Dihari ulang tahunnya yang ke 23 tahun Marlena Susianti atau yang sering di panggil Lena berharap hadiah spesial dari sang kekasih. Namun ternyata yang dia dapat tidak sesuai apa yang diharapkan. Lena justru mendapati kekasihnya sedang melalui malam panas dengan sahabatnya sendiri, Sherin. Karena kecewa, Lena pun berlari keluar dari apartemen kekasihnya secepat yang ia bisa untuk menghindar dari kenyataan pahit itu.
Rasa kecewa dan sakit hati membuat Lena pun putus asa hingga ia masuk ke sebuah club malam. Terlalu banyak menenggak alkohol membuat Lena akhirnya menghabiskan malam dengan seorang pria tampan yang tidak dia kenal sama sekali.
“Sayang.. Kamu milikku sekarang.”
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nafsienaff, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 21
“Mamah dan papah sudah menyiapkan semua fasilitas untuk pernikahan kalian. Undangan juga sudah di sebar. Kalian berdua hanya tinggal menikah saja. Mamah harap ini tidak akan membuat mamah kecewa di kemudian hari.” Ujar nyonya Smith saat mereka semua termasuk suaminya sedang sarapan bersama di meja makan.
Sherin tersenyum mendengarnya. Berbeda dengan Alex yang berdecak kesal. Alex merasa percuma jika dirinya menolak karena itu sama sekali tidak akan di dengarkan oleh mamah dan papahnya.
“Sherin tidak ingin merepotkan sebenarnya tante, om. Sherin..”
“Sshhtt.. Bukankah ini yang kamu mau? Kamu memberitahu saya tentang kehamilan kamu supaya Alex bertanggung jawab atas janin yang sedang kamu kandung kan?” Sela nyonya Smith yang merasa enggan jika harus mendengarkan basa basi Sherin.
Sherin langsung diam dan menundukkan kepalanya. Kali ini ucapan nyonya Smith yang menyela apa yang ingin Sherin katakan benar benar langsung menusuk ke ulu hatinya. Begitu sakit dan menyesakkan dada.
“Dan untuk kamu Alex. Mamah harap dengan adanya kejadian ini kamu sadar dan berhenti dengan hobi kamu itu. Memainkan wanita bukan sesuatu yang patut kamu banggakan. Cobalah untuk menjadi suami yang baik dan bertanggung jawab.” Tatap nyonya Smith beralih pada Alex. Putra semata wayangnya.
Sementara tuan besar Smith. Pria itu hanya mendengarkan saja. Tentu saja karena pria itu sudah mengambil keputusan dan menyerahkan semuanya pada sang istri tercinta. Dia percaya istrinya bisa mengatur segalanya.
Ya, tuan besar Smith memang begitu sangat mengandalkan istrinya dalam hal kepengurusan tentang Alex. Mulai dari masalah sampai yang terbaik untuk putra mereka. Itu adalah bentuk sebagai penghormatan pria itu pada istrinya yang memang selalu bisa menghandle sesuatu jika sudah menyangkut putra mereka.
Tentang kebiasaan Alex yang suka gonta ganti wanita, tuan besar Smith juga tidak pernah berkomentar. Tentu karena di masa mudanya dirinya juga demikian dan baru berhenti setelah bertemu kemudian jatuh cinta pada nyonya besar Smith hingga akhirnya dirinya berjanji tidak akan melakukannya lagi. Dan itu berhasil tuan besar Smith lakukan. Dia bisa meninggalkan kebiasaan buruknya karena cintanya pada nyonya besar Smith. Hal itu juga yang terbesit di benak tuan besar Smith. Dia juga berharap dengan Alex menikah dan hidup dengan Sherin, Alex bisa berhenti dengan hobinya gonta ganti wanita.
Selesai sarapan, Alex langsung meninggalkan meja makan tanpa berkata apapun. Pria itu merasa tidak perlu mengatakan apapun lagi karena mamahnya sudah mengambil keputusan yang bahkan dirinya saja tidak boleh menolak. Keputusan yang tidak sepertujuan dengan Alex.
Untuk Sherin, mendadak wanita itu merasa takut. Ucapan nyonya besar Smith tadi seolah menegaskan bahwa apa yang dia lakukan dengan menyuruh Alex menikahinya bukan karena nyonya Smith merasa bertanggung jawab atas apa yang sudah di lakukan putra semata wayangnya. Tapi karena maksud lain.
Sherin menghela napas ketika tuan dan nyonya besar Smith juga bangkit dari duduknya tanpa mengatakan apapun padanya. Sekarang Sherin mulai merasa tidak di anggap disana. Keberadaannya seolah hanya bayangan tidak penting yang tidak terlihat.
