Victoria Baserra seorang siswi SMA High school tak sengaja bertemu dengan El Ganendra, putra tunggal keluarga Eros, salah satu keluarga ternama dan memiliki impact yang besar. Seiring berjalannya waktu sesuatu hal gelap mulai terkuak.
Sebuah rahasia kelam, terkubur dalam dalam. tak ada yang tahu. hari ini dia berakhir atau justru baru memulai. Apa yang terjadi sebenarnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni Putu Widia Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Vicky keluar dengan langkah tergesa gesa, dengan isi pikiran yang begitu berisik. Bibir nya tak berhenti henti menggerutu kesal. " Bibi ngapain coba, sengaja banget bilang gitu,"
"Pake segala bilang anter jemput, padahal kan gue bisa sendiri. " Gerutu nya berdiri di dekat motor sport milik El.
"Gue gak masalah , kalo harus anter jemput sekolah bareng Lo, " Sahut El tiba tiba.
Baru saja mengeluarkan unek unek nya, tiba tiba El menyahuti ucapan nya dengan nada lembut sekaligus mengkagetkan. Vicky begitu terkejut dan langsung terdiam sejenak, matanya membelalak karena tak menyangka, rupanya El mendengar ocehannya dan langsung merespon keluhan nya secara langsung.
Dan untuk kesekian kali nya Vicky harus menahan segala rasa malu dan kali ini harus menutup mulut nya rapat rapat. " Aduhh, Victoria tahan, ocehan Lo terlalu menyeramkan untuk sekelas telinga dengan pendengaran ekstra," Ucap pikirannya.
"Masih mau berdiri disana?, atau mau sambil ngopi," Ledek El , yang sudah memakai helm dan siap untuk berangkat ke sekolah. Sementara Vicky hanya sibuk berkelahi dengan pikirannya yang berisik.
"Engga. Ini gue mau jalan," Sahut nya sedikit kesal.
Dengan wajah memendam kekesalan dan menyembunyikan rasa malu nya ,Vicky perlahan mulai naik. Seperti biasanya El selalu menawarkan tangan nya sebagai tumpuan gadis itu. Dengan hati hati akhirnya Vicky sudah duduk nyaman di jok mewah dan empuk itu, El mulai menyalakan mesin motornya. Memastikan Vicky sudah siap dan aman, baru ia mulai menancapkan gas motornya dan bergegas pergi.
**********
SMA High school
Mobil Serra sudah tiba di depan gerbang sekolah. Serra membuka pintu mobilnya, dan kemudian turun dengan perlahan. Wajah keceriaan dan gembira sudah terlihat jelas, ia menarik nafas panjang menghirup udara yang masih segar dan asri.
Semakin di perkuat dengan suasana pagi sekolah , suara siswa lain yang berlalu lalang dan kendaraan lain yang silih berganti datang di gerbang sekolah, membuat suasana semakin hidup.
"Saya pergi dulu non," ucap supir pribadi Serra
"Okey pak, hati hati," Sahut Serra dengan senyuman.
Semangat baru dan keceriaan baru, langkah kaki permulaan untuk menuju masa depan yang cerah. Begitulah kata kata yang cukup menggambarkan semangat Serra yang tak pernah padam. Ia melangkah memasuki halaman sekolah, dengan keceriaan dan senyum yang tak pernah memudar.
Ehhhhh, tunggu dulu. Dibalik itu semua sudah jelas ada hal yang tertinggal. Serra mengingat sesuatu, wajahnya langsung berubah drastis. Langkah nya terhenti di satu titik rawan, " Oh iya, pagi ini gue belum kabarin Vicky, dan biasanya dia selalu nunggu gue disini," Jelas nya hampir kelupaan.
"Tapi, udah jam segini. Biasanya tuh anak gak jauh jauh dari titik pertemuan ini," Sorot mata Serra mulai menyapu di sekitar halaman sekolah, tetapi ia tak menemukan batang hidung sahabat karib nya itu.
"Apa gue telpon aja ya, jangan-jangan ketinggalan taksi lagi tuh anak," Terka nya sedikit cemas.
Serra merogoh saku baju nya, meraih ponsel dan menatap layar ponsel beberapa saat. Ia sedang bersiap mengangkat ponselnya untuk menelpon Vicky, namun tiba tiba dari balik gerbang sekolah. Motor melaju cukup cepat , Serra menyipitkan pandangannya, menyoroti nya lebih seksama.
