Satrya Devano Atmaja adalah seorang CEO muda,memiliki rahang tegas serta pahatan wajah yang nyaris sempurna. Sifat dingin ,tegas dan sedikit kasar mungkin itu yang membuat para kaum hawa mundur teratur,kalah sebelum berperang mungkin itu adalah kata kata yang cocok untuk para kaum hawa.
Namun dibalik sifat seseorang pasti memiliki alasan bukan?, apakah alasan orang itu kita tidak ada yang tau,hanya mereka dan Tuhan yang tau,mungkin Devano juga salah satu nya? tapi apakah alasan nya kita pun tidak ada yang tau.
Stefani Putri seorang gadis cantik,hidup sederhana bersama ibu dan adik nya membuat dia menjadi pekerja keras,setalah sang ayah meninggal membuat nya menjadi tulang punggung membantu ibu nya. sifat nya yang periang membuat seolah olah tidak memiliki beban hidup,mudah berbaur,cerewet adalah sifat nya yang sudah mendarah daging.
Satu insiden membuat nya harus bertemu dengan seorang pria yang sangat menyebalkan menurut nya,siapa kah pria itu? kalau penasaran silahkan mampir
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dinzy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
"Lo kenapa dah,dari tadi gue perhatiin Lo kayak mikirin sesuatu?" Fira bertanya kepada sahabat nya itu karena dia melihat Fani yang hanya melamun seperti memikirkan sesuatu,memang iya sih.
"Gak papa"jawab Fani singkat tanpa mengalihkan perhatiannya ke arah sahabat nya itu.
"Dasar cewek lo tau gak"
"Memang gue cewek emang lo, bencong" ejek Fani untuk membuat sahabat nya itu kesal dan diam.
"Udah deh,gak usah buat gue esmosi sekarang cerita!" tekan Fira karena dia tau sabahat nya itu sedang ada masalah.
"kenapa gak esbatu aja sekalian?" tanya Fani tidak jelas.
"Gak jelas lo, sekarang cerita Fani kalau gak ngambek nih gue serius" siapa tau jurus andalan Fira bisa berhasil ,tidak ada salah nya mencoba kan.
"Ck" hanya decakan yang keluar dari mulut sahabat nya itu,yang membuat Fira memutar bola mata malas nya.
"Udah deh kalau lo gak mau cerita,btw hubungan lo sama pak bos itu konsep nya kayak gimana sih?" Fani hanya diam itu yang membuat dia sedari melamun ada rasa di dalam hati nya yang entah lah ,dia tidak bisa menjabarkan nya,dan sekarang sahabat nya ini membicarakan hal itu.
Fira memang sengaja menanyakan hal itu karena dia bisa tebak hal apa yang membuat sahabat nya itu galau merana,seperti monyet yang tidak dikasih jatah berbulan-bulan,jatah makan maksud nya.
Dan yap,sahabat nya itu tidak menjawab hanya diam yang membuat spekulasi nya semakin yakin.
"Karena kalau dilihat-lihat ya,kalian tinggal serumah,udah gitu panggilan nya aku kamu, kemanapun selalu berdua, kadang juga kalian romantis tau ,entah kalian sadar atau gak bahkan ya tatapan pak bos juga sama lo tuh beda sama yang lain jangankan sama gue sama Damian aja tatapan nya beda padahal orang itu udah lama bersahabat." ujar Fira mengingat kedekatan sahabatnya dengan pak bos,bahkan ekspresi gadis itu berubah -ubah saat mengingat kedua nya,kadang dia gigit jari , mengigit rambutnya yang dia sengaja masukkan kedalam mulutnya,dan tidak lupa senyum -senyum malu saat mengingat keromantisan kedua nya.
Fani kembali terdiam memang iya yang dibilang sahabat itu benar adanya,kadang dia juga merasa apa yang dia lakukan ini wajar,benar atau sebaliknya?,karena dia tidak pernah seperti ini sebelumnya bahkan sedekat itu dengan laki-laki pun tidak,hanya sekedar saja.
"Lo kok cuman diam aja,udah deh gak usah dipikirin pertanyaan gue tadi"Fira berkata sambil mengelus bahu sahabatnya itu yang hanya terdiam mungkin belum siap cerita pikir nya.
"Itu yang bikin gue bingung fir,sikap Dave akhir-akhir ini tuh memang beda,dan lo tau kan gue gak pernah kayak begini sama cowok jadi gue gak tau mesti kayak gimana sekarang" akhir nya Fani memilih untuk bercerita kepada sahabat nya itu karena memang dia butuh tempat untuk bercerita.
"Oh jadi ceritanya lo butuh kepastian nih" goda Fira ,tidak bisa kah sifira ini serius,tadi dia yang memaksa untuk bercerita tapi sekarang?.
huft .."Gak tau gue,gue juga bingung sama perasaan gue sendiri tau gak,maka nya gue cuma diam aja" jujur Fani.
