Spin off Satu Malam Nathalie!
Nathalie yang begitu menyayangi Annabelle, anak dari mantan kepala pelayan di Mansion Sturridge ingin sekali menjadikan gadis belia itu sebagai istri sang putra tercinta, Daneesh Rainer Sturridge.
Lalu bagaimana dengan Daneesh sendiri, seorang gubernur muda yang masih belum bisa melupakan mantan kekasihnya sendiri?
Belum lagi perbedaan usia mereka yang begitu ketara?
Kisah cinta Daneesh dan Annabelle akan di tuang dalam Novel Istri Nakal Sang Gubernur.
Happy reading, jangan lupa dukungan kalian semua reader's tersayang!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Prince Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21 - Cup!
Morning
Kediaman Sturridge
"Mi, Papi, Anna pamit ya! Hari ini ada ujian di sekolah!" Anna langsung pamit pada kedua mertuanya setelah turun dari kamar.
Bahkan Annabelle pun langsung membawa dua buah sandwich dan pisang, lalu memasukkan ke dalam tas mungilnya.
Nathalie yang melihat menantunya itu terburu-buru lantas berlari menuju kulkas di dapur, mengambil satu kotak susu kesukaan Annabelle.
Melihat hal itu lantas menghilangkan sedikit kesedihan Annabelle. Dua perempuan beda generasi itu saling berpelukan.
"Hati-hati ya sayang, apa tidak mau menunggu Rain dulu?" tanya Nathalie dan mendapatkan gelengan dari Annabelle, sang menantu.
"Tidak Mi, tadi sudah pamit dengan Om Daneesh. Katanya suruh berangkat dengan supir saja." Annabelle sengaja berbohong kepada mertuanya itu.
Setelah berpamitan, Annabelle keluar dan menaiki mobil putih yang biasa dia gunakan untuk berangkat ke sekolah jika tidak bersama sang suami.
Setahu Annabelle pula, mobil ini adalah hadiah dari Daneesh. Annabelle kini telah duduk nyaman dan langsung berangkat ke sekolahnya.
🍒🍒🍒
Tidak lama dari keberangkatan Annabelle, Daneesh baru saja turun dari kamar, dirinya tidak menemukan Annabelle, hanya sepasang pakaian yang akan dia gunakan telah dipersiapkan oleh sang istri tentunya.
Tapi lagi-lagi saat dirinya turun, Daneesh tidak melihat istrinya berada di meja makan. Lalu dimana gadis itu? Apa dia ada di dapur?
Melihat Daneesh yang terlihat bingung dan seperti mencari sesuatu, Nathalie pun bertanya kepada putranya itu.
"Rain sedang cari Anna, Mi! Anna kemana ya?" tanya Daneesh bingung kepada sang mami.
Nathalie dan Kaisar pun bingung juga mendengar ucapan sang putra. "Annabelle?"
"Iya, Mi. Annabelle, istri Rain. Tadi di kamar tidak ada?" tanya lagi Daneesh.
"Anna bilang tadi sudah pamit kepadamu bukan?" Daneesh mengehentikan gerakan tangannya yang tengah memotong sandwich pagi ini.
Dia langsung meletakkan pisau dan garpu begitu saja. Kemudian mengambil ponsel di sakunya, berniat menghubungi istri kecilnya itu.
Kenapa Annabelle berbohong? Gadis itu mengatakan sudah berpamitan kepadanya tapi nyatanya belum sama sekali! Kenapa merajuknya lama sekali? Tidak bisakah mereka baik-baik saja?
Kenapa pagi-pagi kepala Daneesh sudah berdenyut keras?
Daneesh mencoba menghubungi nomor Annabelle, yang tadinya tidak diangkat kini malah sudah tidak aktif.
"Rainer, kau mau kemana? Sarapanmu belum habis?"
"Rain mau bertemu Anna, Mi. Dia tidak bawa uang saku dari Rain. Anna masih marah dengan Rain, Rain kira Anna ada di sini dengan Mami, tenyata sudah berangkat." jelas Daneesh.
"Kau itu bagaimana sih Rainer! Istri marah begitu tapi kau tidak paham. Annabelle itu masih labil. Dia itu butuh perhatian khusus darimu, bukannya dibiarkan saja.
Apalagi sampai ketemu mantan segala, Mami juga jika jadi Anna akan marah. Bahkan Mami akan banting kau keluar dari rumah ini. Kau tahu bukan jika seluruh kekayaan Sturridge itu atas nama Mami. Awas saja jika kau macam-macam!"
Daneesh diam, dirinya tidak ingin menanggapi lebih apa yang maminya katakan. Dia tidak ingin Nathalie tahu jika Annabelle meminta pisah darinya!
Bagaimana perasaan sang mami jika mengetahui Annabelle yang meminta pisah?