“Apa aku bisa menghadapi semua ini? Apa aku bisa bertahan dan hidup di tengah tengah mereka?” Sherin bertanya tanya dalam hati. Rasa takut itu membuatnya meragu.
Menikah dengan Alex memang adalah keinginan dengan Sherin. Tapi bukan berarti Sherin bisa menerima jika perlakuan mereka buruk padanya. Sherin tidak bodoh. Dirinya juga tidak mau menderita karena cinta sepihaknya. Sherin ingin hidup bahagia dengan mencintai dan di cintai.
“Apa mamah bisa bertahan dengan ini semua sayang?” Sherin menunduk menatap perutnya yang masih rata.
Saat itu juga Sherin mengingat bahwa hari ini dirinya harus memeriksakan kandungannya ke dokter.
“Ya ampun.. Hampir saja aku melupakannya.”
Sherin menghela napas kemudian bangkit dari duduknya. Ketika hendak melangkah berlalu dari meja makan, tiba tiba suara tegas nyonya Smith yang memanggilnya membuat langkah Sherin tertunda.
“Tante...” Senyum Sherin menatap nyonya Smith yang baru saja mengantar tuan besar Smith untuk berangkat bekerja pagi ini.
“Hari ini kamu ikut saya.. Kita harus membeli beberapa barang yang akan sangat kamu butuhkan. Termasuk susu dan beberapa vitamin yang bagus untuk kehamilan kamu.” Ujar nyonya besar Smith begitu sampai tepat di depan Sherin.
“Eum.. Maaf sebelumnya tante. Tapi hari ini Sherin harus ke dokter untuk memeriksakan kandungan.”
Nyonya besar Smith mengeryit mendengarnya. Wanita itu menghela napas pelan kemudian melipat kedua tangannya di bawah dada.
“Ya sudah kalau begitu. Biar saya antar sekalian kamu ke dokter kandungan. Saya juga ingin tau bagaimana perkembangan calon cucu saya.”
Sherin terkejut mendengarnya. Wanita itu tidak menyangka jika nyonya besar Smith akan mengajukan dirinya sendiri mengantar dirinya ke dokter.
“Tante serius?” Tanya Sherin dengan senyuman bahagianya.
“Saya bukan orang yang suka bercanda Sherin. Lebih baik sekarang kamu bersiap. Saya tunggu kamu di depan.”
Nyonya besar Smith berlalu setelah itu tanpa menunggu jawaban dari Sherin. Wanita yang masih terlihat muda di usianya yang sudah tua itu melangkah dengan gaya elegant nya berlalu dari hadapan Sherin.
“Lihat sayang.. Sepertinya oma akan sangat menyayangi kamu nanti.” Gumam Sherin bahagia sambil mengusap lembut perut ratanya.
Rasa ragu dan takut itu mendadak sirna. Sherin kembali merasa yakin dengan perjuangannya yang sudah setengah jalan itu.
Tidak mau membuat calon mamah mertuanya menunggu terlalu lama, Sherin pun bergegas dari meja makan untuk bersiap. Tidak lupa Sherin juga membawa buku pemeriksaan yang baru di berikan oleh dokter kandungan yang dia percaya untuk menanganinya sebulan yang lalu.
Pagi itu juga nyonya Smith melihat sendiri perkembangan janin dalam kandungan Sherin lewat layar USG. Meskipun memang janin itu belum sempurna terbentuk dan masih terlihat sangat kecil, namun nyonya Smith merasa tenang. Apa lagi mendengar tentang keadaan Sherin yang juga sehat baik baik saja.
Setelah mengantar Sherin ke dokter kandungan, nyonya Smith langsung mengajak Sherin untuk berbelanja. Wanita itu mengajak Sherin untuk membeli baju baru yang pasti akan di butuhkan oleh Sherin nantinya. Selain itu susu hamil juga vitamin yang memang sebelumnya sudah nyonya besar Smith tanyakan pada dokter juga langsung di borong.
“Tante, apa ini tidak berlebihan?” Tanya Sherin menatap semua belanjaannya dan nyonya besar Smith yang sedang di tata di bagasi mobil oleh satpam yang membantu membawakan.
“Demi kebaikan untuk cucu saya tidak ada kata berlebihan Sherin. Kamu terima saja. Dan ingat, jaga baik baik janin dalam kandungan kamu. Karena kalau sampai sesuatu terjadi, kamu akan tau sendiri akibatnya.” Jawab nyonya Smith dengan nada tegas.
Sherin langsung diam. Meskipun baik padanya, namun ucapan nyonya Smith begitu tegas seolah tidak memikirkan perasaan Sherin.
Erlan hbat y,pdhl baby'ny blm staun...tp udh otw yg k 2....🤭🤭🤭