"Menurut lo sendiri pak bos gimana?,kan lo sama dia seringan bareng ,sikap dia ke lo itu gimana?"tanya Fira sambil menyeruput kopi yang di depan nya.
"Baik sih ,lembut juga gak kayak awal ketemu walau sifat menyebalkan nya tetap ada,kayak nya udah mendarah daging sih".ucap Fani mengingat sifat Devano akhir -akhir ini.
"Ck udah lah gak usah bahas dia,entar lo ikut ke rumah gue ya,udah kangen gue sama mama sama Axel juga" Fani tidak ingin membahas hal tentang Devano lebih lama lagi,karena dia juga tidak bisa memastikan apakah dia menyukai laki-laki itu atau hanya sebatas kagum saja.
" Serius lo kan soal nya gue juga udah kangen mama Winda sama bebeb ayang Axel unyu-unyu gue" ucap Fira dengan lebay nya.
***
Seperti ucapan mereka tadi saat di kantor sebelum pulang kerja,saat ini kedua gadis itu menuju ke rumah Fani.
Tapi sebelum nya dia udah pamit lewat chat kepada manusia arogan itu,gelar manusia arogan tidak akan pernah hilang dari Devano karena itu sudah karakter laki-laki itu menurut Fani .
Tanpa menunggu balasan dari Devano Fani mengajak sahabat nya itu untuk segera meluncur kerumah nya.
"MAMA YUHU... ANAK GADIS MAMA YANG CANTIK JELITA ,CETAR MEMBAHANA INI PULANG MA-"tiba tiba teriakan nya terhenti saat dia mendapat tatapan membunuh dari sang mama tercinta.
Tadi saat mama winda di belakang rumah untuk mencabuti rumput rumput yang tumbuh di sekitar tanaman nya dia mendengar suara melengking di dalam rumahnya yang bisa dia yakini itu suara putri nya,seperti nya putrinya itu tidak akan bisa lagi mengubah kebiasaan nya yang teriak -teriak saat masuk rumah.
Tidak kuat mendengar suara melengking putri nya yang mirip tikus kecepit,jadi dia memutuskan masuk ke dalam rumah nya setelah melepaskan sarung tangan nya.
Dia menatap putri nya itu dengan tatapan tajam nya ,dan ternyata masih berhasil seperti sebelum -sebelumnya.
Fani terdiam mendapat tatapan maut itu dan segera berlari kearah mama nya dan memeluk nya dengan erat" mama Fani kangen tau"ucap nya semakin memeluk mama nya erat.
"Mama juga kangen,gimana kak kerjaannya ?" tanya mama Winda membalas pelukan putri nya itu sambil mengelus -elus rambutnya lembut untuk memberi ketenangan.
"Lancar ma,tapi Kakak gak bisa nginep disini gak papa kan?" tanya nya kepada sang mama.
"Gak papa" balas mama Winda singkat.
"Ehkhem" Fira sengaja berdehem agar mama dan anak itu sadar kalau dia masih ada di antara kedua nya.
"Fira juga disini ya,mama kira tadi cuma banyangan nya "mendengar ucapan nyeleneh mama Winda membuat Fira menghela nafas " mama benar kok ,ini hanya bayangan Fira" ucap nya yang membuat wanita paruh baya yang masih cantik itu tertawa.
"Emang Fira gak kangen sama mama"tanya mama Winda sambil merentangkan kedua tangan nya."kangen lah masa enggak" jawab masuk ke dalam pelukan hangat mama Winda .
Satu hal yang perlu kalian tau bagi Fira mama Winda sudah seperti ibu kandung bagi nya,karena perlakuan mama Winda kepada nya sama seperti perlakuan mama Winda kepada Fani putri nya,pelukan seorang ibu yang sudah lama tidak pernah Fira rasakan setelah kepergian mami nya bisa dia rasakan lagu dengan pelukan hangat dan tulus dari mama Winda.
Dan Fira juga tidak segan - segan lagi bermanja-manja kepada mama Winda,bahkan berkeluh kesah saat ada masalah atau beban pikiran nya pun dia tidak merasa sungkan lagi karena mereka memang sedekat itu.
Setelah puas pelukan ala ciwi-ciwi mama Winda melepas pelukan nya
"udah gih bersih -bersih dulu trus makan,kebetulan mama masak banyak , kesukaan kalian juga tuh kayak nya feeling deh tadi sebelum mama masak"ucap nya menyuruh kedua anak gadis nya itu untuk membersihkan badan mereka.
Yah,dia sudah menganggap Fira putri nya dan tak jarang baju kedua nya banyakan yang couple karena mama Winda yang membelikan untuk kedua nya,dan baju Fira juga banyak di rumah ini karena Fira memang sesering itu menginap disini biasa nya dia akan menginap di kosan nya jika dia sudah rindu dengan kasur ala kadar nya di kosan nya itu.
