkan dia kecewa?"

Zyle terdiam. Najinu suka padaku? Menunjukkan apa? padahal Devano sendiri juga sama saja. Jelas-jelas aku nggak mau kalau dia....

"Harusnya kamu memberi kejelasan." tukas Devano. "aku paham kamu masih mahasiswi. Tapi..sudah bisa kan menjalani hubungan?"

Mendengar itu Zyle malah ingin marah. Karena menurutnya Devano bicara tanpa tahu keluhan Zyle sendiri.

"kesal? Zyle, kamu sudah dewasa sekarang. Bukan anak sekolah lagi. Jangan terlalu berpikir sempit."

Yang benar saja, ucapan itu langsung menohok perasaan Zyle. Sedangkan Devano terus mengatakannya tanpa ekspresi, hanya lontaran kalimat pedas.

kenapa perlakuannya jadi berbeda semenjak dia disini? Apa karena Ruka? Apa selama ini perlakuan baiknya hanya untuk mengobati rasa rindu pada adiknya itu?

Zyle berdiri, "Devano selalu begini! Kenapa sih selalu marah-marah!! Aku juga udah bisa selesaikan masalah sendiri! Gak perlu diajari!!" entah kenapa keluar jawaban kasar dari mulut kecilnya. Setelah berteriak seperti itu, Zyle segera pergi. Namun membawa perasaan tak enak.

Mungkin dirinya jadi gila. Siapa yang berani berteriak dan membentak seorang dosen? Zyle semakin marah pada dirinya sendiri.

Bukannya membanggakan bunda, lagi-lagi ia membuat masalah.

"kenapa aku yang marah..." Gadis itu rasanya ingin memukulkan kepalanya ke dinding. "bodoh."

Najinu menatapnya dari kejauhan. semua ini kemungkinan karena dosen pembimbing mereka sendiri, Devano itu.

Namun, ada apa?

***

1
Jeremiah Jade Bertos Baldon
Ngangenin
Daisyazkzz: baca terus ya!
total 1 replies
Aono Morimiya
karya ini bikin gue ketagihan baca terus!
Daisyazkzz: makasih💌
jangan lupa baca karya author yang lain juga ya!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!