Menjadi Kaya

lima belas menit kemudian mereka sampai di Axel corporation, mereka telat 5 menit.

di Axel Corporation waktu masuk bekerja adalah jam 07.00 Wita sampai dengan 16.30 Wita.

Mereka sampai pada pukul 07.05 menit jadi mereka telat, semua karyawan sudah mulai bekerja.

Rinto buru - buru turun dari mobil " astaga.. astaga.. gawat, pak Dalton pasti akan menghukumku nanti !"

Saat Rinto hendak berlari masuk ke perusahaan , Brian mencekal lengannya " tenanglah... masuk bareng aku !"

" ayolah Brian aku sudah telat, pak Dalton pasti akan menghukumku ,kalau tidak di pecat sudah untung !" Rinto memasang wajah memelas.

Brian terkekeh dengan tingkah laku Rinto " tenag saja, siapa yang akan memecat kamu ?, lagi pula kamu berangkat dengan atasan kamu !" Brian melirik Anisa agar Rinto tidak curiga.

Anisa yang di lirik Brian cuma menggeleng ,dan membatin ' dia ini senang banget membuat orang syok !"

Rinto yang melihat Anisa jadi bingung ,dia bertanya pada Brian " atasan ?, maksud kamu Bri?"

" ya .. dia atasan kamu !" Brian menunjuk Anisa.

" eh.. eh.. ehhhhhh, salam Bu.. maaf tidak mengenali anda !" Rinto mendadak gugup dan memberi hormat pada Anisa.

Rian tertawa terpingkal - pingkal sampai perutnya sakit, Rinto memandang Brian dengan tatapan aneh, dia berpikir dalam hati ' apa kamu bodoh Brian?. jika dia atasanku berarti dia tasanmu !"

Rinto tidak tahu jika Brian adalah bosanya jadi wajar saja jika dia berpikir seperti itu, pasalnya Brian enggan memberi tahu secara langsung, yang ada nanti dia di bilang sedang bermimpi, jadi dia memutuskan untuk tidak memberitahu Rinto, agar dia tahu sendiri dengan kebenarannya.

mereka memasuki gedung , baru beberapa langkah masuk terdengar suara mencemooh " wah..wah..wah berani sekali kalian datang terlambat !"

Brian dan yang lain memandang ke arah suara, dia mengerutkan keningnya " siapa kamu?, berani membentakku !"

Rinto membisikan sesuatu pada Brian " dia Pak Dangton, jangan di lawan mending mengalah saja !"

Sudut bibir Brian terangkat , dia kemudian melanjutkan " oh.. jadi kamu orang menggunakan jabatan untuk menindas yang lemah !"

Dangton terkekeh " hahaha .. apa urusannya denganmu bocah tengil, kalau kamu mau bekerja di sini aku tidak akan sudi menerima kamu ,lebih baik kamu pergi dari sini !"

Dangton melirik Anisa dia tersenyum " jadi .. kamu sudah menerima tawaranku Anisa ?, makanya kamu datang ke sini ?

Anisa yang dari tadi diam meraung " Dangton jaga mulutmu ..!, aku tidak sudi menyerahkan kesucianku untuk pria sepertimu !"

Anisa berani berbicara seperti itu karena dia tahu siapa Brian, dia juga tidak segan - segan mengungkap keburukan Dangton.

Brian mengepalkan tinjunya saat dia mendengar ucapan Anisa, Brian bertanya - tanya mengapa Anisa tidak menceritakan semuanya kemarin.

Dangton berjalan ke arah Anisa , dia akan menampar Anisa , Anisa memalingkan wajahnya tidak berani melawan, tetapi saat tangan Dangton di udara Brian dengan sigap mencekalnya .

"sudah cukp..!, jangan perlakukan wanita dengan kasar !!" Brian menghempaskan tangan Danton.

Brian kemudian melanjutkan " aku tidak menyangka ,jika di Axel Corporation masih ada manusia sepertimu !!"

Rinto memandang Brian dengan takjub, tingkah mendominasinya ,perkataaanya, apakah ini Brian yang Rinto kenal begitulah isi pikiran Rinto.

sementara Anisa perlahan membuka matanya, dia lagi dan lagi merasakan hangat di hatinya setelah sekian kali Brian membantunya.

Dangton meraung " dasar bangsat kau bocah Tengil !!!, berani memperlakukan aku seperti ini di Axel Corporation !"