***
Kedua nya telah selesai membersihkan diri dan melangkah ke ruang makan dekat dapur."Wah mama Winda tuh emang ter the best tau gak" kata Fira melihat makanan yang tersaji di depan nya,memang makanan kesukaan kedua nya.
"Jelas lah mama Winda" kedua nya saling pandang dan mencari asal suara nya ,dan tiba tiba saja pemilik suara itu sudah ada di depan nya entah dari mana datang nya pikir kedua nya ,siapa lagi kalau bukan si bontot Axel unyu-unyu nama kesayangan dari kedua gadis itu.
"Kapan kira-kira kedua kakak cantik ku ini pulang?,kenapa tidak memberitahukan ku,agar aku bisa menyambut kalian dengan red carpet " ucap Axel lebay sambil menyendokkan makanan ke piring nya.
Kedua nya diam tidak ingin menjawab dan meladeni laki -laki didepan mereka ini, Axel hanya bodoh amat dengan keterdiaman kedua nya biasalah mode bisu pikir nya.
setelah selesai makan mereka keruang keluarga ,duduk santai dan bercengkrama membahas hal hal random dan melepas rindu satu sama lain.
Mama Winda yang melihat suasana saat ini merasa bahagia dan bersyukur ,walaupun diantara mereka sosok kepala rumah tangga sudah tidak ada lagi,namun dia tetap bersyukur masih di beri kesehatan dan kesempatan untuk bersama dengan anak-anaknya,tidak bisa dia bayangkan anak-anak nya hidup tanpa orang tua satupun di antara mereka.
Tidak terasa waktu yang mereka habiskan cukup lama hingga matahari sudah mulai kembali ketempat peristirahatan nya ,waktu menunjukkan pukul 18.30 dan kedua gadis itu berpamitan untuk pulang.
"Lo mau gue anterin gak?" tanya Fira saat sudah di halaman rumah Fani.
"Gak usah deh ka,biar gue aja yang anterin Ka Fani sekalian biar tau alamat nya juga" kata Axel yang diangguki Fira.
Fani hanya diam dan mengangguk, mengiyakan ucapan Axel.
"kalian hati -hati bawa motor nya ,jangan ngebut dan menerobos lampu merah, paham " nasehat mama Winda .
"Siap kanjeng ratu " balas ketiga nya serentak,yang membuat mama Winda tersenyum lembut mendengar jawaban ketiga nya.
Akhirnya ketiga nya pun meninggalkan pekarangan rumah ,cukup menempuh waktu yang cukup lama karena macet Fani sampai didepan rumah Devano,dia turun dari motor Axel .
Axel membantu kakak nya itu membuka helmnya karena sudah kebiasaan Fani tidak mau repot membuka helmnya nya jika bersama Axel adik nya ,kata nya susah membuka nya dan kalau ada Axel kenapa harus dia yang membuka,?
Dan Axel tidak keberatan akan hal itu,dia senang kakak nya menunjukkan sifat manja nya kepada nya,karena dia juga tau Kaka nya itu gadis lemah yang berpura pura kuat untuk nya dan mama mereka.
"Udah gih pulang, hati hati di jalan,jangan ngebut" kata Fani menyuruh Axel pulang dan hati-hati membawa motor nya.
"Inget langsung pulang,mama sendirian rumah"ucap nya lagi meningkatkan Axel.
"Siap kakak ku yang cantik" jawab Axel sambil mengacak rambut kakak nya yang membuat sang empu mendengus kesal.
Sebelum melajukan motornya Axel memeluk kakak nya "Good malam ka,kalau ada apa-apa kabarin Axel,oke" kata nya sambil melepaskan pelukan nya dari Kakak nya.
"Siap bang " dengan menghormat ke arah Axel Fani menjawab dan kedua nya tertawa bersama entah apa yang lucu.
Axel akhir nya melajukan motornya membawa nya menjauh dari pekarangan rumah Devano dan bergabung dengan kendaraan lain di jalan besar.
Melihat Axel yang sudah tidak terlihat lagi membuat Fani melangkah masuk ke dalam rumah.
Dan semua kegiatan mereka tadi tidak luput dari perhatian seseorang yang membuat tangannya terkepal kuat sampai memperlihatkan urat urat tangan nya,menahan emosi yang sudah di ubun nya.
**Halo pren semoga semua ,jangan lupa kasih vote komen yang mendukung dan kritikan serta saran ya prend.
kalau ada typo aku minta maaf dan kalau ceritanya agak gaje dan juga agak gak nyambung aku minta maaf soal nya ini pengalaman pertama aku buat nulis jadi masih banyak kekurangan nya apalagi dalam menggunakan tanda baca,mohon pengertiannya ya ,see you the next chapter,sok Inggris kali aku haha.
semoga kalian suka ya,thanks all lop yu 🤗