Pandangannya masih nampak kabur dan tidak jelas, ia mengusap kedua matanya dan mulai terlihat jelas. Kali ini dia tidak salah liat, itu adalah Vicky dan yang bersama nya , ia jelas tahu dan ingat. Seseorang pemilik motor itu sudah pasti El Ganendra.
Serra menurunkan ponsel nya mengurungkan niat nya untuk menghubungi Vicky. Ia sedikit syok, namun penuh makna. " Vicky dan Kak El , " Gumam nya penuh arti.
"Wahhhhh, ada udang dibalik batu nih. Tumben banget mereka berangkat bareng. Jangan jangan kak El yang jemput,"
"Wahhhhhh,, seru nih.. Samperin ahhh," dengan nada suara tak sabar.
Serra segera berlari menghampiri Vicky di parkiran motor, ia begitu sumringah sampai tak bisa menahan dirinya lagi. " Vicky,,, " Panggil Serra dengan nada berirama.
Vicky agak syok, tiba tiba gadis ini sudah ada di dekatnya. Apa lagi ditambah dengan suara khas nya. "Serra," Jelas nya sedikit terkejut.
Mata Serra tak habis habis tersenyum, ia merasa greget melihat keduanya berangkat bersama. Ia bahkan menggoyang goyangkan tubuhnya perlahan, menaik turunkan kedua alisnya pada Vicky. Sembari menunjuk ke arah El yang masih meletakkan helm nya.
Vicky tak mengerti dengan kode atau mimik wajah ini. El menoleh, ia melihat Serra yang sejak tadi sudah senyum senyum dan heboh sendiri. "Pagi kak El, " Sapa nya melambai lambai gemas.
"Pagi," Sahut nya cukup datar.
"Matahari cerah banget ya sekarang, sampe energi nya tuh nular. Apa jangan-jangan mau ada pelangi yang muncul," Ucap Serra tersenyum senyum.
Vicky melirik malas, tubuhnya seketika bergidik geli mendengar ucapan Serra yang berlebihan. Ia menghela nafas dalam, curiga musibah apa lagi kali ini yang akan menghantam pertahanan dirinya yang hampir ambruk.
El tersenyum bingung, ia mengusap leher nya perlahan. Sambil menahan segala rasa yang timbul pagi hari ini. Ia bahkan tak mengerti itu teori apa, atau bahkan kata kata jenis apa.
"Ngomong ngomong kapan ada kabar bahagia atau surprise gitu?. " Ceplos Serra menggebu gebu.
"Siapa yang ulang tahun?," Sahut El serius.
"Ohhh, bukan gitu kak. Maksudnya, kabar itu ,"
Goda Serra pada keduanya.
Vicky menatap dengan penuh ekspresi tanya, namun kata kata nya disampaikan secara halus lewat kode, ia mengangkat alis dan bertanya apa maksudnya.
Serra merespon nya dengan cepat, ia membalas nya dengan tatapan mengarah pada El dan diri Vicky sendiri. Sedikit berpikir, dan akhirnya ia mengerti maksud dari temannya itu. Vicky langsung menajamkan pandangannya, rahang nya mulai mengeras dan dia juga memberikan kode tangan itu tidak melanjutkan pembicaraan ini.
Ditengah ketegangan Vicky dan keisengan Serra. Datang dua siswa laki laki dengan membawa motor sport masing masing. Mereka memarkirkan motornya tepat di belakang Serra, mengetahui posisi nya tidak pas, Serra langsung minggir dan pindah di samping Vicky.
Deru suara motor sport yang gagah, suara mesin mengaum halus saat mereka memarkirkan motornya. Deru suara dari motor Devan dan Adit. Di samping mereka, El sudah lebih dulu datang. Keduanya segera turun dari motor dan berjalan menghampiri temannya, Adit langsung menyapa ramah. " Hey, bro ternyata Lo udah sampe duluan," Terka Adit , mereka saling menyapa dengan TOS tangan khas keduanya.
"Iyaa, seperti biasa," sahut El menyapa kembali.
Pandangan mata Adit sedikit beralih ke arah kiri El, terlihat dua gadis berdiri disampingnya. Adit menghayati pengeliatannya, ia terciduk melihat kedua gadis ini dari bawah sampai atas.
"Mereka ngapain?," Tanya Adit kepo.