NovelToon NovelToon
Brondong In Love

Brondong In Love

Status: tamat
Genre:Berondong / Tamat
Popularitas:174.5k
Nilai: 5
Nama Author: hermawati

Kebaikan hatinya di masa lalu, membuatnya dikejar-kejar oleh lelaki yang jauh lebih muda darinya.

Apa yang harus dirinya lakukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hermawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Salah Ukuran

21+

Mohon dilewati jika tak nyaman.

Jangan lupa tinggalkan jejak.

Happy reading.

Hasya mulai merasakan panas, beberapa kali ia mengibaskan blazernya, "Kok panas ya! Kepala aku agak pusing," keluhnya.

Olsen yang sedang merangkul pundak, mantan pancarnya, tanpa wanita itu sadari, menyunggingkan senyumannya, ia tak menanggapi keluhan itu, karena justru itu yang ia harapkan.

Tak ada lagi pembicaraan diantara mereka, hingga keduanya sampai di parkiran, Olsen melangkah menuju mobilnya, lalu membukakan pintu untuk wanita itu, bahkan memasangkan seat belt.

"Ini mobil siapa?" tanya Hasya, ketika Olsen mulai mengemudi.

"Mobil akulah, kenapa emang?" tanyanya balik.

"Oh ya, kamu aja pasien VIP ya, pasti orang tua kamu kaya, wajar sih anak sekolah kayak kamu, sampai punya mobil," sahut Hasya bermonolog.

Tak ada tanggapan apapun dari Olsen, lelaki itu tengah berkonsentrasi mengemudi, berbeda dengan Hasya yang mulai terlihat gelisah.

"AC-nya mati atau gimana sih? kenapa Panas banget?" tanya Hasya mulai berkeringat.

"Nyala kok, lihat tuh,"

"Tapi kok panas ya!"

Tak tega, Olsen memberikan air mineral miliknya, Hasya menerimanya dan meminumnya hingga tandas.

"Kok gatel sih, duh...," keluhnya lagi, terlihat jelas, wanita itu mulai tak nyaman.

Olsen mengentikan mobilnya di parkiran depan minimarket, untuk membeli sesuatu, "Tunggu sebentar, ada yang mau aku beli,"

Hasya tak menanggapi, wanita itu sedang sibuk dengan keanehan yang terjadi pada tubuhnya.

Tak lama Olsen kembali, setelahnya ia mengemudikan mobil,

"Kamu beli apa?" tanya Hasya heran, remaja itu terlihat tak membawa apapun.

Olsen menoleh, "Ada dikantong, entar kamu juga lihat,"

Hasya terlihat makin gelisah, wanita itu bahkan meminta Olsen, untuk menurunkan suhu AC mobil.

Mobil berhenti didepan sebuah rumah, Olsen turun untuk membuka pagar juga garasi, dan langsung kembali untuk memarkirkan mobilnya.

Hasya sudah melepaskan blazer-nya, sepertinya wanita itu benar-benar kepanasan, keringat terlihat di pelipisnya.

Olsen membukakan pintu mobil dan menuntun wanita itu untuk mengikutinya, menaiki tangga.

"Ini rumah siapa?" tanya Hasya setelah dipersilahkan duduk di sofa.

"Rumah aku," jawab Olsen singkat, lelaki itu mengambil bir kalengan dari kulkasnya, meminumnya setengah, lalu melangkah menuju sofa dan duduk di samping wanita itu.

Hasya menyeka keringat yang terus mengalir dari pelipisnya, wanita itu juga duduk dengan gelisah, "AC-nya belum nyala ya, kok gerah banget sih,"

Olsen mengambil remote AC, dan menyalakannya, "Udah tuh," ujarnya duduk bersandar sembari melepaskan satu persatu kancing kemejanya.

Hasya menelan saliva-nya, saat melihat lelaki disebelahnya, sedang melepas kemejanya, memperlihatkan tubuh atletisnya, ia benar-benar merasa tak nyaman.

Olsen tersenyum sinis, "Kamu kenapa mau aku ajak kesini?" tanyanya.

"Aku nggak nyaman tadi, selain berisik, pemandangan di sana buat aku muak," jawab Hasya jujur.

"Kenapa nggak pergi sama pacar kamu? Bukankah seharusnya kamu bersama dia?"

Hasya diam tak menjawab, "Kamu apa kabar? Udah lama kita nggak ketemu," ia mencoba mengalihkan pembicaraan.