Brian mencibir " sehebat apapun kamu di sini, kamu bukan siapa - siapa buat aku, samaph tetaplah sampah !" Brian menatap Dangton dengan tatapan penguasa.

saat Dangton melihatnya dia begidik ngeri, nalurinya berkata jika pria muda di hadapannya buka orang sembarangan.

tetapi egonya berkata lain " Security ..!!, usir mereka semua !!"

security berdatangan akan menusir Mereka bertiga, tetapi Brian tetap tenang, Brian sudah membuat janji dengan Denis bahwa dia akan datang Ke Axel Corporation.

sementara Rinto dan Anisa panik, apalagi Anisa yang pernah di seret security di situ, dia masih trauma dengan kejadian itu, Anisa menatap Brian, tetapi Brian tetap tenang, dia seperti tidak takut pada apa yang terjadi.

dan benar saja ,saat security melangkah menghampiri Brian ,terdengar suara menggelegar " Berhenti.. !, atau kalian semua saya pecat !!!"

para security diam mereka tertunduk lesu ,pasalnya mereka tahu suara siapa yang menginterupsi mereka.

Denis berjalan ke arah para security sambil berbicara " berani menyentuhnya..dan mengusirnya , apa kalian layak hah ?!!".

kemudian Denis menghampiri Brian ,dia langsung membungkuk hormat, Denis tidak memperdulikan martabatnya, karena pria di hadapannya adalah Bos besar Axel Corporation " Tuan Brian .. maaf atas kejadian yang tidak menyenangkan ini .."

Semua orang yang ada di situ tercengang kecuali Anisa, Dangton dan security paling syok dengan kejadian yang mereka lihat, Keringat dingin mulai membasahi punggung mereka.

jika bosnya membungkuk hormat pada pria muda itu, lalu bagaimana dengan mereka yang berbeda ingin mengusirnya?, bukankah itu kesalahan yang fatal.

Rinto menatap Brian dengan perasaan aneh, Bosnya membungkuk pada sahabatnya ,Dia bingung sebenarnya siapa Beian di sampingnya, mengapa Bosnya melakukan hal itu, Rinto bertanya - tanya sendiri.

Dangton buka suara " Tu..Tuan Denis siapa pria itu ?!" Dangton mulai merendahkan suaranya.

Denis melirik Dangton " karena ini hari terakhir kamu bekerja .., saya akan memberitahumu agar kamu tidak penasaran nantinya !"

dia diam sebentar kemudian melanjutkan " perkenalkan Axel Brian pemilik Axel Corporation, bisa di bilang juga Bos besar kita !"

deegggg!!!

jantung Dangton seakan bisa copot kapan saja , kekuatan Dangton tiba - tiba hilang, dia ambruk ke lantai dengan tatapan ngeri melihat Brian.

Dangton tidak bisa berkata - kata lagi, kejadian yang terjadi membolak - balikan keadaan dengan begitu cepat, Dangton hanya manajer ke amanan di Axel Corporation, tetapi tingkahnya yang seperti di taktor membuat karyawan takut padanya.

pasalnya dia selalu menggunakan kekuasaannya untuk mengancam para bawahannya, dia sudah sering melakukan diskriminasi ,tetapi tidak ada yang berani melaporkan dia, karena Dangton merupakan karyawan rekomendasi Denis langsung, jadi mereka pikir jika melaporkan tindakan Dangton Denis juga tidak akan menggubrisnya.

Sementara Rinto mulutnya menganga karena terkejut berturut - turut, Rinto benar - benar bingung ,sejak kapan Brian bisa berkuasa seperti itu.

" Denis usir orang bodoh itu sekarang !!, saya tidak mau melihat batang hidungnya di perusahaanku lagi !!!" Brian menunjuk Dangton, dia tidak mau berbasa - basi lagi.

Denis menatap para security, dia meraung " kalian kenapa masih Diam !!, apa kalian tidak dengar bos besar bilang apa !!"

" ba..baik Tuan !!" para security terbangun dari linglungnya dan langsung menyeret Dangton keluar.

Sambil di seret Dangton berteriak memelas " Tuan Axel maafkan aku, aku tidak akan melakukan hal itu lagi !"

Tetapi Brian tidak menggubrisnya, hingga Suara Dangton tidak terdengar lagi dari dalam perusahaan.