Daneesh tidak sanggup melihat kesedihan di wajah cantik Nathalie!
Setelah itu Daneesh pamit dan mencoba menghubungi Mang Izzat, sopir yang bersama Annabelle. Beruntung sang sopir menuruti dirinya.
🍒🍒🍒
Di sisi lain, Annabelle yang sibuk dengan pikirannya tiba-tiba dikejutkan dengan mobil yang berhenti secara mendadak itu.
"Lho, Mang. Kenapa berhenti? Ban mobilnya bocor?" tanya Annabelle.
"Tidak Non, saya coba cek sebentar," Mang Izzat pun turun dari mobilnya. Annabelle yang menunggu cukup lama pun terherman-herman kenapa dengan mobilnya ini.
Bukankah mobil ini baru?
Daneesh pun tidak mungkin memberikannya mobil rusak, bukan?
Namun, saat Annabelle ingin keluar. Dia sudah melihat mobil ferrari abu yang parkir di depan mobilnya.
Annabelle yang tahu siapa dalang di balik ini semua pun segera berlari, namun dengan cepat Daneesh menangkap tangan sang istri.
"Lepas! Aku mau sekolah! Nanti terlambat!" ujar Annabelle tanpa memandang wajah suaminya.
"Iya, aku antar ke sekolah ya. Kau pun tidak membawa uang saku." jawab lembut Daneesh.
"Lepas!"
"Aku antar ya, aku minta maaf ya," ujar tulus suaminya itu.
Namun ingatan Annabelle masih kuat saat bagaimana Daneesh membentak dirinya tadi malam.
"Kau masih marah denganku? Aku minta maaf, tapi jangan begini. Kau juga tadi tidak pamit kepadaku, lalu berbohong kepada Mami Papi. Kau mau berdosa?" tanya Daneesh.
Kali ini amarah Annabelle menguar hebat, matanya kini memandang tajam netra sang suami jahatnya. Hati Daneesh sakit melihat mata istrinya itu sembab, berkaca-kaca. Tangannya ingin mengulur untuk menghapus air mata itu, namun dengan tegas Annabelle menepis kasar.
Itu membuat hati Daneesh bertambah sakit. Bagaimana bisa dirinya ditolak kasar oleh istrinya sendiri untuk menghapus air mata Annabelle?
"Aku bisa sendiri! Tidak usah perhatian dan sok baik kepadaku! Biar aku yang dosa! Biar Tuhan yang menghukumku langsung! Memangnya istri saja yang bisa dosa! Memangnya suami bentak-bentak istri itu tidak dosa!" Daneesh sadar bahwa Annabelle tengah mengabsen satu-persatu kesalahannya.
Dirinya tahu jika semalam sudah kelewat batas sabar hingga tanpa sadar memarahi bahkan membentak Annabelle.
"Maafkan aku, aku yang salah. Tapi aku antar ke sekolah ya, atau mau aku yang menyusul di mobil satu lagi? Aku hanya ingin memastikan kau aman," Daneesh kini langsung menghapus air mata Annabelle yang terjatuh.
"Jangan menangis lagi, maafkan aku, aku yang salah. " Annabelle menepis lagi. "Memang! Memang Om yang salah! Semua itu salah Om Daneesh!!"
Annabelle langsung masuk ke dalam mobil tanpa memedulikan suaminya. Daneesh pun kini mengikuti istrinya di belakang.
"Ini uang sakumu, nanti siang aku jemput ya!" Daneesh pun mengeluarkan uang lembaran dari dompetnya dan memasukkan ke dalam tas Annabelle, seperti memberi uang saku anak TK saja nih Babang Daneesh!
Daneesh mengusap lembut rambut coklat Annabelle.
"Sekolah yang betul ya, nanti kalau menurut aku ajak liburan ke Korea. Biar bisa bertemu dengan idolamu, biar bisa lihat salju juga," rayu Daneesh, tapi Annabelle belum bereaksi membuat pria itu merasa kecewa.
"Ya sudah, jangan bertengkar di sana ya. Aku cium ya," izin Daneesh.
Cup!
Annabelle melotot horor saat Daneesh mencium di bibirnya, bukan mencium keningnya seperti prianitu lakukan biasanya.
"Aku sayang dirimu, Anna. Jangan nakal di sekolah ya," Daneesh mengusap pipi gembul Annabelle.
"Mang, jangan mengebut ya. Rain ikuti dari belakang." Setelah mengatakan itu Daneesh menutup pintu mobil Annabelle. Bahkan pria itu masih sempat melambaikan tangannya dan tersenyum pada sang istri.
Namun, lagi-lagi Daneesh harus kecewa berat saat Annabelle tidak menolehnya, apalagi membalas lambaian dirinya.
Huh!
USD (Uji Sabar Daneesh)
[ To be continued ]