Olsen membasahi bibir dengan lidahnya sendiri, lalu memainkannya didalam mulutnya, "Kayaknya telat deh nanya kabar aku sekarang," sindirnya.

Hasya salah tingkah dibuatnya, "Maaf telat banget ya!" sahutnya canggung,

"Ada satu hal yang ingin aku akui sekarang," Olsen membuka kancing celana hitamnya, "Kalau kamu ingin pergi, aku persilahkan sekarang, mungkin aku bisa bantu kamu panggilkan taksi, tapi jika kamu mau tetap disini, maka selamanya, aku akan mengikat kamu di sisiku, aku tak peduli, walau kamu telah menjadi milik orang lain, jadi...," Ia menunggu reaksi dari Hasya, tapi wanita itu justru semakin gelisah, tangannya bahkan telah berada di bagian bawah tubuhnya, "Aku mencampurkan sesuatu di minuman kamu, jadi jika kamu ingin menghilangkan kegelisahan kamu, maka kamu harus segera berhubungan intim dengan pasangan kamu, jadi aku sarankan, telepon pacar kamu sekarang juga,"

Hasya terkejut, wanita itu melebarkan matanya.

Olsen menyunggingkan senyumannya, "Kamu udah aku kasih waktu selama tujuh puluh dua hari, untuk menjaga jarak dan lari dari aku sejauh-jauhnya, tapi kamu malah menghampiri aku, jadi menurut kamu, apa yang harus aku lakukan pada kamu?"

"Kenapa kamu lakukan ini sama aku? Apa salah aku ke kamu?" Hasya berdiri dari tempatnya, meskipun rasanya semakin tak nyaman.

Olsen ikut berdiri, ia menunduk untuk mensejajarkan diri dengan wanita dihadapannya, "Salah kamu, adalah tidak lari saat bertemu aku, harusnya kamu lari sejauh mungkin, dan berpura-pura tak mengenal aku, kalau sudah begini, salah siapa,"

Olsen mulai mengendus sekitar area leher, dan sedikit meniupnya, perbuatannya, membuat wanita itu melenguh, "Kalau kamu tidak segera menuntaskan hasrat, bisa-bisa kamu berakhir..., morto,"

Hasya bingung, ia tak bisa mengendalikan dirinya, bagian bawahnya terasa gatal dan mulai keluar cairan, yang membuatnya semakin gelisah.

Tanpa pikir panjang, ia berjinjit dan mencium bibir lelaki jangkung itu, Olsen menatap mantannya sinis, tapi tetap membalas ciuman itu.

Hasya menciumnya terburu-buru, berhenti untuk melepaskan kain yang menempel ditubuhnya sendiri.

Sementara Olsen hanya diam, melihat apa yang dilakukan wanita itu, ia teringat sesuatu, ia mengambil ponselnya, lalu menyalakan mode video.

Olsen duduk bersandar di sofa, Hasya mulai mendekatinya dan duduk di pangkuannya lalu mencumbuinya.

Tangan kiri Olsen memegang ponsel, guna merekam apa yang dilakukan wanita itu, saat lidah itu menjil*ti nip*l miliknya, Olsen memejamkan matanya.

Lelaki itu tengah menahan hasratnya mati-matian, agar tak menyerang balik wanita yang ada di pangkuannya.

Nyatanya, hanya hitungan menit, Olsen tak bisa lagi menahannya, ia melemparkan ponselnya asal.

Ia mengangkat Hasya, dan menidurkannya di sofa, Ia mengambil sesuatu yang tadi dibelinya di minimarket, satu kotak pengaman dengan merek ternama.

Ia memasangnya sendiri, tapi kemudian ia mengumpat kesal, ia salah beli, ukurannya terlalu kecil untuknya.

Persetan dengan pengaman, jika wanita itu hamil, malah bagus, artinya ia bisa memiliki Hasya selamanya.

Masalah keuangan bukan kendala untuknya, meskipun usianya masih muda, tapi saldo tabungannya, bisa menghidupinya untuk beberapa tahun ke depan.

Meskipun ini bukan pertama bagi Hasya, tetap aja wanita itu menjerit, saat sesuatu yang keras menembus intinya.

Olsen melakukannya dengan keras, rasanya ia ingin mengungkapkan amarahnya saat ini, bagaimana tidak, usaha mati-matiannya untuk move on dari mantannya, berakhir sia-sia.

Ia ingat bagaimana, melalui tujuh puluh dua hari yang menyiksanya, ia bahkan sampai berkunjung ke rumah pamannya di Amerika, belum lagi, saat ia berhibernasi di rumahnya seminggu full dan menghindari teman-temannya.

Benar-benar sialan, lihat saja, jika setelah ini Hasya menyia-nyiakannya dan membuangnya, ia akan berbuat diluar nalar.

Jangan dipikir Olsen masih remaja, wanita itu bisa berbuat seenaknya, kehidupan sulit yang pernah dilaluinya, mendidiknya secara alami untuk berjuang lebih keras demi mendapatkan sesuatu, tak peduli apapun.

Olsen masih terus menggerakkan pinggangnya, tak peduli jika wanita dibawahnya sudah mencapai puncaknya.

Ingat saat sore tadi, ia terjebak macet karena hujan mengguyur ibukota, ia berjanji pada dirinya, jika bertemu dengan mantannya, maka ia akan menggauli wanita itu sepanjang malam.

Tak cukup di sofa ruang tamu, mereka juga melakukannya di meja makan, di tangga menuju lantai tiga dan berakhir di ranjang, andai Hasya tak pingsan, mungkin ia benar-benar akan melakukannya hingga pagi.

1
Mareeta
selamat kamu adalah pembacaku paling peka, ada satu tokoh yang lintas cerita. Dan suatu saat akan aku buat sendiri
Dhia Tazkhia
mbak sari d anggita ada d sini jg ya hehee
secret 🌪️
ceritanya seru alurnya ga muter"🥰🥰🥰🥰
Sulaiman Efendy
DTG BULAN TUH SI HASYA...😁😁😁😁😁
Sulaiman Efendy
TERNYATA RUDOLF BKN AYAHNYA OLSEN, TPI KMBARAN AYAHNYA..
Sulaiman Efendy
MMG IBLIS TU RUDOLF... KNP GK OLSEN HABISI TU ORG TUA IBLIS SPRTI RUDOLF
Sulaiman Efendy
UDAH LO YG NGAJAKIN HASYA KE CLUB, MLH LO NYALAHIN HASYA
Sulaiman Efendy
SEMOGA BUNTING SI HASYA..
Sulaiman Efendy
UNTUNG BRTEMU OLSEN, KLO PRIA HIDING BELANG HABIS LO.
Sulaiman Efendy
PANTAS ANUT SEX BEBAS, TENYATA DARI KLUARGA BRANTAKN YG TK TAU AGAMA, BAHAYA SI HASYA BRGAUL SAMA NOVI, KNP GK SMA AMALIA YG SDH JDI SDR..
Sulaiman Efendy
RAJIN SHOLAT, BERGAUL DGN NOVI, DN UDH DIPERAWANIN OLSEN, SKRG HASYA MLH SPERTI WANITA JALANG
Sulaiman Efendy
JDI BENCI DGN TOKOH HASYA...
WANITA MALU PACARAN DGN BRONDONG, TPI PACARAN DGN OM2 YG SEUSIA BPK NYA GK MALU, BHKN JDI SUGAR BABY TU OM2..
PRIA BRONDONG GK PRNH MALU PACARAN DGN WANITA DEWASA
Sulaiman Efendy
YG JELAS SELAIN DOSA ZINAH, WANITA SGT DIRUGIKN, LKI2 GK ADA BEKASNYA, KLO WANITA, SELAIN HILANG PERAWAN, RESIKO KLO HAMIL
Sulaiman Efendy
WADUHHH OLSEN, KNP LO ZINAHI DLU SI SASYA, KNP GK TUNGGU SAH
Sulaiman Efendy
NAMANYA JUGA TURUNAN BULE SYA
Sulaiman Efendy
SEBENARNYA OLSEN KURANG SAYANG DARI ORG TUANYA, TERUTAMA DRI IBUNYA YG TLH MNINGGAL, JDI DGN SASYA YG DEWASA DIA INGIN DPTK. KASH SYG ITU
Sulaiman Efendy
DIKERJAIN LO SYA😁😁😁😁
Sulaiman Efendy
Luar biasa
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Sulaiman Efendy
BISA JADI SASHA ADALAH HASYA
Sulaiman Efendy
AYO SEN, PEPET TRUS SI HASYA..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!